Sabtu, 30 September 2017

Himakom Sampaikan Komunikasi Luas Lewat Dance Competition

Unswagati, Setaranews.com - Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon menggelar Cover Dance Competition pada Sabtu, (30/09) di Auditorium Kampus Utama Unswagati.

Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian acara dari Festival Komunikasi dengan tema global "The Power of Communication" senada dengan tema tersebut, Dance Competition merupakan salah satu media komunikasi non-verbal.

"Tujuannya untuk mengenalkan kepada khalayak umum bahwasanya jangkauan komunikasi itu sangatlah luas, termasuk juga Dance".ungkap Fauzi Faturrahman, Ketua Pelaksana Komunikasi Festival saat ditemui setaranews.com.

Lebih lanjut, Fauzi juga mengharapkan pasca acara yang dikenal dengan sebutan Communication Festival Jeh (Comfestjeh 2K17). "Semoga untuk tahun berikutnya, dimana acara yang sekarang kami jadikan acara rutin tahunan (Comfest) dapat lebih meriah lagi dikala nantinya mau mengadakan Dance Competition lagi",harapnya kepada setaranews.

Disisi lain, Tessa Nur Maulana juga memberikan harapan, katanya (Tessa) komunikasi dapat dikenal secara luas oleh masyarakat.

"Saya berharap melalui acara ini, kita dapat mengenalkan komunikasi secara luas, dimana dengandanca atau tarian kita dapat menyampaikan sebuah pesan dan berkarya".harapnya.

Cover Danca Competition diikuti sebanyak 15 Group dan untuk pengumuman pemenang kompetisi dance akan diumumkan pada saat acara Live Music yang akan diselenggarakan pukul 08:00 WIB malam nanti.

Kamis, 28 September 2017

Dukungan Fakultas Dan Prodi Optimiskan Himakom Gelar Comfest 2017

Unswagati, setaranews.com - Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (HIMAKOM FISIP) Unuversutas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) menggelar acara Communication Festival 2017 (Comfest 2017), pada 27-30 September 2017 dan bertempat di Kampus Utama dan Kampus III Unswagati Cirebon.

Comfest 2017 merupakan acara yang pertama kali digelar oleh Himakom, dimana pada acaranya menuai hambatan terkait pendanaan.

Tessa Nur Maulana, selaku ketua Umum Himakom mengatakan bahwa pihaknya sempat merasa pesimis dengan beberapa hambatan yang dihadapi, khususnya terkait minimnya anggaran.

"Kami hanya mendapat anggaran dua juta dari Universitas. Karena dana yang begitu menipis dengan kegiatan yang begitu banyak dan perlu dipertimbangkan, awalnya kami sedikit pesimis" katanya kepada setaranews.

Namun rasa pesimis tersebut menjadi tertutupi dengan dukungan datang dari pihak Fakultas dan Prodi yang membuat Himakom menjadi optimis menjalankan kegiatan tersebut sesuai yang diharapkan.

"Pihak fakultas dan prodi membuat kami optimis, mereka siap dan rela mengeluarkan uang pribadinya untuk membantu kegiatan kami, ini yang membuat kami semangat dan yakin kami bisa berjalan lancar" lanjut Tessa.

Comfest 2017 sendiri diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya seminar CSR yang sudah diselenggarakan Rabu kemaren (27/09) di Aula kampus Utama Unswagati, Talk Show Ilmu Komunikasi yang sudah dilaksanakannya juga pada Kamis (28/09) di Gedung Serba Guna Fisip Unswagati, Perlombaan Jurnalistik, Fotografi dan Videografi, serta dance competition yang kemudian disusl dengan kemeriahan malam puncak Communication Festival pada Sabtu (30/09) nanti.

Lebih lanjut, Tessa mengharapkan Comfest bisa menjadi agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Himakom dan bisa membangun image building bahwa ilmu komunikasi mempunyai "Communication Festival Jeh 2017".

Terakhir, Tessa berpesan agar mahasiswa ilmu komunikasi terus belajar, "kalian harus belajar dan terjun karena ilmu komunikasi itu luas, tanpa kalian mempelajari tanpa kalian terjun, kalian tidak tahu apa-apa, dan kalianlah yang akan merubah dan membentuk ilmu komunikasi secara luas bahkan dikenal masyawarat karena ilmu komunikasi berada ditangan mahasiswa" tutupnya (Felisa).

Gandeng DPW-Popmasepi, Hipmagri Adakan Pekan Kewirausahaan

Unswagati, Setaranews.com - Himpunan Profesi Mahasiswa Agribisnis (HIPMAGRI) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon menyelenggarakan seminar pekan kewirausahaan yang bertema, "Peranan Lembaga Dalam Mewujudkan Diversifikasi Pangan Lokal yang Berintegrasi Untuk Mencapai Kedaulatan Pangan", Kamis (28/09) di Auditorium Kampus Utama Unswagati.


Seminar tersebut merupakan salah satu rangkaian acara dari Pekan Kewirausahaan dan dihadiri sebanyak 97 peserta yang berasal dari berbagai delegasi diantaranya yaitu,  Delegasi Tim Business Plan Competition, Dewan Perwakilan Wilayah Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertania Indonesia (DPW-POPMASEPI), delegasi peserta dari Stand Bazar, dan peserta umum Seminar Pekan Kewirausaan.

Seminar yang dimulai pukul 09.00 ini dibuka secara langsung oleh Rektor Unswgatai Cirebon dengan pemukulan gong sebagai simbol pembuka acara. Dalam sambutannya, Prof. Dr. H Rochanda Wiradinata MP mengungkapkan bahwasannya sektor pertanian menjadi soko guru bagi Negara Indonesia, "Bidang pertanian sebagai penentu utama keberlangsungan hidup manusia. Ketidak efektifan pemerintah kita (Indonesia) tentang persoalan Beras Miskin (Raskin)  belum mampu mengatasi permasalahan pangan di Indonesia."ungkapnya saat menyampaikan sambutan pembuka Seminar Kewirausahaan, Kamis (28/09).

Pembicara yang dihadirkan dalam seminar tersebut berasal dari Ketua bidang kewirausahaan dan pengabdian Masyarakat (Dr.Boyke Setiawan Soeratin,S.P.,MM.Agr), Kepala Drive BULOG Jawa Barat (Abdul Muis S.Ali), Kemudian darai Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon (M.Gunawan).

Deversifikasi pangan merupakan alternatif penganekaragaman sumber karbohidrat sebagai pengganti beras, namun di Indonesia tetap saja tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan dikarenakan tidak ada Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat mengolahnya dengan baik, Sedangkan yang menjadi nilai tambah pada pengolahan bidang pertanian yaitu dapat menjadikan suatu komoditas setelah diolah.

Salah satu pembicara Seminar, Dr. Boyke menerangkan terkait keberlangsungan deversifikasi, menurutnya yang dapat diharapkan mampu membatu permasalahan tersebut adalah mahasiswa.

"Dalam hal ini, kalian sebagai mahasiswa harus dapat dan mampu berdiri bersama Petani untuk keberlangsungan diversifikasi pangan ini,"jelasnya saat menyampaikan materi.

Selain diversifikasi pangan juga dijelaskan tentang Bulog sebagai lembaga pemerintahan non-departemen yang mengatur pendistribusian beras untuk masyarakat.

Pekan Kewirausahaan sendiri diselenggarakan selama tiga hari dari 28-30 September 2017 dengan berbagai kegiatan diantarannya yakni Seminar, Talk Show, Bussines Plan Competition, dan dilanjut dengan Field Trip menuju Keraton Kasepuhan Cirebon dan Goa Sunyaragi.

Perlu diketahui juga, Pekan Kewirausahaan bekerjasama dengan DPW II POPMASEPI, yang meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan.

Khusnul Khotimah selaku Ketua Pelaskana acara mengharapkan melalui kegiatan tersebut daya kreatifitas mahasiswa menjadi semakin tinggi, sehingga daya saing pangan lokal pun menjadi meningkat.

"Dengan adanya Seminar ini, semoga peserta bisa lebih tertarik untuk berinovasi, dan kreatifitas mahasiswa menjadi semakin tinggi, serta kita juga mempunyai tujuan kalau pangan lokal itu punya daya saing, dan tidak harus makanan yang mewah, melaikan makanan yang unik itu yang kita cari." Tutupnya saat ditemui setaranews usai acara. (Riska Aulia).

 

Rabu, 27 September 2017

Menuai Hambatan, Himakom Tetap Kokoh Selenggarakan Festival Komunikasi

Unswagati, Setaranews.com - Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) menggelar Seminar Komunikasi yang bertajuk "Peran CSR Perusahaan Terhadap Pembangunan Cirebon" pada Rabu (27/09) di Auditorium Kampus Utama Unswagati.

Pemateri yang dihadirkan berasal dari Public Relations (PR) Swissbell Hotel dan Praktisi CSR Kota Cirebon. Seminar tersebut merupakan salah satu rangkaian acara dari Communication Festival yang diselenggarakan oleh Himakom selama tiga hari kedepan (27-30 September 2017).

Pada pelaksanaannya, panitia menemui berbagai hambatan, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat panita untuk melaksanakan acara tersebut.

"Pasti yang namanya hambatan selalu ada, kali ini yang menjadi hambatan kami yaitu sedikitnya SDM pada kepanitiaan kami, kemudian anggaran dana juga menjadi hambatan bagi kami, dimana kami hanya memaksimalkan anggaran dari sponsor-sponsor saja karena dana yang diturunkan oleh Universitas dan Yayasan tidak sebanding dengan acara yang kami laksanakan."tegas Fauzi Faturrahman selaku Ketua Pelaksana.

Lebih lanjut, Fauzi juga mengharapkan adannya regenerasi untuk masa yang akan datang, "Karena ini acara rutin bagi Himakom sendiri, saya berharap untuk kedepannya konsepan acara seperti ini bisa lebih matang lagi, entah dari persiapan atau ketika teknis pelaksanaanya dan kami sudah sambungkan link-link dengan perusahaan, tinggal di Follow Up saja kedepannya."harapnya kepada setaranews.

Seminar Komunikasi Himakom dimulai pukul 08:00 WIB, dan dihadiri sebanyak 200 peserta yang berasal dari para undangan dan peserta umum. (Felisa)

 

Selasa, 26 September 2017

Rektor Akui Adanya Penyelewengan Aturan Pada Pengangkatan Suherli

Unswagati, Setaranews.com - Setelah melakukan Aksi bakar ban di kampus utama Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon. Kali ini civitas akademika yang terdiri dari Karyawan dan Dosen Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon melakukan aksi long march dari kampus 1, 2 dan Kampus 3, yang kemudian diakhiri di kantor Yayasan Pendidikan Sunan Gunung jati (YPSGJ) yang terletak di Komplek Bima, Kota Cirebon, Senin (26/9).


Dalam aksinya, massa aksi meminta Ketua Yayasan untuk segera mengambil keputusan dengan menandatangani surat penurunan Suherli sebagai Wakil Ketua Yayasan Sunan Gunung Jati (YPSGJ) yang diduga pengangkatan (Re: Suherli) telah melanggar aturan Menteri Riset,Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ( Menristekdikti ) Nomor 3805/K4/KP/2017.

Prof. Dr. H. Rochanda Wiradinata MP selaku rektor Unswagati memberikan tanggapan mengenai aksi demonstrasi tersebut.

" saya harap mahasiswa tidak merasa terganggu dengan adanya aksi ini, tapi saya mengupayakan untuk kegiatan perkuliahan tetap berjalan lancar, memang di anggap ini sudah tidak kondusif, kalau mahasiswa yang ikut aksi kali ini, mungkin hanya kebetulan lagi tidak ada perkuliahan,"ucapnya kepada setaranews.

Selain itu Rochanda mengakui adanya penyelewengan aturan yang dilakukan oleh Suherli, namun sebelum pengangkatanya (Re: Suherli) sebagai Wakil Ketua Yayasan, Rektor Unswagati sudah menghimbau bahwasannya ada tiga syarat yang diajukan kepada Suherli sebelum masuk ke struktural.

Syarat tersebut yaitu tidak ada aturan yang melarang bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk mengambil peran dalam struktural melainkan yang bersangkutan harus mendapatkan izin dari Kopertis terlebih dahulu dan harus menjadi penghubung bagi civitas akademika dan civitas yayasan. Namun nyatanya ketiga syarat tersebut tidak dijalankan oleh yang bersangkutan.

" Kenyataannya sampai sekarang kopertis mempertanyakan Suherli Tidak ada izin, lantas dia telah melanggar peraturan yang ada, dan mungkin juga yang diharapkan teman - teman adanya reaksi ini mungkin yang tadinya diharapkan menjadi jembatan bagi para civitas akademik maupun yayasan tapi tidak sesuai dengan ekspektasi temen-temenku yang ada di sini,” jelasnya pada setaranews.com.

Pengangkatan Suherli sebagai wakil ketua yayasan memang dari awal tidak adanya izin kepada kopertis bahkan koordinator kopertis yang baru pun menanyakan perihal yang sama, izin tertulis hanya dilayangkan kepada Rektor Unswagati saja, namun Rektor tidak menerima Surat Teguran dari kopertis, hanya saja Suherli tetap akan di berikan sanksi sesuai dengan peraturan yang ada. (Trumiyanto Dwi Cahyadi )

Kembali Gelar Aksi, Dosen dan Karyawan Sambangi Kantor Yayasan Unswagati

Unswagati, Setaranews.com - Sejumlah civitas akademika Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) yang terdiri dari dosen dan karyawan kembali menggelar aksi protes terkait permasalahan Yayasan Pendidikan Sunan Gunung Jati (YPSGJ) pada Selasa (26/09) di Depan  Kantor Yayasan yang berada tepat di Depan Rusunnawa Unswagati Cirebon.

Pada aksi kali ini para civitas akademika (Karyawan dan Dosen) melakukan Long March dari Kampus 1 Unswagati menuju Kantor Yayasan dengan massa aksi yang lebih banyak dari aksi yang digelarnya kemarin.

Medivit, Juru Bicara (Jubir) Aksi menjelaskan dengan tuntutan yang sama, salah satunya yaitu mengembalikan Suherli (Wakil Ketua YPSGJ) kepada kopertis. "Menurut peraturan yang ada, seorang PNS tidak boleh menjabat sebagai pejabat teras dalam yayasan, dan hal ini telah dilanggarnya (Re: Suherli). Karena dia sebagai PNS, "ungkapnya kepada setaranews pasca aksi berlangsung, Selasa (26/09).

Tak sampai disitu, Massa aksi juga meminta kepada yayasan agar mengembalikan pengelolaan keuangan kepada Universitas, lantaran pasca terbentuknya Pengurus yayasan yang baru pengelolaan keuangan berada dalam kendali yayasan.

" Kami menuntut yayasan harus mengembalikan pengelolaan keuangan seperti semula, dan mengauditnya serta mengembalikan tata kelola organisasi yang saat ini aturannya sangat memberatkan,"lanjut medivit.

Kemudian disisi lain, Dadang selaku Ketua YPSGJ mendukung aspirasi massa aksi yang langsung menggelar unjuk rasa di depan Kantor Yayasan.

" Saya akan mendukung penuh tuntutan kalian, tindakan demonstrasi sangat bagus dilakuakan asalkan tidak merusak aset-aset yang ada. Untuk tuntutan kalian saya dukung dan akan diproses secepatnya," tegasnya menemui massa aksi.

Aksi kali ini diwarnai dengan pembakaran ban bekas di depan Kantor Yayasan dan diwarnai dengan sedikit keributan ketika massa aksi meminta Ketua Yayasan untuk keluar menemui massa aksi yang kemudian menandatangani petisi bermaterai yang di berikan oleh massa aksi kepada Ketua Yayasan Unswagati Cirebon.

Senin, 25 September 2017

Mahasiswa Gelar Aksi Refleksi Peringatan Hari Tani Nasional

Unswagati, Setaranews.com - Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Swadaya Gunumg Jati (Unswagati) Cirebon menggelar Aksi Refleksi Peringatan Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September namun digelar esok harinya pada Senin (25/09) di Depan Kampus Utama Unswagati Cirebon. Aksi tersebut ditujukan agar masyarakat mengetahui akan adanya peringatan hari tani, seperti yang dikatakan oleh Mohammad Fauzi Gholin, selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM-FP).

"Sebagai seruan buat masyarakat kita bahwasannya tanggal 24 September itu adalah hari yang bersejarah khususnya bagi kaum petani. Dimana kita (Fakultas Pertanian) merasa miris dengan problematika Tanah Indonesia, di mana permasalahan muncul melalui gencarnya pembangunan di Negara kita, khususnya yang berdomisili di Cirebon.Karena pembangunan tersebut lahan yang harusnya digolang oleh petani, akhirnya harus rela dipangkas dan berkurang, serta merampas hak-hak para petani yang kemudian ditambah lagi dengan permasalahan konflik agraria yang terjadi di Daerah Ciayumajakuning," katanya saat ditemui setaranews.com pasca aksi tani berlangsung.

Dalam aksinya, Massa Aksi juga meluapkan berbagai Orasi tentang pertanian, menampilkan Musikalisasi puisi dan Teaterikal serta disusul dengan diskusi. Hal tersebut dilakukan sebagai simbol perlawanan kaum petani terhadap permasalahan yang terjadi di Indonesia,"Dengan ini kita akan mengimplementasikan sebuah perlawanan melalui kegiatan-kegiatan pada peringatan Hari Tani Nasional," ungkap mahasiswa jurusan Agroteknologi tersebut.

Lebih lanjut, Mahasiswa yang kerap disapa  Gholin tersebut menambahkan, menurutrnya Hari Tani merupakan hari yang sakral dan bersejarah, "Bagi kami, hari ini (Hari Tani Nasional) adalah hari yang sangat penting di mana seluruh mahasiswa pertanian harus merefleksikannya dengan aksi turun ke jalan ataupun kegiatan perlawanan lainnya. Tanpa itu semua ibarat sayur tanpa garam, maka kami tegaskan bahwa setiap tanggal 24 September pasti melakukan aksi sosialisasi dan implementasi jangka panjang," tegasnya.

Aksi Hari Tani Nasional juga kerap diikuti oleh sebagian mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Teknik Unswagati Cirebon.

Gelar Aksi, Inilah Tiga Tuntutan Dosen dan Karyawan Unswagati

Unswagati, Setaranews.com – Sejumlah  sivitas akademika Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati)  yang terdiri dari dosen dan karyawan menggelar aksi di depan Kampus 1 Unswagati, Senin (25/9).

Pada aksi yang diwarnai pembakaran ban tersebut, terdapat tiga tuntutan yang disampaikan. Tuntutan yang pertama yaitu menurunkan Suherli, Juju dan Ayu, sesuai dengan tulisan di spanduk pada aksi. Perlu diketahui, Suherli atau Prof. Dr Suherli Mpd merupakan Wakil Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ), sedangkan Juju (Hj Djuariah, SH MH) merupakan sekretaris YPSGJ, dan Hj Ayu Dharliana, SE SH MM MH sebagai bendahara YPSGJ.

Tuntutan untuk menurunkan Prof. Dr Suherli Mpd dari jabatannya di struktural YPSGJ dilakukan lantaran dilantiknya wakil ketua yayasan tersebut tidak sesuai dengan Surat Edaran yang dikeluarkan Menteri, Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Nomor 3805/K4/KP/2017. Pada surat tersebut disebutkan bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus membuat  surat koordinasi terlebih dahulu jika ingin menjadi tenaga dalam struktural bagi PTS.

“Bahkan beliau (Re: Suherli) itu sudah mendapatkan teguran dari Dikti melalui Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Jawa Barat karena hal tersebut.” Ujar Medivit, juru bicara aksi.

Selain menurunkan beberapa anggota yayasan, tuntutan selanjutnya yang disampaikan pada aksi yakni mengembalikan pengelolaan keorganisasian sesuai dengan tugas pokok dan fungsi awal. Diakui oleh Medivit, saat ini organisasi sudah tidak berjalan semestinya.

Tuntutan yang terakhir adalah mengembalikan tata kelola keuangan seperti sebelumnya di mana kebijakan pengelolaan anggaran saat ini ditarik seluruhnya oleh yayasan.

Dalam orasinya, Medivit menyebutkan bahwa terdapat segelintir orang yang memanfaatkan kelembagaan Unswagati untuk kepentingan pribadi. Hal tersebut, katanya, akan memberikan kerugian besar bagi seluruh masyarakat Unswagati.

"Orang-orang yang punya kepentingan secara pribadi harus kita keluarkan secara bersama-sama." Ujar Medivit.

Menanggapi tuntutan peserta aksi, Kuntara, Pembina YPSGJ yang datang ketika aksi sedang berlangsung akan mengambil tindakan sesuai dengan aturan yang berjalan.

"Segala sesuatu pada aturan harus dijalankan." Tegas Kuntara.

Setelah mendengarkan tanggapan dari Kuntara, peserta aksi pun membubarkan diri setelah sebelumnya mengancam akan mogok kerja jika tuntutannya tidak terpenuhi.

 

 

Sabtu, 23 September 2017

Wirayuwana Choir Gelar Concert Melody of Lifetime

Unswagati, Setaranews.com - Wirayuwana Choir merupakan sebutan dari Paduan Suara Mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa Seni dan Budaya (PSM-USB) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon telah menggelar Konser Melody of Lifetime yang kedua kalinya pada, Sabtu (23/09) di Aula Kampus Utama Unswagati Cirebon.

Pada Konser kali ini, Wirayuwana Choir mempersembahkan tema "A Memorable Stories of Togetherness" yang menceritakan tentang betapa pentingnya kebersaman.

"Dalam hal ini menceritakan arti dari kehidupan bahwa kebersamaan itu tidak bisa tergantikan oleh siapapun," ungkap Teddy, Ketua Pelaksana konser saat ditemui setaranews.com pasca berlangsunya konser.

Dalam konsernya, Wirayuwana Choir menampilkan lagu-lagu yang dibalut dengan aransemen khas paduan suara yang berbeda dengan versi aslinya. Adapun lagu yang ditampilkan merupakan lagu khas daerah Indonesia, antara lain Soleram, Lissoi, Janger, Badminton, Montor-montor Cilik, dan terdapat satu lagu yang berasal dari band luar negeri yaitu A Sky Full of Stars yang ditampilkan sebagai lagu penutup konser.

Konser ini turut dihadiri oleh PSM yang berasal dari Universitas lain yang berada di Cirebon, Orang Tua dari anggota PSM Wirayuwana Choir, dan Masyarakat umum. (Hashbi Isma Rabbani)

Selasa, 19 September 2017

Jokowi Tutup Pagelaran Festival Keraton Nusantara KE-XI

Cirebon, Setaranews.com - Festival Keraton Nusantara (FKN) ke-XI resmi ditutup oleh Presiden Joko Widodo di Taman Goa Sunyaragi Cirebon pada Senin 18 September 2017 yang dihadiri Raja dan Sultan dari seluruh keratin yang menghadiri acara FKN XI di Cirebon.

Dengan menggunakan pakaian Adat Jawa, Presiden Jokowi hadir dengan didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Agung Budi Maryoto.

Dalam sambutannya Presiden Joko Widodo mengajak para raja se-Nusantara untuk bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. “Saya titip kepada para raja dan permaisuri serta pemangku adat keraton untuk bersama-sama menggalang persatuan, menjaga kerukunan serta memperkuat NKRI yang kita cintai," ungkapnya.

Jokowi menegaskan bahwa Indonesia memiliki jejak peradaban kerajaan yang luar biasa. Sejarah mencatat kebesaran Kerajaan Sriwijaya yang berhasil membangun kekuasaan dan kekuatan maritimnya yang sangat disegani pada waktu itu.

“Sejarah mencatat bukti kebesaran Kerajaan Majapahit yang mempersatukan Nusantara. Begitu pula kebesaran kerajaan Samudera Pasai, Demak, Mataram, Maluku dan Kerajaan lainnya,” tegas Jokowi

Jokowi juga mengajak Raja-raja se-Nusantara untuk menjaga kekayaan budaya yang dimiliki oleh kita (Indonesia ) sebagai kekuatan untuk meraih kemajuan dalam menghadapi persaingan global yang sangat sengit.

“Saya berharap FKN ini bukan hanya semata-mata untuk menyemarakan ajang pariwisata daerah atau mengapresiasi kekayaan Keraton se-Nusantara. Tetapi juga digunakan untuk mengukuhkan kontribusi keraton-keraton terhadap kemajuan zaman," kata Jokowi. (Syahru)

Senin, 18 September 2017

RPD: 5 Pilar Sebagai Identitas Manusia Berkebudayaan

Cirebon, Unswagati, Setaranews.com - Pada Acara Orasi Kebudayaan Bersama Radhar Panca Dahana (RPD) yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Semua Tentang Rakyat (LPM Setara) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon terdapat beberapa hal penting yang disampaikan oleh RPD saat mengisi acara tersebut, salah satunya yaitu soal moralitas generasi muda, Menurutnya (RPD-red) generasi muda telah menjadi korban kebrutalan zaman.

"Persoalan yang paling fatal adalah generasi muda yang menjadi korban kebrutalan zaman. Dimana karakter dan pola pikirnya dibodohkan oleh rutinitas pendidikan formal dengan kurikulum yang bobrok, hal tersebut sesuai dengan kepentingan pihak-pihak yang tidak menginginkan bangsa Indonesia cerdas dengan kekayaan budayanya, serta Bangsa Indonesia telah diseragamkan melalui dunia visual dan gawai," ucapnya saat mengisi Orsai Kebudayaan, Senin (18/09/2-17) di Auditorium Kampus Utama Unswagati Cirebon.

Lebih lanjut RPD menyampaikan, menurutnya di zaman globalisasi dan liberalisasi saat ini, bangsa Indonesia harus memperkuat karakter kebudayaan yang telah digambarkan melaui Bhineka Tunggal Ika, serta menerangkan makna kebudayaan genuine bangsa Indonesia yang mulai terkikis dan bergeser oleh hegemoni kepentingan lain yang tidak menghendaki bangsa Indonesia mengenal jati dirinya.

Budaya menurut pemahamannya (RPD-red) adalah suatu usaha manusia untuk mempertahankan hidup dari sub-spesies homo-erectus atau homo-sapien, bagaimana manusia modern dapat berlangsung hidupnya,  itu menjadi awal kebudayaan, menyadari dirinya sebagai pemimpin, atau mahkluk superior yang merasa berhak atas semesta ini.

Kemudia Ia juga menyampaikan lima pilar yang menurutnya sebagai level penting yang harus disadari bangsa Indonesia, sehingga bisa mengidentifikasi siapa dirinya sebagai manusia yang berkebudayaan.

"Pertama yaitu Nilai, itu merupakan pencapaian paling bawah dari kebudayaan, dimana setiap orang bisa punya nilainya sendiri-sendiri, yang paling membuktikan bahwa nilai itu level paling rendah dari kebudayaan adalah pencapaian tertinggi dari teknologi, komputasi, dan informasi namanya Media Sosial (Medsos). Seluruh otoritas yang selama ini dimuliakan, kita agungkan sehingga menjadi acuan, itu rontok di Media Sosial," ujarnya.

"Selanjutnya yaitu Norma, yang dimaksudkan disini adalah kebenaran komunal yang diakui oleh banyak orang, nilai yang menjadi kebenaran sekuistik atau sektarian. Hal ini tergambarkan dalam masa purba primitif, yang dalam kehidupan sehari-hari bangsa indonesia, dimana suatu golongan saling menuding dan menghakimi golongan lainnya, dan merasa paling benar. Itu menunjukan posisi kita dalam konteks kebudayaan," lanjutnya.

Yang ketiga menurut RPD adalah Moral, merupakan kebenaran kolektif yang sifatnya Universal. Dimana kondisi ini digambarkan oleh seorang yang bermoral yang menjalankan kehidupannya dengan baik dan benar menurut ukuran semua orang, bukan atas ukuran kelompoknya sendiri, apalagi atas ukuran dirinya sendiri.

"Ketika moralitas tersebut menjadi acuan, tatanan, aturan, ilmu pengetahuan yang menjadi filsafat, maka selanjutnya menjadi Etika yang merupakan inti atau ruh dari kebudayaan, dimana moralitas akan terjaga. Dan etika ini di atasnya law (hukum) karena etika akan tetap ada sepanjang masa," katanya.

Lebih lanjut, RPD menjelaskan tingkatan yang lebih tingginya lagi yaitu Estetika, dimana kapasitas seseorang, suatu bangsa, dan suatu kaum dalam menghargai, memahami, mengapresiasi karya atau ekspresi orang lain. (Mumu Sobar Mukhlis).

LPM Setara Unswagati Datangkan RPD Pada Orasi Kebudayaan

Unswagati, SetaraNews.com - Lembaga Pers Mahasiswa Semua Tentang Rakyat (LPM Setara) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon menyelenggarakan Orasi Kebudayaan bersama Radhar Panca Dahana (RPD), seorang penulis sekaligus budayawan senior Indonesia. Acara tersebut diselenggarakan di Auditorium Kampus Utama Unswagati pada Senin 18 September 2017 dan dibuka oleh Prof. Dr. H. Rochanda Wiradinata, MP selaku Rektor Unswagati Cirebon.

Acara tersebut dihadiri oleh kisaran 100 peserta, dengan rincian 50 peserta berasal dari komunitas yang berada di Cirebon dan 50 peserta yang berasal dari kalangan umum. Acara tersebut (Orasi Kebudayaan) bertujuan untuk memaknai lebih dalam kebudayaan Indonesia, hal tersebut disampaikan oleh Felisa Dwi Pujianti, Ketua Pelaksana Orasi Kebudayaan,"Maksud diselenggarakan acara ini yaitu untuk mengenalkan kebudayaan, dan membangun kesadaran,  serta maknai kebudayaan  bangsa Indonesia sendiri, sehingga kita sebagai bangsa Indonesia lebih bangga memelihara budaya kita. Selain itu, bagi para generasi muda bangsa mampu menemukan jati dirinya sendiri melalui kebudayaan, karena jati diri suatu bangsa itu dilihat dari kebudayaan bangsa itu sendiri," katanya saat menyampaika sambutandalam acara Orasi Kebudayaan, Senin (18/09/2017).

Lebih lanjut, Felisa juga menjelaskan bahwasanya Orasi Budaya bersama RPD mengalami perubahan waktu dalam pelaksanaannya, "Sebelumnya kami rencanakan acara ini pada pukul 13:00 WIB, tapi karena terdapat suatu hal yang mengharuskan acara ini dimulai pukul 09:30 WIB, akhirnya peserta banyak yang berhalangan hadir pada acara ini," lanjutnya.

Kemudian disisi lain, Agung Drajat, salah satu peserta Orasi Kebudayaan memberikan tanggapan positif pada acara tersebut,"Melalui acara ini dapat menambah wawasan terkait apa itu budaya dan apa sebenarnya makna kebudayaan itu sendiri. Lalu kita sebagai orang daerah, harus percaya diri untuk membangun bangsa Ini," ungkapnya saat ditemui setaranews.com selepas acara. (Mumu Sobar Mukhlis).

Minggu, 17 September 2017

Wiranto Hadir di Pembekalan Musyawarah Raja dan Sultan FKN XI

Cirebon, Setaranews.com - Festival Keraton Nusantara (FKN) XI di Kota Cirebon telah memasuki hari kedua dengan agenda pembekalan Musyawarah Raja dan Sultan di Pagelaran Terbuka Keraton Kasepuhan yang dihadiri oleh Menteri Koordinasi Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia (MENKOPOLHUKAM), Wiranto.

Ia yang dijadwalkan mengisi pada siang hari datang langsung dari Jakarta ke Cirebon. Kedatangan Wiranto tersebut disambut meriah oleh peserta musyawarah.

Kedatangan Wiranto sebagai bentuk dukungannya pada acara FKN. Karena menurutnya keraton se-Nusantara menjadi cikal bakal adanya Indonesia. "Kedatangan saya sebagai bentuk dukungan untuk acara Festival Keraton Nusantara, sebagaimana yang kita tahu bahwa keraton se-Nusantara menjadi cikal bakal adanya Indonesia." ungkapnya dalam pembukaan sebelum mengisi materi, Minggu (17/9).

Kemudian, dalam materinya, Wiranto juga mengajak keraton se-Nusantara untuk turut bersama-sama menghimbau masyarakat tentang pentingnya menjaga stabilitas persatuan bangsa. "Keraton-keraton ini bisa turut serta menyadarkan masyarakat tentang pentingnya stabilitas persatuan bangsa. Yang perlu dilakukan adalah membangun perasaan bahwa negeri ini milik kita, setelah memiliki akan tumbuh membela." tutupnya.

Presiden Dipastikan Hadir ke FKN XI, Danrem Beri Himbauan Keamanan

Cirebon, Setaranews.com - Rencana kedatangan Presiden Republik Indonesia ke-7 ke acara Festival Keraton Nusantara (FKN) XI dipastikan hadir pada penutupan acara yang berlangsung di Taman Air Goa Sunyaragi, pada Senin (18/9/2107) mendatang.

Hal tersebut diungkap oleh Danrem 063 Sunan Gunung Jati Kota Cirebon, Kolonel Inf Veri Sudjino Sudin. "Presiden RI satu akan dipastikan hadir, namum untuk waktu belum dapat dipastikan karena Presiden ada agenda di Jawa Tengah dan Yogyakarta," ungkapnya di Bangsal Pagelaran Keraton Kesepuhan.

Veri juga memberi himbauan kepada Raja dan Sultan Se-Nusantara, dan tamu undangan yang akan hadir untuk keamanan selama acara berlangsung.

Berikut adalah isi himbauan dari Danrem 063 Sunan Gunung Jati Cirebon.

Membawa kartu undangan atau id card yang telah dilegalisir. Tidak diijinkan membawa senjata tajam, sejenis pedang, keris, tombak, dan sejenisnya walaupun itu merupakan perlengkapan kerajaan. Hadir lebih awal sebelum Presiden datang, karena setelah Presiden datang pintu akan ditutup. Berdiri saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, jika tidak memungkinan untuk berdiri agar duduk siap. Selama acara berlangsung tidak diperkenankan mengambil foto dengan berdiri. Menonaktifkan HP/alat komunikasi lainnya. Tidak keluar masuk selama Presiden memberi sambutan. Tidak membawa dan menyalakan petasan atau kembang api saat kegiatan.

Veri menambahkan, untuk pengamanan Presiden pihaknya sudah siap dan akan menerjunkan sebanyak 1.200 personil gabungan dari TNI dan POLRI. (Trusmiyanto)

Kemenpar Gaet Keraton se-Nusantara Untuk Jadi Destinasi Pariwisata

Cirebon, Setaranews.com – Festival Keraton Nusantara (FKN) XI di Kota Cirebon telah memasuki hari kedua. Dalam agenda hari kedua ini diadakan pembekalan Musyawarah Raja dan Sultan di Pagelaran Terbuka Keraton Kasepuhan.

Dalam pembekalan Musyawarah Raja dan Sultan tersebut salah satunya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menjadi pembicara. Dalam materinya, mengacu pada tujuan Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo yang menjadikan pariwisata sebagai prioritas pembangunan.

“Karena Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, suku, adat dan bahasa. Maka dijadikan prioritas pembangunan yang sangat potensial,” ungkapnya saat memberikan materi, Minggu (17/9/2017).

Ia juga menjelaskan hubungan keraton dan pariwisata yakni sangat erat. Dimana dari 60% daya tarik wisatawan asing adalah budaya dan keraton sebagai pusat budaya. “60% budaya menjadi daya tarik wisatawan asing, 35% karena alam, dan sisanya 5% karena kekreatifan dimana tiap daerah memiliki produk sendiri,” tambahnya.

Lebih lanjut, Kemenpar ingin menjadikan keraton destinasi pariwisata, bukan hanya dari segi arsitektur tapi juga konten yakni edukasi.

Menutup sesi pembekalan, Ia juga menjelaskan tentang dampak pariwisata yang sangat besar yakni bisa memberikan peluang pekerjaan, menambah pertambahan ekonomi, memberantas kemiskinan dan bisa menjadi pelestarian lingkungan. Mengingat wisatawan asing menghabiskan sekitar 1.200 USD setiap tahun saat berkunjung ke Indonesia.

Sarasehan Kebudayaan, Diskusi Krisis Keraton Era Kini

Cirebon, Setaranews.com - Festival Keraton Nusantara (FKN) XI telah memasuki hari kedua sejak resmi dibuka pada Jumat (15/9/2017) lalu di Gua Sunyaragi. Sejumlah acara telah diselenggarakan di beberapa tempat seperti di Gua Sunyaragi, Keraton Kasepuhan dan Kanoman.

Seperti acara yang diselenggarakan di Bangsal Jinom Keraton Kanoman yaitu Sarasehan Kebudayaan dengan narasumber Radhar Panca Dahana (Budayawan), Dr. Phil Ichwan Azhari (Pengamat Sejarah) dan Eva Nur Aroyah (Pengamat Sejarah).

Acara yang bertemakan "Merangkai Marwah Kesultanan Kanoman dengan Spiritualitas Budaya Sunan Gunung Jati" dihadiri oleh tamu undangan, masyarakat dan juga Ratu Raja Arimbi. Dalam acara tersebut, diisi dengan materi-materi dan diskusi mengenai krisis kebudayaan yang terjadi di keraton.

"Kita berdiskusi Berangkat dari krisis budaya terkait keraton sampai era kini," kata Anwar moderator dalam acara tersebut.

Krisis yang terjadi di keraton-keraton menurut Ichwan, gambaran kondisi keraton saat ini telah bersekutu dengan "Negara Proyek" dan masih adanya konflik-konflik yang terjadi di dalam keraton itu sendiri.

"Penyakit kronis keraton adalah konflik internal, Keraton kini menjadi sumber potensial ekonomi bagi pemerintah," tegasnya.

Lain halnya dengan apa yang dikatakan oleh Budayawan Indonesia, Radhar Panca Dahana. Menurut Ia, konflik-konflik di keraton sudah ada sejak dahulu karena konflik akan terus selalu ada. "Konflik-konflik di keraton itu duplikasi dari negara-negara kontinental dan akan selalu ada," katanya.

Acara tersebut dimulai sejak pukul 11.00 hingga 14.00 WIB.

Sabtu, 16 September 2017

Gending Paksi Naga Liman dalam Pembukaan FKN XI

Cirebon, Setaranews.com – Festival Keraton Nusantara (FKN) XI yang telah resmi dibuka pada Sabtu 16 September 2017 bertempat di Alun-Alun Keraton Kasepuhan oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heriyawan.

Dalam acara pembukaan tersebut, diisi dengan Pagelaran Seni Kolosal yang bertajuk “Gending Paksi Naga Liman” yang dibawakan oleh Yayasan Cahya Widi.

Pagelaran Seni Kolosal itu menampilkan Kereta Paksi Naga Liman yang merupakan kendaraan dari Keraton Kanoman Cirebon. Dahulu, kereta ini digunakan Raja Keraton Kanoman untuk mengahadiri upacara kebesaran.

Penampilan Seni Kolosal yang bertajuk “Gending Paksi Naga Liman” memperlihatkan tarian-tarian dan juga musik-musik diiringi dengan penjelasan-penjelasan sejarah mengenai Paksi Naga Liman itu sendiri.

Paksi Naga Liman sendiri adalah simbol Cirebon sebagai tempat terjadinya asimilasi dan pluralisasi dari tiga kebudayaan. Paksi (burung) simbol dari Timur Tengah dan unsur Islam. Naga perwujudan dari penguasaan caruban yang dinamakan Man dan simbolisasi atas negeri Tiongkok dan unsur Hindu Budha. Liman (Gajah) simbol Ganesha putra dari Dewa Siwa dari India yang juga mempunyai unsur Hindu.

Aher: Keraton-keraton Nusantara Embrio Lahirnya NKRI

Cirebon, Setaranews.com - Festival Keraton Nusantara (FKN) XI di Kota Cirebon telah resmi dibuka pada Sabtu 16 September 2017 di Alun-alun Keraton Kasepuhan.

Peresmian pembukaan tersebut dibuka oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heriyawan yang semalam tidak sempat menghadiri acara Welcome Dinner di Gua Sunyaragi.

Dalam sambutannya Aher, sapaan Gubernur Jawa Barat, mengungkapkan esensi tentang Festival Keraton Nusantara yakni mengkokohkan persatuan dan kesatuan bangsa. "Kegiatan ini memiliki makna yang mendalam, membuat kokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Wajah-wajah keraton di Nusantara sekaligus menggambarkan keberagaman Nusantara," ungkapnya.

Kemudian, Ia melanjutkan bahwa keraton-keraton di Nusantara ibarat menjadi embrio lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Keraton-keraton nusantara menjadi embrio lahirnya negara kesatuan RI. Menggambarkan keanekaragaman Indonesia," tambahnya.

Seusai memberi sambutan, Aher bersama Walikota Cirebon dan Sultan Kasepuhan memukul bedug sebagai simbolis peresmian pembukaan Festival Keraton Nusantara XI di Kota Cirebon.

Jumat, 15 September 2017

Pagelaran Kesenian Sebagai Ajang Perkenalan Busana Adat Keraton Yogyakarta

Cirebon, Setaranews.com - Acara welcome dinner yang merupakan acara pembuka dalam Festival Keraton Nusantara ke-11 (FKN XI) telah usai dilaksanakan pada Jumat malam (15/9/2017) di Gua Sunyaragi.

Acara tersebut diisi dengan beberapa kegiatan, seperti pemutaran video tentang sejarah Kota Cirebon, Gala Dinner para Raja dan Sultan dari kerajaan yang ada di Indonesia. Selain itu, ada persembahan pagelaran kesenian yang ditampilkan dari Keraton Yogyakarta.

Dalam kesempatan itu, Keraton Yogyakarta memperkenalkan beberapa busana adat yang terdapat di Kraton Yogyakarta melalui peragaan busana adat Keraton Yogyakarta.

"Yang pertama, busana yang dipakai pada saat Sultan dan keluarga mengadakan perjalanan keluar daerah. Kedua, busana Yogya Putri dan Ksatrian Ageng. Kemudian yang ketiga, Busana Malam Selikur. Dan yang terakhir, busana Ageng Agustusan," jelas MC pandu pagelaran Kraton Yogyakarta.

Selain menampilkan peragaan busana, Kraton Yogyakarta juga menampilkan pesan Sugriwo Iso Mugro dalam cerita Epos Ramayana dan cerita Siti Sundari Kromo. (Trusmiyanto)

Gubernur Jawa Barat Batal Sambutan, Titip Pesan di FKN XI

Cirebon, Setaranews.com - Pada sambutan Welcome Dinner Festival Keraton Nusantara ke-11 (FKN XI) pada Jumat (15/9/2017) di Gua Sunyaragi diagendakan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan akan hadir dan mengisi sambutan.

Namun, karena terkendala urusan pekerjaan Gubernur Jawa Barat batal menghadiri acara tersebut dan diwakilkan oleh Dinas Pariwisata Jawa Barat.

Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh perwakilan dari Dinas Pariwisata Jawa Barat yang menggantikan sambutanya. "Karena urusan pekerjaan, Gubernur Jawa Barat tidak bisa hadir," ungkapnya.

Dalam sambutannya juga, Ia menyampaikan pesan dari Aher, sapaan akrab Gubernur Jawa Barat, yang berpesan bahwasannya perbedaan adat dan istiadat di dalam keberagaman dan kebersamaan harus tetap saling menghargai.

Welcome Dinner, Acara Pembuka dalam FKN XI

Cirebon, Setaranews.com - Festival Keraton Nusantara (FKN) ke-11 diselenggarakan di Kota Cirebon sejak 15-19 September 2017 mendatang.

Untuk mengawali berlangsungnya FKN, malam ini Jumat (15/9) diadakan welcome dinner di Gua Sunyaragi yang didatangi 300 peserta dan peninjau dari seluruh nusantara serta diikuti oleh 23 keraton di Indonesia termasuk Keraton Yogyakarta.

Acara welcome dinner sendiri diawali dengan video pembuka yang berisi sejarah Kota Cirebon beserta beragam destinasi wisatanya serta pemaparan tentang Keraton Kasepuhan.

Setelah itu, diisi dengan sambutan-sambutan dari Walikota Cirebon, Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara (Sekjen-FKIKN), dan Gubernur Jawa Barat yang diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata Jawa Barat, serta persembahan pagelaran seni.

Selain itu, dalam acara Welcome Dinner juga menyediakan beberapa makanan khas Cirebon, diantaranya Nasi Jamblang, Tahu Gejrot, Mie Koclok dan Empal Gentong.

FKN yang diadakan 2 tahun sekali ini menjadi ajang untuk menjaga kearifan lokal di Indonesia. Seperti yang diungkapkan oleh Sekjen FKIKN yakni Dra. GKRA Koes Moetiyah dalam sambutannya.

"Acara ini selain ajang silaturahmi menjadi nilai kesatuan persatuan bangsa. Keraton menjadi pola budaya dan dapat memberi pengalaman secara individu atau kelompok agar menjunjung tinggi norma-norma adat dalam kehidupan bermasyarakat,"ucapnya saat mengisi sambutan dalam acara pembukaan FKN ke-11.

Sekedar informasi, ternyata Kota Cirebon pernah menjadi tuan rumah FKN ke-2 pada tahun 1997 silam.

Kamis, 14 September 2017

Konsen Memelihara Tradisi Budaya, Sunda Wiwitan Kembali Gelar Seren Tahun

Regional, Kuningan, Setaranews.com – Masyarakat adat Sunda Wiwitan Cigugur Kabupaten Kuningan kembali menyelenggarakan Seren Tahun untuk kesekian kalinya, yaitu pada 22 Rayagung tahun Saka Sunda. Kegiatan tersebut merupakan gelar budaya tradisional masyarakat agraris sunda yang masih ada dan sudah biasa diselenggarakan di Kelurahan Ciguugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Bagi penganut kepercayaan Sunda Wiwitan, kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun sebagai manifestasi luapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, yang digelar pada 9 hingga 14 September 2017.

“Acara ini sudah sejak lama di laksanakan, bahkan sejak zaman sebelum Indonesia merdeka, walaupun sempat ada larangan untuk tidak melaksanakan seren tahun pada masa pemerintahan Orde Baru (Orba), tapi kami tetap melaksanakan secara diam-diam, dan masyarakat adat yang terlibat pun selalu ramai oleh tamu dari berbagai daerah dalam acara ini,” ungkap Oki, salah satu sesepuh setempat saat ditemui setaranews.com, Rabu (13/09).

Berbagai rangkaian acara disajikan dalam bentuk tradisional kebudayaan sunda, seperti upacara-upacara adat, pentas kesenian sunda, diskusi atau dialog kebijakan dan pertanian. Kemudian acara puncak tari buyung, angklung baduy, angklung buncis, dan penumbukan padi.

Selain melibatkan masyarakat adat sunda wiwitan dari berbagai daerah, kegiatan yang sudah menjadi rutinitas tahunan ini berlangsung semakin menarik karena melibatkan berbagai komunitas di dalamnya, seperti grup band, komunitas sablon, kelompok petani dan sebagainya.

“kami selalu terbuka dengan siapa saja, dengan tidak membedakan agama, suku, bahasa, atau profesinya. Tapi dengan saling mendukung satu sama lain, kita hidup berdampingan.” tambah orang yang kerap disapa Kang Oki tersebut. (Mumu Sobar Mukhlis)

Selasa, 12 September 2017

Ormawa Day Sebagai Ajang Pengenalan Organisasi Bagi Mahasiswa Baru

Unswagati, Setaranews.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (BEM Unswagati) Cirebon menggelar acara Ormawa Day selama dua hari (12-13 September 2017) di Auditorium Kampus Utama Unswagati Cirebon.

Acara yang bertemakan "Tak Kenal Maka Tak Sayang" tersebut merupakan salah satu Program Kerja (Proker) Bidang Internal BEM-U. Dalam acaranya melibatkan seluruh Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Unswagati dan Mahasiswa Baru Unswagati 2017.


Tujuan acara ini diselenggarakan untuk meningkatkan minat mahasiswa dalam berorganisasi. "Khususnya untuk memperkenalkan Ormawa Unswagati kepada Mahasiswa Baru saat ini, agar minat mereka dalam berorganisasi itu tinggi, dan mengantisipasi kekosongan anggota dari masing-masing Ormawa. Karenna mengingat minat mahasiswa untuk berorganisasi sudah mulai berkurang," ungkap Siti Setiani, Ketua Pelaksana (Ketuplak) Ormawa Day saat ditanya oleh setaranews.com di hari pertama Ormawa Day, Selasa (12/09) di Auditorium Unswagati Cirebon.


Dalam mekanismenya (Ormawa Day) Mahasiswa Baru diwajibkan untuk mengunjungi stand pendaftara masing-masing Ormawa. "Pada acara ini kami mewajibkan mahasiswa baru untuk mendatangi stand pendaftaran masing-masing Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Organisasi Fakultasnya masing-masing, dan mendatangi juga stand Badan Eksekutif Mahasiswa Unswagati (BEM-U) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Unswagati (DPM-U), yang kemudian dijadikan syarat sebagai pengambilan sertifikat PKKMB Universitas," lanjutnya.

Lebih lanjut, wanita yang juga merupakan Divisi Bidang Internal BEM Unswagati tersebut berharap Ormawa Unswagati bisa memiliki kaderisasi yang banyak. "Semoga saja selepas diselenggarakan acara ini, masing-masing Ormawa Unswagati memiliki anggota yang lumayan banyak," harapnya sembari menutup sesi wawancara.

Sampai saat ini, pelaksanaan acara Ormawa Day di hari pertama pihak panitia tidak menemukan kendala yang cukup serius, dan akan dilanjut kembali besok (Rabu 13 September 2017). (Haerul Anwar).

Senin, 11 September 2017

Cinta Terhadap Budaya Sebagai Tujuan Utama Inaugurasi 2017

Unswagati, setaranews.com - Inaugurasi Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon merupakan acara rutin setiap tahun diselenggarakan, diamana acara tersebut sebagai hiburan sekaligus pengukuhan bagi mahasiswa baru yang sebelumnya mengikuti Program Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru, baik Universitas maupun Fakultas sebagai persyaratan mahasiswa yang baru memasuki Perguruan Tinggi pada umumnya.

Inaugurasi tahun ini diselenggarakan pada Senin 11 September di halaman parkir Kampus Utama Unswagati Cirebon. Acara yang bertemakan "Kecintaan Terhadap Kebudayan, Itulah Jati Dirimu" tersebut bertujuan untuk meningkatkan generasi muda agar peduli terhadap kebudayaan Indonesia. "Kita memilih tema tersebut karena kita melihat generasi sekarang nambah kurang minat dengan kebudayaan kita sendiri, mereka lebih suka kebudayaan dari luar. Disini, kita bermaksud untuk meningkatkan kesadaran mereka serta meningkatkan juga apresiasi mereka terhadap kebudayaan yang kita punya" ungkap Novi Heni Pratiwi, ketua pelaksana Inaugurasi 2017 pada setaranews.com saat jeda istirahat di ruang panitia inaugurasi, Senin (11/09).

Dalam konsepnya (Inaugurasi 2017), Selain sebagai pengukuhan mahasiswa baru unswagati dengan prosesi Rektor mengenakan Jas Almamater Unswagati kepada salah satu mahasiswa baru, terdapat juga penampilkan berbagai seni dan budaya. Mulai dari seni tradisional seperti tari topeng dan tari ronggeng bugis, kemudian seni kontemporer juga turut ditampilkan oleh Balai Kampus Unit Kegiatan Mahasiswa Seni dan Budaya (USB), serta penampilan kreativitas bersifat kebudayaan dari mahasiswa baru dengan mekanisme penampilanya berdasarkan perwakilan dari masing-masing fakultas.

Disisi lain, Inaugurasi 2017 mendapatkan apresiasi positif dari Farikha, salah satu mahasiswa baru Fakultas Ekonomi, Prodi Manajemen, dia mengatakan bahwasanya Inaugurasi tahun ini cukup bagus dari segi budayanya, "Untuk acaranya sendiri lumayan bagus, apalagi kolaborasi musiknya (Tradisional dan Modern) ditampilkan juga pada acara ini,"katanya saat ditanya setaranews.com. (Trusmiyanto)

 

Minggu, 10 September 2017

We Are The Real United Kingdomh

Opini, Setaranews.com - Permasalahan peri-kehidupan dan peri-kemanusiaan hampir di segala lini sektor Bumi Pertiwi ini, membuat kita sebagai sebuah bangsa harus terus hidup dalam keterpurukan, lebih mirisnya yaitu kehilangan jati dirinya sebagai sebuah bangsa. Apakah kiranya penulis berlebihan, bisa jadi keterlaluan, apabila menganggap itu di era yang konon katanya modernitas dengan globalisasi – atau lebih tepatnya globanialisasi- dengan semua gemilang kecanggihan teknologi dan materialnya?
Memang benar adanya, dan patut diakui bahwa saat ini kita mengalami kemajuan, yang mungkin kebanyakan orang menilainya dengan ditandai berbagai macam pembangunan. Sayangnya, perubahan atau kemajuan tersebut hanya secara superfisial: dalam bentuk materialnya saja. Pada gaya, bentuk, rupa, pada busana, arsitektur, tempat belanja, modal bergerak, dan seterusnya. Secara kultural, kita diserbu budaya pop, hilanglah jati diri kita.
Semua kemajuan, peubahan, atau apapun itu namanya di era yang 'kekinian' ini belum pada hal yang paling esensial: sikap, cara pandang, mental dan karakter. Perubahan tersebut belum menyentuh bagian tersebut, di mana dimensi kultural terpendam dan diproduksi. Oleh karena itu, perubahan masyarakat kepualaun ini harus banyak berlangsung di wilayah kultural. Pertanyaannya, seberepa kuat kah keinginan kita untuk berubah? Sementara kita hanya bergantikan busana saja!
Apakah pemandangan pembangunan atau perubahan yang sering kita lihat dan anggap sebagai suatu kemajuan itu semua semata – mata memang di tujukan untuk masyarakat pada umumnya? Jawabannya hanya satu: "TIDAK" Pembangunan sejatinya hanya untuk memfasilitasi para pemodal – yang mayoritas bangsa asing untuk melancarkan kepentingan mereka (ekspansi pasar, akuisisi perusahan lokal, privatisasi BUMN dan akhirnya menguasai seluruh hajat hidup orang Indonesia). Maaf, lebih tepatnya merampok. Ya, kita dirampok. Dan terdiam, bahkan tepuk tangan, hingga ikut memeriahkan, melihat rumah kita sendiri di zarah habis - habisan.
Tolong sebutkan satu persatu sumber hajat hidup, dari mulai Sabang sampai Merauke, yang kita kuasai sendiri secara keseluruhan demi tercapainya cita – cita yang termaktub dalam falsafah dasar bangsa ini? Jawabannya, lagi dan lagi "TIDAK" Kemudain pertanyaan selanjutnya, masih berbanggakah kalian sebagai orang – orang yang merasa, atau mengaku, "kekinian" sebagai orang Inodonesia? Bangga dengan kendaraan canggihnya? Bangga dengan gadgetnya? Bangga dengan penampilannya? Bangga dengan gaya hidupnya? Lebih bangga dianggap ke"Barat"an dari pada ke"Indonesia"an? Lalu apalagi? Selanjutnya, silahkan sebutkan sendiri. Itu semua milik asing, kita hanya sebagai konsumen atau lebih tepatnya, sebagai tamu di negara sendiri.
Tumbuh di negara lumbung padi, makan padi, dari padi yang tidak di panennya. Tumbuh di negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, lautnya pun masih asin, tapi maaf garamnya impor semua. Tumbuh di negara yang menggunakan kendaraan, rumah, gadget, pakaian, makanan, perhiasan, dari yang tak pernah di produksinya. Apakah bumi kita sangat tidak mampu untuk membuat itu semua? Apakah bangsa yang memiliki "Tanah Surga" yang "Gemah Ripah Loh Jinawi" itu cuman mitos? Ah, biar saja itu semua hanya menjadi kenangan, khayalan mungkin.

Semua yang kita miliki dan kenakan dari mulai sandang, pangan, dan papan, tentunya mungkin sangat dibanggakan sebagai adu gengsi, walaupun harus terpaksa kredit, sejatinya menguntungkan para pemodal yang sebetulnya bisa kita dapati secara cuma – cuma. Satu syaratnya, yaitu ketika kita bisa kembali menguasai seluruh isi dan kandungan yang ada di bumi pertiwi ini.
Apakah bisa kita kembali merebutnya? Jawabannya tentu "SANGAT BISA" Ketika kita memahami lebih kedalam jati diri kita sebagai sebuah kesatuan bangsa yang tak terpisahkan. Memahami sejarah bangsa ini, bukan dari buku – buku sejarah dasar yang sudah dicampuradukan oleh orientalis untuk memecah belah bangsa ini. Sebuah bangsa yang diperebutkan oleh bangsa lain (karna kekayaannya). Sebuah bangsa yang ditakuti oleh bangsa lain karena tercatat dalam manuskrip kunonya akan menjadi bangsa penakluk (saudara kandung) bagi bangsa mereka(Yahudi-Israel).

Mari kita lebih dalam, terus lebih dalam membaca Indonesia sebagai sebuah negeri, sebuah bangsa, sebuah kesatuan. Sangat konyol apabila ada orang yang berpendapat bahwa Indonesia lahir begitu saja, tentu tidak sekonyong – konyong, ada proses berabad – abad, mungkit jutaan tahun lamanya. Bahkan tidak sedikit penelitian historis dan arkeologis menunjukan fakta bagaimana kesatuan yang ada, telah berlangsung bersamaan bersama sejarah polis – polis di Yunani, lebih tua dari bangsa yang bernama Inggris, Prancis bahkan Mesir sekalipun.
Disebutkan dalam Macropedia Britanica “Penduduk Delta sungai Merah secara esensial masih orang Indonesia”, siapa sangka peradaban kuno bangsa ini menyebar hampir ke 2/3 belahan dunia dimana sampai pada Madagaskar, Guam dan Chamoro. Kenyataan ini, dipandang oleh pakar dan ilmuan, Madagaskar walaupun secara praktis mengidentiikasi diri ke Afrika, dan secara moderen ke Prancis, namun secara historis, geografis dan fsikis 3000 mil ke Barat: Indonesia.
Berbagai macam bukti dan fakta hari demi hari semakin menerangkan asal muasal bangsa ini, tak salah apabila Ilmuan dan ahli semacam Denys Loambard dengan tegas dan sangat berani mengatakan, “ Sejak 1000 tahun S-M Nusantara adalah kawasan budaya besar dengan hubungan maritim yang permanen, "Bahkan tak sedikit pula ahli yang mengatakan Indonesia atau bangsa melayu/Jawi sudah ada sejak dahulu, dan sebagai bangsa yang melahirkan bangsa – bangsa lain. Luar biasa!
Mungkin masih ada yang ingat lagu yang mengatakan “Nenek moyangku seorang pelaut”, sebagai seorang pelaut yang mengarungi lautan hingga ke berbagai belahan dunia tentu memahami betul ilmu perbintangan dan pelayaran serta teknologi perkapalan. Apalagi letak geografis Indonesia yang terletak pada garis ekuator yang diapit oleh dua samudra yang merupakan jalur perdagangan dunia, selain itu tanahnya yang paling subur di dunia. Tak salah kitanya, atau berlebihan, apabila Indonesia dulu sebagai pusat peradaban (pertemuan) dunia.

Indonesia atau nusantara kerap sekali dikait- kaitkan dengan benua atlantasi yang hilang menurut pandangan Plato. Benua Atlantis yaitu memiliki pengertian sama dengan “The Promised Land (Tanah yang dijanjikan)”. Yang sampai saat ini masih menjadi misteri, akan tetapi fakta – fakta historis-arkeologis sedikit demi sedikit mulai ditemukan dan mengarah ke Indonesia (walaupun kebanyakan literaturnya berada di barat), sampai sekarang masih dicari fakta – fakta tanah leluhur itu. Semua ini membuktikan betapa penasarannya bangsa – bangsa di luar kita terhadap silsilah bangsa kita (dari mulai masyarakat sampai isi kandungan buminya), bahkan lebih mahfum dari kita sendiri sebagai orang didalamnya.
Israel dan Amerika serikat memiliki website resmi berbahasa Indonesia, bahkan peta Indonesia. Mereka mengupdate data - data seputar bangsa ini setiap pekannya. Lalu ada kepentingan apa ketika Israel membangun pangkalan militer satu - satunya diluar Israel yaitu di Singapura yang moncong meriamnya mengarah Indonesia? Lalu, untuk apa AS membangun pula pangkalan militernya di Australia, yang moncong meriamnya semua mengarah ke Indonesia? Lalu benarkah Cina hanya memiliki kepentingan dagang di Indonesia? Ke tiga negara yang memiliki hak veto ini ada kepentingan apa dibalik itu semua? yaitu bersama - sama dan berkonspirasi untuk mengobrak - abrik, memecah belah, mengadu domba Indonesia, sebagai "TANAH LELUHUR" yang diramalkan sebagai bangsa yang akan menaklukan negara - negara super power/ adidaya tersebut.
Maka-mereka di luar bangsa kita tak akan rela membiarkan kita menjadi bengsa yang super power, yang pernah terjadi pada peradaban silam. Indonesia sebuah negeri yang peradabannya lebih tua dari Britaniya Raya, menurut majalah Time, kini tak lain seperti sekumpulan bandit yang saling penggal kepala, baku hantam cari kuasa, koruptor yang membabi buta. Segala keindahan, keramahan, budaya halus, kini seolah mitos belaka. Indonesia kini, sebuah bangsa yang tak dapat dipercaya, atau mahluk cacat yang mudah diperbudak karena kebodohannya.

Sebagai bangsa, harus diakui bahwa kita kehilangan jati diri. Tekanan yang begitu kuat dari bangsa asing dengan lobi – lobi zionisnya, membuat pemerintah kita tersirap oleh segala halusinasi yang ditawarkan olehnya. Alhasil, pemerintah dengan ringan melepas tanggungjawab alam dan konstitusinya, bisa dilihat ketika perguruan tinggi negri diswadayakan, rumah sakit diswadanakan, usaha “bumi, tanah dan air” di swastakan. Rakyat kembali membayar kemahalannya. Rakyat terus – terusan mensubsidi. Terus, hingga mati berdiri. Dan mereka pengusaha dan penguasa bergolek santai dengan segala kemehawannya sendiri. Menciderai perjuangan leluhur bangsa ini. Terkutuklah. Keputusan para leluhur bangsa ini atau bapak – bapak pendiri bangsa kita dari mulai jaman kerajaan kuno, dan ketika sampai pada ide sumpah pemuda serta kemudian memproklamirkan negara kesatuan R.I merupakan bukan suatu keputusan yang "mbalelo", atau asal-asalan, itu merupakan ide yang sangat beralasan, melihat pada jati diri bangsa yang kemudian tertuang dalam falsaah dan UUD 45 Saat ini, tugas kita yaitu memndang kenyataan sejarah serta kultur kita – yang memiliki begitu banyak potensi penjelasan ketimbang potensi diabaikan. Cara berfikir lebih memandang kedalam harus diutamakan dan dipertahankan, ketimbang memandang keluar yang sesungguhnya hanya fatamorgana, kalau tidak pun, ya kolonialistik.

Bangsa kita bukan bangsa yang bodoh, tapi dibodohkan (karena keturunan Bani Israel yang kebanyakan memeluk agama Islam, oleh karenanya ditakuti apabila memiliki kepintaran). Bangsa kita bukan bangsa yang miskin, tapi dimiskinkan. Bangsa kita bukan bangsa penakut, tapi ditakutkan. Bangsa kita merupakan bangsa yang besar dan segala kemajuan peradabannya di masa silam serta kekayaan yang terkandung didalamnya (TANAH SURGA). Apakah kita bisa mnjadi bangsa besar? Jawabannya "SANGAT BISA"
Kita bisa kembali menjadi sebuah bangsa kesatuan yang besar ketika kita menjadi pribadi yang tahu akan jati diri bangsa, cerdas, bermoral, serta menguasai seluruh hajat hidup yang kita miliki. Itu semua telah dibuktikan oleh para leluhur kita, dan satu keyakinan yang kita miliki untuk meningkatkan rasa optimisme dan perbaikan diri yaitu, sejarah pasti akan kembali berulang. Kita sendiri yang menentukan, bukan bangsa asing.
Perlu diingat dan di camkan baik – baik, “WE ARE THE REAL UNITED KINGDOM”, untuk itu banyak pihak yang tidak ingin kita kembali mencapai kejayaan. Sayangnya kita tak cukup berani, atau malu, atau terlanjur silau dengan ide – ide gemerlap (kapitalisme, globanialisasi, modernitas, liberalisme,demokrasi, dan apapun itu yang dibawa dari luar harus kita yakini bersama sifatnya yaitu IMPERIALISTIK), yang bangsa kita sendiri pernah berulang kali menolak dan melawannya, dan mencapai kejayaan. Sayang sekali.

 

Epri Fahmi Aziz, Penulis merupakan Anggota Lembaga Pers Mahasiswa Semua Tentang Rakyat (LPM SETARA).

Tulisan tersebut diterbitkan untuk menyambut Orasi Kebudayaan bersama Radhar Panca Dahana pada 18 September 2017 mendatang, yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Semua Tentang Rakyat (LPM SETARA).
.

Jumat, 08 September 2017

PKKMB-FK Ajak Mahasiswa Baru Untuk Bereksperimen

 




































Unswagati, Setaranews.com - Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran (PKKMB-FK) tahun ajaran 2017/2018 dilaksanakan selama dua hari, terhitung tanggal 6-7 September 2017. Kegiatan tersebut bertempat di gedung Fakultas Kedokteran kampus III Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati).


PKKMB-FK 2017 yang diikuti oleh 76 mahasiswa terdiri dari 73 mahasiswa baru, 2 mahasiswa angkatan 2016, dan 1 mahasiswa angkatan 2015. Dengan mengusung tema "Actualize the empathy, optimism, and intelligence for new generation (Alveolus)", panitia ingin menanamkan nilai tentang kedisiplinan dan respect terhadap satu sama lain.


Selain diisi dengan materi, panitia juga mengajak mahasiswa baru tour FK yakni berkeliling gedung Fakultas Kedokteran. Di samping berkeliling juga diselingi pemberian informasi bagaimana sistem yang ada di Laboratorium Fakultas Kedokteran dan sistem pembelajaran yang ada di Fakultas Kedokteran.


"Kita juga ada Tour FK, yah kita keliling gedung Fakultas Kedokteran, kita mencoba dari Lab. Anatomi, Lab. Patologi, Lab. Biomedis, dan Lab. Histologi semuanya kita keliling, kita memperkenalkan bagaimana sistem di Lab itu dan bagaimana sistem pembelajaran di sini," jelas Rifki selaku ketua pelaksana PKKMB-FK pada setaranews di sela-sela kegiatan hari ke-2 PKKMB-FK, Kamis (7/9)


Kemudian, mahasiswa baru juga diberi kesempatan untuk mencoba eksperimen yang telah ditentukan.
"Mereka (mahasiswa baru) juga kita ajak mencoba sedikit little eksperimen, kita coba uji glukosa urine dengan menggunakan benedict. Jadi, kita eksperimen untuk mengecek kadar gula dalam urine itu gimana caranya, mereka juga ikutan" tambah Rifki.


Secara keseluruhan kegiatan PKKMB-FK berjalan lancar, namun terdapat kendala di rundown acara. Ada beberapa kegiatan yang terpaksa ditiadakan atau mengurangi waktu kegiatan dan merubah konsep acara awal dikarenakan adanya ketentuan waktu pelaksanaan.































PKKMB-FT Tanamkan Rasa Solidaritas Kepada Mahasiswa Baru

Unswagati, Setaranews.com - Fakultas teknik (FT) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon adakan Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun ajaran 2017-2018. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini terhitung dari tanggal 6-7 september 2017. PKKMB-FT tahun ini diikuti oleh sekitar 175 peserta yang merupakan mahasiswa baru Fakultas Teknik.  Pada proses PKKMB-FT tahun ini panitia menyuguhkan konsep yang berbeda dari tahun sebelumnya, di mana pada pelaksanaan PKKMB-FT tahun ini mengusung tema “Heaven Dicipline and Solid”, dengan harapan peserta lebih menekankan rasa solidaritas dan akademiknya. Seperti yang diungkapkan oleh Harsono, Ketua Pelaksana (Ketuplak) PKKMB-FT, bahwa pada PKKMB-FT tahun ini panitia lebih menekankan kepada peserta untuk membangun rasa solidaritas dengan sesama mahasiswa teknik sipil, senior, dan alumni-alumninya.

“Selain akademik dan kedisiplinan yang kita tanamkan, solidaritas selalu kita junjung tinggi sebagai mahasiswa teknik sipil,” ujarnya.

Panitia juga mengajak peserta PKKMB untuk lebih mengenal lingkungan Fakultas Teknik dengan mengunjungi seluruh ruangan di kelas, perpustakaan, dekanat, laboratorium dan sekretariat Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Hal ini bertujuan agar para peserta lebih mengetahui kehidupan atau lingkungan sekitar Fakultas Teknik.

“Selain pemberian materi, kita juga mengajak mereka untuk lebih mengenal alumni-alumni dan ketekniksipilan,” lanjutnya.

Menanggapi hal tersebut, menurut salah satu peserta PKKMB-FT, dirinya merasa senang mengikuti kegiatan tersebut. Hal itu dikarenakan kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang menyenangkan dan tidak seperti yang dibayangkan, di mana ada perpeloncoan bahakan tindakan kekerasan dan peretasan.

“Selama mengikuti kegiatan PKKMB Fakultas Teknik tidak ada sama sekali perbuatan perpeloncoan atau bully seperti yang beredar di luar-luar, kita di sini diajarkan untuk selalu menanamkan rasa solidaritas sesama mahasiswa tekik sipil,” ujar sarah, salah satu peserta PKKMB-FT. (Syahru)

FH Ingin Wujudkan Mahasiswa Berkarakter Lewat Kegiatan PKKMB

Unswagati, Setaranews.com - Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Fakultas Hukum (PKKMB-FH) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon dilaksanakan pada tanggal 5 - 6 September 2017 bertempat di Ruang Serbaguna gedung Fakultas Hukum.

PKKMB-FH tahun ini mengusung tema "Membangun Solidaritas dalam Rangka Menumbuhkan Rasa Patriotisme dalam mahasiswa Fakultas Hukum yang Berkarakter, Responsif dan Bermartabat".

Royan, Ketua Pelaksana (Ketuplak) PKKMB-FH mengatakan tujuan dilaksanakan program tersebut sebagai pembentukan karakter bagi peserta PKKMB-FH (Mahasiswa Baru FH), "Dengan tema tersebut, diharapkan mahasiswa, khususnya Fakultas Hukum lebih memliki karakter, responsif dan bermartabat juga," katanya, Kamis (07/09).

Selama dua hari pelaksanaan PKKMB-FH, pihak panitia memberikan beragam materi kepada para mahasiswa baru. "Untuk hari pertama diisi sama dekanat materinya kaya selayang pandang fakultas hukum dan di hari kedua ada materi kaya bimbingan advokat, bimbingan anti korupsi,"terang Royan kepada Setaranews.com disela-sela acara.

Lebih lanjut, Royan mengatakan bahwasanya selama dua hari pelaksanaan PKKMB-FH memgalami penurunan peserta di hari kedua, hal tersebut dipicu karena faktor kesehatan peserta yang tidak baik, "Dihari pertaman peserta mencapai 155, kemudian dihari kedua hanya 90 peserta saja yang mengikuti PKKMB-FH,"lanjutnya.

Dengan adanya PKKMB-FH, Royan berharap agar mahasiswa baru Fakultas Hukum mengenal dialektika kehidupan kampus dan lebih cepat beradaptasi di kampus. (Hashbi Isma Rabbani)

Kamis, 07 September 2017

Adakan Praktik Bercocok Tanam, Hal Baru di PKKMB Faperta

Unswagati, Setaranews.com - Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Pertanian Tahun Ajaran 2017/2018 yang diadakan selama dua hari pada 7-8 September 2017 berjalan lancar. Kegiatan tersebut berlokasi di dua tempat yang berbeda, yakni Gedung baru Kampus 1 Unswagati dan lahan GT Kampus 4 Unswagati Cirebon.

“Kemarin itu acaranya di Kampus 1 Unswagati pemberian materi kepada peserta PKKMB, ada sekitar 12 materi. Sedangkan hari ini lokasinya di GT karena ada praktik bercocok tanam.” Ujar Sofia, Ketua Pelaksana PKKMB Fakultas Pertanian.

Kegiatan yang mengambil tema, “Perkenalan Adalah Awal Suatu Cerita Bersama” ini diikuti oleh 116 peserta (Mahasiswa Baru Fakultas Pertanian) yang terdiri dari 40 mahasiswa jurusan Agroteknologi dan 76 mahasiswa jurusan Agribisnis.

Ada yang berbeda pada PKKMB Fakultas Pertanian tahun ini, yakni praktik bercocok tanam yang dilakukan peserta. Praktik bercocok tanam tersebut dilakukan sebagai pengenalan bagi mahasiswa untuk berlatih (bercocok tanam). Terdapat dua jenis bibit yang ditanam, yakni bibit kangkung dan bayam.

“Biar mahasiswa Fakultas Pertanian bisa merasakan bercocok tanam semua, tidak hanya yang berasal dari jurusan agroteknologi saja, melainkan juga jurusan agribisnis bisa bercocok tanan.” Ungkap Sofia, saat ditemui di sela-sela kegiatan PKKMB Fakultas Pertanian hari ke-2, Rabu (07/09) di GT Kampus 4 Unswagati Cirebon.

Ketika ditanya mengenai pengelolaan tanaman yang telah ditanam, mahasiswi jurusan Agribisnis tersebut mengaku sudah berkomitmen bersama Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di lingkungan Fakultas Pertanian untuk menjaga dan merawat bersama lahan tanam.

“Ini sih kesadaran dan tanggungjawab moral dari mahasiswa Fakultas Pertanian saja. Tapi Ormawa Pertanian sih udah berkomitmen bareng-bareng buat merawat lahan.” Tutupnya. (Anisa Arwilah)

PKKMB Fisip Sebagai Ajang Pembentukan Karakter Mahasiswa Baru

Unswagati, Setaranews.com - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Swadaya Gunung Jati (Fisip Unswagati ) menyelenggarakan Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru tahun ajaran 2017/2018 pada 6-7 September 2017 di Gedung Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang berada dilingkungan Kampus 3 Unswagati, hal tersebut dikarenakan minimnya ruangan yang representatif di kawasan Gedung Fisip Unswagati.

PKKMB Fisip diikiuti oleh sebanyak 139 peserta (Mahasiswa Baru Fisip) dan segenap panitia yang berjumlah 27 orang, dimana panitianya berasal dari delegasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (BEM Fisip), Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom), dan Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (Himagara). PKKMB Fisip yang bertema "Membentuk Karakter Mahasiswa Fisip Unswagati yang Berintelektual, Aktif , Inovatif dan Kritis" tersebut bertujuan sebagai visi dan misi mahasiswa baru di Fisip.

"Kami mengharapkan agar peserta (Mahasiswa baru FISIP) bisa menjadi lebih aktiv, kritis, berintelektual, dan inovatif dalam bidang keorganisasian dan kemahasiswan serta memenuhi peran fungsinya sebagai mahasiswa",tutur Yuni Fitri Andriani, Ketua Pelaksana PKKMB Fisip, saat ditemui setaranews.com, Rabu (07/09).

Pada PKKMB Fisip tahun ini, panitia menghadirkan Dekan dan Wakil Dekan 1,2 dan Wakil Dekan 3 Fisip sekaligus sebagai pengisi materi, yang kemudian diisi oleh para alumni Fisip Unswagati untuk turut serta mengisi acara pada PKKMB Fisip tahun ajaran 2017/2018.

PKKMB Fisip dimulai pukul 08:00 WIB dan berjalan dengan lancar tanpa menuai hambatan apapun. (Felisa Dwi Pujianti)

 

Tumbuhkan Generasi Ekonom Kreatif dan Inovatif Lewat PKKMB-FE

Unswagati, Setaranews.com - Selepas pelaksanaan Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Tingkat Universitas (PKKMB-U) yang dilaksanakan selama dua hari kemarin (4-5 September 2017) di Auditorium Kampus Utama Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, Kali ini dilanjut dengan pelaksanaan PKKMB Fakultas, salah satunya PKKMB Fakultas Ekonomi (FE) yang diselenggarakan selama dua hari, terhitung mulai tanggal 6-7 September 2017 di Ruang Auditorium Kampus Utama Unswagati Cirebon.

PKKMB-FE yang diikuti oleh 686 peserta (Mahasiswa Baru Fakultas Ekonomi) itu bertema "Sinergi Ekonomi dan Budaya Demi Mewujudkan Generasi Ekonom Yang Kreatif dan Inovatif", tema tersebut ditujukan agar masyarakat Cirebon memahami ekonomi dan pelestarian budaya, seperti halnya di ungkapkan oleh Widha Wahidah, Ketua Pelaksana (Ketuplak) PKKMB-FE.

"Sengaja kami berikan tema tersebut, agar warga sekitar, khususnya masyarakat Se-Wilayah III Cirebon sadar akan pntingnya ekonomi dan pelestarian budaya, serta menjadikannya sebagai lahan pelestarian budaya ekonomi,"ungkapnya saat ditemui setaranews.com pada hari ke-2 pelaksanaan PKKMB-FE, Kamis (07/09) di Auditorium Kampus Utama Unswagati Cirebon.

Lebih lanjut kata dia (Widha Wahidah) Meskipun begitu, dalam pelaksanaanya juga terdapat masalah kecil seperti ngaretnya pemateri di hari pertama sehingga pihak panitia harus menggeser-geser waktu agar acara tetap berjalan aman dan terkendali.

Kemudian, Wanita yang juga sebagai Pengurus Badan Eksekutiv Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM-FE) tersebut mengharapkan kepada Peserta PKKMB-FE, "Semoga setelah dilaksanakannya program ini (PKKMB-FE) mahasiswa baru fakultas ekonomi menjadi mahasiswa yang tertib, aktif, kritis, dan beretika tentunya,"harapnya sembari menutup sesi wawancara bersama setaranews.com

Rentetan acara PKKMB-FE meliputi Penyampain materi, pengenalan Perguruan Tinggi, pengenalan organisasi mahasiswa fakultas ekonomi, dan strategi pemasaran budaya ekonomi. (Haerul Anwar).

 

Opini: Cerdas Bermedia untuk Lawan Hoax

Opini, Setaranews.com - Sejak arus media sosial menerjang dengan kencang istilah hoax menjadi kian popular di telinga masyarakat Indonesia. Konon, istilah hoax hadir ke permukaan sejak rilisnya film The Hoax tahun 2006 berkisah tentang seorang penulis yang membuat dan menjual buku palsu otobiografi orang terkenal. Namun, orang terkenal tersebut tidak pernah merasa ditemui apalagi diwawancarai oleh sang penulis. Kemudian, kepopularan hoax ternyata tidak sejalan dengan pengetahuan yang mendalam.

Dalam media sosial hadir bermacam-macam informasi yang mudah diakses. Menurut survey banyak orang menghabiskan waktunya delapan jam sehari hingga lebih untuk memakai media sosial. Kecenderungan masyarakat Indonesia yang senang memakai media sosial dan membagikan berbagai content pemberitaan tanpa melakukan filterisasi membuat hoax bergulir dengan sangat cepat. Lama-kelamaan informasi palsu tersebut menjadi seakan-akan nyata. Persis seperti yang dilakukan oleh Goebbels, Menteri Propaganda Nazi yang menyebarluaskan berita bohong secara terus-menerus hingga kebohongan tersebut dianggap sebagai suatu kebenaran.

Hoax diciptakan dengan tujuan yang bermacam-macam misalnya untuk mendongkrak kepopularan, alat politik hingga mendoktrin para pembaca. Parahnya, hoax telah berdampak menciptakan konflik. Puncaknya adalah tumpahnya perpecahan yang terjadi antar masyarakat dan antar golongan yang tentunya mengancam persatuan bangsa. Di Indonesia, perang hoax sempat terjadi saat Pilpres 2014 untuk saling menjatuhkan kandidat calon presiden dan hingga sekarang semakin gencar tersebar berbagai hoax misalnya yang terbaru kasus sindikat Saracen. Informasi yang simpang siur hingga yang jatuhnya fitnah sangat mudah diterima oleh masyarakat tanpa melalui proses check (memeriksa), re-check (memeriksa lagi) dan cross-check (memeriksa kembali). Tiga tahapan diatas seolah menjadi pedoman yang harus dipegang oleh pembaca yang cerdas.

Celakanya kecendurungan malas untuk check, re-check dan cross-check menjadi permasalahan baru di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Rasa malas tersebut menjangkit berbagai kalangan termasuk mahasiswa yang turut terombang-ambing dalam arus informasi hoax tanpa bisa membedakan antara berita bohong dan benar. Padahal ciri pemberitaan hoax bisa dilihat dengan tidak adanya sumber yang jelas. Selain itu, hoax menjadi dilema kebebasan berpendapat di media sosial. Sebagian orang tidak bisa membedakan mana satir dan mana hoax. Hadirnya UU ITE menjadi landasan sebagian orang tersebut memukul rata bahwa ungkapan satir di media sosial dianggap sebagai hoax. Kemudian, perdebatan yang terjadipun seputar wanti-wanti hoax tanpa memandang esensi dari ungkapan tersebut.

Upaya pemerintah dengan membuat UU ITE dan Badan Cyber Nasional untuk mengantisipasi pemberitaan hoax atau upaya segelintir masyarakat yang peduli dengan membuat gerakan anti-hoax dirasa tidak cukup untuk memberantas hoax. Apalagi bila per-individu masih acuh tentang bahaya hoax maka butuh pemberantasan dari akar terutama terhadap masyarakat awam. Sebab kasus yang terjadi sekarang adalah korban hoax pun bisa menjadi pelaku.

Hoax telah mengancam generasi penerus bangsa. Pemakai media sosial yang notabene kanak-kanak tanpa sadar hoax turut telah menjadi konsumsi mereka dan berpotensi besar untuk ditiru. Berangkat dari situlah, butuh gencaran sosialisasi tentang literasi media di dalam masyarakat di setiap daerah. Semua aspek bertanggungjawab untuk memberantas hoax termasuk peran para orang tua dan lembaga-lembaga pendidikan beserta tenaga pendidik. Arus media sosial merupakan bagian dari zaman yang terus bergerak dan mustahil untuk dibendung. Maka yang harus dilakukan manusia adalah mencerdaskan sesama manusia untuk cerdas dalam bermedia. Dan semoga amarah dan dendam tidak terus-menerus diwarisi kepada anak-cucu kelak.

*Opini tersebut dibuat berdasarkan hasil diskusi rutin LPM Setara tentang “Hoax dalam Lingkungan Media Sosial” oleh Bung Jimat A. S.

Selasa, 05 September 2017

Sultan Sepuh Resmi Buka Pagelaran Budaya Festival Kraton Nusantara XI

Cirebon, Setaranews.com - Festival Keraton Nusantara (FKN-XI) secara resmi dibuka pada tanggal 05 September 2017 di Taman Goa Sunyaragi, Cirebon. Dalam pembukaanya (FKN-XI), Sultan Sepuh, PRA Arief Nadiningrat melakukan penancapan gunungan wayang sebagai simbol dibukanya Gelar Budaya Festival Kraton Nusantara XI.

"Insya Allah akan dihadiri oleh 100 keraton, sekaligus mengadakan Musyawarah Kerja (Muker) keraton nusantara beserta prajurit-prajurit keraton" ungkapnya saat pembukaan FKN, Selasa (04/09).

Lebih lanjut, Sultan Sepuh, PRA Arief Nadiningrat Mengatakan bahwasannya Pagelaran Budaya Festival Kraton Nusantara akan diramaikan oleh berbagai pementasan dan pameran seni-budaya serta kreasi anak muda. "Selain pementasan tersebut, FKN juga akan diramaikan dengan pameran pusaka kraton dan seminar naskah kuno,"lanjutnya.


Festival Kraton Nusantara XI digelar selama 15 hari, terhitung mulai tanggal 5-20 September 2017 di Taman Goa Sunyaragi, Cirebon. (Trusmiyanto)

 

UKM Unswagati Lakukan Pengenalan Di Hari Terakhir PKKMB-U

Unswagati, Setaranews.comPengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tingkat Universitas tahun ajaran 2017-2018 berakhir pada Selasa 05 September 2017. Tema pada PKKMB-U tahun ini yaitu "Membangun Solidaritas dalam Rangka Mengantisipasi Radikalisme dengan Menumbuhkan Sikap Patriotisme Menuju Universitas yang Berkarakter, Inovatif,dan Bermartabat".

PKKMB-U di hari terakhir ini di isi dengan pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, diantaranya UKM seni dan Budaya, Mapala Gunati,  LPM Setara, KSR Unswagati, Tutorial Keislaman Unswagati (TKU), Resimen Mahasiswa (Menwa), UKM Olahraga, dan lain-lain. "Dengan adanya kegiatan pengenalan UKM yang ada di Unswagati ini diharapkan peserta (Mahasiswa Baru) dapat mengetahui berbagai kegiatan diluar perkuliahan agar mereka dapat mengembangkan minat dan bakat yang mereka miliki sehingga dapat berkembang dengan baik." tutur Retno Dwijayanti Seksi Acara PKKMB-U saat ditemui Setaranews.com di Auditorium Unswagati, Selasa (05/09).
PKKMB-U yang diselenggarakan selama dua hari dirasa cukup aman dan kondusif, terlihat para peserta cukup menikmati acara yang sudah rutin diselenggarakan setiap tahunnya. "Saya sangat senang sekali melihat mereka semangat dalam berinteraksi dengan banyaknya pemateri yang turut serta dalam acara ini. Kita punya harapan untuk tahun depannya supaya lebih peka terhadap bangsa, supaya lebih mengerti tentang arti dan perbedaan ideologi, makanya kita mencanangkan tentang radikalisme dan patriotisme,"tutur Retno



Meskipun begitu, PKKMB-U 2017/2018 juga mengalami kendala dalam dalam pelaksanaanya, salah satunya terkait manajemen waktu pemateri, "saat pemateri bersemangat menyampaikan materinya, namun waktu yang tersedia terbatas."lanjutnya.



Disi lain, terdapat beberapa Peserta PKKMB-U yang terjatuh sakit saat kegiatan berlangsung dikarenakan peserta merasa kelelahan, namun demikian, mereka tetap bersemangat dalam melaksanakan kegiatan tersebut "Acaranya berjalan dengan cukup lancar, seru, asyik juga. Yah Menarik aja kan ada pengenalan berbagai UKM didalam acaranya, Terus lumayan banyak informasi yang saya dapat juga dari acara ini mengenai kampus Unswagati khususnya," ungkap Ryo salah satu peserta PKKMB-U.



Kegiatan PKKMB ditutup dengan acara Pentas Seni (Pensi) dan pembagian berbagai hadiah salah satunya hadiah untuk peserta gugus terbaik.



Senin, 04 September 2017

Tingkatkan Perekonomian Desa, Mahasiswa KKN Gelar Pelatihan Budidaya Jamur Tiram

Regional, Slendra, Gegesik, Setaranews.com - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon di Desa Slendra, Gegesik menggelar sosialisasi Pelatihan Budidaya Jamur Tiram bersama Dinas Perhutanan Provinsi Jawa Barat (Jabar), Senin (04/09) di Balai Desa Slendra.

Pelatihan tersebut merupakan program kerja (proker) unggulan yang ditujukan sebagai wahana pengetahuan bagi mayarakat desa terhadap pentingnya Budidaya Jamur Tiram. "Jamur Tiram di desa ini sangatlah dapat membantu masyarakat sekitar, selain sebagai pengetahuan terhadap pelatihan budidayanya sendiri juga dapat membantu masyarakat terhadap perkembangan ekonomi di desa," ungkap Malik Rismanto, salah satu Mahasiswa KKN Desa Slendra saat ditanya melalui pesan singkat WhatsApp Messenger, Senin (04/09).

Kemudian, Uha Suhana yang merupakan Perwakilan dari Dinas Perhutanan Jabar memberikan apresiasi penuh terhadap program yang diselenggarakan oleh Mahasiswa KKN Desa Slendra, karena menurutnya pelatihan tersebut merupakan salah satu langkah sebagai peningkatan ekonomi desa.

"Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena mata pencahariaan Desa Slendra sendiri memang sebagian besar banyak yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia-Tenaga Kerja Wanita (TKI-TKW) di Luar Negeri," ungkapnya saat mengisi materi pada Pelatihan Budidaya Jamur Tiram, Senin (04/09) di Balai Desa Slendra.

Lebih lanjut, Uha Suhana mengharapkan agar dapat menumbuhkan sifat wirausaha dan menumbuhkan kemandirian terhadap desa, "Semoga dengan diadakannya pelatihan ini (Budidaya Jamur Tiram) dapat meningkatkan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) masyarakat desa, khususnya di kawasan Kabupaten Cirebon," lanjutnya mengharapkan output dari hasil pelatihan tersebut.

Pelatihan Budidaya Jamur Tiram dihadiri oleh sebanyak 7 Kelompok Tani Desa Slendra, Para Pamong Desa, dan Masyarakat sekitar Desa Slendra.

Kapasitas Maksimum Auditorium 500 Orang, Mahasiswa Baru Tembus 1800

Unswagati, Setaranews.com – Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru tingkat Universitas (PKKMB-U) tahun akademik 2017/2018 hari pertama berlangsung pada Senin, 04 September 2017.

Berbeda dari sebelumnya, kali ini PKKMB diselenggarakan di Auditorium Kampus Utama Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, hal tersebut mengacu pada Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (SK-Dikti) bahwa tempat penyelenggaraan kegiatan berada di lingkungan perguruan tinggi.

“Kita sudah survey gedung keliling Cirebon, dan sudah sempat deal dengan pihak The Radiant tapi ternyata kelewat satu poin di surat edaran Dikti bahwa PKKMB harus banget diselenggarakan di area kampus. Jadi, ya, kita usahakan gimana caranya bisa dilaksanakan disini.” Jelas Lisa, Ketua Pelaksana PKKMB-U di sela-sela acara kegiatan berlangsung, Senin (04/09) di Auditorium Kampus Utama Unswagati Cirebon.

Berdasarkan data yang didapat, Peserta (mahasiswa baru) yang mengikuti PKKMB berjumlah sekitar 1.800 peserta, Sementara kapasitas maksimum Auditorium Unswagati hanya menampung kisaran 300 -500 orang. Karena tidak semua mahasiswa bisa ditampung di dalam Auditorium, akhirnya Ruang Kelas yang berada tepat di samping Auditorium dijadikan sebagai penampung peserta PKKMB-U.

“Kebetulan kita juga pakai kelas-kelas sebelah, karena banyak banget. Kita tidak memungkiri kalau misalnya ada keluhan, panas dan sebagainya. Tapi kita usahakan ada penambahan blower,” Lanjutnya.

Disisi lain, ketika ditanya soal negosiasi dengan Pihak Kampus terkait fasilitas tempat yang kurang memadai, Dia (Lisa) menjawab sempat, tapi terhambat oleh waktu yang tidak banyak.

“Ya of course sempat kita bernegosiasi dengan pihak terkait, tapi ketika sudah ada aturan tertulis. Kita memang bisa apa sih? Apalagi SK kepanitiaan baru turun kemarin-kemarin, waktu kita untuk nego tidaklah banyak.” Tutup Lisa di akhir sesi wawancara bersama setaranews.com.

PKKMB-U akan dilanjut pada hari ke-dua, (Selasa, 05 September 2017) dan kemudian dilakukan penyerahan peserta kepada Panitia PKKMB Fakultas masing-masing. (fiqih Dwi Hidayah)

Baca juga berita sebelumnya terkait PKKMB-U 2017-2018:

Sabtu, 02 September 2017

Beredar Akun Palsu, Panitia Informasikan Akun Resmi PKKMB Unswagati 2017

Unswagati, Setaranews.com - Banyak polemik yang muncul pada program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru tingkat Universitas (PKKMB-U) di Universitas Swadaya Gunung Jati  Cirebon (Unswagati) setiap tahunnya. Polemik yang terjadi berupa proses dan pelaksanaanya. Tahun ini, PKKMB-U  kembali menuai berbagai polemik, hal ini terjadi bukan hanya di dunia nyata saja, melainkan di ranah Media Sosial (Medsos) khususnya  Instagram. Ditemukan terdapat beberapa akun palsu yang bermunculan turut meramaikan Program PKKMB Tahun Ajaran 2017/2018.

Hal tersebut dipicu dari proses pelaksanaan PKKMB-U 2017 yang dirasa kurang optimal sehingga peserta PKKMB-U (Mahasiswa Baru) kebingungan untuk mencari informasi yang akurat terkait PKKMB-U, "Aku ngerasa bingung sekali pada proses PKKMB." Ujar salah satu peserta PKKMB-U yang enggan disebutkan namanya

Menanggapi hal tersebut Panitia PKKMB-U memberikan penjelasan pada saat Pembekalan PKKMB berlangsung, Sabtu (02/09) di Halaman Parkir Kampus Utama Unswagati Cirebon.

"Untuk Peserta PKKMB-U dapat mencari informasi terkait PKKMB dengan mendatangi Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas (BEM-U) atau bisa juga secara online melalui akun twitter (@pkkmbunswagati), fanpage Facebook (PKKMB Unswagati 2017), dan Instagram (@pkkmbunswagati2017), bukan yang lain. Banyak akun-akun yang mengatasnamakan Unswagati, tapi itu bukan kami. Banyak sekali admin-admin akun yang tidak jelas, kalian jangan follow sembarangan." Jelas Lisa, ketua panitia PKKMB Unswagati 2017 pada peserta PKKMB.

Lebih lanjut, Perempuan yang akrab disapa dengan panggilan Obon tersebut menghimbau agar mahasiswa dapat dengan cerdas mengconfirmasi ulang kebenaran akun media sosial sehingga tidak terbawa oleh hal-hal  negatif yang merugikan diri sendiri. (Trusmiyanto)

Peserta Keluhkan Proses PKKMB-U Tahun Ajaran 2017/2018

Unswagati, setaranews.com -Sabtu (02/09) telah diselenggarakan Pembekalan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Tingkat Universitas (PKKMB-U), kisaran pukul 06:00 WIB Pembekalan PKKMB-U dimulai dengan apel sekaligus pengkondisian Peserta PKKMB-U per-gugus yang didampingi oleh pendamping gugus masing-masing di Halaman Parkir Kampus Utama Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon.

Pada PKKMB-U Tahun Ajaran 2017/2018 ini dirasa kurang optimal proses dan pelaksanaannya sehingga memaksa peserta PKKMB-U (mahasiswa baru) merasa kebingungan mulai dari proses pendaftarannya yang melalui Wakil Rektor III sampai ke proses pembagian gugus yang di kumpulkan pada saat pembekalan PKKMB-U berlangsung. hal tersebut dikeluhkan oleh salah satu peserta PKKMB-U yang enggan disebutkan namanya, dia mengeluhkan akan proses yang dia lalui pada Program PKKMB-U tahun ini, " Aku kan udah mendaftar ke rektorat, terus aku udah dapet di gugus 25, tapi aku gak tau gugusnya, dan nama aku juga enggak tercatat di gugus tersebut, yah jadinya ngerasa bingung gitu deh, "keluhnya merasa kebingungan, saat ditemui setaranews.com di sela-sela acara pembekalan berlangsung, Sabtu (02/09).

Lebih lanjut, menurut mahasiswa baru yang sudah mendaftar jauh-jauh hari sebelum acara Pembekalan PKKMB-U berlangsung ini, dia mengharapkan agar PKKMB-U tahun ini berjalan lancar sampai proses pelaksananya dan tidak membingungkan Peserta (Mahasiswa Baru), "aku sih pengen nama aku sudah terdata dan tercantum dalam daftar peserta gugus, karena memang aku udah mendaftar lebih dulu dibanding temen-temen yang lainnya, tapi nyatanya malah jadi bingung begini, yah ini sih tidak sesuai dengan yang aku harepkan sebelumnya. " lanjutnya.

Mahasiswa Baru yang notabennya selaku rakyat baru di Unswagati merasa bingung dengan tahapan-tahapan yang dilalui untuk menjadi bagian dari mahasiswa Unswagati. Panitia yang sibuk dengan pekerjaan lain membiarkan mahasiswa baru ini termenung sendiri di lorong bawah tangga kampus satu Unswagati sembari menyaksikan teman-temannya yang sedang mendapat arahan dari pendamping gugus masing-masing. (Felisa/Trusmiyanto)

Baca juga berita  proses PKKMB-U :