Kamis, 06 Desember 2018

Mahasiswa Sumbang Dana Untuk Fotocopy LPJ PKKMB 2018

Setaranews.com - Kamis, 6 November 2018 adalah hari dimana panitia Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2018 melakukan sidang Laporan Pertanggung jawabannya (LPJ) selama mengadakan acara tersebut.

Sidang yang dilaksanakan di Auditorium kampus utama Unswagati itu berjalan dengan sangat khidmat, hanya saja berkas LPJ yang harusnya dibagikan untuk seluruh peserta sidang itu tidak diperbanyak, berkas tersebut hanya dibagikan untuk anggota BEM-Universitas dan DPM-Universitas sedangkan peserta peninjau yang terdiri dari Seluruh Mahasiswa Unswagati tidak diberikan berkas LPJ Panitia PKKMB 2018.

Hotman Dhuha selaku ketua Pelaksana menuturkan bahwa panitia PKKMB 2018 tidak memiliki anggaran alias NOL persen (0%), jadi hanya dapat memperbanyak secukupnya. " Mohon maaf anggarannya sudah habis, tidak tersisa"Katanya.

Jika menilik dari berkas LPJ yang  diserahkan Panitia PKKMB 2018 tercarat pemasukan keuangan sebesar Rp. 106.307.943; dan total pengeluaran sebesar Rp.108.550.932; bahkan rugi sebesar Rp.2.242.989; belum dihitung dengan pemasukan dari sponsorship.

Setelah debat Panjang yang memakan waktu yang cukup lama, akhirnya munculah inisiatif dari Mahasiswa untuk memberikan uang sumbangan atau swadaya secara ikhlas agar berkas LPJ PKKMB 2018 dapat diperbanyak. "Ya udah, Kita sekarang patungan ajah seikhlasnya, biar LPJnya bisa difotokopi, biar kita juga liat" Kata Dwi algi salahsatu peserta sidang.

Statement dari bogel sapaan untuk Dwi Algi semakin diperkuat oleh peserta sidang lainnya, dan sempat mengalami perdebatan panjang yang awalnya panitia PKKMB 2018 menolak dana sumbangan dari peserta sidang dan bersikukuh tidak ingin menggunakan uang tersebut, namun akhirnya seluruh peserta sidang dan panitia PKKMB 2018 menerima dana yang terkumpul sebesar kurang lebih Rp.260.000; itu digunakan untuk memperbanyak berkas LPJ 2018.

Sabtu, 01 Desember 2018

Opini: Nalar Pendek BEM Unswagati dan Panitia PKKMB 2018

Opini, Setaranews.com - Insiden penggrebekan menyangkut persoalan PKKMB 2018 yang terjadi pada Kamis (29/11) benar-benar menyisakan lara tersendiri. Kepada oknum yang terkasih yakni pihak BEM Unswagati dan Panitia PKKMB 2018 yang sekiranya nalarnya butuh dirawat. Mereka pada pukul 18.30 WIB tanpa tedeng aling-aling menggrebek Sekretariat DPM Unswagati yang kebetulan bertetangga dengan Sekretariat LPM Setara dan UKM Olahraga. Adu mulut dan adu fisik tidak terelakkan. Suasana seketika pecah dengan keributan.

Kekececewaan tiba-tiba saja merebak. Mahasiswa sebagai insan-akademik rasa-rasanya tidak pantas menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Organisasi selalu mengajarkan manusianya untuk menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan kepala dingin. Dalam kasus Kamis malam lalu, BEM Unswagati dan Panitia PKKMB 2018 sama sekali tidak memakai kaidah-kaidah organisasi untuk menyelesaikan permasalahan. Namun justru semakin memperkeruh masalah dengan mengedepankan hawa nafsu.

Adu mulut dan adu fisik yang tidak terelakkan Kamis malam lalu itupun sempat dilerai oleh salah seorang peserta kongres LPM Setara karena dirasa mengganggu jalannya kongres. Namun bukannya dihargai aspirasinya, peserta kongres itupun terkena sasaran pukulan dan makian. Kronologinya ialah ketika aksi penggrebekan terjadi agenda kongres pun sedang berlangsung dan terpaksa mengalami penundaan selama sehari.

Apa yang terjadi Kamis malam lalu bukanlah cerminan mahasiswa maupun organisatoris. Secara umum saja bisa dilihat bahwa mahasiswa mempunyai tiga peran yang menonjol dari segi moral, sosial dan intelektual. Mahasiswa selaku insan yang bergelut di bidang akademis sudah sepantasnya bertindak dan berujar tidak hanya berdasarkan sebanyak apapun referensi yang dibaca. Namun di dalamnya harus diterapkan kandungan nilai seperti kejujuran, keadilan dan kemanusiaan. Dengan kapasitas intelektual dan daya nalarnya tersebutlah mahasiswa seharusnya mampu menganalisa persoalan yang muncul kepermukaan secara argumentatif dan bertanggungjawab.

Terlepas demikian, pihak mana yang benar ataupun salah dalam persoalan LPJ PKKMB 2018, sikap tempramental BEM Unswagati dan Panitia PKKMB 2018 tidak bisa dibenarkan begitu saja. Tuhan menciptakan manusia dengan nalar untuk berpikir. Berbeda dengan binatang yang hanya memiliki insting. Kalau merasa diusik langsung pasang badan dan siap menyerang secara membabi buta. Generasi yang mengedepankan otot ketimbang otak akan selalu menjadi pemicu kericuhan dan membahayakan kehidupan berbangsa.

*Penulis adalah salah satu Mahasiswi FKIP Bahasa Inggris Unswagati