Jumat, 31 Oktober 2014
Tolak Tindakan Represif, Puluhan mahasiswa Berdemo di kantor Polisi
Aksi ini disulut oleh tindakan represif yang di lakukan oleh aparat, ketika mahasiswa yang tergabung dalam AGMC melakukan aksi pada hari kamis (30/10) di depan Balai Kota, terkait kasus indikasi penyalahgunaan wewenang dan gratifikasi oleh pemkot karena melakukan pengadaan Mobil Dinas (Mobdin) untuk Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida).
Tumpas selaku korban dan masa aksi mengatakan " Kami menuntut agar Kapolres dan Wakapolres bertindak tegas untuk menindaklajuti kasus tindakan represif ini ,agar tidak terulang kembali dan kami juga minta rincian terkait pemberian mobil dinas yang diberikan kepada kapolres oleh Pemkot, apakah itu hadiah atau graifikasi? " Tuturnya.
Aksi sempat memanas saat salah satu pos polisi di Jl.Siliwangi dirusak, namun untuk menghindari keributan para mahasiswa memilih membubarkan diri setelah melakukan orasinya di depan kantor Malporesta Kota Cirebon.
GemSos Sayangkan Statemen Loyalis Ano - Azis
Para mahasiswa menganggap pengadaan mobil dinas karena ada penyalahgunaan anggaran pengadaan bus pemkot yang dialihkan untuk mobdin muspida.
Setelah aksi kemarin Loyalis Ano azis, Umar Stanis Clau mengeluarkan statement yang dimuat di koran Radar Cirebon Jum’at 31 Oktober 2014 (hal- 1, 15). Beliau mempertanyakan kepada para mahasiswa yang turun aksi kemarin dimana unsur korupsi dalam pengadaan mobil dinas, dan ia menilai hal ini tidak menyalahi aturan.
Menanggapai Statement tersebut, Erlangga selaku Jubir Gerakan Mahasiswa Cirebon (GemSos) menyayangkan sikap dari loyalis Ano Azis tersebut dan tetap menilai tindakan pengadaan mobil dinas muspida itu sudah menyalahi aturan, Kebijakan Umum Anggaran (KUA) menjadi dasar dalam pembentukan APBD , bila dilihat di KUA, disitu tertera bahwa hanya ada rencana penganggaran untuk pembelian mobil bus pemkot dengan nominal satu milyar, tidak ada penganggaran untuk pembelian mobdin muspida begitupun di dalam APBD perubahan.
“Penganggaran dan pembelanjaan dalam APBD harus sesuai peraturan, hal ini berkaitan dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 Pasal 34 ayat 1 tentang Keuangan Negara. Dijelaskan pelaksanaan APBD baik murni maupun perubahan, tidak bisa dialokasikan sesuai keinginan eksekutif. Bila pembelian mobdin tersebut tidak terdapat dalam APBD perubahan kota Cirebon, dan terjadi pengalihan pos mata anggaran dalam APBD perubahan kota Cirebon, menurut kami itu sudah menyalahi aturan ,karena bagaimanapun juga bila tidak terdapat pos mata anggaran dalam APBD ya tidak usah di belanjakan, apalagi untuk pembelian mobil dinas yang diberikan kepada jajaran instansi vertikal ,yang sudah dianggarakan dalam APBN” Ujar Erlangga saat pers release.
“Selain itu juga kami menyayangkan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat, mengingat ada beberapa kawan kawan kami yang terluka memar terkena bogem mentah”. Tambahnya.
Ulang Tahun Pertama Blogger Mangga: "Indramayu Ayo Ngeblog"
Acara yang turut dihadiri para anggota Komunitas Blogger asal Cirebon (Rebon), dan Komunitas Sanggar Hanacaraka Indramayu penggiat budayawan yang berkonsentrasi dalam penelusuran naskah-naskah Jawa kuno ini menghadirkan master pembuat template dari AsistenTokodotcom Sofiyudin S. Kom yang berprofesi sebagai penyedia jasa pembuat template website.
Momen pertemuan antar Blogger Cirebon bersama Blogger Indramayu ini digunakan dengan baik oleh Didno guru SMPN 1 Gabus Wetan yang juga sebagai aktivis Blogger dengan turut menghadirkan para master, dengan saling berbagi cerita tentang pengalamannya dalam dunia blogger.
Beberapa dari mereka seperti Prasetio seorang pelajar yang sudah menghasilkan $100 dari blognya, Aditia Novit yang menjalankan bisnis ternak blog atau sering membuat blog kemudian dijual, Agustian yang dari awalnya nge-blogger hingga kemudian bisa menjadi penulis buku, dan Dedi Suparman yang penghasilannya sampai puluhan juta dari Google Adsense dan toko online miliknya.
Dalam kesempatannya tersebut Dido berharap agar generasi muda dapat menggunakan internet secara sehat dan kreatif. "Saya berharap mereka bisa menggunakan internet secara sehat. Sebagai generasi muda bisa berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk diri, keluarga dan negara." katanya.
Lebih lanjut ia menerangkan untuk saat ini terus mengajak para generasi muda untuk terus maju dan mendorong prestasi mereka, terutama di dunia blog.
"Memotivasi mereka biasa kita berikan contoh blogger-blogger yang sudah sukses." tutupnya.
Kamis, 30 Oktober 2014
Aliansi Mahasiswa Cirebon Minta Kejelasan Mengenai Mobil Dinas
“ Sebelumnya kami pernah melaporkan masalah mobil dinas ini kepada pihak Kepolisian dan Kejaksaan, namun tidak ada tanggapan dari pihak tersebut,” Ujar Erlangga selaku salah satu mahasiswa yang mengikuti aksi.
Aksi tersebut diikuti berbagai organisasi seperti Gemsos, FPPI, FMD dan lainnya. Mahasiswa yang mengikuti aksi Sebelumnya berkumpul di Kampus Utama Unswagati, kemudian mereka berjalan bersama menuju Balai Kota Cirebon.
Adapun tuntutan dari Aksi tersebut yaitu wali kota harus memberikan keterangan secara rinci mengenai pengadaan mobil dinas kepada unsur muspida dan menunjukkan bukti serta payung hukum atas pengadaan mobil dinas kepada unsur muspida.
Usai bentrokan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian, akhirnya Pihak pemerintah kota meminta lima mahasiswa masuk kedalam Balai kota untuk melakukan audiensi, namun mahasiswa menolak dan meminta semua mahasiswa masuk kedalam Balai Kota tanpa adanya perwakilan.
Akhirnya Walikota Cirebon yang saat itu diwakili oleh wakilnya keluar dan menemui mahasiswa untuk melakukan audiensi dipinggir jalan Raya depan Balai Kota Cirebon.
Saat Alex 'X Factors' Bicara Soal Pemuda
Ketika ditanya soal pemuda saat ini, lelaki asal Medan Sumatera Utara itu berujar soal perbedaan pemuda dulu dan sekarang. Ia menilai pemuda sekarang lebih bergantung pada teknologi
“Dinamika pemuda masa dulu dan sekarang tentu berbeda, barangkali dulu belum begitu banyak menggunakan teknologi, beda dengan pemuda sekarang yang mengikuti perkembangan teknologi. Tapi, ya suka tidak suka itu adalah perkembangan zaman” kata Alex.
Selain itu Alex juga juga berharap pemuda saat ini bisa tetap kritis namun kreatif dan tetap dapat berkarya.
“Ya aku suka dengan acara seperti ini. artinya ya pemuda itu harus kritis. Dan pemuda aku rasa harus kratif dan berkarya” urainya.
Kunjungan ke Cirebon ini pertama kali dilakukan oleh Alex Rudiant. Ia terkesan dengan banyaknya pilihan makanan khas Cirebon
“Ini pertama kali aku kesini, kesannya ya Cirebon itu seru. Aku juga coba nasi jamblang, dan pengen rasain kuliner cirebon yang katanya masih banyak lagi ya” kata Alex.
Rabu, 29 Oktober 2014
LBKH, Wadah Mahasiswa Konsultasi Masalah Hukum
LBKH menyediakan pakar-pakar hukum yang telah siap memberikan jasa-jasa pelayanan hukum dan bantuan hukum bagi yang memerlukan. Lembaga bantuan dan Konsultasi Hukum bertujuan untuk menyelenggarakan pemberian bantuan hukum dan atau pembelaan umum yang meliputi segala pekerjaan atau jasa advokat terhadap kliennya di dalam maupun di luar pengadilan, mengadakan ceramah, diskusi, penyuluhan, mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintahan, menyediakan diri selaku wadah yang berguna untuk latihan praktek hukum bagi para mahasiswa Fakultas Hukum.
LBKH diperuntukan bagi mahasiswa dan masyarakat luas, mahasiswa yang berkonsultasi sebagian besar dari Fakultas Hukum tetapi ada juga yang dari fakultas lainnya. Untuk mahasiswa yang ingin konsultasi tidak dikenakan biaya, tetapi untuk masyarakat luas yang ingin konsultasi dikenakan biaya konsultasi Rp. 350.000. Masyarakat luas yang ingin lanjut penanganan perkara dikenakan biaya penambahan untuk pendaftaran perkara sebesar Rp. 350.000. Untuk masyarakat luas yang tidak mampu cukup melampirkan Surat Keterangan Tidak Mampu untuk bisa konsultasi tetapi untuk penanganan perkara dan biaya pengadilan di tanggung sendiri.
Adapun prosedur Untuk mahasiswa atau masyarakat luas yang ingin konsultasi di LBKH yaitu membuat janji terlebih dahulu kepada pengurus LBKH bisa melalui telpon seluler atau mendatangi kantor LBKH, pada prinsipnya Jam kerja kantor LBKH mengikuti jam kerja kuliah.
Lembaga Bantuan dan Konsultasi Hukum hanya memberikan jasa lawyer fee artinya biaya dibebaskan atau digratiskan. Karenanya belum banyak yang mengetahui mengenai Lembaga Bantuan dan Konsultasi Hukum diharapkan mahasiswa untuk mengetahuinya.
“Harapan saya terutama untuk Fakultas Hukum mengetahui, mengerti, memahami, tentang keberadaan dan manfaat dari LBKH ini, baik untuk sarana pembelajaran, praktek maupun untuk disosialisasikan kepada masyarakat luas” ujar Harmono selaku divisi litigasi penanganan perkara LBKH.
BEM Unswagati Peringati Hari Sumpah Pemuda
Acara ini bertemakan “Dengan sumpah pemuda kita mewujudkan mahasiswa yang beretika, berkarya dan berkreatifitas” dengan melibatkan kepanitiaan bersama yang terdiri dari pihak BEM-U. mereka merekrut mahasiswa dari berbagai fakultas di Unswagati yang berkredibel, BEM-U bekerja sama juga dengan campus society karena mereka ingin mengadakan event bersama-sama agar acara yang berlangsung megah dan sukses “Disini kita juga bekerja sama dengan pihak shelter953.FM dan dari pihak shelter sendiri menyediakan program shelter dan post indonesia , menyediakan program kirim artis, jadi ini dimanfaatkan juga untuk membuat acara lebih menarik” ujar Iqbal selaku ketua pelaksana kegiatan.
Acara inipun dimeriahkan pula oleh bintang tamu Alex X-factor serta turut mengundang perwakilan empat universitas di Cirebon yaitu IAIN, STIKOM, CIC, UMC. Acara yang di mulai dari pukul 15.oo WIB ini mendapat antusisme dari mahasiswa khususnya mahasiswa baru “Acara di mulai dari pukul 15.00 wib sambutan ketua pelaksana , presma , rektor unswagati, puisi, alex, break magrib sampai isya,dilanjutkan lagi band-band dari tiap fakultas, bekerja sama pula dengan UKM Seni menampilkan teatrikal, setelah itu acara 1000 lilin, ada mimbar bebas memberi kesempatan kepada mahasiswa yang ingin berorasi dengan tema sumpah pemuda itu sendiri “ tambah iqbal ketika di temui setaranews di sela-sela waktu istirahat.
Iqbal mengharapkan acara dapat berjalan sukses dan bukan hanya menjadi seremonial “Semoga acara ini berjalan dengan sukses dengan meriah tanpa masalah berarti, dan mengangkat kembali nilai-nilai kepemudaan yang dahulu sudah ada lalu kita juga menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan khususnya untuk mahasiswa selaku pemuda-pemudi Indonesia” tutupnya.
Selasa, 28 Oktober 2014
Ketika Pemuda Menulis Sejarah
Opini-“Pemuda kita umumnya hanya mempunyai kecakapan untuk menjadi serdadu, yaitu berbaris, menerima perintah menyerang, menyerbu dan berjibaku dan tidak pernah diajarkan memimpin” (Sutan Sjahrir 1909-1966)
Barangkali rangkaian kata dari seorang Sjahrir diatas ada benarnya. Mau bukti? Coba lihat mereka para pelajar yang sudah menjadwalkan satu hari dalam seminggu untuk tawuran. Entah apa yang dicari oleh mereka. Pengakuan lebih hebat, agar sekolahnya ditakuti atau sekedar mengikuti gaya dari para seniornya agar terlihat gaul? Yang jelas diantara jawaban diatas tak ada satupun yang bisa kita benarkan. Karena perang melawan penjajah sudah usai sejak 69 tahun lalu. Lantas mengapa mereka yang memiliki jiwa muda justru melampiaskan raga primanya untuk menciderai saudara sebangsa? Ini jelas kemunduran mental pemuda kita.
Coba kita buka sejarah hari ini di 86 tahun lalu. Saat mereka para pemuda pemudi dari nyaris seluruh pulau di nusantara berkumpul disebuah gedung dibilangan Kramat Raya Jakarta Pusat, mereka sama-sama berkomitmen menyatukan seluruh wilayah tanah air dan menyakralkanya dalam sebuah sumpah. Mereka para pemuda menegaskan cita-cita bahwa tanah air,bangsa dan bahasa Indonesia kelak lahir dan berdikari. Bahkan dalam momen sakral ini pula seorang wartawan muda berusia 25 tahun bernama Wage Rudolf Soepratman untuk pertama kalinya mendendangkan lagu Indonesia Raya dalam gesekan merdu biolanya yang akhirnya menjadi lagu kebangsaan Republik Indonesia.
Tidak hanya para pemuda dari kalangan pribumi saja. Mereka pemuda yang berasal dari keturunan arab pun melakukan ‘Sumpah Pemuda Keturunan Arab’ pada kongres Pemuda Arab Indonesia 4-5 Oktober 1934. Kongres berasal dari inisiatif seorang AR. Baswedan yang mempertanyakan kewarganegaraan orang Indonesia keturunan Arab. Dari situ tercetuslah kongres Pemuda Arab Indonesia sampai berujung pada Sumpah Pemuda Arab Indonesia. Isinyapun tak main-main. Mereka para keturunan arab yang kala itu dikastakan oleh Belanda lebih tinggi dari pribumi nyata-nyata bersumpah bahwa Indonesialah tanah airnya. Bahkan dalam butir ketiga sumpah pemuda arab indonesia disebutkan bahwa “Peranakan Arab memenuhi kewajibanya terhadap tanah air dan bangsa Indonesia’.
Belum sampai disitu, kemerdekaan Republik Indonesia pun berkat campur tangan para pemuda. Ingat ketika Soekarno tengah dirundung kegalauan akibat penentuan tanggal kemerdekaan? Ketika itu Soekarno bersama Hatta dan golongaan tua lainya bersikukuh melaksanakan proklamasi setelah dapat persetujuan dari Jepang. Sedangkan mereka para golongan Muda yang dimotori Sjahrir juga para pemuka kemerdekaan lain seperti Sayuti Melik dan Adam Malik jelas-jelas menentang opsi gologan tua. Penolakan bukan tanpa alasan,ketika itu Indonesia tengah dalam kekosongan Pemerintahan. Ketika Jepang tengah babak belur dihajar bom oleh sekutu dan Belanda belum datang kembali untuk menerima penyerahan pemerintahan. Alhasil, mereka pemuda menculik dan mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Dan, 17 Agustus 1945 Indonesia Resmi merdeka. Entah, bagaimana jadinya kalau pemuda tak menculik Soekarno-Hatta? Barangkali penjajahan bisa jadi berjlanjut.
Terakhir, pemuda pula lewat para mahasiswanya yang berhasil menggolkan cita-cita demokrasi sekaligus menggulingkan rezim orde baru (Orba) pimpinan Presiden Soeharto. Entah berapa jumlah pasti mereka yang harus meregang nyawa demi untuk kebebasan berpendapat kita hari ini. bahkan, beberapa diantara mereka hingga detik ini masih belum diketahui keberadaanya.
Kejadian-kejadian prestisius diatas jelas besar campur tangan para pemuda, bayangkan bagaimana perasaan W.R Soeprartman, A.R Baswedan, Sutan Sjahrir dan seluruh pemuda yang merelakan jiwa raganya untuk kebebasan demokrasi melihat pemuda kini justru saling hantam, saling serang dan saling bunuh juga terkesan apatis terhadap persoalan bangsa hari ini. Sejarah bangsa yang digawangi pemuda dulu seakan tak pernah diresapi oleh pemuda saat ini.
Suka tidak suka, itulah kejadianya. Barangkali pemuda kini lebih suka menyaksikan siaran langsung pernikahan artis ketimbang siaran langsung pelantikan Presiden. Lebih terlihat gagah ketika ikut tawuran ketimbang menghentakan hormat dalam upacara bendera. Dan lebih terlihat gaul jika berlama lama di super market ketimbang berlama-lama disanggar tari tradisional.
Sadarkah kita para pemuda jika saat ini kita tengah menulis sejarah. Bukankah Soepratman, A.R Baswedan dan Sutan Sjahrir hidup dimassanya, melakukan sesuatu trobosan dan dikenang hingga saat ini. Kita pun sama, apa yang kita lakukan saat ini bisa jadi dikenang 100 tahun lagi oleh cicit-cicit kita. bahwa dalam buku sejarah 100 tahun lagi barangkali akan ada bab yang membahas bahwa 100 tahun lalu telah hidup sebuah generasi yang banyak menghilangkan warisan kebudayaan akibat terlalu seing berlama-lama di super market. Bahwa 100 tahun lalu telah hidup sebuah generasi yang menjadikan upacara bendera sebagai kegiatan yang menyebalkan. Dan masih di bab yang sama tertulis bahwa 100 tahun lalu telah hidup generasi apatis yang tak pernah peduli terhadap kondisi bangsanya dan membiarkanya tercerai berai.
Untungnya massa itu belum datang. Kita masih hidup di zaman sekarang. Jadi, saat ini kita masih memiliki waktu banyak untuk mencegah buku sejarah 100 tahun lagi menuliskan betapa bobroknya pemuda saat ini. Namun, itu semua kembali kepada pribadi kita, ingin dicap sebagai generasi apatis atau generasi penggerak bangsa dimasa mendatang?
Oleh: Muhamad Wildan (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unswagati)
Kota Cirebon Adakan Pameran Produk Unggulan
Acara ini bekerjasama dengan Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) Kunci Bersama. Kota Cirebon adalah kota ke empat yang meyelenggarakan event ini, setelah di tahun sebelumnya Kabupaten Majalengka, Ciamis dan Cilacap sudah menyelenggarakannya.
"Bertepatan juga dengan hari jadi Kota Cirebon dan merekapun menyanggupi, maka kami tetapkan Kota Cirebon sebegai penyelenggara" Ujar Hafid selaku Supporting Staff saat ditemui SetaraNews di CSB Mall.
"Sedangkan dari BKAD sendiri, dengan adanya acara seperti ini, kami bertujuan agar setiap daerah mampu mengenalkan produk unggulannya masing-masing. Misalnya ekonomi dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) serta wisata. Dan semoga acara ini mampu terjalin hubungan antar daerah dalam infrastruktur, pemerintahan umum dan lain-lain" tambah Hafid
Ada sembilan daerah yang ikut serta dalam pameran ini, diantaranya Kabupaten Kuningan, Ciamis, Cirebon, Kota Cirebon, Cilacap, Brebes, Banjar, Majalengka dan Pangandaran.
"Ya kami berharap acara seperti ini harus ada setiap tahunnya. Dan setiap tahunnya harus lebih baik lagi" Pungkas Hafid
Soal Proses Penegerian, Presma Unswagati Angkat Bicara
“Kemarin pas audiensi itu jadi pihak kabupaten awalnya mau untuk menghibahkan tanahnya, tapi pas ditengah jalan, liat kasus yang rektornya IAIN jadi ketakutan sendiri” Kata Tumpas
Lebih lanjut mahasiswa tingkat akhir Fakultas Hukum tersebut juga memiliki rencana untuk mengadakan pertemuan mahasiswa dalam diskusi yang membahas soal proses penegerian Unswagati
“Jadi rencananya kita mau kumpulin kawan-kawan, kita mau diskusi bareng nih ataukah kita tekan Pemkabnya atau Pemkotnya. Minta kejelasan kalau negeri ya negeri kalau tidak ya tidak gitu” tambah Tumpas
Sebelumnya Unswagati dipastikan gagal merubah status dari swasta menjadi negeri pada bulan Oktober tahun ini. Padahal, ketika bulan Maret lalu Rektor Unswagati Prof.Dr. Rochanda Wiradinata. MP dalam sambutannya di kuliah umum Gubernur Jawa Barat menyatakan proses penegerian bisa rampung Oktober tahun ini.
“Saya dipanggil Dikti untuk permasalahan alih status dari PTS menjadi PTN, Insyaallah selambat-lambatnya bulan Oktober Unswagati menjadi PTN.” Ujar Rektor Maret lalu.
Sabtu, 25 Oktober 2014
Mahasiswa: Kejari Tidak Ada Itikad Baik
Cirebon, Setaranews.com - Setelah sebelumnya sempat terjadi bersitegang antar mahasiswa dengan aparat kepolisian Polres Cirebon Kota, sebelum meninggalkan gedung Kejaksaan Negeri (Kejari) Mahasiswa menilai penegak hukum tidak ada niatan baik untuk duduk bersama perihal tuntutan mahasiswa.
"Kita sudah beberkan tuntutan kita, akan tetapi Kejari tidak ada niatan baik untuk duduk bareng membicarakan tuntutan kami" Ujar Tilas selaku Jubir.
Ia menilai, aksi damai yang dilakukan oleh Mahasiswa kurang direspon dengan baik oleh Kejaksaan. Pengaduan sudah lama dilakulan, dan masih buram kejelasan proses hukumnya.
"Ada apa dengan penegak hukum kita? Mereka tidak beritikad baik, menemui pun mereka enggan"
Setelah melakukan pers release mahasiswa mulai meninggalkan gedung Kejari, dan mengancam akan terus melakukan aksi sampai tuntutuanya dipenuhi.
"Kami Kecewa. Kembalikan uang rakyat, kami akan terus mendesak, dan melakukan aksi - aksi selanjutnya" Tutupnya
Mahasiswa Kecewa, Kejari tidak ada ditempat
Cirebon, setaranews.com - Para demonstran yang menyambangi Kantor Kejakaaan Negeri Cirebon, pada hari kamis (23/10), merasa kecewa, Kejari tidak ada ditempat. Mahasiswa tetap menunggu kejari sampai dapat menemui dan memenuhi tuntutan mahasiswa.
Mahasiswa demostrasi bukan karena tidak ada alasan, sudah dua minggu lebih pengaduan atas dugaan penyalahgunaan wewenang dan gratifikasi yang dilakukan pemkot.
"Kami menuntut agar kejari terus melakukan penyelidikan yang sampai saat ini tidak ada kepastian" Ujar Gusak T.W pada saat membacakan tuntutan
Pengalihan pos mata anggaran menurut mahasiswa jelas menyalahi aturan. Hal itu tercantum dengan jelas dalam PP no 58, pasal 54 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah.
"SKPD dilarang melalukan pengeluaran atas beban anggaran belanja daerah untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya, dan atau tidak cukup tersedia anggarannya dalam APBD" Ujarnya pada saat berorasi didepan kantor Kejari.
Sampai berita ini diterbitkan mahasiswa terus mendesak agar Kejari berani menemui dan mendengarkan aspirasi mahasiswa
Kamis, 23 Oktober 2014
Kejaksaan Tolak MOU Gemsos
Aksi ini merupakan lanjutan untuk menindak-lanjuti dugaan penyalahgunaan wewenang dan gratifikasi dalam kasus mobil dinas untuk para Muspida (musyawarah pimpinan daerah) yang di lakukan oleh Pemerintah kota (Pemkot) Cirebon.
Masa yang bergerak dari Kampus Utama Unswagati, setelah sampai di Kejaksaan para mahasiswa tidak bertemu dengan kepala kejaksaan dan hanya bertemu dengan Kasat Intelejen yang bernama Agus.
Dalam pembicaraan di sini mahasiswa memberikan selembar MOU untuk menyepakati proses hukum tentang kasus Mobil Dinas ini, tetapi pihak kejaksaan tidak mau untuk menanda-tangani MOU tersebut, aksi ini menuntut agar terus melakukan penyelidikan terhadap kasus dugaan penyalahgunaan wewenang dan gratifikasi yang di lakukan oleh Pemkot Cirebon dan bersedia menantanda tangani MOU untuk memastikan proses hukum tetap berjalan.
Pihak kejaksaan yang di wakili kasat intelejen Agus mengatakan “Saya ga akan mentanda tangani MOU ini karena kami komitmen kami bukan Cuma sama kalian tapi sama tuhan dan tanggung jawab, kami akan jalani terus proses ini ga perlu tanda tangan percuma saja dengan selembar kertas ini kalau tidak di tindak lanjuti”. ujarnya hari ini.
Dalam aksi ini sempat terjadi dorong antar mahasiswa dengan pihak kepolisian dikarenakan pihak mahasiswa ingin masuk ke dalam kejaksaan yang ingin bertemu dengan kepala kejaksaan, tetapi di larang untuk masuk, dalam kejadian ini pun sempat beberapa mahasiswa terjatuh dan terinjak oleh aparat kepolisian.
“Jelas di sini pihak kejaksaan tidak punya niat baik dalam memproses kasus mobdin ini dengan tidak mau menghubungi kepala kejaksaan dan tidak mau mentanda tangani MOU yang kami serahkan untuk menyepakati menuntaskan kasus ini dan kami sebagai pengadu akan mengawalnya.” tutur Tilas salah satu peserta aksi.
Terobos Palang Kereta, Berbahaya!
Kejadian tersebut berhasil diabadikan oleh SetaraNews pada Rabu (22/10/2014) kemarin sekitar pukul: 15.00 WIB. Pengawas internal palang pintu kereta api Daerah Operasional 3 Kota Cirebon yang enggan disebutkan namanya, menuturkan kepada SetaraNews (22/10) kemarin.
“Penerobos sering, walapun sudah dipalang. Padahal itu sangat berbahaya.” Ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, penerobos di palang pintu kereta Jalan Slamet karena di jalur lawan arah tidak dipalang double, sehingga para pengendara jalan sering menerobos melalui sisi jalan kanan.
"Menerobosnya lewat jalur kanan, karena tidak dipalang. Kalau jalur kiri sih aman karena ada palang pintunya." tutupnya.
Rabu, 22 Oktober 2014
Fakultas Ekonomi Selenggarakan Pemilu Raya
Nama-nama yang mencalonkan diri yaitu Triyuli Kristina dan Calon Wakil Gubernur Riki Hadi K dengan nomor satu, sedangkan nomor urut dua Doni Sulistiyo dan Calon Wakil Gubernur Fajar Nur Alam juga mencalonkan diri untuk menjadi Gubernur BEM FE. Selain itu HMJ masing - masing jurusan juga melakukan pemilihan, dari HMJ Akuntansi nomor urut satu Lazuardi Akbar dan calon nomor urut dua Rohip, sedangkan dari HMJ Manajemen nomor urut satu terdapat Ahmad Ikhsan dan calon nomor urut dua M. Sahab.
Pemilu raya ini diselenggarakan di lantai dasar gedung manajemen. Selama pemilu raya berlangsung acara berjalan lancar dan tidak ada kendala yang berarti. Dari jumlah seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi sekitar tiga ribu hanya sepuluh persen yang menggunakan hak pilihnya. Antusias dari mahasiswa sendiri masih kurang namun masih lebih baik bila dibandingkan dengan tahun lalu.
Perhitungan jumlah surat suara akan dimulai pada sore ini setelah pemilu ditutup hingga selesai. Lalu dua minggu setelah pemilihan umum raya baru akan dilantik Gubernur BEM, dan Ketua HMJ terpilih.
“Pelantikan akan diadakan dua minggu setelah pemilu” Ujar Okta selaku Ketua PPUM Fakultas Ekonomi.
Dengan diadakannya pemilu raya ini harapannya fakultas ekonomi dapat membangun mahasiswa bermartabat melalui cara demokrasi. Serta dapat menampung aspirasi mahasiswa dengan jalur yang tepat.
“Saya berharap dengan pemilu raya ini dapat membangun mahasiswa bermartabat dengan cara demokrasi sesuai dengan tema kita. Kita sudah siapkan jalurnya untuk menampung aspirasi mahasiswa, bukan dengan berdemo mengumpulkan masa di jalan.” Tambah Okta.
Selasa, 21 Oktober 2014
Inilah nama-nama calon anggota LPM SETARA
Inilah nama-nama calon pemimpin yang akan bergabung bersama keluarga LPM SETARA yang sudah mendaftar :
LIA DAHLIA
IRFAN
MUHAMMAD BAIDLOWI
IMELDA DIANTI
RIZKI GUNAWAN
NURUL FARIKHA
ZAMZANI
TRI PUTRI UTAMI S
TRIE ADHIE SULISTIA
ANIS KHAIROTUN NISA
AHMAD F FIRDAUS
IMTIHANAH
ELSA MUTIARA NINGSIH
PANDU CAHYA RAMADHAN
RISTI AYULIANTI
NONIK AYUSTINA
GUY PARADIBA
SRI AYU WAHYU NINGSIH
URUL SYAHFARINA
NUR WIDOWATI
ANISA
NURISTIQOMAH YUNIARTY
DIAH PARAHITA
FITRI YANI DEWI
I' ANATUSSYIFA
YULIA MAULIANI
KHUMAEROH FATHONAH
AFNAN SIFIYANISRI
RYZTITA HISBI
WIWI WIDIANINGSIH
DEVI TRIANA
HAERUL ANWAR
MUHAMAD SYAHRU
EKY A. PURNOMO
SETIAWAN
AYU ROSITA
SYAFIQ MUHAMAD RIFAI
PENDIDIKAN B.INGGRIS
MANAJEMEN
MANAJEMEN
MANAJEMEN
PENDIDIKAN EKONOMI
PENDIDIKAN B.INGGRIS
HUKUM
AGRIBISNIS
MANAJEMEN
MANAJEMEN
PENDIDIKAN B.INDONESIA
PENDIDIKAN B.INDONESIA
PENDIDIKAN B.INDONESIA
MANAJEMEN
AGRIBISNIS
AGRIBISNIS
AKUNTANSI
AKUNTANSI
AGRIBISNIS
AGRIBISNIS
AKUNTANSI
AKUNTANSI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
PENDIDIKAN B.INDONESIA
MANAJEMEN
AGRIBISNIS
AGRIBISNIS
ILMU KOMUNIKASI
ILMU ADM.NEGARA
TEKNIK SIPIL
TEKNIK SIPIL
AKUNTANSI
AGRIBISNIS
MANAJEMEN
MANAJEMEN
ILMU KOMUNIKASI
AGRIBISNIS
Bagi nama -nama di atas kami tunggu di sekretariat kami.
Wakil Rektor IV Adakan Acara Pelatihan Keprotokoleran
“Tadi itu pelatihan keprotokoleran, artinya protokoler itu kan mengatur semua tata cara berjalannya suatu acara, baik dari layout ruangan kemudian pengaturan waktu terus siapa yang diundang dan sebagainya” ujar Siti Khumayah selaku ketua pelaksana acara tersebut.
Kegiatan ini sebenarnya ditujukan kepada internal Unswagati baik dosen, karyawan, lembaga-lembaga yang ada di Unswagati, maupun mahasiswa. “kami sering mengadakan acara-acara khusus, yang bersifat resmi jadi kami perlu dibekali mengenai tata cara keprotokolerannya biar acara yang diadakan Unswagati ini akan berjalan professional, karena nanti keprofesionalan akan ke arah pencitraan yang baik terhadap lembaga dalam hal ini Unswagati” tambah beliau saat ditemui di ruangannya seusai acara.
Peserta yang hadir berjumlah 50 orang, dari setiap fakultas, pasca sarjana, dan lembaga-lembaga yang ada di internal Unswagati mengirimkan perwakilan minimal dua orang baik dari dosen maupun mahasiswa. Sedangkan, untuk pemateri inti tim keprotokoleran berasal dari provinsi jawa barat, selain itu ada juga dari konsultan kepribadian dan tata busana dari Kota Cirebon, karena salah satu materi yang disampaikan membahas tentang etika dalam berbusana.
Wakil Rektor IV: Sisa Tanah PTN Kewenangan Pusat
“Kewajiban provinsi mengadakan tanah itu, karena tanah 30 hektar penuh dari provinsi udah jadi dan kewenangan itu dari pusat” ujar Bachrudin selaku Wakil Rektor IV.
Semua persyaratan yang diminta sudah dipenuhi oleh pihak Unswagati tapi hingga saat ini status Unswagati masih belum berubah manjadi PTN
“Persyaratan yang ditentukan sudah tidak ada masalah kata Diktinya tinggal tanah yang 30 hektar sudah jadi, karena persyatannya yang diajukan Unswagati sudah terpenuhi” ujarnya yang juga dosen Fakulatas Ekonomi.
PTN Terhambat Tanah 9 Hektar
Unswagati, SetaraNews.com (21/10) - Universitas Swadaya Gunung Jati atau yang lebih dikenal dengan nama Unswagati telah menargetkan bulan Oktober untuk status Perguruan Tinggi Negeri (PTN), tapi ternyata hingga akhir bulan oktober status PTN masih belum bisa diberikan kepada Unswagati
“Oktober itu kan inginnya kita sudah beres semua persyaratan dari Unswagati sudah diserahkan semua, aset apa semua diserahkan kepada pemerintah pusat” ujar H.Bachrudin Sjaroni, SE.,MM selaku Wakil Rektor IV
Meski semua persyaratan telah dipenuhi oleh pihak unswagati tapi pihak dari direktorat pendidikan tinggi atau Dikti masih belum memberikan status PTN kepada Unswagati karena terkendala oleh masalah tanah, idealnya sebuah PTN harus memiliki tanah sekitar 30 Hektar
“Satu persyaratan yang belum dipenuhi tanah kita masih 17, sekian hektar itu dari provinsi punya kitanya 4 hektar, kurangnya 9 hektaran lagi” tandas dosen Fakultas Ekonomi tersebut.
Senin, 20 Oktober 2014
Resmi, Joko Widodo Presiden Indonesia ke Tujuh
Jokowi yang pada pemilihan umum Presiden kemarin mengalahkan Prabowo Subianto itu berkomitmen untuk memastikan seluruh rakyat Indonesia merasakan pelayanan dari pemerintah. Lebih lanjut, dalam pidato kenegaraan pertamanya itu Jokowi mengajak serta seluruh lembaga negara bergotong royong untuk menguatkan Indonesia.
“Pemerintahan yang saya pimpin akan bekerja untuk memastikan setiap rakyat di seluruh pelosok tanah air, merasakan kehadiran pelayanan pemerintahan. Saya juga mengajak seluruh lembaga negara untuk bekerja dengan semangat yang sama dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Saya yakin, Negara ini akan semakin kuat dan berwibawa jika semua lembaga negara bekerja memanggul mandat yang telah diberikan oleh Konstitusi.” Ujar pria asal Surakarta Jawa Tengah tersebut.
Selain itu ditempat lain, beberapa masyarakat Indonesia turut memberikan ucapan serta komentar terkait pelantikan presiden ke tujuh Indonesia tersebut. salah satunya Rifka, mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) itu turut memberikan selamat seraya mewanti-wanti Jokowi agar menepati janjinya.
“Selamat untuk Jokowi yang akhirnya bener-bener jadi presiden kita, semoga pemerintahanya bersih dan menepati segala janji-janjinya itu” kata Rifka.
Pelantikan ini dihadiri oleh 672 anggota MPR. Selain itu sejumlah nama turut hadir seperti mantan Presiden Indonesia ke tiga BJ. Habibie, mantan presiden Indonesia ke lima Megawati Soekarno Putri, hadir pula mantan Wakil Presiden Indonesia seperti Hamzah Haz dan Try Sutrisno, dan yang paling membuat riuh Prabowo Subianto juga turut hadir dalam pelantikan seterunya di pemilu lalu.
Foto: Tempo.co
Minggu, 19 Oktober 2014
Guru Besar FE UNPAD Berikan Kuliah Umum di Unswagati
“Memberikan kuliah umum saja kepada mahasiswa atas undangan dari ibu dekan mengenai akuntansi, karena akuntansi ini ilmu yang selalu berubah” ujar guru besar UNPAD saat ditanya seusai kuliah umum. Kuliah umum dimulai pada pukul 10.00 WIB, dan berlangsung selama satu jam.
Kedatangan guru besar dari UNPAD ini berhubungan dengan kerjasama antara Unswagati dan UNPAD sebelumnya. “sebelumnya pernah ada MoU antara UNPAD dengan Unswagati mengenai diantaranya Doctor by Research” tutur Dr. Hj. Ida Rosnidah, SE., MM., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
Diharapkan kerjasama ini akan semakin meluas, tidak hanya dengan fakultas ekonomi tetapi juga dengan fakultas lain.
Inilah Visi dan Misi ketua Mapala Gunati yang ke 19
Setiap organisasi dalam kepengurusannya ada saja beberapa program kerja yang belum terealisasikan. Begitu juga dengan Mapala Gunati ini beberapa program kerja ada yang belum di realisasikan.
“ Paling krusialnya adalah rehab sekre yang akan di lanjutkan oleh kepengurusan yang sekarang ke 19, selain itu tentang pendakian bersama, tetapi tidak diteruskan. Kita akan lebih ke lingkungan hidup contoh kita akan adakan seminar dan bersih-bersih sungai di samping Unswagati.” Ujar Warsono diwawancarai di sekretariat Lpm Setara.
"Teknik Mensosialisakannya dengan bersih-bersih sungai, setelah itu akan ada kuisioner yang akan dibagikan kemasyarakat sekitar nanti responnya bagaimana. Feed backnya untuk masyarakat juga supaya sadar akan lingkungannya sendiri" tambahnya.
Selain itu Mapala Gunati juga akan mengadakan acara Seminar tentang lingkungan hidup dari setiap ormawa se-Unswagati, Mapala sewilayah 3 Cirebon ada kota Cirebon, Kuningan, Majalengka, Indramayu akan di undang dalam acara tersebut.
Harapan untuk kedepannya Mapala Gunati ini adalah bagaimana kita mempunyai tanggung jawab, rasa saling memiliki demi kemajuan bersama, dan harus mempunyai terobosan atau inovatif sehingga menciptakan yang berbeda untuk ke arah yang lebih positif lagi.
Sabtu, 18 Oktober 2014
Terkait Pembongkaran DKC, Disporbudpar Lepas Tangan
“Kami tidak tahu menahu. Kami juga heran kenapa pemborong berani melakukan pembongkaran, dan apa alasan dan penyebabnya kami tidak mengerti, coba tanyakan ke PU.” Ujar Dede Wahidin selaku kepala sesi bina seni, film dan Bahasa dikantornya.
Anggota DKC dengan beberapa seniman dan sastrawan sebelumnya sudah membuat petisi dan melaporkan kejadian itu kepada Polres Cirebon Kota (Ciko) tapi belum bisa ditangani. Dikarnakan berkasnya yang belum lengkap, salah satunya terkait status gedung kantor DKC. Disatu sisi dibangun oleh Pemprov, satu sisi itu memang berdiri di atas tanah pemkot dan Pihak pemprov pun belum melakukan serah terima kepada pemkot.
“Ia itu dibangun oleh pemprov diatas tanah pemkot, Pemprov blum melakukan serah terima. Tapi secara pengelolaan memang dilakukan oleh kami” Tambah Dede.
Masih menurut Dede, Dispodbupar sudah mengumpulkan para seniman, sastrawan dan budayawan untuk membicarakan keperluan apa saja yang dibutuhkan. Tapi tidak dalam rangka membicarakan gedung Kantor DKC, tapi soal perbaikan gedung seni Cirebon. Setelah perbaikan baru akan membicaran permasalahan pembongkaran kantor DKC untuk menemukan titik persoalan dan solusinya.
Inilah Kronologi Perusakan, Penjarahan dan Penggusuran Dewan Kesenian Cirebon
- Pukul 10.00 WIB, Toton selaku penjaga gedung Kesenian Nyi Mas Rarasantang terbangun saat istirahat, dikarenakan munculnya suara gaduh yang timbul dari aktivitas pembongkaran Griya Dewan Kesenian Cirebon(Griya DKC). Pembongkaran ini dilakukan oleh Jujun, Yanto dan beberapa orang yang diidentifikasi sebagai pekerja Yanto.
- Karena merasa ada yang janggal, sekitar pukul 11.00 WIB, Bung Toton kemudian bertandang untuk menemui Adin selaku Kabid Kebudayaan Dinas Pemuda Olah Raga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar), untuk mengkonfirmasikan terkait pembongkaran Griya DKC. Saat ditemui, Adin sedang ada tamu dan menyuruh Toton menemui Dede selaku Staf Disporabupdar yang sedang berada di gedung Nyi Mas Rarasantang.
- Sekitar Pukul 11.30 WIB, Dede ditemui Toton di sanggar Ponimin yang berada di sayap kanan Gedung Kesenian Nyi Mas Rarasantang. Saat dimintai keterangan terkait pembongkaran tersebut, Dede mengaku tidak tahu-menahu.
- Barang-barang Griya DKC dibawa Jujun sekitar pukul 15.00 WIB. Jujun mengingatkan kepada Toton bahwa jika Alwy (Ketua Griya DKC) mencari barang-barang seperti buku, arsip, dan meja diamankan di rumahnya. Sedangkan rak buku ditinggal di lokasi pembangunan oleh jujun. menurut Toton rak buku kemungkinan dibawa pekerja bangunan bersama mebeler, kemudian sekitar pukul 17.00 WIB pembongkar serta Yanto cs membawa pulang mebeler dan rak buku.
- Hari pembongkaran pertama tersebut dilakukan sampai Selasa sore, sedangkan kondisi Griya DKC masih ada beberapa bangunan yang berdiri seperti genting, dan daun pintu.
- Toton memperkirakan bahwa Jujun adalah orang yang bertanggung jawab atas pembongkaran Griya DKC, termasuk para pekerja suruhan Jujun. Toton juga menyebut Yanto cs hanya tahu sekadar nama, sedangkan alamat rumahnya tidak tahu karena baru tahu dilokasi pembongkaran. Menurut Toton pekerja yang merenovasi gedung Nyi Mas Rarasantang kebanyakan warga Ketanggungan Kabupaten Brebes Jawa Tengah, tapi para pekerja tidak ada kaitannya dengan Jujun danYanto Cs.
- Sejauh ini Toton tidak tahu motif Jujun membongkar Griya DKC dan mengamankan barang-barang di rumahnya.
Rabu, 24 September 2014
- Pembongkaran dilanjutkan sekitar pukul 09.00 WIB, menurut Tonton bangunan Griya DKC dihancurkan secara bertahap sampai rata.
- Husain selaku aktivis DKC langsung bertandang ke lokasi pembongkaran sekitar pukul 16.00 WIB, setelah mendengar adanya aktivitas pembongkaran Griya DKC. Sesampainya di lokasi, kondisi bangunan sudah rata dengan tanah dan masih ada pekerja yang beraktivitas.
- Para pekerja yang berjumlah empat orang dan tiga lainnya sedang mengambil dan mengumpulkan besi rangka bangunan ke mobil pikap. Setelah diklarifikasi, para pekerja mengaku berasal dari Ciledug Kabupaten Cirebon menjawab bahwa mereka hanya suruhan Yanto dan tidak tahu penanggung jawabnya.
- Sekitar pukul 16.30 WIB, Yanto datang ke lokasi untuk dimintai klarifikasi. Yanto mengaku berasal dari Jawa Tengah, namun sudah dua tahun menetap di Kalitanjung atau belakang SDN kalitanjung, Kota Cirebon.
- Yanto mengaku, bahwa para pekerja adalah suruhannya. Yanto juga mengungkapkan bahwa aktivitas pembongkaran Griya DKC berdasarkan instruksi Jujun dan sekaligus penanggungjawabnya. Yanto menyebut bahwa Jujun beralamat di Mandalangan, Kota Cirebon.
- Pukul 17.00 WIB selang beberapa jam setelah rombongan Yanto membawa pulang besi serta rangka bangunan. Datang pejabat Pemerintah Kota Cirebon yakni Ny. Kadini selaku Kabid Perlengkapan Kota Cirebon. Kedatangan Ny. Kadini bersama lima orang lainnya bermaksud untuk mencari tahu secara langsung aktivitas dan seluk beluk pembongkaran Griya DKC. Pihaknya mendapat informasi dan instruksi dari Kabag Humas Kota Cirebon, Sukmanjaya.
- Ny.kadini selaku Kepala Bidang Perlengkapan yang bertanggung jawab atas keberadaan aset pemerintah Kota Cirebon, mengaku tidak mendapat pemberitahuan terkait pembongkaran Griya DKC. Sehingga pihaknya berkomitmen untuk mencari siapa dalang dibalik pembongkaran Griya DKC tersebut.
Sabtu, 11 Oktober 2014
- Sampai hari Sabtu 11 Oktober 2014, Pemerintah Kota Cirebon, Disporbupdar Kota Cirebon dan Bidang Perlengkapan Kota Cirebon sebagai pemilik aset lalai dan melakukan pembiaran perusakan, penjarahan, dan penggusuran Griya Dewan Kesenian Kota Cirebon.
- Para pengurus DKC menyiapkan laporan pidana terkait perusakan, penjarahan, dan penggusuran Griya DKC.
Senin, 13 Oktober 2014
- Pada pukul 13.30 WIB, beberapa pengurus Dewan Kesenian Cirebon melaporkan tindak pidana perusakan, penjarahan, dan penggusuran Griya DKC yang terjadi pada tanggal 23-24 September 2014 ke polisi. Pihak Polres Kota (Kanit Reskrim, Kasat Reskrim, dan Staf unitya) menolak laporan pengurus DKC dengan dalih pelapor harus mendatangkan pelaku. Padahal, itu merupakan kewenangan polisi selaku Aparat penegak Hukum.
Kuasa Hukum DKC Laporkan Kasus Penjarahan Gedung
Laporan kali ini sudah diterima oleh reskrim polresta Cirebon, dan kasus tersebut sedang diproses. Apabila kasus ini dibiarkan maka langkah selanjutnya yang ditempuh oleh pihak DKC akan melapor pada mabes polri, Serta akan mengadvokasi dasar hukum polres Cirebon apabila tidak merespon, Sebab anggaran DKC ini juga berasal dari pemprov Jawa Barat dan dibiayai oleh negara.
“Karena kita tahu siapa pelakunya, sebagai penghormatan pada institusi hukum kita melapor terlebih dahulu pada polresta Cirebon. Kalau di polres tidak dilanjuti kita akan melapor ke mabes polri.” Ujar Mustolish Siradj sebagai kuasa hukum DKC yang ditemui SetaraNews pada sore (17/10) tadi.
Beliau juga mengajak agar pihak media turut mengawal kasus ini, juga untuk mengetahui proses jalannnya kasus penjarahan gedung DKC.
“Mohon bantuan teman-teman media untuk mengawal proses kasus penjarahan gedung DKC ini” tandasnya.
Kamis, 16 Oktober 2014
Gerbang Lupa dikunci, Satu Motor Hilang
“Usai Isya’ saya keluar kamar hendak memindahkan motor lebih ke depan dekat kamar, karena sebelumnya saya memarkir motor persis didekat gerbang kost, Namun saat saya keluar motor saya telah hilang, padahal saya telah mengunci ganda motornya,” Ujar Awit Megawati selaku pemilik motor yang juga tinggal di tempat kost tersebut.
Hal ini disebabkan karena gerbang kost tidak dikunci, dan saat itu penghuni kos tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing didalam kamar sehingga keadaan dihalaman kost lengang. “Sejak siang tadi saya melihat dua pemuda tidak dikenal yang bolak-balik mengendarai motor tengah memerhatikan kosan tersebut, tapi saya kira itu hanya penduduk sekitar yang sekedar lewat,” Tambah salah satu warga sekitar yang memperkuat dugaan bahwa kosan tersebut sebelumnya telah diintai.
Rabu, 15 Oktober 2014
Pembongkaran DKC Membuat Seniman Cirebon Geram
M. Khoirul Anwar lewat petisinya mengatakan “Tragedi penghancuran kantor DKC tersebut benar-benar menusuk relung hati dan akal sehat semua makhluk berbudaya. Kantor DKC yang semestinya menjadi aset berharga pemerintah kota (pemkot) Cirebon ini justru menjadi korban dari pembongkaran bangunan secara liar layaknya lapak pedagang kaki lima di jalur-jalur pedestrian. Anehnya semua jajaran instansi yang berkaitan dengan kantor DKC seperti menutup mata atas tragika kebudayaan ini. Dari mulai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Cirebon, Dana Kartiman sampai H Yoyon Indrayana selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi Sumberdaya Manusia (DPUPESDM), semua terkesan saling lempar tanggungjawab ketika diminta klarifikasinya!”
“Tidak hanya gedung yang mereka bongkar, mereka juga menjarah semua aset yang ada di dalam gedung” ungkapnya ketika di temui setara sore tadi(15/10).
“Yang saya kecewa dari kejadian ini ,adanya pembiaran dari pihak-pihak terkait Khususnya Pemerintah Kota” Tambahnya.
Beliau juga menanyakan tentang pembongkaran itu lewat petisinya “Bagaimana mungkin kantor yang sudah mendapat perizinan serta pengesahan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Pemerintah Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2003 itu disepelekan sedemikian rupa? Kenapa tak ada satupun dari pegiat budaya dan pengurus kantor yang dikoordinasi sejak awal terkait penghancuran bangunan tersebut? Mengapa semua jajaran pemkot terkesan seperti menutup mata dan saling lempar tanggungjawab atas tragedi ini? Bukankah semestinya ada mekanisme formal yang mesti ditempuh sebelum merobohkan sebuah bangunan, bahkan yang ilegal sekalipun? Lalu mengapa kantor DKC yang legitimatif secara hukum harus dirobohkan? Bukankah di depan kantor tersebut berdiri tegak sebuah prasasti Griya DKC yang ditandatangani langsung oleh H. Memet Hamdan, SH, MSc (kepala Disbudpar Jabar saat itu)?” .
“kami juga sudah melaporkan hal ini kepada pihak kepolisian ,tapi belum ada tanggapan karena dirasa berkas-berkas kami belum lengkap” tandasnya .
Selasa, 14 Oktober 2014
Kacau, Separuh dari Anggota DPR RI Dinilai Bermasalah
Menurut Chrisbiantoro, deputi bidang strategi Kontras,"Kami sudah melakukan validasi data dan data awal ini akan kami serahkan kepada pihak-pihak terkait untuk ditindaklanjuti," kata di Jakarta, kemarin (14/10) seperti yang dikutip dari BBC.
Pihak-pihak yang dimaksud, antara lain Presiden terpilih Joko Widodo, polisi, hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Chrisbiantoro mengaku optimistis data yang ia kumpulkan akan mendapat perhatian serius, meski ia memperkirakan prosedur pemeriksaan anggota DPR bukan hal yang mudah.
"Setidaknya data ini sudah kami ungkap dan kami juga yakin KPK juga punya datanya," kata Chrisbiantoro.
Perilaku pemilih Dari 242 nama tersebut, 57 anggota berasal dari PDI Perjuangan, 44 orang dari Golkar, 37 orang dari Demokrat. Kemudian, 24 anggota yang diduga berkasus dari Gerindra, 20 dari PPP, 18 orang dari PKS, 16 orang dari PAN, 11 orang dari PKB, dan 9 orang dari Nasdem. Menanggapi data ini, politikus Golkar, Nurul Arifin, mengatakan prihatin. Ia mengatakan perlu dilihat kembali standar moral dan hukum dalam sistem masuknya anggota DPR.
"Tapi kita juga perlu tahu, undang-undang memang tidak melarang orang-orang yang pernah berkasus untuk menjadi anggota DPR, asal hukumannya di bawah lima tahun," kata Nurul.
Di sisi lain perlu juga dilihat perilaku pemilih yang mendukung calon-calon yang diduga bermasalah. "Mengapa masyarakat masih juga memilih calon anggota DPR yang dianggap bermasalah?" kata Nurul.
"Ini menjadi tanggung jawab bersama kita," katanya. 'Seleksi ketat' Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Hukum, Trimedya Panjaitan, mengatakan pihaknya sudah ketat dalam menyeleksi calon anggota legislatif tingkat pusat. Seleksi caleg dengan melakukan psikotes, tes narkoba, kesehatan dan juga mencermati rekam jejak para calon.
"Tak ada partai lain yang melalukan psikotes terhadap caleg," kata Trimedya.
"Partai sudah sangat maksimal, tetapi kalau ada temuan Kontras seperti itu akan kami telusuri," katanya. Ia menjelaskan PDI Perjuangan bersikap terbuka untuk menerima masukan seperti dari Kontras.
"Tapi kami juga mempertanyakan mengapa baru sekarang disampaikan dan bukan saat Daftar Calon Sementara ditetapkan, itu kan bisa jadi masukan," kata Trimedya.
Hampir separuh anggota DPR periode 2014-2019 yang baru dilantik dinilai memiliki rekam jejak yang bermasalah.
Penelusuran LSM Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menunjukkan dari 560 anggota DPR, 242 orang diduga terlibat beragam kasus, mulai dari korupsi, pelanggaran HAM, hingga pelanggaran pemilu.
Untuk kasus korupsi, misalnya, Kontras mencatat ada 160 nama.
"Kami sudah melakukan validasi data dan data awal ini akan kami serahkan kepada pihak-pihak terkait untuk ditindaklanjuti," kata Chrisbiantoro, deputi bidang strategi Kontras, di Jakarta, hari Selasa (14/10).
Pihak-pihak yang dimaksud, antara lain Presiden terpilih Joko Widodo, polisi, hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Chrisbiantoro mengaku optimistis data yang ia kumpulkan akan mendapat perhatian serius, meski ia memperkirakan prosedur pemeriksaan anggota DPR bukan hal yang mudah.
"Setidaknya data ini sudah kami ungkap dan kami juga yakin KPK juga punya datanya," kata Chrisbiantoro.
Dari 242 nama tersebut, 57 anggota berasal dari PDI Perjuangan, 44 orang dari Golkar, 37 orang dari Demokrat. Kemudian, 24 anggota yang diduga berkasus dari Gerindra, 20 dari PPP, 18 orang dari PKS, 16 orang dari PAN, 11 orang dari PKB, dan 9 orang dari Nasdem.
Ini Kata Rektor Soal Parkiran
“Upaya universitas dari tiga bulan yang lalu sudah dilakukan dengan berbagai alternatif. Alternatif kerjasama dengan dishub ternyata tidak berhasil karena mereka juga keberatan memberikan lahan. Dengan lotte juga menolak tidak memberkan lahan dengan PU juga tidak berhasil” kata Rektor
Ia juga berujar bahwa bukan masalah jika mahasiswa jalan kaki dari kampus IV ke kmpus III untuk parkir motor. Menurutnya dibanyak kampus juga tidak ada tempat parkir yang dekat dengan pintu masuk gedung fakultas.
“untuk sepeda motor bisa masuk lewat perjuangan kemudian mereka parkir untuk kuliah tinggal jalan berapa ratus meterlah kesini untuk jalan kaki saya kira tidak keberatan. Wajar dimanapun perguruan tinggi tidak ada yang taruh sepeda motor langsung masuk didepan pintu masuk kuliah itu tidak ada” tambahnya
Selain itu rektor yang akrab dipanggil dengan sebutan Prof.Djohan ini juga menjamin keamanan kendaraan yang diparkir di kampus IV. Dengan menambah tenaga keamanan.
“kami sudah menambah satpam untuk melakukan pengamanan jadi kita tidak diam. Kalau kita diam kita tidak memperhatikan ya wajar jika mahasiswa itu protes” Tandasnya
Mobil Bus Trans Unswagati, Solusi Kongkret Atasi Lahan Parkir
Penambahan jumlah mahasiswa baru setiap tahunnya, memaksa lahan parkir agar diperluas. Namun kemampuan “finansial” yang tidak jelas akuntabilitasnya dan “keputusan politik” para pejabat kampus masih saja “lamban”. Jumlah mahasiswa Unswagati yang mencapai lebih dari 14.000 per Agustus 2014, tentunya menjadi beban tersendiri bagi Unswagati untuk menampung kendaraan yang dibawa oleh keluarga sivitas akademika Unswagati ke dalam kampus.
Jika ada 14.000 mahasiswa, dibagi empat saja akan mengahasilkan 3.500 mahasiswa untuk setiap kampusnya. Sehingga dapat dipatok kemungkinan kampus akan menampung sebanyak 3.500 kendaraan yang dibawa oleh mahasiswa. Jumlah tersebut tidak sedikit, dan tentunya pihak kampus harus mempersiapkannya secara matang untuk me-manage kendaraan yang akan masuk dari segi tata ruang, waktu, dan sistemnya.
Lalu Apa Solusi-nya?
Solusinya tinggal dua, penghuninya yang diatur atau lahan parkirnya yang diatur
Penulis mencoba memutar otak apa yang sebenarnya terjadi mengenai permasalahan ini. Kita tidak bisa menyalahkan kendaraan yang dibawa oleh mahasiswa Unswagati, dan kendaraan yang dibawa oleh dosen Unswagati. Kita juga tidak bisa menyalahkan pihak kampus yang “sudah terlanjur” menerima keluarga baru kita “mahasiswa baru” yang pada tahun ini bertambah sekitar 3.600 maba. Pembangunan yang tidak berkelanjutan, dan tata kelola ruangan yang tidak sistematis inilah yang menjadi buntut permasalahannya.
Mari kita tilik benang kusutnya satu persatu. Awalnya ada pemberitahuan dari pihak Dinas Perhubungan yang berada persis di samping Kampus III Unswagati yang melihat bahu jalan di Jalan Terusan Pemuda ini digunakan atau dipakai oleh mahasiswa untuk memarkirkan kendaraannya di jalanan. Tentunya ini salah, jalanan umum tidak digunakan untuk tempat parkir.
Namun mahasiswa juga tidak serta merta menggunakan jalanan tersebut untuk tempat parkir darurat mereka. Karena “kampus” sudah tidak lagi mampu menyediakan tempat parkirnya. Lantas menyikapi hal tersebut, Rektor dan beberapa mahasiswa pun merekomendasikan untuk mengalihkan tempat parkirnya di Kampus IV Unswagati khusus untuk mahasiswa yang berada di Kampus III Unswagati. Hal tersebut dijadikan solusi sementara untuk mengatasi melubernya tempat parkir.
Ingatlah rekan-rekan sekalian, Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak membahas tentang lahan parkir. Namun lebih menitik-beratkan pada pendidikannya, maka dari itulah saya mengajak untuk study banding apa yang terjadi pada kampus tetangga kita di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Bagaimana tentang sitem tata lokasi lahan parkirnya disana? Lalu bagaimana dengan kondisi lahan parkir kampus STAN di Tangerang? Jangan lupa agar lihat juga kawasan Kampus UI di Depok.
Jika sudah jalan-jalan ke kampus yang saya sebutkan di atas. Tentunya tidak jauh berbeda dengan kondisi kampus yang kita alami sekarang. Intinya, lokasi kelas untuk belajar akan berjauhan dengan tempat belajar. Tidak akan seperti yang kita rasakan, jarak parkir sangat dengan kelas. Hanya berjarak satu meter lokasi parkir dengan ruang kelas belajar kita.
Efeknya, setiap kita sedang belajar di kelas. Banyak polusi suara kendaraan yang dinyalakan oleh rekan dan sahabat kita dengan suara motornya yang khas, yang terkadang seperti sedang memamerkan motornya yang baru. Berbeda rasanya jika kita berada di kampus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara di Tangerang, polusi suara kendaraan tidak akan kita dengar. Karena lokasi parkir jauh dari kelas, begitulah hemat penulis ketika kampus telah didesain dengan sistem tertata dengan baik.
Pengamanan Jadi Nomor Satu
Rasanya jika membicarakan tentang “keamanan” kampus Unswagati belum mencapai ukuran standar kemanan, khususnya untuk mengatur sirkulasi kendaraan yang keluar dan masuk di dalam dan di luar kampus Unswagati. Kampus sudah selayaknya “mencatat” kendaraan yang masuk dan keluar, sama halnya dengan tempat parkir yang modern di tempat parkir toko swalayan dan pasar modern.
Perlu disediakan “tangan malaikat” semacam CCTV untuk merekam aktivitas keluar masuknya kendaraan. Sehingga siapapun pencurinya, dalam hitungan satu jam hingga satu bulan, aparat keamanan dapat menikam para pencuri yang selama ini berkeliaran di kota Cirebon.
Bus Trans Unswagati 1, 2, 3, dan 4?
Jika di Jakarta ada istilah Bus Trans Jakarta. Sama halnya di kampus-kampus modern, bus kampus selalu menjemput mahasiswa yang ingin masuk ke kampusnya. Lalu bagaimana dengan kampus Unswagati yang katanya sedang diproses menjadi Perguruan Tinggi Negeri ini? Unswagati setidaknya telah memiliki tiga unit bus, dua diantaranya milik Unswagati dan satu unit dari hibah Dinas Perhubungan, tentunya kita jarang melihat bus tersebut digunakan untuk fasilitas mahasiswa. Kecuali digunakan untuk keperluan kegiatan organisasi mahasiswa di kala sedang dibutuhkan.
Jika “pengertian antar sivitas akademika Unswagati” ini dijalankan dan “Bus Trans Unswagati” digulirkan. Tentu akan berefek pada penurunan penggunaan kendaraan yang selalu dibawa oleh mahasiswa dan dosen Unswagati.
Bagaimana Program Ini Dapat Berjalan Efektif?
Kita belum tahu jumlah persis mahasiswa yang selalu membawa kendaraan ke kampus. Kita juga belum tahu persis berapa jumlah frekuensi terbanyak asal tempat tinggal mahasiswa dan rute yang terbanyak dilalui mahasiswa, berikut waktu terbanyak yang selalu dilalui oleh mahasiswa menuju kampus Unswagati.
Ketika kita sudah tahu pada jam-jam berapa saja aktivitas kuliah mulai sibuk, dan rute mana saja yang terbanyak. Maka kita dapat jadwalkan ke-tiga bus ini akan bergerak untuk menuju ke kampus Utama, Kampus II, Kampus III, dan Kampus IV secara berurutan atau berbalik arah. Sehingga nantinya mahasiswa Unswagati yang ingin ikut dalam jalur Bus Trans Unswagati dapat belajar disiplin waktu untuk mengejar bus untuk sampai ke kampus.
Tentunya opini hanyalah sebuah aspirasi dari mahasiswa, ada pun realisasi dan bentuk solusi alternatif lainnya untuk permasalahan lahan parkir kampus kembali ke penyelenggara pendidikan Unswagati dan pihak Yayasan Unswagatinya. Mahasiswa dan dosen menunggu kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan lahan parkir di kampus. Semoga segera menemukan titik temunya.
Opini ini ditulis oleh Santosa, mahasiswa Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi Unswagati.
Senin, 13 Oktober 2014
UKM Seni dan Budaya Adakan Audisi
Unswagati, Cirebon – SetaraNews.com, Unit kegiatan mahasiswa Seni dan Budaya (USB) mengadakan audisi, acara yang sedang berlangsung ini akan dilaksanakan selama tiga hari berturut - turut, dimulai dari tanggal 13-15 Oktober 2014, di aula grawidya sabha Unswagati Cirebon.
Dari 250 orang pendaftar, baru ada 128 orang lebih yang hadir untuk mengikuti audisi. Jumlah tersebut menunjukan adanya peningkatan.
Karena pada tahun lalu, hanya ada 100 orang lebih pendaftar dan hanya 80 orang yang mengikuti audisi."Pendaftar banyak, yang mengikuti audisi juga banyak, tapi kami akan memilah kembali. Karena ada beberapa aspek yang harus kami lihat" ujar Defa koordinator acara, saat di temui di aula grawidya sabhaAntusiasme peserta audisi pun sangat luar biasa, walaupun tujuan dari peserta audisi tidak semua sama.
"Banyak pesaing, persiapan sebelum audisi pun kurang. Akan tetapi saya percaya diri untuk mengikuti audisi ini." ujar salah satu peserta audisi.
Dosen Boikot KBM, Mahasiswa Gelar Aksi
Tidak masuknya sejumlah dosen dalam kegiatan belajar mengajar ditengarai sebagai bentuk protes tidak tersedianya lahan parkir bagi kendaraan roda empat dosen FISIP danFakultas Hukum.
Teo kordinator aksi pagi tadi menuturkan kekecewaanya terhadap sikap dosen yang memboikot dan mangkir saat waktu kegiatan belajar mengajar
“Karena dosen FISIP sama Hukun beserta jajaranya boikot, jadi tidak ada pelajaran hanya gara-gara parkiran” ujarnya.
Lebih lanjut Teo menuturkan jika sikap dosen yang mangkir tersebut tak ubahnya seperti anak kecil.
“Kita bayar kewajiban kita (SKS) tapi ko kenapa mereka sifatnya kaya anak kecil?” tambah Teo.
Sebelumnya beberapa hari lalu mahasiswa memblokade jalan dekat fakultas kedokteran kampus tiga Unswagati akibat kebijakan parkir.
Jorok, Kawasan Sungai Panembahan di penuhi sampah
Setaranews.com (13/10) Jembatan Panembahan Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon dipenuhi sampah setiap harinya dikarenakan kesadaran masyarakat yang kurang terhadap lingkungan sekitar. Hal ini bisa memicu sumber penyakit dan banjir dilingkungan sekitarnya.
Menumbuhkan Rasa Sosial Lewat KBS
Unswagati – SetaraNews.com, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perguruan dan Ilmu Pendidikan akan mengadakan acara Kemah Bakti Sosial (KBS) yang akan diselenggarakan pada 17 hingga 19 Oktober 2014. Acara tersebut rencananya akan dilaksanakan di Desa Cisantana, Bumi Perkemahan Ipukan, Kuningan.
Menurut Wakil Ketua BEM FKIP, “Acara ini bertujuan untuk mengimplementasikan Tri Dharma perguruan tinggi melalui pengabdian, jadi tanpa ada niat untuk menumbuhkan kesenjangan sosial antar mahasiswa satu dengan yang lainnya.” katanya Sabtu lalu (11/10/2014) seusai menghadiri technical meeting bertempat di Kampus 2 Unswagati Cirebon.
Senada dengan Waketu BEM FKIP, Ketua Pelaksana Acara Rezamika Qomara juga menginginkan agar out-put ini nantinya akan menghasilkan mahasiswa FKIP yang lebih menghargai lingkungan. "Tujuannya sih menjadikan mahasiswa untuk bisa berkomunikasi dengan masyarakat dan menghargai lingkungan." ujarnya.
Ia pun berharap agar peserta KBS tidak hanya mendapatkan wawasan dan ilmu pengetahuan, tetapi juga akan menjadi lebih aktif dan peduli pada lingkungan. "Harapannya membuat mahasiswa menjadi aktif, peduli pada masyarakat dan menambah wawasan & ilmu pengetahuan", pungkasnya.
Komitmen Pendidikan
Oleh : Bakhrul Amal
Ruang pendidikan bukanlah selubung awan hitam yang membusukan. Tapi untuk beberapa saat, masyarakat kita sengaja disodorkan nuansa seperti itu. Menjatuhkan yang satu, menghakimi tanpa koreksi. Akhirnya, kejatuhan dari dahaga untuk menghina sampai menunggu penyerahan seolah seperti sebuah kepuasan.
Ruang pendidikan sejatinya menguangkan argumentasi sebagai nilai tukar. Opini non teoritisi dan tak sesuai rasio logis tidak bisa dijadikan dalih kebenaran, apalagi bila jelas dendam kepentingan sebagai pemantiknya. Anehnya, manusia-manusia begini bisa berkelindengan bebas dengan parlente di ruang pendidikan. Pada manusia ini, eloknya pendidikan tidak akan pernah kita temukan.
Suatu saat, dengan tergopoh-gopoh, nabi naik ke atas mimbar dan membacakan patah-patah kalimatnya yang terakhir. Nabi berteriak dengan mata yang sayu “....seorang Arab tidak memiliki kelebihan diatas non-Arab, dan seorang non-Arab tidak memiliki kelebihan diatas Arab...... Ingatlah, suatu hari kamu akan berhadapan dengan ALLAH dan mempertanggungjawabkan tindakan-tindakanmu. Karena itu, berhati-hatilah, jangan keluar dari jalan kebenaran setelah aku tiada.” Suasana hening, pendidikan sesungguhnya tengah dimulai dari kesadaran akan kehilangan sosok yang begitu baik.
Sesaat kemudian, seluruh umatnya dibuat tenang. Bahwa seluruh perkataannya itu “aku telah menyampaikan pesanMU kepada hambaMU.” Nabi pun mengakhiri pesannya, masuk ke rumah, untuk lalu tak keluar kembali. Mu dengan M besar itu dia sisakan pada hati dan pikiran pendengarnya, Membenahi umat.
Pendidikan itu menerangi yang gelap, Nabi tidak sedikitpun mengutuk. Nabi menyatukan dirinya dengan umatnya dan memberikan pendidikan. Tentunya dengan fakta yang utuh, bukan asumsi yang di skenario untuk memfitnah atau meng-kecilkan yang lain.
KOMITMEN
Komitmen adalah menerabas batas dan melampaui yang tak terlampaui, komitmen menuntut pelaku-pelaku yang berani, yang tak takut disuarakan miring. Komitmen adalah menaruh apa yang sudah dari awal hendak memang ditaruh disitu, dia tidak terkecoh dan fokus.
Namun, dunia pendidikan saat ini telah penuh intrik. Mereka yang dendam datang kembali dengan wajah-wajah haus kuasa yang siap meringkus yang benar.
Perjuangan demi kemajuan dinihilkan untuk dikesankan tak ada. Jatuh bangun dan keinginan peningkatan, hangus dibakar oleh monopoli kejam api kekalahan. Budaya ini malah seperti mengkonsumsi narkoba, yang latah dan nagih. Perilaku kebodohan tersambut dengan tepuk tangan dan hiruk pikuk penuh sorak sorai. Miris.
PENDIDIKAN dan KEBAIKAN
Institusi pendidikan itu bukan sebuah opera yang semuanya telah disusun dalam naskah. Institusi pendidikan didirikan dengan dasar filosofi dan pandangan hidup yang teramat kuat. Kesakralannya terletak dari kemadanian masyarakat lingkungan. Harusnya, kuasa berita merawatnya dan tidak dibodoh-bodohi oleh nalar gerombolan emosional ‘yang tiran’ layaknya pendudukan kolonial.
Apa yang sudah diraih institusi pendidikan bukanlah untuk kebanggaan pribadi tetapi untuk bersama. Apabila kemudian ada segelintir yang datang dengan karung siasat pendzholiman, pendidikan dengan imunitasnya seharusnya membaca hal itu dan mengacuhkannya. Bila perlu jangan diberikan tempat untuk menempelkan bokongnya di gedung suci nan keramat penuh ilmu.
Gandhi dahulu adalah seorang pengacara, beralih menjadi pejuang kemanusiaan. Dengan susah payah, hantaman bertubi-tubi hingga cacian, dia tak goyah. Dia katakan pendidikan mengajarkannya agar komitmen demi kebaikan. Dia kuat.
Mahasiswa letaknya bukan di pinggir tetapi di depan. Mahasiswa bukan konsumen isu, bukan juga penikmat kesakitan, apalagi pengantar chatering dari seseorang yang menuntunnya kerdil. Jadinya, tidak membakar dan mendobrak sesuatu seperti kuda yang ditarik oleh delman dengan tali yang panjang. Kebenaran itu yogiyanya merasuk dalam nurani.
Faal hamaha fujuroha wa taqwaha, kejahatan dan kebaikan itu memang diilhamkan, dalam As-Syams. Mereka yang menelanjangi komitmen dan bersembunyi dibalik apa yang ditaburnya adalah penjahat. Dan institusi pendidikan dengan komitmennya adalah yang harusnya beruntung dengan jalan yang baik.
BELAJAR DARI “FIVE MINARETS IN NEW YORK”
Lalu sebenarnya, bagaimanakah awalnya yang baik itu dikesankan buruk untuk menaikan yang buruk?
Hatta, berdiri tegak dengan telaten memasarkan koperasi. Tan Malaka tak patah arang demi kemandirian Indonesia sebagai bangsa. Soekarno dengan semangat persatuannya, melupakan penjara dan pengasingan, dia bangkit mewujudkan Indonesia. Itulah komitmen.
Kebencian itu lahir daripada akibat kejayaan masa lalu yang hilang terkikis oleh zaman. Bagaikan bom waktu yang terus menerus menyetel kondisi dan siap sampai kapanpun diledakan.
Film Five Minarets in New York mengajarkan kita untuk menolak itu. Seorang anak muda bernama Fyrat, diberi pendidikan untuk memupuk benci oleh kakeknya. Dalam benaknya selalu terpenuhi keinginan membunuh Hadji Gm. Pikiran itu datang karena bercak-bercak pembosokan kakekanya bahwa Hadji GM telah membunuh ayahnya yang bernama Eren Smail. Padahal itu tidak benar.
Suatu ketika Fyrat akhirnya bertemu dan bertatap muka hingga bahkan melewati hidup bersama Hadji Gm. Darisitulah, kebenaran yang benar muncul. Meskipun kemudian Hadji Gm tetap terbunuh oleh kakeknya, namun komitmen kebaikan merubah pandangan nista Fyrat terhadap Hadji Gm. Diantara darah dan tangisan kematian, Fyrat bersaksi bahwa Hadji Gm adalah orang yang terbaik, pemberi pendidikan terindah, yang pernah ia temui.
Meskipun hal itu keliru, nampaknya pertarungan bak mengadu domba di hutan itu masih juga laku di pasaran. Tidak sedikit pendahuluan kakek Fyrat itu diterima tanpa kunyah. Pada titik itulah komitmen pendidikan kita hilang dan remote penggerak robot kebencian berfungsi.
Sejatinya, giringan layaknya kakek Fyrat itu memang selalu meletup-letup. Namun, yang diposisikan sebagai Fyrat janganlah mudah bertransaksi tanpa dasar yang jelas, apalagi non teorisi.
Komitmen pendidikan adalah pengujian nyata di ruang kelas yang paling bebas di alam raya, yaitu ruang akademik. Dimana disitu manusia dipertaruhkan hanya atas dasar argumentasinya. Pertemuan dan pertaruhan isi kepala pmenjadi keutamaan. Jangan menjadi umpan yang menelan mentah keseolahan nampak dari yang lurus dan yang haus. Untuk itulah sebenarnya kita berdidik intelektual.
*Penulis adalah peneliti di Satjipto Rahardjo Institute
Sabtu, 11 Oktober 2014
Pementasan Teater UKM Seni Budaya Berlangsung Meriah
Selain anggota dan para alumni, acara ini dihadiri oleh banyak penonton yang sebagian besar mahasiswa Unswagati . Selain itu, terlihat pula beberapa penonton yang menikmati pementasan ini menggandeng pasanganya.
Sepanjang acara teater ini berjalan dengan lancar, tepuk tangan penonton yang menikmati jalannya teater cukup meriah. Sesekali penonton dibuat tertawa oleh tingkah laku para pemain teater, penonton makin terpingkal ketika kholili (salah seorang pemeran) berhasil membawakan perannya sebagai penjual minyak.
Bukan hanya sukses pemain memerankan perannya. kemeriahan ini pun tercapai berkat penyuguhan musik pengiring yang mampu menghadirkan suasana teater semakin menarik.
Royhan salah seorang penonton sekaligus pecinta teater ini menilai pementasan sangat baik
“bagus, Ini saya yang kedua kali menonton teater yang disutradarai Ace Sucipto ini.” katanya
Senada dengan Rohyan, Naufal seorang mahasiswa Unswagati Fakultas Pertanian tingkat satu itu bahkan tertarik untuk bergabung dengan UKM Seni
“wah, bagus,lucu,Seru, ada pun nanti kalau ada pembukaan pendaftaran anggota, insyaallah saya akan ikut!” tuturnya.
Foto: Istimewa
Mapala Gunati Adakan Musyawarah Umum
Acara ini dihadiri oleh perwakilan beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Unswagati serta pihak Rektorat yang diwakili Wakil Rektor III, Ketua bagian Kemahasiswaan juga bagian Alumni.
Musyawarah berlangsung dengan lancar, Warsono selaku moderator sekaligus Formatur I membuka acara yang diawali dengan pembacaan surat Al-Fatikhah, menyanyikan Indonesia Raya, pembacaan pancasila serta Doso Kromo.
Sambutan pertama diwakili pihak rektorat yakni Dudung Hidayat, SH. MH.selaku Wakil Rektor III yang menilai UKM Mapala Gunati semakin dewasa saat ini. “UKM Mapala Gunati semakin dewasa pengurusnya, program kerjanya yang luar biasa ditengah keterbatasan dana dan biaya” Ungkapnya dalam mengisi sambutan.
Mapala Gunati tidak pernah menyerah dalam menjalankan kegiatan baik di dalam maupun di luar kampus,”Semoga Mapala Gunati lebih maju dan mampu menjalankan program-programnya.”Tambahnya.
Rian Gunawan selaku Ketua Umum Mapala Gunati periode 2013-2014 juga memberi sambutan sekaligus membuka acara MU tersebut.”Musyawarah Umum merupakan bagian program kerja kita, dalam kegiatan ini juga ada Pleno I terkait LPJ, Pleno II AD-ART, Pleno III adalah pemilihan umum serta nantinya Open Recruitment.”Tandasnya.
Dalam hal ini Rian Gunawan juga berpesan agar tetap mengharumkan nama almamater Unswagati dan Mapala Gunati agar tetap jaya.
Pada kesempatan ini juga Tumpas Febriyanto selaku Presiden Mahasiswa menyempatkan waktu untuk memberikan sambutan,”Semoga Mapala Gunati dapat memilih pemimpin yang berkarakter, profesional dan dapat mengayomi anggotanya. Serta kedepannya bisa merealisasi program kerja dan bermanfaat bagi kampus juga masyarakat.”
Universitas Siapkan Program Beasiswa untuk UKM
“Rektor sudah menyetujui program ini, ini untuk memberikan apresiaasi kepada mahasiswa yang aktif dan memiliki prestasi di bidangnya” Ujar Dudung Hidayat. SH.,MH
Disampaikan Dudung terkait anggaran yang akan dikeluarkan tidak tanggung – tanggung yaitu senilai Rp. 200.000.000., yang akan dibagikan kepada seluruh UKM. Selain itu, pihak Universitas masih membicarakan terkait kriteria Mahasiswa yang akan diproses lebih lanjut agar program ini bisa berjalan dengan baik dan tentunya adil.
“untuk kriteria masih dibahas, ya harus seimbang antara akademik dan non akademik, rekomendasi tetap dari UKM masing – masing, tapi berikan wewenang kepada kami untuk menyeleksinya” Ucap beliau.
Terlepas dari anggaran Kemahasiswaa, Masih menurut beliau, program ini pada dasarnya agar mahasiswa tetap aktif dalam hal menjalankan program – programnya, dan terus berprestasi demi nama baik Unswagati.
“Ya ini agar mahasiswa tidak ada yang kabur dan tetap berprestasi” tuturnya.
Integritas Universitas
Kejujuran adalah syarat utama untuk menjadikan Universitas memiliki integeritas. Karena dari sinilah sumber intelektual dapat dipertanggungjawabkan.. Artinya, publik sudah diberikan jaminan kepastian, dan publik mencatatnya dengan harapan. Jadi, dari kejujuran itulah seluruh keagungan Universitas tergantung. Reputasi kampus berbanding dengan moral akademisinya. Bukan hanya sekedar memiliki pengetahuan yang luas, melainkan jaminan integritas dari akademisinya.
Kita dapat mengkonstruksi visi akademisi ketika wacana itu dilontarkan kepada publik. Pertama, pemimpin Universitas itu sudah membayangkan varibel apa saja yang menentukan untuk menjadi PTN. Itu berarti sejak awal sudah dapat menentukan apa-apa saja yang diperlukan dan berapa tahun target ini akan tercapai. Berbanding langsung dengan varibel itu, adalah kemampuan dan komitmen pemimpin Universitas dipertaruhkan. Sebagai pemimpin Universitas ia terikat dengan etika publik dan sensitivitas sosial. Tetapi ia telah mengkesampingkan public etic, dan berubah menjadi seorang demagog. Karena sampai saat ini tidak ada kejelasaan mengenai PTN. Dan ia bukan hanya ingkar pada ucapanya, tetapi sudah membesar-besarkan sesuatu dihadapan publik yang tidak sesuai dengan fakta.
Tetapi sebuah rencana adalah produk kolektif sejumlah akademisi dan ahli. Itu berarti ada tahapan perumusan dan diskusi. Di situ kritisisme profesional harusnya terjadi, karena untuk menyelesaikan rencana menyangkut tanggungjawab profesi akademisinya, yaitu bertujuan bahwa setiap perkembangan dan hasilnya terus di informasikan untuk diuji ulang kinerja dan komitmennya. Sedangkan impilkasi sosial adalah varibel etis dari sebuah janji yang terus didengungkan dari lingkungan Universitas, yaitu pertimbangan ekspetasi dan kepercayaan publik. karena itu, kedudukan rencana yang sudah dijanjikan “Pasti” kepada publik akan menyangkut reputasi intelektualnya. Dan juga hal yang akan menyangkut langkah selanjutnya untuk para akademisi beserta lembaga Universitas. Pada tingkat inilah sesungguhnya mutu dan martabat dari Universitas dipertaruhkan. Jadi, bila ternyata hasil dari yang dijanjikan tidak sesuai fakta, dan bahkan tidak ada keterbukaan kepada publik maka sungguh telah terjadi penyelewengan rencana. Dan itu direncang secara bersama-sama untuk menghianati integeritas Universitas. inilah kejahatan tertinggi dari akademisi.
Konsekuensi kejahatan ini amat dalam. Yang utama adalah, ia mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta. Fakta yang mestinya menjadi prinsip dasar untuk argumentasi sebagai tradisi ilmiah Universitas. Kebohongan ini mencerminkan kondisi etik dan epistemik yang sangat lemah dari Universitas Unswagati. Itu berarti sangat layak menduga ada banyak fakta yang tidak diketahui publik, yang mestinya menjadi hak konsumsi publik. Misalnya, bahwa bisa saja motif menuju PTN hanya sebuah menejemen agitasi agar banyak mahasiswa mendaftar di Unswagati. Debat moral inilah yang tidak terjadi dilingkungan Universitas, bahwa, rencana PTN menjadi informasi masif ketika memasuki ajaran baru. Dan ini adalah argumentasi yang tanpa metode ilimah rumit sekali pun dapat diukur untuk menjadi fakta. Karena itu terjadi berdasarkan pengalaman individu, yaitu mahasiswa maupun yang baru menjadi alumni.
Universitas adalah komunitas etis. “Kebohongan intelektual” adalah sebuah penyelewengan bagi moral akademisi. Kini tuduhan itu menunjuk martabat dan reputasi lembaga Universitas Unswagati.
Oleh: Kris Herwandi
Mahasiswa Fisip Unswagati
Jumat, 10 Oktober 2014
Kopak Indonesia Tanggapi Isu Mutasi di Jajaran Pemkot Cirebon
Ketua Kopak Indonesia (Komunitas Penggiat Awasi Korupsi), Syarif Hidayat kepada SetaraNews melalui pesan selulernya akan terus berkomitmen untuk tetap mengawasi proses tersebut.
"Kopak siap mengawal mutasi bila ada oknum BKD diklat yang main gratifikasi." katanya beberapa waktu yang lalu.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa, "Ketelitian, kehati-hatian, dan waspada serta ikut peka untuk mengawasi aset pemerintah merupakan bentuk kepedulian ASN akan kerugian keuangan negara yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab." tambahnya.
Ia pun mengajak agar masyarakat dapat ikut bersama dalam mewujudkan ASN yang baik untuk negeri ini, "Bersama Kopak Indonesia kita wujudkan ASN yang baik." tandasnya.
Presma Tanggapi Aksi Terkait Kebijakan Parkir
Serta menanggapi point 2 dalam surat edaran perihal pemberitahuan yang berbunyi “Untuk tempat parkiran kendaraan roda 2 di kampus 2 dan kampus 3 seluruhnya di arahkan ke areal parkiran kampus 4 dengan akses masuk dari jalan perjuangan samping SMK Parawisata Kosgoro samping kantor radar. Tumpas pun di sini sudah memberikan solusi dalam hal ini mengatakan “ untuk pembuatan parkiran di kampus 3 bangunan 2 lantai sedangkan kampus 2 lokasi parkiran di kampous 4 “. Tambahnya.
Mahasiswa Lakukan Aksi Terkait Kebijakan Parkir Kampus 3
Berdasarakan surat edaran perihal pemberitahuan no 848/UNIV/X/2014 tanggal 6 oktober 2014 terkait parkir yang di antaranya yaitu bagi mahasiswa di kampus 1 untuk tempat parkir roda dua bisa di gunakan di lahan parkir Nyi Iteung Jl. Pemuda, Untuk tempat parkir roda dua di kampus 2 dan 3 di alihkan ke areal parkir kampus 4 melalui akses masuk dari jalan Perjuangan samping SMK Parawisata Kosgoro/samping kantor Radar, Area parkir kampus 3 semuanya digunakan untuk tempat parkir kendaraan roda empat
Menurut Kordinator lapangan ( korlap) Devateo mengatakan “fasilitas parkir motor tidak di luar kampus karena kurangnya keamanan dan terlalu jauh dari kampus yaitu letaknya di depan kampus 3 jl. Binawan 1, dan pada hari ini akan melakukan car free day (tidak ada mobil yang masuk dalam kawasan parkiran dari FKIP bahasa inggris sampai FISIP ini bentuk dari tanggapan surat edaran yang di atas”.
Di tegasakan juga melalui selebar STATEMEN yang di dapatkan bahwa hasil dari surat edaran ini para demonstran mengatakan sesungguhnya inilah bukti nyata Presiden Mahasiswa telah mengkhianati dan menjadi penjilat pihak rektorat dalam menyetujui keputusan dalam hal parkiran serta sudah bertentangan dengan statuta 2014 (jika sudah berlaku) BAB X pasal 66 ayat 2 point G serta pasal 25 ayat 2.
Rabu, 08 Oktober 2014
Mapala Gunati Akan Adakan MU Kepengurusan XVIII
Surat yang berisi undangan tersebut, intinya akan melaksanakan Musyawarah Umum (MU) Mapala Gunati Periode Kepengurusan XVIII.
Rencananya kegiatan Musyawarah Umum tersebut akan dilaksanakan pada hari Sabtu 11-12 Oktober 2014 bertempat di Ruang Fakultas Tekhnik.
Dalam acara tersebut akan dibahas Laporan Pertanggungjawaban Pengurus UKM Mapala Gunati Periode 2013-2014, pembahasan AD/ART, dan pemilihan ketua umum untuk kepengurusan selanjutnya.
Jumat, 03 Oktober 2014
LPM Setara Selenggarakan Serah Terima Jabatan
Acara yang diikuti oleh seluruh pengurus, calon anggota, dan alumni LPM Setara ini dilakukan dalam rangka penyerahan kepemimpinan dari Santosa beserta pengurus LPM Setara periode 2013/2014 ke Muhammad Wildan beserta pengurus LPM Setara untuk periode 2014/2015.
Dalam sambutannya, Santosa berpesan agar para pengurus yang baru dapat semakin solid dan dapat meneruskan kembali perjuangan para pengurus lama terutama merealisasikan program kerja yang tertunda dalam periode sebelumnya.
"Saya harap kawan-kawan LPM Setara dapat semakin solid, terutama dalam merealisasikan program kerja yang tahun sebelumnya dan memajukan LPM Setara di dalam program kerja selanjutnya." katanya.
Lebih lanjut Santosa berharap agar anggota LPM Setara dapat berperan sebagai layaknya seorang petani, yang menanam, merawat, dan memupuk tanaman hingga tumbuh besar. Kemudian para petani itulah yang akan memanen hasil kerja mereka di dalam organisasi.
Sementara itu Muhammad Wildan pemimpin umum terpilih, ia berharap agar para rekan kerja LPM Setara agar dapat bersama-sama membudayakan Baca, Tulis, Diskusi, dan Lawan di dalam hari-hari kepengurusan untuk periode 2014-2015 mendatang.
Kelas Digabung, Mahasiswa Kebingungan Cari Kelas
Mahasiswa tersebut yang bernama Martin, ia melakukan hal tersebut karena adanya penggabungan kelas sehingga kelasnya tidak memiliki kursi yang cukup dan hal tersebut membuat beberapa mahasiswa terlihat kebingungan mencari kursi sebelum menjalani perkuliahan.
''Ini mas kelas nya digabungin pas giliran saya masuk tidak kebagian kursi.jadi saya harus mengambil kursi dari kelas lain yang
kosong." ujar salah satu mahasiswa saat hendak mengambil kursi.
Fenomena mahasiswa membawa kursi sebelum kuliah kerap terjadi di Fakultas Ekonomi , dan setidaknya harus menjadi perhatian bagi pengelola universitas khususnya Fakultas Ekonomi.
Kontributor: Wahyu Erlangga
Warek III Sosialisasikan Anggaran untuk Ormawa Unswagati
Dalam sosialisasi tersebut seluruh undangan diberikan keterangan mengenai rencana anggaran belanja yang akan mereka gunakan dalam kegiatan kemahasiswaan untuk satu tahun ke depan.
Dalam penjelasannya, Dudung Hidayat mengungkapkan bahwa "Anggaran untuk seluruh kegiatan ormawa dialokasikan sebesar Rp513.000.000,00." katanya.
Selain itu khusus ormawa, Universitas juga menyiapkan anggaran sebesar Rp 200.000.000,00 untuk beasiswa kepada mahasiswa yang aktif organisasi dan berprestasi karena mereka dinilai memberikan kontribusi yang positif terhadap lembaga.
Dalam pemaparan tersebut nominal anggaran belanja yang dianggarkan tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, dan wakil rektor III Dudung Hidayat mengaku sudah mengajukan peningkatan anggaran kemahasiswaan sebesar dua kali lipat kepada universitas, namun hal tersebut tidak dapat terealisasi karena keterbatasan dana.
Selain itu beliau juga berharap agar setiap ormawa bisa mencari sumber dana selain dari Universitas.
“Saya apresiasi beberapa ormawa yang sudah menggandeng pihak ketiga, dan jangan sampai kreativitas mahasiswa berkurang karena keterbatasan dana.” tandas Dudung.