Jumat, 29 Mei 2015

WR III Sebut Perpanjangan Masa Jabatan BEM-U Salah Tulis

Unswagati-Seataranews.com Klarifikasi dari Wakil Rektor III, Dudung Hidayat, mengenai penulisan Perpanjangan Surat Keputusan di papan pengumuman tentang masa jabatan Presiden Mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati  ternyata merupakan kesalahan dari staf rektorat. Kesalahan tersebut diakibatkan karena staf yang bertugas menulis di papan pengumuman salah melihat titi mangsa surat.

Pada surat tersebut dijelaskan untuk pergantian anggota atau reshuffle Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari 10  Desember 2014 hingga 10 Desember 2015, namun staf tersebut malah menuliskan keterangan untuk Perpanjangan SK pada tanggal tersebut. Penulisan tersebut kini sudah diperbaiki setelah beberapa staf menelisik kembali isi surat tersebut, tanggal di papan pengumuman pun sudah diganti menjadi 17 Juli 204 hingga 17 Juli 2015 yang merupakan periode masa jabatan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa.

“Ada perubahan pengurus tapi staf saya melihatnya titi mangsa itu ya jadi salah. Itu hanya kesalahan teknis tapi sudah kami perbaiki. Nggak boleh lah perpanjangan masa jabatan di BEM itu tidak boleh lebih dari setahun jadi tidak ada perpanjangan. Kalau sudah habis ya Dimisioner.” Tutur Dudung Hidayat.

Pihaknya juga berharap kalau Panitia Pemilihan Umum agar dapat dibentuk sebelum bulan Ramadhan dan memang sudah diagendakan bahwa Pemilihan Umum dilaksanakan saat bulan Ramadhan.

“Target saya pokonya PPUM itu paling lambat awal puasa minggu pertama. Karena masa jabatan semua organisasi kemahasiswaan itu tidak boleh lebih dari satu tahun, kalau lebih dari satu tahun ya berarti harus dimisioner kalau dimisioner belum terpilih yang baru berarti harus presidium gitu.” Lanjutnya.

Mengenai Laporan Pertanggungjawaban setiap Ormawa itu diserahkan kembali kepada masing-masing organisasi, akan melaporkan secara terbuka atau tertutup karena pihak dari wakil rektor III hanya menerima laporan secara tertulis.

“Yang terpenting keuangan itu dipertanggungjawabkan dengan baik oleh kalian (baca:ormawa), sistemnya saya serahkan lagi pada kalian mau terbuka atau tertutup.” Tutupnya.

Selasa, 26 Mei 2015

Ini Dia Dialog Konsentrasi Jurusan Manajemen

Unswagati, Setaranews.com - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen adakan kegiatan Dialog Konsentrasi Jurusan Manajemen dengan tema “Pilihan yang Baik akan Menentukan Masa Depan yag Baik”. Sesuai dengan tema, kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa manajemen dapat menentukan pilihan dalam fokus penjurusan karena pada Tingkat IV Mahasiswa akan diberikan pilihan untuk memiilih sesuai pada bidangnya. Dengan kegiatan ini pula mahasiswa akan lebih terbantu dan paham dengan bidangnya dan tidak salah pilih apa lagi bimbang dalam menentukan.

Kegiatan ini kali pertamnya diadakan dan menjadi program HMJ Manajemen yang diharapkan akan menjadi program berkelanjutan dan ternyata hal ini mendapatkan antusias baik dari para Mahasiswa Manajemen dari Tingkat I hingga Tingkat IV. Dibuktikan dengan banyaknya peserta yang mencapai 200 orang pesetra. Dilaksanakan pada Selasa (26/05) bertempat di Aula Grawidyasabha Kampus I Unswagati. Beberapa materi yang disampaikan ialah mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia, Keuangan dan Pemasaran. Dihadiri pula oleh BEMFE, DPMFE serta Dosen FE.

Hal ini mendapatkan tanggapan dari Ketua Pelaksana kegiatan yang mengungkapkan, “Semoga dengan kegiatan ini dapat membantui Mahasiswa Manajemen agar bisa fokus dalam satu jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan bidangnya”. Tutur M.Rical Abuzar Nur. (wdo).

Senin, 25 Mei 2015

BEM Unswagati Gelar Seminar Nasional

Unswagati, Setaranews.com- Badan Ekseskutif Mahasiswa (BEM) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) menggelar Seminar Nasional dan Dialog Interaktif dengan tajuk, "Mengkaji Sistem Pendidikan, Penegakan Hukum, Pertahanan Nasional untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik." Acara yang diadakan di Gedung Negara Cirebon ini dihadiri 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa Unswagati dan beberapa perwakilan BEM dari berbagai universitas seperti UPI, Unsil, Unsera, IAIN, UNU, UMC ini berlangsung dari jam 09.00 - 16.00.

"Dari UPI sendiri kami mengirimkan enam perwakilan, satu sebagai narasumber, mahasiswa s2 sebanyak empat orang, dan saya sendiri yang merupakan orang Cirebon asli, juga sebagai perwakilan BEM nya, kebetulan saya mempunyai kedekatan dengan Presma Unswagati dan diminta untuk mencarikan salah satu narasumbernya", ujar Agus Wahyudi, mahasiswa tingkat akhir UPI Bandung jurusan PGSD

Ketika ditanya mengenai tujuan diadakannya acara ini, Yuda Pratamapati sebagai ketua pelaksana mengungkapkan pendapatnya yaitu untuk mengenalkan aspek penting kehidupan berbangsa dan bernegara. Satu arah dengan tujuan yang kita tetapkan, untuk kedepannya jika kita berada di posisi atas, maka mahasiswa itu sendiri akan mengingat tentang tujuan dari seminar ini.

"Tentu ada kaitannya antara pendidikan dan keamanan serta pertahanan, semua berawal dari pendidikan, jikalau pendidikan benar, maka negara kita tidak akan seperti ini, Pendidikan Indonesia harus mengenal kondisi awal, untuk menetapkan perspektif visioner", ujar Yunus Abidin, Guru Besar UPI jurusan pedagogik, yang merupakan salah satu narasumber dalam kegiatan ini.

Sabtu, 23 Mei 2015

Gremi Himapemi Dari Bazar, Debat, Hingga Seminar Nasional

Unswagati, Setaranews.com – Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi (Himapemi) mengadakan acara Gremi (Gebyar Pendidikan Ekonomi) dengan tema “Menyongsong Generasi Muda yang Kreatif dan Inovatif” pada Sabtu (23/05). Tujuan diadakannya acara Gremi yaitu meningkatkan kreativitas dan jiwa usaha dagang agar bisa bersaing.  Acara ini terdiri dari seminar syari’ah, debat, bazar, seminar Nasional dan futsal yang berorientasi untuk mahasiswa Wilayah III Cirebon, namun lain halnya dengan debat yang dikhususkan bagi siswa SMA Wilayah  III Cirebon.

Acara berlangsung selama 2 minggu di mulai dari hari Kamis sampai dengan hari Sabtu, “ Sebenarnya acara seharusnya dimulai hari Kamis kemarin, akan tetapi dikarenakan hari kamis dan jumat ada halangan, jadi kita mulai acara ini pada hari sabtu sekarang”, ujar Yuda Kusuma selaku Ketua Pelaksana.

Debat dan futsal dilaksanakan pada hari ini, berikutnya disusul oleh bazar yang akan diadakan pada Rabu (27/05) yang bertempat di kampus 2 Universitas Swadaya Gunung Jati mulai pukul 08.00 WIB s.d selesai. Sedangkan untuk seminar syari’ah akan dilaksanakan pada Kamis (28/05) dan seminar Nasional pada Sabtu (30/05).

Untuk biaya seminar pendidikan, bagi mahasiswa dikenakan biaya Rp.50.000,00 dan mendapat voucher bazar senilai Rp.5.000,00, sedangkan untuk umum dikenakan biaya Rp.55.000,00. Untuk seminar syari’ah, mahasiswa dikenakan biaya Rp.30.000,00 dan untuk umum dikenakan biaya Rp.35.000,00. Lain halnya dengan futsal, peserta dikenakan biaya Rp.100.000,00 per tim, bazar Rp.70.000,00 per tim, dan untuk debat siswa ekonomi Rp.70.000,00 per tim. Pengumuman lomba debat akan diumumkan pada hari ini,

“Pengumuman pemenang lomba debat akan diumumkan pada hari ini dan akan mendapat tiket gratis untuk mengikuti seminar Nasional”, Tandas Yuda.

 

 

 

Akhir Jabatan, BEM Fakultas Hukum Gelar Law Fest

Unswagati-SetaraNews.com, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum merealisasikan program kerjanya yang terakhir dengan menyelenggarakan Law Fest dengan dua acara utama yaitu lomba debat antar mahasiswa Fakultas Hukum Unswagati dan acara hiburan dengan tema ‘’Build Awareness of the Law, Our Solidarity and Justice For All’’.

Lomba debat sendiri diadakan pada 18 hingga 21 Mei sedangkan acara hiburan diadakan pada Sabtu (23/5) di lapangan parkir Fakultas Hukum. Acara dimulai pukul 17.00 dibuka dengan penampilan dance dari UKM Seni dan Budaya Unswagati yang dilanjut dengan penampilan-penampilan lain seperti musikalisasi puisi, tari topeng, band dan pengumuman pemenang lomba debat. Law Fest juga mengundang james steady sebagai bintang tamu.

Terlihat stand pameran foto dari Klise juga yang berada di depan panggung. Acara yang didukung oleh CirebonTrust.com, King Digital, Idental Radio, Klise, Arinka Motor dan Gin’s tersebut bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar mahasiswa fakultas hukum dan mengembangkan kekreatifitasan mahasiswa di bidang seni.

‘’Acara ini bertujuan untung meningkatkan rasa solidaritas mahasiswa fakultas hukum dan menjadi wadah untuk menampung rasan kreatifitas mahasiswa khususnya di bidang seni.’’ Tutur Indra selaku ketua pelaksana.

Himaptika Rekrut Anggota Baru

Unswagati, Setaranews.com – Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika (Himaptika) Universitas Swadaya Gunung Jati melangsungkan perekrutan bagi anggota baru untuk tingkat satu pendidikan matematika yang dilaksanakan pada Sabtu (23/05). Acara ini memiliki tema yaitu “Bersama Kita Bersatu” dengan tujuan mengkaderkan mahasiswa tingkat satu untuk mengetahui kualitas dari setiap individu yang kedepannya akan dipilih untuk dilantik menjadi anggota Himaptika yang baru.

Acara perekrutan anggota baru ini diikuti oleh 62 mahasiswa dan berlangsung selama 2 hari di tempat yang berbeda, “Acaranya dua hari, hari pertama di kampus 2 dan untuk hari kedua di Telaga Biru”, ungkap Amelia, penanggung jawab acara.

Kegiatan yang dilakukan selama 2 hari ini akan diisi dengan pemberian materi, wawancara pada calon anggota baru, diskusi, pengenalan Himaptika mengenai kegiatan dan program kerjanya. Adapun biaya yang dikenakan bagi calon anggota baru yang mengikuti acara ini yaitu Rp. 35.000,00, “Setiap orang dikenakan biaya pendaftaran Rp. 35.000,00 dan uang yang mereka bayarkan kepada kami pada dasarnya untuk mereka sendiri, untuk biaya makan, biaya masuk tempat wisata dan biaya transportasi karena kami juga tidak menggunakan bis kampus melainkan menyewa transportasi umum” ujar Amelia.

 

Kepengurusan baru, KSR Ingin Jalin Silaturahmi

Unswagati, Setaranews.com- Pagi tadi Korps Sukarela Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon (KSR Unswagati) adakan pelantikan kepengurusan periode 2015-2016 pada Sabtu (23/5) di Aula Grawidya Sabha Unswagati.

Acara yang dimulai pukul 09.30 WIB hingga pukul 11.30 WIB tersebut juga dihadiri oleh PMI kabupaten dan Kota Cirebon, KSR Universitas Tujuhbelas Agustus Cirebon, UKM Mapala, UKM Klise, Tutorial Keislaman, IMNI, UKM Seni dan Budaya serta BEM Universitas. Acara diawali dengan sambutan dari Warek 3 dan ketua PMI dilanjutkan dengan serah terima jabatan kepengurusan yang lama kepada kepengurusan yang baru, dan diakhiri dengan serah terima jabatan dari ketua umum periode sebelumnya, Suci Wisudawati Oktaviani kepada ketua umum terpilih yaitu Muhammad Rizki.

Sementara itu, pengurus yang baru telah memiliki agenda terdekat untuk KSR diantaranya, buka bersama dengan beberapa UKM, reuni alumni, Seminar donor darah dan HIV/AIDS, Pendidikan dasar untuk anggota, Lomba kepalangmerahan setingkat SMA dan sederajat sewilayah III Cirebon, dan beberapa kegiatan lain yang telah diagendakan.

Muhammad Rizki sebagai ketua umum baru berharap agar jalinan silaturahmi dengan semua UKM di Unswagati tetap berjalan.

“Ya harapannya sih kedepannya, silaturahmi dengan UKM yang lain tuh tetap berjalan ya dan membuat UKM KSR ini menjadi UKM yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar.” Tuturnya.

Kamis, 21 Mei 2015

Tak Cuma Bertani, Mahasiswa Pertanian Ini Berkreasi Membuat Games di Google Play

SetaraNews.com - Ponsel pintar tanpa game itu seperti sayur tanpa garam. Hambar. Ada banyak pilihan game di ponsel pintar, dari game asah otak, strategi, balapan sampai game yang bikin ketawa. Ternyata, kawan-kawan mahasiswa dari unswagati pun sudah punya karya soal game ini. Mereka tidak hanya main game, tapi juga membuat game mereka sendiri. Nah, inilah salah satu game yang tidak kala serunya dengan game lain yaitu Zomby Jump.

Konon kata pembuat Game Zomby Jump ini di buat khusus untuk menghibur dirinya dan sang pembuat game ini kepikiran untuk menguploadnya di google play. dan mengajak temanya untuk membantu memberikan donasi agar gamesnya itu bisa di pasarkan di google play.

"saya sangat ingin sekali membantu menghibur teman-teman dengan games ini" ujarnya.

"saya memang tidak mempunyai uang untuk mengupload games ke google play. akan tetapi teman saya punya, maka saya mengajak teman-teman saya untuk bekerja sama agar games ini bisa di upload ke google play, dan alhasil gamesnya terupload juga. heheheh" ujarnya

dia terinspirasi membuat games ini dari games Bounce yang ada di hpnya itu, dan dia berkata "orang lain bisa membuatnya kenapa saya tidak bisa"

"memang saat pembuatanya cukup memakan waktu istirahat saya. karena saya membuatnya di malam hari setelah belajar" ujarnya

dan apabila anda ingin mencoba gamesnya anda bisa mendownloadnya di google play lewat hp android anda melalui link di bawah ini.(HS)

 

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.otawa.zombyjump

Rabu, 20 Mei 2015

Talk Show dan Setara Wengi Jadi Acara Puncak Diesnatalis LPM Setara

Unswagati-setaranews.com Dalam rangka merayakan Dies Natalis yang ke-5 tahun, LPM Setara menyelenggarakan serangkaian kegiatan sejak hari Senin (18/5) hingga puncaknya di malam Rabu (20/5).

Kegiatan tersebut dimulai dari bazar buku yang dibuka dari Senin sampai Rabu pukul 09.00-16.00 bertempat di depan perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Kegiatan selanjutnya yang dilaksanakan pada Rabu adalah Talkshow dengan tema “Kredibilitas Lembaga Pendidikan Terhadap Kebangkitan Bangsa”, pada talkshow ini akan dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Cirebon, pengamat pendidikan serta akademisi dari pihak Unswagati sebagai pembicara di acara talkshow. Pemilihan tema tersebut dinilai cocok dengan momentum hari kebangkitan nasional yang bertepatan dengan ulang tahun LPM Setara.

“Kebetulan acara ini bertepatan dengan hari kebangkitan nasional, jadi kita ingin memadupadankan peran dan fungsi pendidikan terhadap kebangkitan bangsa sendiri agar kita yang berada di ruang lingkup pendidikan bisa mengetahui bagaimana harus bersikap menghadapi hal tersebubut.” Papar Tuti Andriyani, selaku ketua pelaksana.

Peserta talkshow adalah mahasiswa undangan baik dari luar kampus hingga perwakilan ormawa dan ukm di unswagati sendiri, namun pihak panitia memperbolehkan untuk umum jika ingin menghadiri acara talkshow yang rencananya bertempat di Aula Grawidya Sabha Unswagati tersebut pukul 13.00 itu.

Puncak acara dies natalis adalah Setara Wengi yang berlangsung pada malam Rabu dengan diisi acara musik  bekerja sama dengan UKM Seni Budaya menampilkan Kelompok Musik Balai Kampus, Musikalisasi Puisi dari Internal LPM Setara, Pengumuman pemenang lomba opini dan puncaknya adalah pemotongan tumpeng sebagai simbol bertambahnya usia LPM Setara.

“Semoga LPM Setara kedepan makin eksis, makin diterima di semua kalangan mahasiswakhususnya unswagati dan semoga lpm setara bisa menjadi media acuan yang dibutuhkan oleh segenap warga kampus.” Harap Wildan, Ketua Umum LPM Setara.

Kamis, 14 Mei 2015

Ayo Ikuti Kompetisi Menulis Opini LPM Setara!

Dalam rangka Diesnatalisnya yang ke lima. Lembaga Pers Mahasiswa Semua Tentang Rakyat (LPM Setara) kembali mengadakan kompetisi menulis Opini.

Tahun ini opini yang dikompetisikan mengangkat tema “Pendidikan Sebagai Penentu Bangkitnya Sebuah Bangsa”

Berikut syarat dan ketentuan  mengikuti kompetisi :

-Peserta terbuka untuk umum

-Opini harus berhubungan dengan tema

-Opini harus merupakan hasil karya milik sendiri, bukan karya orang lain dan belum pernah  ..dipublikasikan

-Opini belum pernah atau sedang dikompetisikan di kompetisi lain

- Opini diketik dengan font “times new roman” dengan spasi 1,5 Margin 3.3.3.3 Dan minimal dua ..halaman A4

-Peserta hanya boleh mengirim satu opini terbaiknya

-Semua Opini yang di-upload menjadi hak milik panitia penyelenggara

-Juara umum 1,2 dan 3 ditentkan oleh dewan juri dan di umumkan saat acara Setara Wengi (20 Mei ..2015 Pukul 19.00)

Sedangkan untuk teknis pengiriman sebagai berikut :

-          Dokumen/File berformat .doc/docx (Microsoft Word)

-          Opini dikirim sebagai lampiran dalam email (sertakan juga biodata penulis dalam tulisan)

-          Format nama file “Nama lengkap(spasi)judul opini)”

-          Opini dikirimkan ke alamat email: Lpm.setara@gmail.com

Kompetisi ini tidak dipungut biaya dan untuk pemenang kompetisi mendapatkan Uang pembinaan, Tropi serta sertifikat

Info lebih lanjut hubungi Lia 089667513421/538d25c0

Ayo Ikutan!!

Rabu, 13 Mei 2015

Masjid Dipakai Silaturahmi Ulama, Mahasiswa Kebingungan Dirikan Shalat

Unswagati-Setaranews.com, Diadakanya acara silaturahmi ulama Palestina siang tadi (13/5) di kampus utama Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) banyak membuat beberapa mahasiswa kebingungan untuk melakukan Shalat Dzuhur, hal ini disebabkan acara di helat dalam masjid Nurul Ilmi Unswagati.

Rizal salah satu mahasiswa menuturkan kepada setaranews.com akan kebingunganya untuk mendirikan shalat dzuhur, lantaran ketika dirinya hendak shalat, acara yang mendatangkan ulama dari Palestina langsung itu baru saja dibuka.

"Iya, saya ga tau ada acara ini, makanya tadi pas mau shalat ternyata didepan itu lagi ada acara ini" tuturnya.

Terkait hal tersebut, Ahsanul Habibi ketua Ikatan Mahasiswa Masjid Nurul Ilmi (IMMNI) ikut berkomentar, dirinya menyebut jika jamaah yang hendak shalat bisa melaksanakanya di masjid bagian samping atau di masjid dekat Kodim.

"Untuk yang mau shalat dzuhur bisa di samping situ, atau kalau engga barangkali bisa shalat di masjid yang dekat kodim itu ya, kan ini juga acara sebentar" ucap mahasiswa tingkat dua teknik sipil itu.

Acara yang dilangsungkan mulai pukul 13.00 sampai 14.30 itu mendatangkan Syekh Al Muqbil salah seorang ulama dari Palestina dengan mengangkat tema "kembalikan Al-Aqsa kepada kami" menjadi destinasi kedua dari Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) mengadakan acara silaturahmi ulama Palestina di Kota Cirebon.

 

Minggu, 10 Mei 2015

KLISE Rayakan Hari Jadi ke-8

Unswagati, Setaranews.com- Sabtu malam (9/5) Klise merayakan anniversary ke delapan di kampus tiga Unswagati pukul 18.00 WIB, tepatnya di fakultas Fisip.

Acara ini berisikan pameran foto hasil karya klise berupa Analog, Digital, Kolase montase dan Digital Imaging. Selain pameran ada Live music acoustic dan barbeque party.

“Acara ini bertema Home, kita kasih tema home agar mengingatkan kepada alumni dan anggota-anggota Klise yang lain juga mahasiswa-mahasiswa fisip bahwa Klise bukan hanya organisasi tapi juga rumah, dari sini kita berasal ,dari sini kita bermula.” Ujar Panji selaku ketua umum Klise.

Beliau juga berharap bisa semakin akrab dengan organisasi lainnya di kampus Unswagati “ Untuk saat ini saya harap klise bersama  UKM-UKM dan organisasi mahasiswa kampus dapat lebih akrab lagi menjalin tali silaturahmi dan untuk kedepannya agar Klise lebih berjaya juga dapat melebarkan sayapnya lebih lebar lagi" Tambahnya .

Klise sudah berdiri selama delapan tahun terhitung sejak tanggal 5 Mei 2007.

Sabtu, 09 Mei 2015

FKIP Bahasa Inggris Seleksi Tim Untuk NUDC

Unswagati, Setaranews.com- Mahasiswa FKIP Bahasa Inggris mengadakan opening ceremony seleksi debat universitas untuk NUDC (National University Debate Campionship)  yang dihadiri oleh Kepala Biro Kemahasiswaan Unswagati. Seleksi ini diadakan Jumat dan Sabtu, 8-9 Mei 2015 dan bertujuan untuk menyeleksi peserta untuk kemudian dikirimkan ke Bandung sebagai perwakilan universitas di tingkat nasional.

NUDC merupakan acara yang diadakan oleh DIKTI bekerja sama dengan kopertis. Unswagati sendiri selama empat tahun sebelumnya selalu mengirimkan perwakilannya. “Sebenarnya ini agenda dari wakil rektor III, namun sejak tahun kemarin pihak universitas meminta ESA untuk menjadi panitia seleksi untuk NUDC ini”, ujar Agus Umar Akmad, ketua HMJ FKIP Unswagati (ESA/English Student Association) periode 2014-2015.

Adapun peserta lomba seleksi debat universitas ini berjumlah 4 tim. Tiga dari FKIP Bahasa Inggris dan satu tim dari Fakultas Kedokteran. “Fakultas lain tidak mengikuti acara ini dikarenakan sedang UTS dan tidak ada kesiapan untuk mengikuti lomba debat Bahasa Inggris ini”, pungkas mahasiswa Bahasa Inggris semester enam ini. (Dla)

Minggu, 03 Mei 2015

Unswagati Butuh Lahan Parkir

Pada dasarnya sebuah universitas harus mempunyai sarana dan prasarana yang harus memadai, contohnya harus tersedianya ruang kelas, ruang dosen, ruang praktikum, toilet, masjid, kantin, perpustakaan, dan lahan parkir.

Perguruan tinggi Unswagati Cirebon setiap tahun mengalami peningkatan jumlah mahasiswa secara signifikan, sehingga secara otomatis pengguna kendaraan semakin bertambah. maka meningkat pula kebutuhan lahan parkir khususnya sepeda motor. Dari fakta yang bisa kita lihat saat ini, bahwa lahan parkir begitu padat dan Kepadatan jumlah pengendara menyebabkan penuhnya lahan parkir dikampus. Kondisi lahan parkir di kampus unswagati  diakui sudah tidak mampu untuk menampung kendaraan para mahasiswa maupun dosen.  Lahan parkir di kampus 1, kampus 2 dan kampus 3 semuanya penuh, contohnya di kampus 1 karena kepenuhan pihak kampus memberi warning “maaf parkiran motor pindah  di lapangan volly lahan kodim”, walaupun pihak kampus sudah menyediakan tempat parkir di lapangan volly lahan kodim, namun masih ada pengendara motor maupun mobil yang parkir di pinggiran jalan pemuda. Kemudian di kampus 2 pun karena tempat parkir penuh, maka pihak kampus menyediakan tempat parkir di halaman kampus baru atau bisa dikatakan kampus 4. Walapun pihak kampus sudah menyediakan lahan parkir dikampus 4, namun lagi-lagi masih ada pengendara motor yang masih memarkirkan dipinggir jalan perjuangan. Serta di kampus 3 pun kejadiannya sama karena lahan parkir penuh, maka pihak kampus mengantisipasi dengan menyediakan lahan parkir di halaman kampus 4.

Kendaraan dalam hal ini kendaraan sepeda motor sebagai alat transportasi, akan bergerak atas kehendak dan kemauan pengendara sehubungan dengan kegiatan yang hendak dilakukan oleh pengendara tersebut. Pergerakan yang dilakukan dari suatu tempat akan berhenti setelah sampai tempat tujuannya dan pengendara memarkir kendaraannya untuk kemudian melakukan kegiatan sehari – harinya. Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri ditempat parkir, oleh karena itu ketersediaan ruang parkir diperlukan bagi pengguna kendaraan. ketersediaan ruang parkir tidak terlepas dari pengaturan tata letak ruang parkir yang efektif dan kapasitas ruang parkir yang baik sehingga dapat mengoptimalkan fasilitas parkir kendaraan.

 

Unswagati Butuh Lahan Parkir

Unswagati butuh lahan parkir, karena melihat dari peningkatan jumlah mahasiswa tiap tahunnya selalu ada meningkat, maka dari itu secara otomatis pengguna pengguna kendaraan bermotor akan semakin meningkat juga. dan saya pikir penambahan lahan parkir di nilai perlu dilakukan karena kapasitas lahan parkir yang tersedia diberbagai kampus baik kampus 1, 2 ataupun 3 saya rasa tidak lagi mencukupi untuk parkir kendaraan dosen, pegawai, dan mahasiswa.

Pihak kampus mesti memperhatikan kuota pengguna pengendara bermotor yang semakin bertambah dimana secara otomatis akan mengakibatkan penuhnya tempat parkir. Maka dari itu mau tidak mau pihak kampus mesti secepatnya membangun tempat parkir tambahan agar mahasiswa tidak kesulitan untuk memarkirkan sepeda motornya supaya mahasiswa tidak kembali disuruh memparkirkan sepeda motornya di luar halaman kampus unswagati, contohnya di kampus 1 karena parkir sudah penuh petugas satpam menyuruh mahasiswa untuk parkir di luar halaman kampus, misalnya saja di kampus 1 mahasiswa di suruh parkir di pelataran kodim. Di kampus 2 dan 3 pun pihak kampus menyuruh parkir di halaman kampus 4. Artinya tiap kampus membutuhkan lahan parkir yang memadai dan membutuhkan tempat parkir yang tidak jauh dari kampus.

Pihak pengelola kampus untuk mampu memberikan pelayanan dan fasilitas yang memadai, salah satu fasilitas yang dimaksud adalah lahan parkir. Fasilitas parkir menjadi salah satu hal yang perlu perhatian. pengaturan maupun manajemen yang diterapkan harus dapat mengantisipasi permintaan parkir untuk saat ini maupun di masa yang akan datang.

Salah satu solusi yang saya tawarkan dari permasalahan lahan parkir adalah membuat basement khusus tempat parkir atau bisadikatakan membangun parkiran bawah tanah dan juga parkiran bertingkat, di mana pembangunan ini tidak terlalu banyak memakan tempat.

 

Oleh : Muhamad Ali Sodikin


Mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan agroteknologi

Sabtu, 02 Mei 2015

Pendudukan Untuk Hari Pendidikan

Setaranews - “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa  Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”

Sepenggal kalimat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang menjadi cita-cita berdirinya bangsa ini untuk rakyatnya bahkan umat manusia di dunia ini. Bangga, menjadi Indonesia itu sudah mendarah dan menjadi kebanggan bagi generasi yang terlahir di Bumi Pertiwi yang kaya alamnya, sukunya, budayanya, dan agamanya. Ya, kami bangga.

Namun, jika kita berkaca dan mengamati kembali yang tertulis di dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut, kiranya menjadi semakin menjauh dari apa yang dicita-citakan Negeri ini untuk rakyatnya. Dari biaya untuk kebutuhan dasar sebagai manusia, kesehatan, hingga pendidikan yang layaknya mencerdaskan generasi bangsa ini. Kini telah bergeser orientasinya pada keuntungan semata. Ya, dan hanya mereka yang memiliki uang, mereka bisa masuk gerbang pendidikan. Mereka yang tak punya uang, akan hilang.

Hari pendidikan menjadi basi dan hanya di isi dengan acara seremonial. Guru dan murid berbaris, pimpinan daerah atau mungkin pusat dan berpidato seakan persoalan pendidikan enteng di matanya. Keinginan mengoreksi kembali tujuan pendidikan dianggap akan menimbulkan  debat kusir.

Pendidikan yang semakin di-komersial-isasi kan di negeri ini terjadi dari tingkatan paling rendah hingga perguruan tinggi. Tak mau ikut ketinggalan, salah satu kampus yang ada di kota udang, Cirebon. Tepatnya jalan pemuda no. 32, yang juga semakin meningkatkan biaya pendidikan dan pembangunannya. Meningkatnya biaya itu tak sejajar dengan meningkatnya sarana prasarana untuk mahasiswa agar menjadi insan bangsa yang berani mengungkapkan benar sebagai  kebenaran, salah sebagai kesalahan. Cenderung untuk bungkam pada kebenaran menjadi hal yang tabu bagi sebagian besar mahasiswanya dan sebagian kecil mempertanyakan haknya sebagai warga Negara Indonesia agar cerdas dan mampu menyelesaikan persoalan bangsa ini. Artinya, persoalan bencana alam yang terjadi, korupsi, PSK, bencoleng, tukang becak, nelayan, petani, pengangguran, rektorat, dosen, karyawan, guru dan semua warga Negara Indonesia yang juga warga Negara dunia akan menjadi tanggungjawab kaum cendekiawan.

Pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1 berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran”. Pada kenyataannya masih banyak warga Negara baik dari kelompok masyarakat miskin, daerah tertinggal dan sebagainya yang  belum mendapatkan pengajaran seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut.

Pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 4 ayat 2 berbunyi “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultur, dan kemajemukan bangsa.” namun dalam kenyataannya sebagian penyelenggaraan pendidikan belum sesuai dengan peraturan tersebut. Penyelenggaraan pendidikan masih saja bersifat diskriminatif dan tidak menunjung hak asasi manusia. Misalnya dalam penyelenggaraan pendidikan mahasiswa yang tak mampu dalam financial terjebak tidak diijinkan untuk mengikuti ujian.

Maka seharusnya :

-          Kembalikan orientasi pendidikan untuk mencerdaskan dan memberi  kebebasan dalam berfikir bukan berorientasi pada keuntungan.

-          Selenggarakan pendidikan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural, dan kemajemukan bangsa.

-          Meningkatkan sarana dan prasarana demi menunjang pendidiakan.

-          Transparansikan keuangan kampus.

 

Kualitas Pendidikan di Indonesia Masih Jauh dari Kata Ideal

Dilihat dari kuantitasnya, dari tahun ke tahun pendidikan di Indonesia selalu meningkat. Namun meningkatnya kuantitas tersebut belum diiringi dengan kualitasnya. Penulis menilai kualitas pendidikan di Indonesia, terutama yang penulis lihat dan alami sampai saat ini masih jauh dari tujuan pendidikan yang diharapkan. Seperti yang kita ketahui, tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam kenyataannya tujuan pendidikan tersebut masih belum tercapai.

Banyak ditemui disekitar kita orang-orang yang notabene-nya berpendidikan atau memiliki ijazah di Perguruan Tinggi, namun tidak berbudi pekerti luhur, bahkan menyimpang. Banyak juga orang yang berpendidikan tinggi tapi tidak memiliki ketrampilan sehingga tidak mendapat pekerjaan alias menganggur. Hal-hal semacam ini membuktikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Orang yang berpendidikan tinggi saja kualitasnya masih diragukan, bagaimana dengan orang yang berpendidikan rendah? Memang pendidikan tidak menjamin seseorang untuk sukses, banyak orang-orang sukses yang berasal dari non-pendidikan. Namun, bukan berarti pendidikan di negara kita tidak perlu diprioritaskan. Bukankah pemerintah telah mengatur tujuan pendidikan yang begitu ideal?

Dalam praktiknya banyakditemui anak-anak yang putus sekolah di usia dini, karena faktor ekonomi. Memang pihak pemerintah sendiri telah menyiapkan program-program yang membantu anak-anak yang lemah ekonomi, seperti beasiswa, BSM, BOS, dan lain sebagainya. Namun dalam pelaksanaannya masih belum merata dan belum tepat sasaran. Hal ini terlihat dari banyaknya anak-anak yang tidak mampu tapi tidak mendapat bantuan dari pemerintah sehingga ia terpaksa putus sekolah. Belum lagi dengan jutaan anak jalanan di negara kita yang tidak mengampu pendidikan dasar.Bagaimana anak bangsa berkualitas jika mereka tidak mengenal tulisan? Ketika membahas hal ini penulis jadi teringat perkataan Presiden Jokowi yang mempertanyakan “Bagaimana jika obat kanker ada pada otak anak-anak jalanan yang tidak dapat melanjutkan sekolah?”. Entahlah dengan cara apa pemerintah mengurus anak-anak dibawah umur yang bertebaran dijalanan itu. Yang pasti dari sekian banyaknya anak jalanan, pasti ada anak cerdas yang bermimpi untuk bersekolah setinggi mungkin yang dapat memberi kemajuan terhadap negara Indonesia.

Tidak hanya faktor ekonomi yang membuat anak putus sekolah, banyak juga anak yang putus sekolah karena pernikahan dini. Disini peran orangtua sangat penting dalam mendidik anak. Banyak orangtua yang beranggapan bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, yang penting bisa membaca dan menulis. Padahal mau jadi apapun nanti, selagi kita mampu tuntutlah ilmu setinggi mungkin. Walaupun anak perempuan banyak yang berujung menjadi Ibu rumahtangga, tapi tetap saja memerlukan arahan dalam hal pendidikan. Seperti yang telah dijelaskan diatas, pendidikan bukan hanya teoritis, tapi juga berperan dalam membentuk kepribadian. Bukankah perempuan yang cerdas akan berpeluang melahirkan anak yang cerdas?

Selain itu, kualitas pendidikan juga dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang tidak efektif dan efesien. Proses pembelajaran di negara kita masih berorientasi pada teoritis, hal ini mungkin disebabkan dari padatnya kurikulum dalam pembelajaran. Anak dipaksa mengetahui dan menghafal dengan segudang materi yang dipelajarinya, dan guru hanya sekedar memenuhi kewajibannya dengan memberi pengetahuan, tanpa ingin tahu pemahaman anak dalam mengaplikasikan materi yang diajarkan oleh guru tersebut. Sehingga pengetahuan yang ditransfer dari guru tidak dapat berkembang dan ketika anak lulus dari sekolah, banyak yang tidak mempunyai ketrampilan khusus yang pada akhirnya menyebabkan mereka mengalami kesulitan di dunia kerja.

Proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang memadai.  Di Indonesia sendiri pembangunan sarana dan prasarana di bidang pendidikan masih belum merata, terutama untuk masyarakat yang berada di luar Pulau Jawa. Banyak anak-anak yang harus melalui berbagai hambatan dan rintangan untuk sampai di sekolahnya karna tidak adanya akses yang memudahkan mereka menuju ke sekolah.Kebanyakan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil harus merantau ke kota-kota besar untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai. Kalau sudah demikian, pertumbuhan penduduk dan perkembangan pembangunan di Indonesia semakin timpang karna semakin kompleksnya permasalahan yang disebabkan dari ketidakmerataan pembangunan ini.

Kemudian, jika disorot dari aspek tenaga pendidik, kesejahteraan tenaga pendidik di Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan negara lainnya, terutama guru honor. Miris rasanya ketika melihat nasib guru honorer di Indonesia yang begitu memprihatinkan. Dilihat dari segi penghasilan, masih banyak guru honorer yang berpenghasilan kurang dari Rp 500.000,00. Apalagi untuk melangkah dari guru honorer ke guru PNS adalah hal yang sangat sulit. Media massa seperti koran dan televisi pun sering mempublikasikan nasib guru honor yang belum diangkat menjadi PNS dengan jangka waktu yang lama. Belum lagi, banyaknya kasus suap menyuap, baik untuk menjadi guru honorer maupun guru PNS yang sudah menjadi rahasia publik. Jika sudah demikian orang yang berkualitas bisa dikalahkan dengan orang yang mempunyai banyak uang, dan bagaimana kualitas generasi penerus bangsa di negara kita? Apakah akan semakin maju?Kalau memang pemerintah sendiri harus menyediakan kuota Guru PNS yang sangat sedikit setiap tahunnya, seharusnya pemerintah menetapkan UMR untuk guru honorer. Setidaknya dengan adanya UMR untuk guru honorer, nasib guru honorer  yang ada di Indonesia tidak lebih memprihatinkan dibanding seorang buruh.

Namun disisi lain, jika melihat kualitasnya,kemampuan tenaga pendidik di Indonesia juga belum maksimal. Seperti yang telah dibahas diatas, banyak guru yang hanya sekedar memenuhi kewajiban tanpa ingin mengetahui respon atau umpan balik dari anak didiknya. Padahal tugas guru yang sebenarnya tidak sesederhana itu. Pemerintah telah mengatur melalui Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 yang mengemukakan bahwa guru harus memiliki 4 kompetensi, yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dengan penguasaan kompetensi tersebut guru dituntut dapat membentuk generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkarakter, tidak hanya cerdas teori tapi dalam aplikasi juga. Pemerintah sendiri perlu menyadarkan guru akan pentingnya peran serta tanggungjawab guru dalam mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Tidak hanya menggunakan rewards, tapi juga bisa dengan memberikan pelatihan atau sanksi yang diberikan terhadap guru yang belum menjalankan tugasnya dengan benar.

Penulis berharap, kedepannya kualitas pendidikan di Indonesia semakin membaik. Dalam hal ini tidak hanya peran pemerintah yang diperlukan, namun juga peran orang tua, guru dan anak bangsa dalam memasuki dunia pendidikan. Dengan adanya kerjasama yang baik antara pihak-pihak tersebut, walaupun sulit, cepat atau lambat tujuan pendidikan akan tercapai. Maka dari itu dimulai dari kesadaran diri sendiri, jika ada niatan untuk memajukan generasi bangsa, kita semua pasti bisa.

Oleh : Iffah Syarifah

mahasiswa Pendidikan Ekonomi Unswagati

HMJ Pendidikan Bahasa Inggris Tingkatkan loyalitas Dengan BTO



Unswagati, Setaranews.com- Sejumlah 34 anggota HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Pendidikan Bahasa Inggris melaksanakan BTO (Basic Training Organization) ke-2. Acara yang bertajuk, "to Unity the diversity of characteristic to Establish and Maximize the Loyalty in Organization", ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menjadi pengurus HMJ Himadikbaris yang biasa disebut ESA ini.

"Tujuan acara itu sendiri yaitu untuk memperkuat tali silaturahim antar peserta dan pengurus, juga memperkuat rasa memiliki di dalamnya termasuk pengembangan diri dan leadership", ujar M. Bisyri Mustofa, ketua pelaksana BTO ketika ditanya mengenai tujuan diselenggarakannya acara ini.

Acara yang berlangsung dari Jumat - Minggu, 1-3 Mei ini terselenggara di dua tempat, yakni Gedung FKIP Kampus 3 Unswagati Cirebon dan bumi perkemahan Balong Dalem, desa Babakan Mulya, kecamatan Jalaksana, Kuningan.

"Sesuai dengan temanya, yaitu menyatukan karakteristik, skill, talent, knowledge setiap peserta yang memiliki keunikan berbeda untuk disatukan di ESA, meskipun ada ketimpangan jumlah peserta antara BTO 1 dan 2, ini membuktikan loyalitas itu seperti apa", pungkas mahasiswa semester empat ini.