Jumat, 26 Oktober 2018

Bangun Persaudaraan dan Semangat Sumpah Pemuda Lewat Makrab

Unswagati, Setaranews.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM-FISIP) Menggelar acara Malam Keakraban (Makrab), Jumat (26/10) di Area Parkir Kampus 3 Unswagati Cirebon.

Makrab yang bertemakan “Persaudaraan dan Semangat Sumpah Pemuda” tersebut bertujuan sebagai ajang pengakraban bagi mahasiswa baru, seperti yang dikatakan oleh Ali Sodik selaku Ketua Pelaksana (Ketuplak) acara, “Dengan diselenggarakannya acara ini khususnya bagi mahasiswa baru FISIP ini dapat mengenal dan membangun persaudaraan kita semua,” katanya saat ditanya oleh setaranews.com disela-sela acara Makrab berlangsung.

Sesuai dengan tema yang dicanangkan acara ini sekaligus sebagai refleksi momentum pada hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober mendatang “ Untuk menumbuhkan semangat pemuda atau kita sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa baru FISIP 2018,”tegasnya menjelaskan kepada setaranews.com.

Lebih lanjut, mahasiswa Semester 3 jurusan Administrasi Negara (AN) tersebut menambahkan bahwasannya acara Makrab kali ini merupakan yang pertamakalinya diselenggarakan oleh BEM-FISIP Unswagati Cirebon.

“Memang baru pertama kali, karena pengurus BEM-FISIP sebelumnya dirasa kurang efektif, makanya pengurus BEM tahun ini sengaja mengambil langkah untuk menggelar makrab khusunya buat mahasiswa baru FISIP sebagai acara puncak dari serangkaian kegiatan PKKMB FISIP 2018.” Pungkasnya.

Kemudian Ali juga mengharap kepada mahasiswa baru untuk antusias dalam berbagai program, “saya mengharap khusunya untuk mahasiswa baru FISIP paska acara ini dapat lebih aktif pada acara-acara yang diselenggarakan di FISIP kedepannya,” harapnya kepada setaranews.com.(Arj/Anggota magang LPM SETARA)

Kamis, 25 Oktober 2018

Menuju Cirebon Era Digitalisasi

Setaranews.com – Anak-anak muda yang hidup di zaman ini memang tidak bisa menghindari arus Industry 4.0. Begitulah sekiranya ujaran pertama yang disampaikan Iing Daiman, S.Ip., M.Si selaku Kepala DKIS (Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik) Kota Cirebon dalam diskusi MIDANG LAN MEDANG #2 mengenai “Menuju Indonesia 4.0” di Mubtada Kopi, Kamis (25/10).

Pembahasan ini masih terikat dari MIDANG LAN MEDANG #1, tapi menelisik lebih jauh peran pemerintah dalam menyikapi arus Industry 4.0. Bagi Iing, Industry 4.0 bisa menjadi sesuatu yang positif ataupun negatif. Dikatakan positif tatkala Industry 4.0 ini memunculkan kreatifitas dan inovasi karena adanya kompetitif atau persaingan. Sementara dikatakan negatif tatkala Industry 4.0 ini justru menggeser peran manusia dalam berbagai bidang. “Bisa positif atau negatif. Sederhananya, positif karena ada persaingan yang menuntut kreatif dan inovatif. Negatif ketika peran manusia mulai tergeser oleh teknologi.” Ujarnya pada peserta diskusi.

Cirebon yang digadang-gadang segera menjadi smart city pun tidak lepas dari tuntutan menuju era Industry 4.0. Menurutnya, wilayah kota yang sempit dengan jumlah penduduk yang cukup padat ini, bagi Iing punya sejumlah kekuatan yakni; sudah mulai menjadi pusat kegiatan nasional, Cirebon metropolitan area di wilayah Timur Jawa Barat dan punya semangat kolaborasi. “Kan modal terbesar sekarang adalah akselerasi, kolaborasi dan berkelanjutan.” Paparnya.

DKIS Kota Cirebon sendiri menuju era Cirebon digitalisasi, mulai membuat berbagai aplikasi berbasis android dan kearifan lokal yang memudahkan warga Cirebon khususnya untuk lebih mudah mengakses suatu informasi. Sebut saja ada Cirebon Lengko (Layanan Elektronik Kesehatan Online) mengacu pada sistem pelayanan antrian kesehatan online dan informasi ketersediaan ruang rawat inap di RSUD Gunung Jati Cirebon. Pembuatan akta dan kartu keluarga online bernama Cirebon Brojol Aja Klalen (Akta Kelahiran Langsung Jadi Kalau Laporan Secata Online) sehingga masyarakat tidak usah repot datang ke DISDUKCAPIL dan mempersingkat waktu pembuatan menjadi 2 hari dari 14 hari. Atau di Playstore bisa dijumpai Cirebon Wistakon yang memuat informasi terkait industri pariwisata Cirebon seperti perhotelan, restaurant, perbelanjaan, hiburan hingga akses informasi event dan berita seputar Cirebon.

Terakhir, yang menarik ialah ketika Amerika Serikat punya panggilan darurat 911, maka Cirebon pun punya Cirebon Siaga 112 semacam layanan panggilan darurat yang terintegrasi antara Kepolisian, Dinas Pemadam Kebakaran, Satuan Polisi Pamong Praja dan Dinas Kesehatan.

Selain itu, DKIS Kota Cirebon pun membuka akses dan ruang diskusi bernama “Relawan TIK” sebagai solusi untuk anak-anak muda yang butuh wadah mempersiapkan dirinya di era Industry 4.0 atau sekedar mengeksplorasi minatnya. “Kan budaya kreatifitas dimulai dari optimistik.” Pesan Iing di akhir sesi diskusi.

 

 

 

 

Selasa, 23 Oktober 2018

Diesnatalis HMS Unswagati ke-36: Adakan Syukuran

Unswagati, Setaranews.com - Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Swadaya Gunung Jati (HMS Unswagati) adakan Diesnatalis ke 36 yang bertemakan " Harmoni Mengikat Hati Yang Suci " pada Senin, 22 Oktober 2018 di Kampus Utama Unswagati Cirebon.

Acara yang dimulai pada pukul 20.00 Wib itu di hadiri oleh mahasiswa/i Fakultas Teknik, para alumni dan Badan Mahasiswa Himpunan (BMH), selain untuk memperingati Hari Ulang Tahun HMS acara ini juga sebagai ajang pendekatan bagi para alumni dan Mahasiswa Baru Fakultas Teknik dalam berbagi gagasan dan pengetahuan, melingkupi dunia organisasi ataupun duni kerja.

"Tujuan diadakan acara tersebut selain untuk memperingati hari ulang tahun HMS, acara ini juga sebagai upaya bentuk pengenalan serta pendekatan para senior dan alumi terhadap para maba (Mahasiswa Baru) untuk mengenal lebih jauh dunia teknik sipil dan organisasi-organisasinya serta berbagi pengalaman kepada maba sebagai salah satu upaya dari leadership/kepimimpinan". Papar Syahril Assidiq sebagai Ketua Pelaksana kegiatan.

Selain pendekatan emotional acara Ulang Tahun HMS tersebut juga diselipi dengan acara musik, diskusi, dan keagamaan seperti pembacaan ayat suci Al-qur’an serta muhadhoroh agama juga pemotongan Nasi tumpeng sebagai simbolisasi yang dinikmati bersama, kegiatan tersebut berlangsung sampai dengan Selasa malam 23 Oktober 2018. (Irf/Anggota magang LPM SETARA)

Jumat, 12 Oktober 2018

Pilih Ketinggalan atau Melebur dalam Industry 4.0?

Setaranews.com - Dunia sudah mulai memasuki era Industry 4.0 atau Revolusi Industri 4. Penggunaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) berkembang sangat pesat. Mempengaruhi kehidupan manusia dari berbagai aspek. Sembari duduk di sofa rumah, orang-orang bisa berbelanja apapun; barang-barang kebutuhan primer, sekunder hingga tersier. Transaksinya sangat mudah, orang-orang tidak butuh  mengantri di bank. Lewat e-banking mereka sudah bisa mengirim uangnya. Tidak terbatas ruang dan waktu asalkan terkoneksi internet. Kemudian, pangkalan ojek konvensional menjadi sepi. Orang-orang berpindah haluan ke sesuatu yang lebih modern, ojek online. Atau ketika ingin membaca buku, orang-orang sudah benar-benar tidak membaca buku. Yang dipegang bukan lagi buku, melainkan ponsel pintar. Mereka membaca e-book. Semua serba digital, itulah tanda era Industry 4.0.

Begitulah pembukaan yang disampaikan Budi Rahardi dan Adam Mahadika dalam diskusi Midang Lan Medang #1 tentang “Industry 4.0” di Mubtada Kopi, Jl. Perjuangan, Gg. Kampus, Kota Cirebon, Kamis (11/10). Budi adalah seorang fotografer, design grafis dan developer start up. Sementara Adam adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi di Unswagati yang sadar betul peran generasi muda untuk turut andil dalam Industry 4.0.

Sejarah Revolusi Industri dan Ancaman Industry 4.0 untuk Manusia

Sebelum memasuki Industry 4.0, dunia sudah mengalami 3 kali revolusi industri. Revolusi industri yang pertama terjadi di Inggris ditandai dengan ditemukannya mesin uap pada 1970. Kemudian mesin uap ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Mengakibatkan terjadinya perubahan besar-besaran di bidang manufaktur, sosial, ekonomi dan budaya. Yang kedua, adanya perkembangan teknologi listrik dan jalur perakitan untuk produksi massal. Yang ketiga, kemajuan dalam bidang otomatisasi bertenaga komputer untuk memprogram mesin dan jaringan. Lalu, yang keempat, wujud penyempurnaan dari revolusi industri sebelumnya. Menggabungkan teknologi otomatisasi dan teknologi cyber.

Ternyata, di era serba digital ini, Industry 4.0 menjadi ancaman bagi manusia. Permasalahan-permasalahan baru akan muncul seperti ketimpangan ekonomi; ini mengarah pada struktur pasar yang bersifat monopolistik dampak dari platform effect. Dimana perusahaan raksasa seperti Google, Facebook, Amazon dan Ali Baba menguasai pasar sekitar 80%. “Yang dominan pemilik modal, sementara kelas pekerja akan semakin miskin. Dan Indonesia dalam bahaya, karena kita bermental pekerja.” Papar Adam.

Selain itu, pengangguran massal bisa saja terjadi, penemuan-penemuan mesin yang menggantikan pekerjaan manusia mulai bermunculan sebut saja Amazon Go yang menggeser kasir di gerai-gerai supermarket; penemuan mobil yang bisa berjalan tanpa supir; kurir digantikan drone dalam mengirim barang dan profesi wartawan yang terancam dalam pengembangan Narrative Science. “Pilihannya cuma ada dua di era Industry 4.0 ini, ingin ketinggalan atau melebur?” Tanya Budi pada peserta diskusi.

Peran Generasi Muda dalam Industry 4.0

Pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 50% dan rata-rata menghabiskan waktunya kurang lebih 9 jam untuk berselancar di internet; membuat Instagram Story atau membuat status di Whats App. Dirasa Adam tidak dibarengi dengan produktifitas. Padahal menurutnya, kemampuan ponsel pintar menunjang untuk menghasilkan kreatifitas yang beragam; hasil foto dan video dengan kualitas bagus, mengedit foto dan video, menggambar, menjalankan bisnis online dan membuat musik. “Disisi lain skill generasi muda untuk memakai komputer dan memaksimalkan internet dirasa rendah. Dan ini akan berpengaruh pada mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Ternyata masalahnya bukan pada lapangan pekerjaan. Tapi pada kurangnya skill yang dimiliki.” Tukasnya.

Masih menurut Adam, terkait industri. Industri bukan hanya menjadi milik perusahaan-perusahaan besar. Tapi juga bisa menjadi milik orang-orang dengan ide-ide kreatif untuk mengembangkan kemampuannya. Maka tercetuslah sebuah istilah industri kreatif.

Bicara tentang industri kreatif, Budi selaku pelaku dalam industri kreatif pun berbagi pengalamannya. Ia pernah mewujudkan sebuah ide dengan dana yang minim. Kuncinya, waktu itu, ia tidak berhenti di tempat. Tapi mencari orang-orang yang bisa membantu mewujudkan dan mematenkan idenya. “Buat anak-anak muda jangan berhenti membuat ide dan mengeksplor diri. Kalau punya ide dan bingung mulai dari mana, kuncinya ngobrol dan perbanyak koneksi.” Pesannya. Mematenkan ide pun menjadi hal yang penting bagi Budi agar tidak diclaim begitu saja oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Terakhir ia bertutur, China memimpin dalam pengembangan inovasi dan pemasaran global, serta sadar dan rutin mendaftarkan HAKI (Hak Kekayaan atas Intelektual).

Selasa, 09 Oktober 2018

Mahasiswa Gelar Aksi Tolak IMF-WB

Cirebon, Setaranews.com - Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat Sejahtera (AMPERA) menggelar aksi penolakan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) yang berlangsung di Bali pada pekan ini, Aksi tersebut dilakukan di depan kampus Utama Unswagati Cirebon.

Pada sejarahnya Indonesia sudah melangsungkan hubungan dengan IMF sejak tahun 1998 dimana pada saat itu terjadi kerisis moneter di Indonesia, yang mengharuskan pemerintahan melakukan peminjaman hutang luar negeri dalam hal ini kepada Bank Dunia.

Sementara pada pertemuan tahunan IMF DI bali tengah melakukan pembahasan strategis mengenai hubungan negara-negara yang tergabung dalam organisasi tersebut, dimana seperti yang diterangkan oleh Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan Indonesia, IMF terdiri dari 189 negara di dunia, dan sedang fokus kepada pembanguan merata.

Menurut Ginajar sebagai Juru Bicara AMPERA menegaskan, pertemuan IMF yang di gelar di Bali tidak berimbas kepada penguatan rupiah di Indonesia, dimana bentuk kerjasa yang dibangun hanya menggantungkan nasib bangsa Indonesia kepada asing.

" Aksi ini merupakan sikap kami dalam menyikapi pertemuan IMF-WB di Bali, dimana organisasi tersebut bertujuan untuk menyokong bantuan dana dalam berbagai sektor, namun kenyataanya Indonesia sampai hari ini hanya menggantungkan nasibnya kepada hutang luar negeri sementara kondisi perekonomian dalam negeri belum juga merata." tegasnya, Selasa (09/10).

selain itu menurutnya, karena Indonesia mempunyai hutang kepada WB (Word Bank) menyebabkan pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan yang pro asing, seperti privatisasi BUMN, pasar bebas dan intervensi untuk melakukan penerapan regulasi yang pro investor.

"Aksi ini juga untuk mengabarkan kepada publik, bahwasanya sedang ada pertemuan tahunan di Bali dimana kedua belah pihak sedang membahas hal strategis bagi nasib bangsa Indonesia yang digadang-gadangkan menjadi pasar global"tambahnya.

Mapala Gunati Adakan Panjat Tebing Bersama Siswa

Cirebon, SetaraNews.com - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Swadaya Gunung Jati (Mapala Gunati) Cirebon melakukan Pelatihan Panjat Tebing Bersama siswa pecinta alam di Cirebon setiap satu Minggu sekali di Kampus Utama Unswagati Cirebon, Selasa (09/10).
Mapala Gunati melakukan pelatihan panjat papan sebagai simulasi praktik yang sebenarnya terhadap siswa-siswi SMA-sederajat di Cirebon. Kali ini pelatihan tersebut dilakukan bersama Gerakan Siswa Pecinta Alam (Gespala) SMK Yadika Cirebon
Menurut Samson salah satu anggo Mapala menerangkan, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap satu minggu sekali untuk SMA maupun SMK diwilayah Cirebon.
“karena fasilitas yang memenuhi, kita bisa mendapat kepercayaan dari kalangan siswa pecinta alam di Cirebon. Sehingga kita bisa melakukan kegiatan bersama.”
Sementara salah satu peserta yang di kenal dengan panggilan Resi merasa terbantu dengan kegiatan tersenut.
“saya dari Gespala merasa terbantu karena dengan ini, kami bisa mendapatkan ilmu dan bisa saling besalar satu sama lain.”
Kegiatan tersebut diikuti oleh tujuh peserta dari Gespala dan Pengurus Mapala Gunati, dan dilakukan di sore hari.