Jumat, 21 Juli 2017

UKM KSR Lantik Kepengurusan Baru

Unswagati, Setaranews.com – Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (UKM KSR-PMI) Unswagati telah melantik pengurus periode 2017-2018 di Ruang Auditorium Kampus 1 Unswagati, pada Jumat (21/7). Acara pelantikan dihadiri oleh perwakilan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Unswagati, KSR-PMI se-Cirebon, serta Komarudin selaku Biro Kemahasiswaan.

Pengurus yang dilantik berjumlah tujuh orang dengan Ketua Umum yang baru adalah Anindita, mahasiswa jurusan pendidikan matematika. Berbagai program kerja telah disiapkan, mulai dari program kerja jangka pendek hingga program unggulan.

“Program kerja masih seperti yang terdahulu, seperti donor darah dan pengabdian masyarakat. Biasanya kita membantu kakak kelas yang KKN, ikut dalam kemah bakti sosial atau PKKMB sebagai tenaga medis kesehatan. Program unggulan kalau cukup waktunya akan mengadakan seminar,” ujar Anindita saat ditemui setaranews usai pelantikan.

Dilain pihak, Ketua Umum Demisioner periode 2016-2017, Atika Rima menaruh harapan kepada pengurus baru agar mampu menjalankan roda organisasi lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Dalam kepengurusan kami yang sebelumnya masih banyak kekurangan, acara juga masih ada yang belum terlaksana. Jadi harapan saya di kepengurusan yang selanjutnya dapat melengkapi kekurangan dan dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik dan tepat waktu, karena dari kepengurusan saya banyak yang ngaret dan diundur-undur lagi” tuturnya.

Rabu, 19 Juli 2017

Tampil Beda, Himakom Siap Gelar Festival Komunikasi

Unswagati, Setaranews.com – Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) Unswagati akan mengadakan Festival Komunikasi dengan tema “The Power of Communication” dalam rangka Dies Natalis yang ke-13. Acara tersebut akan berlangsung pada 12 dan 14 Agustus 2017.

Rangkaian acara untuk Festival Komunikasi ini antara lain lomba fotografi, videografi, jurnalistik dan dance yang telah dibuka pendaftarannya sejak 15 Juli dan akan ditutup pada 9 Agustus, serta seminar dengan tema “Peran CSR Perusahaan Terhadap Pembangunan Kota Cirebon” pada 12 Agustus.

“Sekarang banyak perusahaan-perusahaan yang berkembang di Kota Cirebon, kemudian peran CSR ini menjadi sangat penting, apalagi untuk turut mendukung pemerintahan dalam pembangunan kota itu sendiri,” papar Fauzi Faturohman selaku Ketua Pelaksana saat ditemui di Kampus III Unswagati, Selasa (18/7).

Selain itu pada 14 Agustus, pengurus Himakom akan mengadakan talk show dengan pihak fakultas, demisioner dan pendiri Himakom mengenai perkembangan disiplin ilmu yang mereka geluti. Meski hanya membahas lingkup Ilmu Komunikasi, tapi talk show ini terbuka untuk semua kalangan mahasiswa.

Kemudian di malam puncak pada tanggal yang sama, organisasi ormawa (ormawa) terkait akan menghadirkan Fajar Merah, putra kandung aktivis HAM di era Orde Baru, Wiji Thukul.

“Kita juga akan undang Fajar Merah untuk perform dan talk show. Sekaligus mengingatkan mahasiswa untuk tidak lupa dengan sejarah, dengan sosok Wiji Thukul yang berpengaruh.” Lanjutnya.

Festival Komunikasi ini merupakan kali pertama yang diadakan oleh Himakom selama 13 tahun berdiri, dan merupakan langkah awal setelah beberapa waktu silam sempat mengalami kebekuan. Untuk kedepannya, acara ini juga akan menjadi agenda tahunan, seperti yang diujarkan Fauzi di akhir sesi interview.

Senin, 17 Juli 2017

Pembentukan Forsidas Indonesia Sebagai Upaya Pelestarian Sungai

Brebes, Setaranews.com - Warga Cirebon beserta masyarkat yang datang dari berbagai wilayah berkumpul dalam acara pengesahan Forum Silaturahmi Daerah Aliran Sungai (Forsidas) Indonesia pada Minggu 16 Juli 2017 bertempat di Lapangan Bojong Sari Kabupaten Brebes.

Dibentuknya Forsidas adalah dengan tujuan untuk menyatukan komunitas, pegiat lingkungan, organisasi mahasiswa, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) serta masyarakat dalam satu tujuan yaitu bagaimana masyarakat dapat mengaplikasikan kepedulian terhadap lingkungan.

Jumlah peserta mencapai lebih kurang 140 orang yang datang dari berbagai daerah. Meskipun lokasi pengesahan tepat di samping Sungai Cisanggarung yang juga merupakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciledug dengan kondisi yang memprihatinkan. Hal ini juga akan menjadi langkah dekat untuk mengusung kasus TPA agar ditutup karena dampak sudah sangat dirasakan oleh masyarakat.

Terkait bahwa sudah banyaknya kerusakan pada sungai serta lingkungan yang semakin berubah maka untuk merubah pola pikir masyarakat itu sendiri harus didorong salah satunya dengan cara ikatan silaturahmi untuk bersatu. “Tanggapan dari semua masyarakat dan seluruh komunitas sangat baik supaya bisa menjadi acuan masyarakat terutama kaum muda yang akan meneruskan generasi bangsa," ujar Dios Supriana selaku Humas Forsidas yang berasal dari Komunitas Bakpacker Cirebon.

Jarot selaku Kordinator Forsidas Indonesia, mengatakan, mengapliasikan kepedulian terhadap lingkungan harus secara nyata. Ia juga menambahkan tujuan forum ini adalah bergerak bersama-sama dan berjuang dengan kegiatan yang bisa dilakukan, seperti bersih-bersih, penanaman serta agenda diskusi terhadap pemerintahan sebagai penanggung jawab untuk mecari solusi seperti kasus TPA Ciledug yang kini masih menjadi usungan untuk segera ditutup.

“Tujuan dibuatnya Forum ini ialah bagaimana menyatukan komunitas, organisasi serta masyarakat dalam satu tujuan untuk menjadikan lingkungan yang lebih bersih,” terangnya kepada setaranews.com.

Siti Nurhala salah satu warga Bojongsari yang merasakan dampak TPA Ciledug mengungkapkan keresahannya soal aroma yang berasal dari TPA tersebut. ”Dulu bau dari TPA yang di bantaran sungai Cisanggarung itu ngga terlalu kerasa tapi sekarang malah sangat terganggu ngaruh buat pernafasan apalagi kalau malam itu baunya kerasa banget padahal jarak rumah saya kisaran 1 km dari TPA," ungkapnya.

 

Sabtu, 08 Juli 2017

Mantapkan Pilihan, Tips Memilih Perguran Tinggi

Tips, Setaranews.com – Tahun ajaran baru akan segera dimulai. Bagi siswa SMA atau sederajat yang telah menyelesaikan masa belajarnya, memilih perguruan tinggi adalah sesuatu yang sangat membingungkan selain banyaknya pilihan dan rekomendasi dari teman, selain itu banyak aspek yang mempengaruhi hati dalam memilih mana perguruan tinggi yang hendak dipilih. Nah, setaranews memiliki beberapa tips memilih perguruan tinggi berikut ulasannya:

  1. Memperoleh informasi yang lengkap mengenai berbagai perguruan tinggi.


Kita harus mencari Informasi yang penting mengenai perguruan tinggi seperti bentuk-bentuk perguruan tinggi, status perguruan tinggi, dan program pendidikan di perguruan tinggi. Selain tiga hal tersebut, juga harus diperoleh informasi mengenai jurusan-jurusan yang ada di perguruan tinggi, apa yang dipelajari, bagaimana karirnya, apa yang dikerjakan secara konkret dalam pekerjaannya, apa yang diperlukan dalam pekerjaan itu dan bagaimana prospek karir ke depan.

  1. Membaca diri


Kalau kita membaca buku maka kita tahu isi buku tersebut, kalau kita membaca diri maka kita tahu isi diri kita. Bagaimana diri kita, apa yang menjadi kecenderungan-kecenderungan kita, apa yang menjadi keunggulan dan kelemahan kita, hal-hal apa yang dapat kita kuasai dengan baik dan masih banyak lagi. Jadi membaca diri artinya melihat dan mengenali diri. Pengenalan diri menjadi penting dalam rangka mencocokan pilihan kita dengan keadaan diri kita. Jangan sampai kita memilih jurusan atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan keadaan diri kita.

  1. Tekad, minat, kemauan, dan keinginan harus sejalan dengan kemampuan.


Keinginan, minat, tekad, kemauan akan sangat menguntungkan kalau sama dengan kemampuan yang ada. Artinya bisa saling mendukung sehingga menghasilkan prestasi yang optimal. Namun dalam kenyataan, keinginan minat tidak selalu sejalan dengan kemampuan. Lalu bagaimana kalau kita menghadapi situasi yang seperti ini. Sangat menginginkan jurusan atau pekerjaan di bidang akuntasi tetapi tidak mampu untuk menjadi orang yang teliti? Dalam situasi yang seperti ini kita harus benar-benar bijak. Keinginan yang sangat kuat pasti memunculkan usaha keras, usaha keras pasti akan membuahkan hasil meskipun dalam jangka waktu yang lama. Jadi orang yang menginginkan jurusan atau karir tertentu tetapi ternya kemampuannya tidak mendukung harus siap dengan kerja keras dan alokasi waktu yang lebih.

  1. Pilihan jangan diarahkan ke perguruan tingginya tetapi ke jurusannya


Kualitas pendidikan tinggi tidak dinilai dari perguruan tingginya tetapi dari jurusannya.  Di dalam perguruan tinggi yang ternama tidak setiap jurusannya baik. Begitu juga sebaliknya, tidak semua jurusan yang ada di perguruan tinggi yang tidak ternama semua jurusannya jelek kualitasnya. Kualitas pendidikan dari jurusan dapat dilihat dalam status akreditasi.

  1. Cari info status akreditasi


Status akreditasi dari suatu jurusan berbentuk nilai A, B, C dst. Status akreditasi ini dapat dilihat langsung dalam media-media promosi perguruan tinggi tersebut. Bagaimana dengan promosi yang tidak mencantumkan status akreditasinya. Kalau status akreditasinya baik pasti dicantumkan untuk promosi. Kalau tidak dicantumkan berarti status akreditasinya kurang memuaskan.

  1. Adakan survei biaya


Survei biaya sangat perlu dalam membuat rancangan pembiayaan kuliah. Rancangan ini penting untuk menghindari berhenti kuliah karena ternyata kesulitan biaya setelah proses kuliah berlangsung.

  1. Berdoa


Berdoa adalah komunikasi kita dengan Tuhan. Semakin banyak berdoa semakin dekat dengan Tuhan.  Semakin kita dekat dengan Tuhan maka Tuhan akan mengabulkan keinginan kita, tetapi dengan catatan bahwa keinginan kita memang baik.

Itulah beberapa tips yang semoga bermanfaat bagi teman-teman yang bingung dalam memilih perguruan tinggi. (Felis)

Kamis, 06 Juli 2017

Terkait Kasus TPA, Komunitas Cirebon Timur Gelar Camping Diskusi Rasa

Losari, Setaranews.com - Tempat Pembuangan Hasil Akhir (TPA) yang terletak di Cirebon bagian timur, tepatnya di Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon sedang banyak diperbincangkan oleh kalangan masyarakat terkait keberadaannya yang dapat mencemari Sungai Cisanggarung yang letaknya tepat disamping lokasi TPA Ciledug. Terkait hal tersebut, Komunitas Cirebon Timur mengadakan Camping Diskusi Rasa yang diselenggarakan di Pulau Gara-Gara, Desa Karangdempel, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes-Jawa Tengah.

Acara tersebut berlangsung selama dua hari (05-06 juli 2017) dan dihadiri oleh berbagai komunitas, diantarannya Mahasiswa Pecinta Alam Gunung Jati (Mapala Gunati), komunitas peduli lingkungan, OI, Anak Wayang, Petakala Grage, Wong Losari dan Gempala, Ikamatsaba, Komunitas Backpacker Cirebon dan warga cirebon timurnya sendiri juga turut ikut serta dalam acara tersebut.

Tujuan diadakannya acara tersebut sebagai ajang silaturrahmi antar komunitas dan juga sebagai bentuk pengaplikasian dari suatu komitmen warga cirebon mengenai pengawalan kasus Tempat Pembuangan Akhir (TPA), "Mari kita jalin silaturami dengan kegiatan ini tapi tidak mengurangi dari komitmen kita dalam menanggulangi permasalahan yang ada di lingkungan kita," ungkap Jarot, Koordinator komunitas cirebon timur saat ditanya oleh setaranews.com, Rabu (05/07) di pulau Gara-Gara, Brebes-Jawa Tengah.

Disisi lain, Epri Fahmi, salah satu peserta camping diskusi rasa cirebon timur beranggapan bahwa acara yang diadakan di tempat terpencil (Pulau Gara-Gara. red) merupakan ajang liburan peduli lingkungan, "Ini nih salah satu liburan sembari belajar, rekreasi sembari tetap peduli pada lingkungan, apalagi pulau gara-gara tersebut merupakan pulau yang masih terisolir dan masih sangat alami," ujarnya.

Dalam acara tersebut, para komunitas yang hadir dalam Camping Diskusi Rasa juga melakukan penanaman mangrove bakau dan diskusi lingkungan terkait Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang mencemari Sungai Cisanggarung.

Sabtu, 01 Juli 2017

Bancakan, Tradisi yang Sarat Makna dari Indramayu

Indramayu, Setaranews.com – Seorang perempuan muda menggendong baskom besar berisi beberapa bungkus nasi yang kemudian diberikannya kepada tetangga. Bungkusan nasi tersebut tidak dijual, melainkan dibagikan secara cuma-cuma yang biasa dikenal dengan istilah bancakan.

Di beberapa daerah di Indramayu, khususnya di Juntinyuat masih melakukan tradisi syukuran dengan membagikan bancakan. Syukuran sendiri dilaksankan beberapa hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Bancakan dibagikan kepada sanak saudara dan tetangga dekat.

Selama bulan Ramadhan, banyak sanak saudara atau tetangga yang memberikan shadaqah dan zakat berupa beras dan bahan makanan lainnya kepada janda-janda yang sudah tua dan orang-orang yang dituakan. Sebagai timbal baliknya, mereka yang mendapatkan shadaqah dan zakat membagikan bancakan atas nikmat syukur yang dikaruniakan Tuhan.

“Ini nasinya dari beras zakat sama lauknya sederhana saja yang penting bagi-bagi. Bancakan karena sudah tradisi dari dulu begini.” Ujar Astirih (55) kepada Setaranews, Sabtu (1/7) saat membagikan bancakan.

Dalam pembuatan bancakan ini, Astirih dibantu oleh tetangga-tetangganya. Beberapa bahan lauk pun bahkan didapat secara cuma-cuma pemberian dari tetangga, seperti daun singkong, kelapa dan biji bendara. Setiap bungkus bancakan yang dibagikan berisi nasi yang diakui berasal dari beras hasil shadaqah dan zakat, serta lauk pauk yang berisi rumbah urab, gecok ayam dan oreg tempe basah.

“Alhamdulillah dapat bancakan. Memang dari kemarin itu saya sudah niat tidak masak karena saya perkirakan hari ini banyak yang membagikan bancakan. Benar saja. Kemarin saja saya dapat tiga bungkus, cukup untuk makan sore bersama keluarga.” Tutur Sartiyem (58), seorang ibu rumah tangga penerima bancakan.

Bulan Ramadhan yang penuh berkah telah berlalu. Namun hikmah yang didapatkan untuk saling memberi dan tolong menolong masih kuat terasa. Tradisi yang mengajarkan untuk saling mengasihi dan melestarikan budaya gotong royong ini adalah salah satu hasilnya.