Sabtu, 25 Agustus 2018

Unswagati Sambut Hangat perjuangan Long March Komando V

Cirebon, Unswagati, Setaranews.com - Pelepasan 10 mahasiswa yang tergabung dalam Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (KOMANDO) pada 24 Agustus 2018 di halaman parkir kampus utama Unswagati Cirebon yang dihadiri oleh perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas ( BEM-U ) Dan Ketua Umum Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi (DPM-FE) Ginanjar Nitimiharjo pada pukul 14:45 WIB.

10 mahasiswa tersebut melakukan long March dari Jakarta menuju Yogyakarta sebagai bentuk serius dalam menyebar-luaskan gagasannya untuk menjadikan pancasila sebagai hirarki tertinggi di indonesia.

Komando V yang tiba pada tanggal 23 Agustus 2018 itu Disambut hangat oleh Mahasiswa Unswagati karena Kota Cirebon pernah menjadi tuan rumah pada konsolidasi Komando II. Komunikasi yg dibangun sejak Komando II hingga Komando V ini menjadikan Unwagati berhubungan sangat dekat.

Ginanjar menyebutkan bahwa Unswagati mendukung gagasan mereka yaitu pancasila sebagai hirarki tertinggi di Indonesia
" Kami mendukung perjuangan mereka yg dibawakan dalam Long march dari Jakarta menuju Yogyakarta karena memang itu termasuk  salah satu peran fungsi mahasiswa sebagaimana harusnya. Adapun tuntutan soal Pancasila, ya memang menjadi pedoman negara dalam mewujudkan cita-citanya harus diimplementasikan sebagai nilai-nilai dalam menjalankan kehidupan bernegara." Katanya saat diwawancara via pesan singkat WhatsApp Messenger.

Ginanjar menjadi salah satu mahasiswa yang menerima kedatangan rekan-rekan komando V sebagai bentuk dukungannya pada misi yang dibawakan komando V.

Aksi long March 10 pemuda Demi pancasila

Cirebon, Unswagati, Setaranews.com - Unswagati kedatangan 10 pemuda yang nekad melakukan long march dari Kota Jakarta menuju Yogyakarta, pemuda yang tergabung dalam Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (KOMANDO) itu tiba di Unswagati pada 23 Agustus 2018 pukul 20:00 Wib.

Bukan tanpa alasan kesepuluh pemuda tersebut ternyata memiliki misi luar biasa demi rakyat Indonesia, Surya Hakim Lubis, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang merupakan salah satu presidium Komando Wilayah Jakarta selatan mengatakan pancasila sebagai hirarki tertinggi di indonesia sebagai bentuk solusi bagi setiap masalah yang ada di negara Indonesia saat ini.

"Pelaksanaan long March ini adalah salah satu rantai yang tidak terputus dimana pada tanggal 7-9 Juli 2018 Komando melaksanakan pertemuan nasional dimana disana kami membahas dan menginventarisir permasalahan yang ada di Indonesia dan ditemui bahwa pancasila itu harus jadi aturan main di Indonesia sebagai solusi bagi setiap masalah" katanya, saat ditanya setaranews.com, Jumat 24 Agustus 2018.

Komando V yang mengikuti long march yaitu terdiri dari perwakilan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas pamulang (Unpam) Jakarta, Universitas suryakancana (Unsur) Cianjur, STKIP KN kusuma Negara, dan perwakilan petani yang juga mengikuti konsolidasi nasional tercatat ada 43 Kampus dari 14 provinsi yang mengikuti konsolidasi nasional kemarin.

Sepuluh pemuda ini  melakukan long march mulai dari tanggal 30 juli 2018 terhitung sudah 25 Hari berjalan kaki hingga tanggal 24 Agustus 2018.

Mendatangi 43 kampus di Indonesia mengunjungi Organisasi kampus untuk menyampaikan gagasannya yaitu pancasila sebagai hirarki tertinggi negara Indonesia, agar moral dan penyampaian ini masuk dalam nurani mahasiswa Indonesia. Selain organisasi mahasiswa mereka juga mengunjungi instansi daerah di Kota Cirebon yaitu Polres Kota cirebon, Kodim, Walikota, dan DPRD.

Ketika ditanya soal tujuan tidak lain mereka memiliki tujuan utama yaitu pancasila harus menjadi hirarki tertinggi negara Indonesia. Selain itu pemuda yang akrab dipanggil hogay ini menyebutkan kekuatannya hanyalah doa dari segala elemen bangsa. "Hari ini bukan soal nominal tapi hari ini yang menjadi kekuatan Kita semua adalah doa dari orangtua, rekan-rekan, rakyat dan seluruh mahasiswa Indonesia yang menjadi bagian dalam setiap perjuangan kami hari ini" tuturnya

Hambatan fisik menjadi salah satu hambatan yang sempat dialami salah satu dari pasukan komando V, terakhir hogay menyampaikan harapannya yaitu pancasila harus jadi hirarki tertinggi dan harus jadi aturan main di Negara ini.

Kamis, 09 Agustus 2018

FKPT Jabar dan BNPT adakan Literasi Digital

Regional, Cirebon, Setaranews.com - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Barat dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) adakan Literasi Digital sebagai upaya melawan radikalisme dan terorisme, di The Luxton Hotel & Convention, Kota Cirebon, Kamis (9/8/2018).

Acara yang dimulai pada pukul 09:20 WIB itu bertemakan "Saring Sebelum Sharing". Yaya Sunarnya selaku Ketua FKPT Jabar mengatakan hal ini karena perkembangan teknologi informasi tak bisa dibendung lagi tak hanya memasuki ranah publik, tapi juga ranah pribadi.

"Masyarakat sudah sulit membedakan mana berita yang benar, mana berita yang palsu, semua informasi berseliweran dari komputer ke komputer, dari gadget ke gadget dan dimanfaatkan oleh kelompok radikal dan teroris untuk menyusupkan paham-paham yang menyimpang" jelasnya.

Karena itulah, Yaya menekankan diperlukan adanya kearifan dan kebijaksanaan untuk memilih informasi yang diperlukan. Kemampuan memilah inilah bisa dilakukan melalui kegiatan literasi digital.

Kegiatan ini merupakan kegiatan dari seminar literasi media di Bandung beberapa waktu silam,dan kali ini dilaksanakan di Cirebon yang dihadiri kurang lebih 80 orang dari kalangan mahasiswa, media dan penggiat literasi di Cirebon.

Belum Ada Titik terang, GeMSos adakan aksi soal DAK 96 M

Regional, Cirebon, Setaranews.com - Gerakan Mahasiswa Sosialis (GeMSos) Cirebon lakukan Aksi Demonstrasi di lampu merah gunung sari untuk mempertanyakan kembali hasil akhir dari Mega Proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai 96 Miliar pada Kamis, 9 Agustus 2018.

Massa aksi yang selalu mengawal kasus DAK 96 M itu kali ini mempertanyakan sejauh mana penyelidikan yang dilakukan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Cirebon dalam mengusut dugaan kasus korupsi DAK 96 M karena dinilai penggarapan DAK 96 M terindikasi adanya tindakan korupsi.

Dugaan korupsi Mega Proyek DAK 96 M tersebut tercium dari mulai awal proses pelelangan yang memakan waktu,pekerjaan Infrastruktur yang tidak sesai dengan spesifikasi, PPHP ( Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan) yang ramai-ramai mengundurkan diri, terjadi perampokan di Kantor DPUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) sampai adanya gugatan kontraktor kepada Pemerintah Kota Cirebon.

Massa aksi lakukan Long March dari Kampus Utama Unswagati dan berakhir di Lampu Merah Gunung sari dan melakukan orasi, dengan menyebutkan GeMSos akan selalu siap mengawal kasus DAK 96 M hingga tuntas.
" Kami akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas, kejari jangan lama tidur " tegas Ginanjar Juru Bicara (Jubir) GeMSos Cirebon.

Selama Aksi Demonstrasi berlangsung Lalu Lintas di sekitarnya terpantau ramai lancar, akhirnya Massa Aksi membubarkan diri pada pukul 11.04 WIB.