Selasa, 29 November 2016

Inilah Hasil Perhitungan Suara PUM Unswagati 2016

Unswagati, Setaranews.com – Proses perhitungan suara dalam Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) yang dilakukan di kampus utama, dua dan tiga oleh Panitia Pemilihan Umum Mahasiswa (PPUM) dengan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) telah selesai dilaksanakan Senin (28/11) kemarin.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh tim setaranews.com, jumlah suara yang masuk dalam PUM dari kampus utama, dua dan tiga berkisar lebih dari 3000 suara dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) sekitar 9000 mahasiswa Unswagati dari seluruh fakultas yang ada.

Perolehan suara dalam PUM Unswagati untuk Partai Damai Amanah Mahasiswa (PDAM) memperoleh 669 suara. Untuk Partai Semangat Mahasiswa Pergerakan (SEMAR) mendapatkan 634 suara. Sedangkan Partai Garuda Merah sebanyak 367 suara. Lalu untuk Partai Kaum Intelektual Muda (KITA) meraup sebanyak 809 suara. Terakhir dari Partai Persatuan Mahasiswa Untuk Demokrasi (PAUD) mendapatkan suara 551 suara.

Sementara, perolehan suara untuk calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unswagati dari pasangan nomer urut satu Akmal Yidisalam dan Rifqi Aziz dari Partai SEMAR memperoleh sebanyak 820 suara. Pasangan nomer urut dua Neng Selajatri dan Syahrial Fauzian dari PDAM mendapatkan 558 suara. Sedangkan, pasangan nomer urut tiga dari Partai PAUD Surya Oktaviandy Zebua dan Windy Nurrochmanto memperoleh 963 suara. Terakhir, Hasan Basri dan Ajie Ibrahim pasangan nomer urut empat dari Partai KITA mendapatkan 710 suara.

Inilah Penjelasan PPUM Soal Sepinya PUM di Kampus Utama

Unswagati, Setaranews.com – Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) untuk Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) periode 2017 yang dilaksanakan pada senin (28/11) dengan Tempat Pemungutuan Suara (TPS) yang tersebar di Kampus utama, dua, dan tiga kurang mendapat dukungan dari mahasiswa.

Kurangnya antusias dalam PUM tahun ini, jika dilihat dari mahasiswa aktif yang terdaftar di kampus utama Unswagati sekitar 3900 mahasiswa hanya 740 yang menggunakan hak suaranya.

“Kami sudah berusaha sosialisasi semaksimal mungkin, dengan gencarnya lewat media sosial dan masuk ke kelas-kelas kuliah terkait Pemira. Namun, ada beberapa kendala diluar dugaan seperti faktor cuaca yang tidak mendukung yaitu terjadinya hujan deras saat pelaksanaan, bentroknya jadwal perkuliahan dengan pelaksanaan bahkan ada juga yang libur kuliah,” ungkap Yuyun Yuniarsih selaku Koordinator Panitia Pemilihan Umum Mahasiswa (PPUM) saat proses perhitungan suara TPS kampus utama, Senin (28/11).

Walaupun upaya-upaya yang dilakukan oleh panitia penyelenggara PUM sudah dilakukan sesuai tugasnya. Jika dilihat dari data yang diperoleh dari PPUM di kampus satu, jumlah suara didominasi oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dengan 550 orang, Fakultas Teknik 70 orang, Fakultas Pertanian 115 orang. Dari jumlah mahasiswa yang berpartisipasi, masih jauh sekali rasio dengan mahasiswa aktif yang memiliki hak suaranya.

 

Sabtu, 26 November 2016

Terinspirasi Permainan Tradisional, Isna Juara II Lomba Esai Nasional

Unswagati, SetaraNews.com – Prestasi membanggakan kembali datang dari salah seorang mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon. Kali ini, Isna Silvia (20) dari Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) berhasil meraih Juara II dalam Pekan Esai Nasional Mahasiswa (PENA EMAS) di Universitas Trunojoyo, Madura, Jawa Timur pada 9-10 November 2016 silam.

Perempuan yang kerap disapa Isna tersebut, aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran dan Keilmuan atau biasa disingkat P&K, dan memegang peranan penting di organisasinya. Dalam kurun waktu lima hari saja, Isna berhasil menyelesaikan esainya dengan judul “Damdamatika Strategi Meningkatkan Pemahaman Matematis” yakni perpaduan antara pendidikan dan kearifan lokal; menjadikan permainan tradisional yaitu dam-daman sebagai media pembelajaran dalam matematika.

“Damdamatika, alias dam-daman ala matematika, aku persingkat.” papar Isna pada SetaraNews.com di Sekretariat P&K, Gedung FKIP Kampus III Unswagati, Kamis (24/11).

Perempuan yang lahir pada 2 September 1996 di Majalengka itupun berhasil mengungguli Mustaqim dari Universitas Negeri Solo (UNS) yang meraih Juara III, sementara Juara I diraih oleh Rahmat Nofianto dari Universitas Negeri Padang. Pada final tanggal 9 November, Isna diberi waktu dua kali sepuluh menit untuk mempresentasikan esai dan menjawab pertanyaan dari para Juri. Sementara, nilai diambil 40% dari esai, dan 60% dari presentasi.

Anak kedua dari tiga bersaudara itupun senang menulis sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), tapi Isna mengaku hanya senang menulis di bidang ilmiah. Inipun merupakan final pertamanya, dan langsung meraih Juara II setelah mencoba mengikuti banyak perlombaan, tapi gagal. Ia pun sangat senang bisa mengharumkan nama Unswagati di ranah nasional dan mendapatkan respon yang positif dari pihak universitas.

Kemudian, kedepannya Isna berharap gagasan media pembelajaran yang dibuatnya tersebut dapat direalisasikan. “Harapan dari karyanya dapat direalisasiin, kemarin baru sebatas gagasan damdamatika buat meningkatkan pemahaman matematis, kedepannya bisa dilakukan penelitian dan terbukti, dan bisa dijadikan rekomendasi.” tutupnya.

PPUM Gelar Debat Capresma-Cawapresma Unswagati

Unswagati, SetaraNews.com - Dalam sebuah tradisi pesta demokrasi atau pemilu di Indonesia tidak luput dari proses debat kandidat yang harus dilalui oleh pasangan calon presiden mahasiswa, seperti halnya yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan Umum Mahasiswa (PPUM) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, Jumat (25/11).

Debat para Calon Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa ini digelar di Halaman Parkir Kampus Utama Unswagati yang dimulai dari pukul 13.00 WIB dengan dihadiri oleh puluhan mahasiswa Unswagati. Debat kali ini berlangsung sangat ramai dan cukup memanas, pasalnya ke-empat capresma dan cawapresma saling mengunggulkan dalam visi dan misi serta program yang akan dilakukan ketika terpilih. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pasangan nomor empat Hasan Basrie dan Ajie Ibrahim dari Partai KITA yang lebih mengutamakan kegiatan pengabdian dan riset.

“Kami mempunyai program unggulan yang kami namakan dengan CATUR CIPTA yakni pusat studi kajian, menciptakan ruang publik mahasiswa, pelatihan edukatif bagi mahasiswa dan desa binaan dengan target dari keempat program tersebut adalah terwujudnya suatu desa binaan sebagaimana wujud dari bentuk pengamalan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian,” papar Basrie.

Sementara itu dari pasangan nomer tiga Surya Oktaviandy dan Windi, pasangan ini memiliki empat program unggulan dimana program yang menjadi prioritas utama adalah membantu teman untuk tetap bisa kuliah.

“Dari delapan program yang kami miliki empat diantaranya menjadi program unggulan kami yaitu #Bantu temen kuliah, pembentukan kelompok studi mahasiswa, membentuk tim internal dan eksternal, dan bina desa dimana program prioritas kami adalah #Bantu temen kuliah karena saya tidak ingin melihat lagi ada mahasiswa yang tidak bisa melanjutkan kuliahnya dengan alasan tidak memiliki biaya,” ujar Okta.

Ketika disinggung mengenai beberapa isu yang terjadi di Kampus dan belum sempat terselesaikan, dan sempat diangkat oleh BEM-U periode yang lalu, para calon berkomitmen akan terus melanjutkan isu tersebut hingga menemui jalan keluar.

“Kami akan bahu membahu untuk terus mengawal isu yang terjadi di kampus terutama permasalahan heregistrasi dengan melibatkan seluruh mahasiswa, ormawa dan pihak yang terkena dampak dari heregistrasi tersebut,” lanjut Basrie.

Sementara bagi pasangan Okta dan akan kembali melanjutkan isu terkait dengan heregistrasi, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan pembangunan Kampus.
“Terkait dengan hal itu yang bauk akan kami lanjutkan dan yang masih perlu diperbaiki akan kami perbaiki diantaranya adalah heregistrasi, ruang terbuka hijau dan pembangunan kampus dimana ketiga isu tersebut akan menjadi isu strategis kami nanti,” tegas Okta. (Syahru)

Opini: Rebutan Kursi Kosong

Setaranews.com - Tentu semua orang tahu apa itu kursi. Ya, sebuah benda yang memiliki fungsi sebagai tempat duduk. Namun, kursi yang penulis maksud bukan kursi seperti itu, bukan yang ada di setiap rumah, di dalam kelas atau di warung nasi pinggir jalan. Kursi yang jadi rebutan ini bukan kursi yang diperebutkan anak kecil saat bermain. Kursi yang penulis maksud adalah kursi pemerintahan yang jadi rebutan bagi pemegang kepentingan, entah kepentingan positif atau negatif untuk memimpin sebuah wilayah.

Kursi ini diperebutkan pada saat pemilihan umum, mulai dari tingkat desa, daerah, sampai pemilihan setingkat presiden. Nah, saat ini sedang hangat-hangatnya proses dinamika pemilihan kepala daerah ibu kota Indonesia, ditambah lagi dengan kasus yang menimpa salah satu calon Gubernur yang menambah panas dalam proses pemilihan tersebut. Sama hangatnya pula dengan proses dinamika pemilihan calon presiden dan wakil presiden mahasiswa,

Tidak jauh berbeda dengan pemilihan umum tingkat desa (kepala desa), daerah (walikota/bupati/gubernur) maupun nasional (presiden), pemilihan umum pimpinan BEM Unswagati atau yang biasa disebut pemira (Pemilihan Mahasiswa Raya) pun sama, baik dari tahapan pendaftaran partai serta calon presiden dan wakilnya yang diusung oleh partai.

Miniatur negara ini sudah seharusnya memiliki sikap demokrasi yang baik apalagi dalam lingkup mahasiswa yang menyandang kaum intelektual tinggi, khususnya dalam pemira. Dalam pelaksanaannya, masih banyak kemungkinan pelanggaran yang dilakukan, mulai dari prosesnya sampai setelah terpilihnya sosok yang duduk di kursi kosong itu. Hal yang sering terjadi biasanya kecurangan pada saat kempanye, bukannya mengampanyekan calon yang diusungnya dengan penjelasan visi dan misi melainkan mengampanyekan calon lain dengan berkomentar buruk. Itu sudah jelas tidak cocok dilakukan oleh kaum intelektual. Lalu kampanye yang dilakukan di masa tenang yang memang sudah tidak diperbolehkan berkampanye, itu juga sering dijadikan kesempatan. Bahkan dilapangan pada saat hari pemilihan pun masih dimanfaatkan untuk berkampanye dan disertai paksaan ancaman pula. Campur tangan pihak dosen dan rektoratpun tidak luput dalam proses itu, karena tidak ingin dengan adanya pemimpin yang memiliki integritas tinggi yang mampu memberikan tekanan dan menuntut hak-hak rakyatnya pada rektorat sehingga ikut serta mengkotori demokrasi, belum lagi kecurangan dalam surat suara yang dilakukan dan itu semua sering terjadi. Memang hal itu mungkin dilakukan secara tidak sadar, namun kalian (mahasiswa)  jika melakukan itu artinya mencederai nilai demokrasi yang sering kalian tuntut. Hanya demi mendapatkan kursi kosong semua usaha haram dihalalkan. Kalau caranya memperebutkan kursi kosong sudah seperti itu, jika sudah terpilih mau jadi apa miniatur Negara ini?

Setelah selesai proses pemilihan yang diakhiri dengan dilantiknya sosok presiden dan wakil pesiden BEM UNSWAGATI, memang dinamika mulai dingin. Umbaran janji yang mereka koarkan pada masa kampanye memang 50:50, tidak tahu dijalani atau diingkari. Seharusnya langsung menjalani program yang sudah menjadi janji, berkunjung ke miniatur Negara lain cukup dilakukan sekali atau dua kali, itu juga hanya untuk melihat dan mengetahui, sehingga dapat memperbaiki diri dalam memimpin Negara ini. Memimpin sebuah miniatur Negara yang harus memperhatikan ribuan rakyat tak berdosa memanglah sulit tapi itu sudah menjadi tanggungjawab yang harus dilakoni. Itu baru lingkup miniatur atau Negara kecil bukan memimpin Indonesia dengan ratusan juta rakyatnya.

Berharap pemilu tahun ini bersih dari kecurangan dan benar-benar menjalankan demokrasi yang sesungguhnya. Dan pemimpin yang terpilih benar menjalankan visi dan misi yang sudah dijanjikan. Ingat kalian adalah mahasiswa yang menyandang kata maha didepan kata siswa, merupakan agen perubahan untuk bangsa. Memundak beban yang besar dalam pembangunan bangsa. Kalau kecurangan dilakukan dari dini itu sudah menjadi gambaran masa depan buruk akan bangsa ini. Mahasiswa memiliki derajat yang paling tinggi, maka itu manfaatkan pesta demokrasi ini sebagai pembelajaran agar tidak terjadi perselisihan dan tetap menghargai keputusan yang sudah disepakati. Kalian adalah jawaban bagaimana nasib Negara ini dimasa yang akan datang.

SALAM MAHASISWA!!!

 

Oleh AMK, Sarjana Ekonomi yang Belum Diwisuda

Jumat, 25 November 2016

Penjelasan Dana Kampanye Partai Dalam PUM

Unswagati, Setaranews.com -  Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) yang akan diselenggarakan pada senin 28 November 2016 mendatang , membuat setiap partainya mengampanyekan setiap calon yang diusungnya melalui berbagai media seperti pamflet, spanduk maupun selembaran yang disebar di seluruh kampus.

Terkait kampanye yang dilakukan, sumber dana yang dikeluarkan dari setiap partainya berasal dari pihak internal partai itu sendiri.

Seperti yang dipaparkan oleh ketua dari Partai PDAM (Partai Damai Amanah Mahasiswa) Fiqri Taufiq yang menjelaskan sumber dana berasal dari swadaya anggota partai. ”Karena tahun ini tidak ada anggaran dari universitas jadi untuk anggaran kampanye itu sendiri tidak dibatasi, hanya saja sumber anggaran tersebut tidak boleh didapat melalui pihak universitas baik dosen ataupun pejabat kampus  dan juga pemerintahan. Kita boleh menggunakan anggaran melalui simpatisan maupun secara swadaya dari partai sendiri, untuk simpatisan itu seperti teman yang mau ngasih spanduk atau pamflet untuk kampanye, dan untuk swadaya itu seikhlasnya yang ingin patungan," tuturnya melalui pesan singkat Blackberry Messenger, (25/11).

Bernada sama, Siggit Prili Fathurrohman ketua Partai SEMAR (Semangat Mahasiswa Pergerakan) memaparkan sumber dana kampanye yang dilakukan. ”Terkait anggaran Partai SEMAR tidak pernah mendapatkan anggaran untuk kampanye dari lembaga ataupun PPUM, adapun banyaknya pamflet yang terpampang di lingkungan Unswagati itu dan besarnya spanduk yang membentang selama kampanye itu didapat dari donasi dan iuran yang diberikan dari anggota dan partisipan Partai SEMAR," jelasnya melalui pesan singkat Blackberry (25/11).

Bambang Hermanto selaku ketua Partai KITA (Kaum Intelektual Muda) memiliki pendapat yang sama terkait sumber dana kampanye. "Bahwa dana kampanye itu didapat dari 2 hal yaitu, sumbangan atau simpatisan dan patungan seikhlasnya dari setiap anggota partai KITA sendiri," terangnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Sampai berita ini diturunkan, dua partai pengusung yaitu Partai Garuda Merah dan Partai Persatuan Mahasiswa Untuk Demokrasi (PAUD) belum memberikan keterangan terkait sumber dana kampanye untuk calon yang diusung.

 

PPUM: Sumber Dana Kampanye Telah Diatur

Unswagati, Setaranews.com – Menjelang pesta demokrasi mahasiswa yang biasa dikenal Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) banyak dilakukan kampanye oleh partai dan calon yang diusungnya. Namun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kampanye yang dilakukan para calon ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) tahun ini terlihat lebih ‘wow’.

Hal tersebut terlihat dari banyaknya spanduk, sticker, poster maupun selembaran lainnya yang menjadi media untuk berkampanye dari masing-masing calon ketua dan wakil ketua yang diusung.

Terkait dana kampanye, Panitia Pemilihan Umum Mahasiswa (PPUM) sudah mengaturnya bahwa sumber dana kampanye berasal dari peserta pemilu secara individual, sumbangan yang sah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan, dan sumbangan perseorangan.

"PPUM tidak memberi dana untuk para calon, itu sumber dananya sudah diatur dan dilaporkan juga. PPUM hanya mendapatkan dana dari universitas hanya untuk pembiayaan jalannya kegiatan Pemira saja," tukas Muslih Ketua PPUM, Jumat (25/11).

Respon tentang kampanye yang dilakukan oleh para calon Ketua dan Wakil Ketua BEM Unswagati, datang dari salah satu mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Nurmaliyah. Ia mempertanyakan dana yang dipakai untuk kampanye berasal darimana.“Tahun ini kampanyenya banyak uang ya, pakainya spanduk yang besar-besar dan bagi-bagi sticker. Nggak tau tuh dananya dari mana,” ujar Mahasiswa FKIP tingkat empat itu.

Opini: Mengevaluasi Kondisi Kampus

Opini, Setaranews.com - Kampus bukan miniatur negara, tapi kampus adalah sumber inspirasi di mana  negara akan mengadopsi suatu tatanan, dari yang struktur sampai dengan yang sosial. Artinya, tata cara kehidupan kampus harusnya lebih maju dibanding tata cara kehidupan bernegara.

Pada titik itulah kita bersepakat, karena kampus adalah ruang para kaum terpelajar. Di mana bermacam-macam ide dan gagasan tumpah ruah. Bahkan, kampus ada pada titik puncak di mana ketika orang ingin cerdas hanya butuh sebuah kemauan.

Tapi sayang, suasana demikian tak dapat kita tuai. Kampus saat ini seperti menjadi sumber bagaimana kebodohan terus diproduksi. Hal demikian terditeksi dari argumen-argumen yang saat ini telah  menjadi suasana. Dan sialnya, suasana itu kini membeku menjadi batu.

Sungguh, tidak pernah dibayangkan sebelumnya bahwa demokrasi yang saat ini dikelola kampus adalah demokrasi murahan yang diadopsi dari pemilihan pilkada. Dimana jargon dan baliho tampak sama; berjejer memenuhui wajah kampus dengan penyanggah yang morat marit.

Penampakan itu lebih terasa sebagai polusi dibanding sebagai simbol kecerdasaan kaum terpelajar. Oleh sebab itu, pada momentum inilah mestinya nalar kampus perlu diperiksa. Dengan titik berangkat, ada perjalanan mundur yang saat ini sedang ditempuh.

Suasana di kampus hari-hari ini seperti layaknya kaum fundamentalis melawan hukum evolusi, tak masuk akal tapi terus dilawannya. Hal ini bukan tanpa konsekuensi, yang paling mudah dirasakan adalah kehancuran visi individu-individu yang ada di dalamnya, mahasiswa.

Bagaimana mungkin individu-individu di dalam kampus akan mengatahui kondisi rill politik -  demokrasi di kemudian hari, jika apa yang dikerjakan hari-hari ini adalah apa yang diadopsi pada level yang sama. Artinya, selama ini ada yang absen dalam proses berpikir kita yaitu analisis —yang tajam terhadap yang rill. Apalagi membicarakan sesuatu yang abstrak. Imajinasi kita lumpuh. Karena tak bisa membayangkan sesuatu yang baru di dalam kehidupan kampus.

Pengadoptasian tersebut adalah sinyal bahwa kampus selama ini telah gagal membuka jalan baru. Jalan yang seharusnya menjadi kemungkinan di kemudian hari, yaitu jalan menyusuri peradaban politik – demokrasi yang jauh lebih bermutu.

Harus ada evalusi dan refleksi untuk mengubah arus tersebut.  Ini demi kelangsungan intelektualitas yang menjadi cermin kehidupan kampus. Kampus tak bisa dikelola oleh semacam grombolan yang beringas. Jika ada persoalan yang didahulukan adalah otot bukan otak.

Kampus sebagai identitas teritinggi dengan MAHA-nya tak boleh tergelincir pada suanana tersebut, hanya karena dia berani dan banyak lantas manjadi simbol kekuatan. Seperti kondisi rill politik – demokrasi yang saat ini berlangsung.

Kampus adalah ruang dimana individu-individu yang ingin melibatkan diri, yang mewakili dirinya sendiri. Tak mewakili atas nama kelompok dan  ideloginya. Untuk terus bertransaksi satu sama lain dengan mata uang yang sama yaitu, kecerdasaan. Bukan kekuatan.

Apabila jika ditarik pada kondisi politik – demokrasi peradaban Yunani, pemilihan seorang walikota hanya butuh diundi. Karena pada kondisi saat  itu sangat memungkinkan bahwa siapapun nanti yang akan terpilih, demokrasi akan tetap memproduksi keadilan.

Artinya, kampus sebagai ruang indvidu-individu cerdas, tak selayaknya memiliki ambisi terhadap kekuasaan. Karena pada dasarnya demokrasi bukan ruang untuk mencari orang yang terbaik, melainkan sebagai ruang untuk hidup bersama.

Di mana ruang hidup bersama itu terus mencapai konsensus dan kehormatanya sebagai mahasiswa. Bisa memperolah haknya untuk tumbuh sesuai yang diinginkannya dengan fasiltas-fasilitas yang harus diperolehnya, seperti ruang-ruang akademik, ruang-ruang kreatifitas dan seni. Ruang yang seharunsya bisa ditransaksikan secara bermutu. Ruang dimana ide dan gagasan bisa berselancar dengan luas. Bukan ditransaksikan melalui  intrik.  Ruang yang penuh dengan kepungan grombolan yang hipokrit.

Untuk itu, harus ada jalan ketiga untuk bisa melawan arus itu. Hal yang paling memungkinkan adalah membuka diskursus-diskursus dan ruang-ruang wacana dengan kedispilinan akademik yang ketat. Hal demikian untuk memperoleh sumber kelimuan yang bermutu. Bukan sumber yang asal bunyi.

Karena jika dibiarkan,  bukan tidak mungkin kondisi di masa depan akan lebih buruk dari saat ini. Bukan hanya bagi kampus, tapi juga bagi kehidupan bernegara di masa depan. Posisi demikian adalah bentuk perlawanan terhadap suasana. Bukan terhadap orang.

Penulis: Kris Herwandi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tak Ada Koordinasi, Kandidat Nomor 3 Meminta Maaf

Unswagati, Setaranews.com - Kampanye yang dilakukan oleh Partai Amanah Untuk Demokrasi (PAUD) tepat didepan Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (BEM-FKIP), Rabu (23/11) lalu yang sempat menuai keluhan dari mahasiswa karena mengganggu kondusifitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan dijustifikasi oleh mahasiswanya sebagai acara yang dilakukan oleh BEM FKIP. Hal itu akhirnya dibantah oleh pihak BEM-FKIP dengan mengeluarkan Press Release melalui Biro Hubungan Komunikasi Ormawa Fakultas kepada setaranews.com untuk tidak menjustifikasi.

(Baca: http://www.setaranews.com/klarifikasi-bem-fkip-soal-kampanye-di-kampus-ii-unswagati.html).

Surya Oktaviandi Zebua selaku calon ketua BEM Unswagati yang diusung oleh Partai PAUD mengatakan bahwasanya sudah meminta izin kepada pihak dekanat untuk melakukan kampanye di kampus dua Unswagati. "Awalnya memang tidak diperbolehkan untuk melakukan kampanye disaat kegiatan KBM dilaksanakan di kampus dua karena belum meminta izin ke dekanat, tapi kemudian dari partai mengirimkan surat permohonan izin ke dekanat dan kemudian diberikan izin oleh dekanat," katanya kepada setaranews.com melalui pesan singkat Blackberry Messenger (BBM), Jumat (25/11).

Tak sampai disitu, Okta, sapaan akrab calon ketua BEM Universitas nomer urut tiga, meminta maaf kepada pihak yang merasa dirugikan atas kampanye yang dilakukannya. "Jika diperkenankan menggunakan hak jawab saya, saya ingin menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan dalam hal ini. Kegiatan kampanye yang berlangsung selama 4 hari ini memang sangat mengganggu kondusifitas KBM, mulai dari acara musik yang mengedepankan kreatifitas, penyebaran pamflet disembarang tempat dan masuk ke kelas-kelas disaat kegiatan KBM berlangsung, mohon dimaklumi," tuturnya

Soal Kampanye tersebut, pihak Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) melalui Agus Darmawan, menanggapi bahwasannya Panwaslu sendiri belum menerima laporan akan hal tersebut. "Kami sendiri belum mendapat laporan tentang kampanye yang dilakukan di kampus dua. Dan jika kami ingin menindaklanjuti, kami tidak bisa karena kegiatan tersebut sudah dilakukan rabu lalu dan kami sendiri tidak terjun langsung ke lapangan," ujar Ketua Panwaslu kepada Setaranews.com, Jumat (25/11). (Awank/Hashbi)

PUM Tak Wajibkan Bawa KTM

Unswagati, Setaranews.com - Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) yang menjadi kegiatan rutin tahunan untuk memilih ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) akan kembali diadakan pada Senin (28/11). Panitia Pemilihan Umum Mahasiswa (PPUM) yang menjadi penyelenggara kegiatan PUM telah menyiapkan tiga Tempat Pemungutan Suara (TPS) di tiga kampus Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon.

Tahun ini, PPUM berharap agar mahasiswa Unswagati dapat memberikan suaranya dalam PUM nanti. Mahasiswa yang boleh berpartisipasi merupakan mahasiswa aktif dari tingkat satu sampai tingkat empat dengan dibuktikan oleh Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).

Namun, karena banyak mahasiswa yang belum mendapatkan KTM maka tidak menjadi barang wajib untuk dibawa. PPUM telah menyiapkan daftar Data Pemilih Tetap (DPT) sehingga mahasiswa yang termasuk DPT dapat menyuarakan aspirasinya tanpa membawa KTM. “Melihat dari tahun kemarin, partisipasi mahasiswa dalam memilih itu kurang karena mungkin kendala belum punya KTM. Sehingga tahun ini kita tidak ingin mempersulit,” ujar Muslih ketua PPUM Unswagati kepada setaranews.com, Jumat (25/11).

Mahasiswa dapat langsung menuju ke TPS yang telah ditentukan lalu menyebutkan nama jelas serta Nomor Pokok Mahasiswa (NPM) kepada panitia. Dengan kemudahan tersebut diharapkan tingkat partisipasi mahasiswa pun meningkat dalam Pemira tahun ini. TPS sendiri dibuka pukul 08.00 sampai 15.00 WIB. (Anisa)

Klarifikasi BEM FKIP Soal Kampanye di Kampus II Unswagati

Unswagati, Setaranews.com – Tim Sukses dari Partai PAUD nomor urut 5 berkampanye perihal Capresma dan Cawapresmanya dengan nomor urut 3 yang diselenggarakan di depan halaman sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (BEM FKIP) Unswagati pada Rabu (23/11).

Kampanye yang dilakukan melalui kegiatan konser musik yang dilakukan selama kegiatan perkuliahan berjalan. Kegiatan tersebut mendapat banyak keluhan dari pihak kampus karena mengganggu aktivitas perkuliahan. Selain itu, pihak kampus menilai kegiatan tersebut diselenggarakan oleh pengurus BEM FKIP Unswagati, karena lokasinya berada di depan halaman sekretariat BEM FKIP Unswagati.

Dalam hal ini, pihak BEM FKIP mengklarifikasi kebenaran terkait kegiatan kampanye dalam bentuk acara musik yang diadakan di depan halaman sekretariat BEM FKIP bukan kegiatan yang diselenggarakan oleh pihaknya.

“Saya tidak tahu mengenai kegiatan konser musik tersebut, dan itu sama sekali bukan pengurus BEM yang mengadakan kegiatan itu, saya mohon kepada segenap dosen untuk tidak menjustifikasi kegiatan tersebut adalah kegiatan BEM,” jelas M. Zaiim Muhtadi selaku Ketua BEM FKIP.

 

*Prees release yang dibuat oleh BEM FKIP melalui Biro Hubungan Komunikasi Ormawa Fakultas

Kamis, 24 November 2016

Puisi: Ayah...

Dia yang selalu berikan cintanya
Dia yang selalu berikan nasehatnya
Dia yang selalu berikan kasih sayangnya
Padaku...

Dia juga yang mengajarkanku banyak hal
Dia juga yang mengingatkanku untuk selalu berbuat kebaikan

Kini kehangatannya tak bisa lagi ku rasakan
Dia telah pergi beberapa tahun yang lalu
Andai waktu dapat ku ulang
Aku ingin habiskan banyak waktu dengan dia
Ya, dia yang ku sebut Ayah...

Penulis: Hashbi Isma Rabbani, Mahasiswa FISIP Unswagati

Selasa, 22 November 2016

Progress PPUM Seminggu Menjelang PUM

Unswagati, SetaraNews.com – Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon tengah melaksanakan persiapan untuk Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) yang akan dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan Umum Mahasiswa (PPUM) pada Senin 28 November 2016 mendatang.

Sejak tahap per tahap terlaksana, dari 10-15 pendaftaran partai, hanya ada 5 partai yang masuk setelah memenuhi syarat, yakni PDAM (Partai Damai Amanah Mahasiswa), Semar (Semangat Mahasiswa Pergerakan), Garuda Merah, KITA (Kaum Intelektual Muda), dan PAUD (Partai Persatuan Mahasiswa Untuk Demokrasi). Lantas pada 15 November pun langsung di verifikasi dan kelima partai tersebut lolos menjadi Peserta Pemilu. Kemudian, pada esoknya, 16-19 November, PPUM membuka pendaftaran calon Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) beserta wakilnya.

Terpilihlah 4 pasang calon yakni, yang berada di nomor urut pertama, M. Akmal Yidissalam dan Rifqi Aziz Al Wakidi (Partai Semar), disusul Neng Selajatri dan Syahrial Fauzian (PDAM), lalu ketiga, Surya Oktaviandy Zebua dan Windy Nurrochmanto (PAUD) dan yang terakhir Hasan Basrie dan Ajie Ibrahim Muttaqien (Partai KITA).

"Dan dari ke empat calon tersebut kita verifikasi dan keempat calon ini lolos verifikasi dan akan menjadi peserta pemilu yang akan dilaksakan pada hari Senin, 28 November nanti,” tutur Muslih selaku Ketua PPUM saat ditemui oleh Setaranews.com, Senin (21/11).

Dan pada 22-23 November akan diadakan sosialisasi dengan cara mendatangi tiap-tiap kelas, bentuknya berupa ajakan agar bisa menyuarakan hak pilihnya, serta berupa pamflet agar semua mahasiswa tahu dan ikut berpartisipasi.

"Untuk mekanisme sama saja dengan tahun lalu, mungkin bedanya hanya di bagian mencontreng (ceklis) bukan di coblos," tutupnya. (Hikmah)

 

Editor: Fiqih Dwi H.

Indahnya Kebun Bawang di Majalengka

Oprec UKM Seni dan Budaya, Capai 80 Orang Pendaftar

Unswagati, SetaraNews.com – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni dan Budaya Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon melaksanakan open recruitment (oprec) untuk anggota baru yang dimulai sejak 21 November-24 November 2016 di Aula Kampus Utama Unswagati.

UKM Seni dan Budaya sendiri adalah wadah untuk pengembangan bakat dalam merawat kesenian dan kebudayaan, yang berada di lingkungan pendidikan Kampus Unswagati. Untuk tahun 2016 ini, peserta yang mendaftar mencapai 80 orang, banyaknya peminat yang ingin bergabung menjadi motivasi tersendiri bagi UKM Seni dan Budaya untuk tetap berkiprah di bidangnya.

Beberapa bidang yang di kembangkan di UKM Seni dan Budaya antara lain tari, paduan suara, musik, dan teater. Tahap yang harus dilalui bagi calon anggota baru dalam proses open recruitment dimuai dari penampilan minat dan bakat para peserta, dan mewawancarai peserta untuk mengetahui lebih jauh potensi para calon anggota, untuk kemudian akan diarahkan dan diserap di bidang yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

“Parameter atau poin yang kita nilai dari proses rekruitmen ini, untuk musik misalnya skill memainkan alat musik, paduan suara dari kepekaannya terhadap not, untuk tari dari kelemasan badannya lues dan sebagainya, kemudian untuk teater dinilai dari pendalaman memerankan seorang tokoh.” Ucap Nur Ahmad Akbar (Cotog) selaku Ketua Pelaksana pada Setaranews.com disela-sela acara, Selasa (22/11).

Tidak hanya itu, dari rangkaian proses open recruitment ini, ada perbedaan dari konsep taun lalu dan sekarang, kali ini panitia menambahkan acara flash mob sebagai hiburan untuk akhir agenda pada Kamis nanti. “Saya harap temen-temen baru bisa terus semangat dan jangan putus asa, kita belajar bareng dari nol dengan bersama-sama.” tutupnya.

Editor: Fiqih Dwi H.

Cara Sederhana Agar Ginjal Tetap Sehat

Kesehatan, Setaranews.com - Kebanyakan orang tidak begitu memperhatikan kesehatan ginjalnya, padahal ginjal merupakan organ tubuh yang amat penting. Ginjal bertugas untuk membuang limbah dan cairan berlebih dalam tubuh, mengatur garam, kadar asam, hingga menjaga tekanan darah. Namun, seringkali kurang diperhatikan kesehatannya seperti gaya hidup kita yang terlalu banyak mengkonsumsi minuman berperisa dibandingkan dengan mengkonsumsi air putih. Umumnya penderita gagal ginjal tidak menyadari bahwa ginjalnya mengalami gangguan karena gejalanya yang sukar dipahami. Dari kasus yang sering terjadi, orang baru sadar menderita gangguan ginjal ketika tingkat kerusakan ginjal sudah mencapai 90%. Maka dari itu perlu kita ketahui cara untuk mencegah hal tersebut dengan cara-cara sederhana, seperti:

  1. Konsumsi Air Putih


Kebiasaan buruk dengan minum minuman bersoda atau kopi yang terlalu sering harus diimbangi dengan konsumsi air putih secara maksimal setiap hari  karena air putih  sangat membantu dalam proses penyaringan yang terjadi dalam ginjal

2. Kontrol Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi dan diabetes adalah dua penyebab utama terjadinya penyakit ginjal. Seperti kita ketahui ginjal merupakan organ vaskular yang berarti didalamnya terdapat banyak pembuluh darah.Bila ada penyakit terkait pembuluh darah yakni tekanan darah tinggi dan diabetes bisa merusak ginjal

3. Pemeriksaan Kondisi Ginjal

Pemeriksaan secara fisik perlu dilakukan .Ada baiknya jika anda memeriksakan ginjal anda secara jangka waktu tahunan dengan cara tes darah atau tes urine untuik mengetahui perkembangan kesehatan ginjal anda.

4. Menjaga Berat Badan

Sudah idealkah berat badan anda. Menjaga berat badan merupakan salah satu aspek penting menjaga ginjal  tetap sehat. Saat tubuh gemuk, ini artinya ginjal perlu bekerja lebih keras untuk menyaring racun. Sebaiknya biasakan pula pola hidup sehat dengan berolahraga.

5.Berhenti Merokok

Berhenti merokok memang sulit namun bisa anda coba secara perlahan untuk mengkonsumsinya. Sebab dengan merokok sama saja membuat tekanan darah tinggi dan mengurangi kinerja ginjal anda.

 

Senin, 21 November 2016

Hipmagri Adakan Acara Tahunan LKMM

Unswagati, SetaraNews.com – Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Hipmagri) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon mengadakan acara Latihan Kepemimpinan Manajerial Mahasiswa (LKMM) dengan tema “Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan yang Humanis, Kreatif dan Bersinegris” pada 19-20 November 2016 di GT Kampus 2 Unswagati.

Acara tersebut dilaksanakan setiap tahun, yang bertujuan agar menumbuhkan solidaritas sesama mahasiswa agribisnis. LKMM sendiri berlangsung selama dua hari yang hanya diikuti oleh sebelas peserta. Lalu diisi dengan serangkaian kegiatan yang menyenangkan tapi tetap bersifat edukatif, diantaranya adalah pemaparan tentang kepemimpinan, kewirausahaan, keprofesian, dan team building serta dimeriahkan dengan games dan proses pembuatan produk kewirausahaan yakni jahe instan.

“Senang ada acara pelatihan seperti ini, bermanfaat banget buat nambah pengetahuan dan biar nanti bisa diterapkan kalo bikin produk.” ucap salah satu peserta, Anwar disela-sela acara pada Setaranews.com, Sabtu (19/11).

Selaku Ketua Pelaksana Ahmad Maulani pun merasa senang meski jumlah peserta tidak sesuai seperti yang diharapkan. “Ya walau jumlah pesertanya tidak seperti yang diharapkan, tapi mereka tetap terlihat semangat dan penuh antusias terhadap acara ini.” paparnya.

Kemudian, Ahmad berharap tahun depan peserta LKMM bisa lebih banyak lagi. “Harapannya semoga tahun depan pesertanya bisa lebih banyak lagi, acaranya lebih meriah, dan tujuan dari acaranya bisa tersampaikan.” tutupnya. (Riska)

Editor: Fiqih Dwi H.

Opini: Pewarta Pembawa Berita Bukan Pembawa Petaka!

Opini, Setaranews.com - Berita adalah laporan peristiwa (fakta) yang aktual (terkini), menarik dan penting. Ada juga yang mengartikan berita sebagai informasi terbaru yang disajikan dalam pembacaan atau penulisan yang jelas, aktual dan menarik. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berita diartikan sebagai cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Fakta adalah peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi.

Berita sendiri berupa fakta dengan kenyataan yang benar-benar terjadi. Pembawa berita disebut juga dengan pewarta. Banyak segilintir oknum yang anti dengan pewarta alasannya beragam, karena mereka takut apa yang akan dipublish pewarta membawa dampak yang buruk bagi mereka. Sejatinya apa yang pewarta kerjakan pada dasarnya mulia, mereka memberikan informasi segala peristiwa berdasarkan fakta (jika medianya idealis dan tidak memiliki kepentingan). Lantas mengapa ada beberapa oknum yang melabelkan pewarta adalah pembawa petaka? padahal semua akan baik-baik saja ketika yang bersangkutan berbicara sesuai kenyataan yang ada pada saat pewarta menggelintirkan berbagai macam pertanyaan, serta tidak merasa dirugikan atas segala hal yang diberitakan oleh pewarta. Jika yang bersangkutan atau dalam hal ini bisa disebut sebagai narasumber merasa dirugikan artinya ada yang salah dalam diri narasumber tersebut, atau bisa saja dia takut apabila fakta yang akan diungkapkan justru  membuka aib mereka yang sebenarnya.

Tahukah anda? Laporan terbaru Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan  (UNESCO) menyebutkan seorang wartawan tewas dibunuh setiap 4,5 hari di seluruh dunia. Laporan Direktur Jenderal UNESCO pada 2 November 2016 menyatakan, sejak satu dekade lalu ada 827 wartawan tewas saat bertugas. Menurut laporan yang bertajuk Journalists and the Danger of Impunity, daerah yang paling parah adalah negara Arab, termasuk Suriah, Yaman, dan Libya. Amerika Latin adalah benua kedua paling parah. (sumber: https://dunia.tempo.co/read/news/2016/11/02/117817095/unesco-setiap-4-5-hari-1-wartawan-tewas-dibunuh)

Pewarta memiliki kode etik jurnalis yang harus dijunjung tinggi sebagai pegangan dalam melakukan tugasnya. Pewarta dilindungi oleh undang-undang di dalam negeri maupun oleh undang-undang internasional. Pewarta adalah profesi yang menjunjung tinggi nilai-nilai keakuratan. Setiap pemberitaan yang ditulis sesuai dengan informasi yang dikatakan oleh narasumber (seharusnya), bukan berlandaskan opini si pewarta. Pewarta yang baik seharusnya berpegang pada kode etik bukan hanya mementingkan naiknya rating lembaga yang menaunginya.

Penulis sedih jika melihat segelintir orang yang menutup diri untuk pewarta baik yang sedang mencari berita ataupun yang menjauhi karena berprofesi sebagai pewarta. Sekali lagi, penulis tegaskan bahwa pewarta bukan tukang mencari kesalahan orang lain, pewarta juga bukan pembawa petaka tetapi pewarta adalah manusia yang diciptakan Tuhan untuk mencari fakta dan informasi untuk mengubah mindset dan pola pikir manusia-manusia yang lain.

Penulis: Silvia

Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Minggu, 20 November 2016

7 Langkah Mudah Melepas Kutukan Sumber Daya, Demi Membesarkan Bangsa

Tentang Bisnis Industri Hulu Migas

Setaranews.com - Menjadi suatu hal yang menarik untuk diperbincangkan ketika Kementrian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM)merilis  tren produksi positif dialami Pertamina sejak tahun 2003 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata (Capital Average Gross Ratio/CAGR) mencapai 3,1% dari level produksi 95,6 ribu barrel per hari (MBOPD) di 2003 menjadi 102,2 MBOPD di 2006. Ini merupakan rekor tertinggi. Namun,  masih dibawah Chevron dan Total Indonesia untuk gas. Apanya yang menarik? Fakta yang dirilis sendiri oleh Pertamina yaitu salah satu yang mempengaruhi tren positif terebut dikarenakan adanya peningkatan produksi di blok Cepu, yang memang Pertamina memiliki ‘jatah’ untuk mengelola sampai memproduksi minyak di blok teresbut. Kalau semua blok dikuasai dan dikelola Pertamina bagaimana produktifitasnya dan dampaknya bagi perekonomian? Jawab sendiri!  Yang jelas, Pertamina harus ektra ‘banting tulang’ agar dapat bersaing dengan perusahaan swasta (multinasional) lain dalam hal bisnis industri hulu migas.

Tumbuh kembangnya industri ekstraktif (minyak dan gas bumi ) ini tak dipungkiri sangat berpengaruh terhadap laju perekonomian. Juga merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar  APBN. Akhirnya, - dan mungkin selalu jadi kebijakan - Pemerintah terus menggenjot produktifitasnya, dengan cara membuka kran investasi disektor migas (padat modal). Karena memang seperti yang diungkapkan Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK MIGAS) Iklim investasi disektor hulu migas masih minim, minat investor masih rendah, perlu stimulus – stimulus untuk memancing investor menanamkan modalnya. Padahal Indonesia bakal terus menjadi sasaran ‘empuk’ investor, karena peluang dan potensi SDA yang terkubur di perut buminya, serta  manusianya yang terkenal ramah dan ‘murah’. Memang sejarah membuktikan kita terlalu ramah, pada Kolonial sekalipun!

Tingginya ketergantungan atas bisnis hulu migas masih berlangsung –sekaligus pada perusahaan – perusahaanya-  mengingat migas masih menjadi sumber energi utama, hari ini dan mungkin esok nanti. Lantas apa yang akan terjadi dengan gempuran investasi di kemudian hari?  Realitas hari ini, di negara penghasil migas,  berbagai  cara telah diupayakan untuk bisa melawan kutukan sumber daya alam (tak perlu dijelaskan lagi soal kutukan ini), salah satunya dengan program transparansi dan akuntabilitas, kebjikan publik, meminimalisir praktik KKN dan mafia migas, serta  pengalokasian perekenomian yang tepat guna. Tidak sedikit organisasi (LSM dan NGO) yang mengkampanyekan program tersebut, termasuk Pemerintah yang juga ikut  latah. Akan menjadi pembahasan panjang lebar jika mendiskusikan soal program tersebut, apalagi soal praktik nekolim melalui Seven Sister dan lembaga keuangannya, tentu menjadi perdebatan panjang dan sengit pastinya. Pokok permasalahannya, tampaknya kita semua luput dari hal yang paling mendasar , yaitu nilai tambah dari eksplorasi dan eksploitasi bisnis hulu migas yang  kita tidak miliki serta pengelolaannya yang masih bergantung pada perusahaan multinasional. Dengan hanya  kecipratan dari bagi hasil migasnya (kontrak kerja sama) saja sudah riang gembira, disitu terkadang penulis merasa sedih. Ini realitas yang mungkin terkadang terlupakan, atau dlupakan bisa jadi. Bagaimana menurut Anda, sepakat atau tidak?

Solusi yang Ditawarkan

Memang menjadi simalakama bagi Pemerintah, disatu sisi membutuhkan investasi sebagai penopang ekonomi terutama disektor migas. Karena memang bisnis hulu migas  memiliki multiplayer effect yang bisa menggerakan roda perekonomian (karena ketergantungannya tadi). Di sisi lain, pemerintah, mungkin kita semua sebagai warga Negara harus (dipaksa) merelakan isi perut bumi pertiwinya di kuras habis – habisan. Akan tetapi, tidak akan menjadi simalakama jika menyiapkan beberapa langkah, stimulus dan kebijakan, bahkan bisa melepas kutukan itu sendiri dimasa yang akan datang, berikut 7 langkah  solusinya . Pertama, ketergantungan atas sektor bisnis hulu migas sebagai penopang perekonomian sedikit demi sedikit mulai diminimalisir, dengan menggenjot sektor  lainnya seperti jasa, manufaktur dan pariwisata untuk produktifitas ekonomi yang berkelanjutan. Kedua, program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) difokuskan pada pemberdayaan sumber daya yang ada, baik manusia maupun sumber daya alam, melalui program beasiswa pendidikan dan wadah untuk mengimplementasikan ilmunya. Dengan tujuan  masyarakat bisa berdaya guna, bisa lebih maju dan kompetitif. Ketiga, menyisihkan anggaran dari hasil bisnis migas untuk inovasi teknologi dibidang energi baru  terbarukan (Ranaweble Energy). Sumber energi terbarukan tersebut berserekan, tinggal mau atau tidak memanfaatkannya.

 Keempat, mendorong produktifitas tenaga kerja agar bisa menghasilkan inovasi – inovasi teknologi, khusunya disektor  bisnis hulu migas . Kelima, Investasi pada padat karya – tidak melulu pada padat modal -  mulai digerakan, agar bermunculan industri  – industri dalam negri  yang kompeten, dan menciptakan peradaban  maju sehingga dapat bersaing dengan Negara adidaya lainnya. Keenam, investasi di sektor ini bisa tetap dijalankan sepenuhnya, asalkan memenuhi prinsip keadilan, kemanusiaan, demokratis dan tentunya bermanfaat bagi nusa bangsa. Saat ini bagaimana? Memang tidak dipungkiri sektor migas berkontribusi besar bagi pembangunan. Akan lebih berkontribusi jika menggunakan cara Terahir ini, mungkin akan  sulit dilakukan dan bakal mendapat perlawanan dari berbagai penjuru, yaitu melakukan naionalisasi aset atas bisnis hulu migas. Hasilnya Pertamina sendiri telah merilisnya diatas , produktifitas melonjak derastis .  Beberapa solusi ini penulis tawarkan bukan sebagai ajang hardik menghardik atau saling menyalahkan. Melainkan sebatas kewajiban sebagai warga negara, dan tentunya menjadi tanggung jawab moral sebagai insan akademis. Perlu diyakini, Nusantara  berpeluang besar menjadi negara adi daya dan bangsa besar, sumber energi untuk menggerakan roda perekonomian ada disiini, entah yang konvensional atau terbarukan. Hasil tambang lainnya juga masih melimpah, yang oleh negara maju dimanfaatkan untuk mempertahankan hegemoni peradaban, ekonomi dan politiknya hingga detik ini. “We Are The Real United Kingdom”.  Semoga dengan melepas kutukan sumber daya alam, keadilan ekonomi dan kedaulatan bangsa atas sumber daya alamnya bisa tercapai.  Pada akhirnya, penulis yakin betul  industri hulu migas ini bisa benar – benar membesarkan bangsa. Betul atau tidak? Silahkan menyimpulkannya masing – masing!

 

Sumber Referensi

 http://www.pertamina.com/news-room/siaran-pers/produksi-migas-pertamina-hingga-juli-capai-640-ribu-boepd/

http://esdm.go.id/berita/40-migas/2766-pertamina-mencapai-rekor-tertinggi-produksi-migas.html

https://humasskkmigas.wordpress.com/2016/09/30/implementasi-teknologi-yang-tepat-akan-meningkatkan-efisiensi-dan-efektivitas-bisnis-hulu-migas/

Internasional Global Justice (IGJ)

 

Oleh: Epri Fahmi Aziz

Universitas Swadaya Gunung Djati (Unswagati) Cirebon

 

*Tulisan ini termasuk 20 besar finalis dalam kompetisi yang digelar SKK MIGAS dengan tajuk "Membesarkan Bangsa Bersama Industri Hulu Migas" 

Sabtu, 19 November 2016

Perpanjangan SK DPM-U Masih Diperdebatkan

Unswagati, Setaranews.com - Perpanjangan Surat Keputusan (SK) Dewan Perwakilan Mahasiswa Unswagati (DPM-U) yang sudah diajukan hingga 6 Desember mendatang, masih menjadi bahan perdebatan untuk sebagian mahasiswa. Seperti yang dilakukan oleh Serikat Mahasiswa Unswagati (SMU) pada Rabu (16/11) yang meminta audiensi dengan pihak rektorat perihal perpanjangan SK.

Audiensi tersebut menuntut Rektor Unswagati agar mencabut perpanjangan SK DPM-U. "Audiensi ini berisi tuntutan untuk mencabut perpanjangan SK DPM-U, ini belum menghasilkan keputusan yang jelas karena belum adanya berita acara dan keputusan rektor," tutur Pili Faturahman selaku Koordinator SMU saat ditemui oleh setaranews.com, Rabu( 16/11).

Menurut Hanif selaku Sekretaris Koordinator SMU mengatakan jika perpanjangan SK tidak memiliki aturan yang jelas. Pada SK tersebut terdapat banyak kesalahan dalam redaksinya. Selain itu DPM-U dinilai tidak jelas dalam menjalankan kinerjanya. Hal tersebut dapat dilihat dari pembuatan UUD Mahasiswa dan UU Pemilu masih ditemukan beberapa pasal yang multi tafsir. “Seharusnya dalam pembuatan aturan harus ada sosialisasi dan lain-lain. siapa tau itu aturan tidak sesuai dengan keinginan mahasiswa. DPM U itu dibuat untuk memenuhi kepentingn mahasiswa bukan buat kerja semrawut tidak jelas,” tuturnya melalui pesan singkat Blackberry Messenger.

Sedangkan Ketua DPM-U, Ferry Ramadhan merasa bahwa tindakan yang dilakukan oleh SMU wajar karena perpanjangan SK belum pernah terjadi sebelumnya. “Saya pribadi sebagai ketua merasa wajar, mengingat hal ini belum pernah terjadi. Sebenarnya masih kurangnya sosialisasi dari kami kepada seluruh mahasiswa. Sejauh ini kami hanya baru menyentuh ormawanya saja," ujarnya melalui pesan singkat Blackberry Messenger.

Lebih lanjut, Ferry menerangkan hasil dari audiensi kemarin yang juga dihadiri oleh seluruh Wakil Dekan III tiap Fakultas, bahwa tuntutan mahasiswa untuk mencabut perpanjangan SK DPM-U ditolak. Hasil tersebut dilihat dari segala pertimbangan yang ada.

Resensi Buku: ‘Hidup Bukan Hanya Urusan Perut’ Edan Tapi Membangun!

Judul Buku            : Hidup Bukan Hanya Urusan Perut: Kolom-Kolom Edan Prie GS

Penulis                    : Prie GS

Tanggal Terbit       : Desember, 2007

Penerbit                  : TransMedia Pustaka

Tebal Buku             : 166 halaman

Setaranews.com - Sebenarnya ‘Hidup Bukan Hanya Urusan Perut’ adalah sebuah istilah yang sudah sering kita dengar, dan dirasa pas untuk manusia modern yang terjebak kedalam peradaban hidup yang dibangunnya sendiri. Di era-globalisasi, kehidupan manusia telah dimudahkan, termasuk informasi yang mudah diakses kapanpun dan dimanapun. Tapi ternyata semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pengetahuan yang didapat, membuat semuanya tidak terkendali. Seharusnya membawa manusia pada pemikiran-pemikiran yang sangat luas, malah tanpa sadar membawa manusia pada pemikiran-pemikiran yang sangat sempit.

Mungkin, seorang Prie GS menyadari hal tersebut lalu merasa gelisah melihat kehidupan modern yang membawa sebagian besar manusia terdampar dalam kehampaan. Dengan kata lain, kehidupan modern lebih banyak berdampak negatif daripada positif. Sah-sah saja sebenarnya untuk menjadi manusia yang modern, apalagi mengingat ketatnya persaingan di era yang semakin maju ini, asalkan tidak lupa menjadi manusia modern yang peka, berperasaan dan tidak anti sosial.

Maka lewat bukunya ini Prie GS mengajak semua orang untuk memaknai hidup lebih mendalam serta nyata, memakai hati dan logika, dari hal-hal paling sederhana yang kadang tidak terpikirkan oleh kita, karena baginya apapun, tidak terkecuali dalam hidup ini dapat memberikan pelajaran. Seperti saat Prie GS pada salah satu halamannya, memaknai orang gila dari sisi yang berbeda, katanya:

“…jika orang gila saja—dengan tawa—bisa menularkan kegembiraan, kenapa banyak orang waras—jangankan menularkan kegembiraan pada sesama—bahkan mereka sendiri sering lupa untuk tertawa. Modal kewarasan yang kita punya, malah sering menggiring kita ke jurusan yang keliru. Jurusan yang hanya memacu membengkaknya produksi asam lambung, radang usus, dan bermacam-macam tekanan mental. Jangankan menebarkan kegembiraan kepada orang lain, menggembirakan diri sendiri pun, kita—yang mengaku waras ini—sering kekurangan waktu.”

Lucu, bukan? Bahwasannya orang tidak waras saja alias orang gila dapat memberikan makna mendalam bagi orang yang waras itu sendiri. Tapi sebenarnya yang terpenting, Prie GS mencoba menyadarkan pembaca untuk lebih santai menjalani dan menikmati hidup. Terkhusus untuk yang terlalu sibuk dengan rutinitas pekerjaan. Memperhatikan dan mengasihani diri sendiri saja jarang, apalagi menengok lingkungan di sekitarnya.

Atau seperti saat Prie GS memaknai kebaikan sederhana melalui kendi—dengan tulisan ‘air matang’ diatasnya—didepan sebuah rumah dekat jalan raya di kotanya. Bisa ditebak kendi tersebut berisi air minum yang bebas diakses oleh siapa saja, bahkan oleh pejalan kaki yang membeli air putih pun kesulitan. Katanya:

“Kemiskinan itu ada, cuma tidak terasa. Kita mengerti tidak enaknya, tetapi telah lupa rasanya. Maka kepada kemiskinan disekitar, kita cenderung lupa, bahkan sekedar menaruh kendi didepan rumah sebagai suatu bentuk derma.”

Dari situ, kita dapat belajar untuk berbuat kebaikan, setidaknya dari hal yang paling sederhana terlebih dahulu, tapi memiliki tindakan nyata, karena kebanyakan dari kita hanya membayangkan berbuat kebaikan tanpa benar-benar mengerjakannya. Dan masih banyak lagi yang diulas oleh Prie GS di dalam bukunya, ini hanya sebagian kecil saja.

Dikemas dengan gaya tulisan yang ringan dan menggelitik, bahkan bisa dikatakan edan, membuat buku ini sangat mudah diterima dan dipahami oleh pembaca. Prie GS telah menyuguhkan guyonan segar yang berisi dan bermanfaat. Buku ini pun tidak ubahnya sebuah motivasi untuk membangun kepekaan kita terhadap lingkungan disekitar, beserta orang-orang didalamnya.

 

Resentator: Fiqih Dwi Hidayah, Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unswagati

Jumat, 18 November 2016

Bentuk Kader Militan, IMMNI Adakan LDK Ke-2

Cirebon, SetaraNews.com – IMMNI (Ikatan Mahasiswa Masjid Nurul Ilmi) menyelanggarakan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) ke-2 untuk anggota baru yang sebelumnya telah mengikuti LDK Pertama pada September lalu. Kegiatan tersebut berlangsung pada Jumat, 18 November  sampai Minggu, 20  November 2016 di Kampus Utama Unswagati dan di hari berikutnya di Pondok Pesantren Madinatunnajah Cilimus Kuningan.


Baca juga: IMMNI Adakan LDK Untuk Anggota Baru


Sebagai tindak lanjut dari Latihan Dasar Kepemimpinan yang pertama, kali ini prosesnya lebih ditekankan pada pembentukan kader-kader militant yang memahami nilai-nilai kepemimpinan. Sesuai temanya “Membentuk Kader Militan Menuju Kampus Madani” dimana peserta akan di berikan pemahan untuk bisa melakukan dakwah di lingkungan kampus dan masyarakat luas.


“Peserta yang mengikuti kegiatan ini sekitar 17 orang dan diharapkan bisa memiliki motivasi diri dan bisa memberikan motivasi hidup kepada orang lain dan juga bisa memberikan sesutu yang lebih kepada kampus, untuk mencapai itu kami juga mengundang beberapa ustadz dan alumni yang dirasa mempunyai pengalaman dan ilmu lebih, untuk memberikan materi dalam kegiatan ini,” tukas Sandi H. Fauzi selaku Ketua Pelaksana kegiatan, kepada setaranews.com (18/11).

Stasiun Kejaksan di Malam Hari

 

[caption id="" align="alignnone" width="640"] Foto: Kaum Kusam/LPM SETARA[/caption]

FCB Gelar Aksi Solidaritas Penolakan BIJB Desa Sukamulya

Cirebon, Setaranews.com - Beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Front Cirebon Bersatu (FCB) menggelar aksi solidaritas terkait penggusuran tanah untuk rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Kamis (17/11). Aksi berlangsung di Jl Siliwangi Kota Cirebon sekitar pukul 19.00 WIB.

Aksi tersebut ditujukan kepada pemerintah provinsi jawa barat untuk membatalkan rencana pembangunan bandar udara tersebut, karena lahan bercocok tanam mereka akan digusur pemerintah, dan hal itu akan mengancam sumber kehidupan masyarakat setempat yang mayoritas matapencaharianya sebagai petani, seperti yang dikatakan oleh Ucok, Koordinator Aksi.

“Rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov - Jabar) untuk membangun Bandara Internasional akan dipaksakan dengan membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk mempercepat penggusuran Desa Sukamulya. Pernyataan akhir mereka hanya akan memberikan kompensasi tanpa adanya relokasi,” ujarnya, seperti yang dikutip dari radarcirebon.com.

Tak berhenti disitu, Ucok menambahkan pemaparanya bahwasanya rakyat desa sukamulya telah memperjuangkan hak nya selama 12 tahun "Rakyat Sukamulta selama 12 tahun memperjuangkan haknya atas tanah dan penghidupanya. Sekarang malah dijawab dengan rencana pengusuran yang dikawal aparat militer yang siap siaga untuk mengintimidasi, bahkan mengkriminalisasi rakyat Sukamulya," pungkasnya.

Massa Aksi mendesak Pemprov Jabar agar menghentikan rencana pengukuran tanah oleh Pansus BIJB, membatalkan proyek pembangunan Bandara Internasional, menarik mundur aparat yang melibatkan TNI dan Polri dari Desa Sukamulya dalam rencana pengukuran tanah Desa Sukamulya, Serta menuntut agar empat petani Desa Sukamulya yang ditangkap untuk segera dibebaskan.

Kamis, 17 November 2016

Menwa Gelar Napak Tilas dan Bakti Sosial Ke-18

Unswagati, Setaranews.com – Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Swadaya Gunnug Jati (Unswagati) akan adakan napak tilas dan bakti sosial yang ke-18. Kegiatan tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1998 dan tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 18-20 November 2016.  kegiatan rutin ini diikuti oleh pelajar se-wilayah III Cirebon serta Menwa se-Indonesia. Kegiatan ini dalam rangka memperingati hari pahlawan sebagai bentuk balas jasa.

“Untuk yang mengikuti kegiatan ini pelajar sewilayah III Cirebon dan Menwa seluruh  indonesia, yang sudah konfirmasi ada dari luar  jawa yaitu Bengkulu, Lampung terus dari Ternate. Nanti berkumpul disini” Ujar Meidy selaku Ketua Pelaksana saat ditemui setaranews.com pada Sabtu (12/11)

Pendaftaran untuk mengikuti kegiatan ini dibuka sampai tanggal 17 November, “Untuk Jumlah peserta sendiri kita belum bisa menetapkan soalnya kita masih open, tapi estimasikan seluruh 135 orang”  tambahnya lagi.

Kegiatan yang bertemakan “Jadikan Hari Pahlawan sebagai Peringatan bahwa Masa Depan Suatu Negara Berada Ditangan Pemudanya”, diharapkan mampu menumbuhkan rasa terimakasih pemuda terhadap para pejuang yang sudah merebut kemerdekaan Indonesia.

“Harapannya sih tidak jauh dari tema, jadi untuk pemudanya sendiri itu mengerti bahwasanya perjuangan saat dulu kala itu susah sekali mendapatkan kemerdekaan. Jadi jangan sampai mereka terlena akan kemerdekaan ini dan dia tidak menghormati Negara, jadi mereka lebih menghargailah” tutupnya. (Wawas)

Opini: Urgensi Moralitas Mahasiswa Terhadap Kaum Perempuan

Opini, Setaranews.com - Menjadi seorang perempuan itu tidak mudah. Dunia menjadi tempat yang tidak aman untuk perempuan. Akan selalu ada ancaman di manapun, kapanpun dan oleh siapapun untuk perempuan menjadi korban kekerasan seksual. Jangankan di tempat umum macam terminal atau stasiun yang memang dikunjungi oleh setiap kalangan, bahkan kampus yang notabenenya tempat kaum intelektual bersarang pun kini menjadi tempat ngeri untuk didatangi perempuan sendirian. Miris memang.

Ada beberapa titik di kampus tempat penulis menimba ilmu yang membuat banyak mahasiswi enggan untuk melewatinya, berdasarkan pengalaman dan pengakuan dari teman-teman penulis. Alasan mereka cukup membuat penulis ngeri yaitu karena acap kali dibuat tidak nyaman ketika melewati titik tersebut. Titik tersebut berisi sekumpulan mahasiswa yang dengan sembrononya kerap bersiul dan menggoda mahasiswi yang lewat, tidak jarang ungkapan berisi seksualitas pun mengiringi. Pantas saja membuat para mahasiswi tersebut merasa tidak nyaman.

Penulis sendiri pernah memiliki pengalaman tidak baik ketika melewati titik tersebut. Hampir saja ada tangan seorang laki-laki yang pura-pura tidak sengaja menyentuh dada penulis, nyaris menempel namun beruntungnya tidak sempat karena penulis dengan cepat menghindar dan berteriak. Celakanya, pelaku bukannya minta maaf namun malah mengelak dan menuduh penulis yang kegeeran padahal sudah jelas-jelas terlihat bahwa dia sudah sengaja menggerakkan tangannya ketika dia melihat penulis bergerak mendekat akan lewat. Pengalaman lainnya sama seperti yang dialami teman-teman, digodai.

Hal itu menjadi beban traumatis sendiri untuk penulis. Di satu sisi, penulis geram dengan tingkah mereka, di sisi lain penulis bingung harus bersikap seperti apa. Bisakah hal-hal seperti menggoda, bersiul dan bentuk pelecehan verbal lainnya tersebut diadukan pada pihak kepolisian? Penulis sendiri belum pernah mendengar ada kasus seperti itu yang sampai pada pelaporan. Namun jika dibiarkan, hal tersebut akan menjadi kebiasaan dan lumrah. Atau jangan-jangan hal tersebut sudah menjadi biasa dan mendapat pemakluman? Mengerikan!

Meski terkesan sepele, nyatanya pelecehan seksual seperti bersiul, menggoda dan pelecehan lain baik verbal maupun non verbal dapat dikategorikan sebagai bentuk kekerasan seksual menurut Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan). Kasus kekerasan seksual di Indonesia memiliki total angka yang fantastis seperti yang terlihat pada Catatan Tahunan (Catahu) 2016 luncuran Komnas Perempuan. Catahu yang yang dikeluarkan bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, 8 Maret tersebut mencatat berbagai kasus kekerasan yang menimpa perempuan sepanjang 2015. Jumlah kasus yang berhasil didokumentasikan menembus angka 16.217 kasus yang didapat dari 232 lembaga mitra Komnas Perempuan di 34 provinsi di Indonesia. Angka tersebut belum termasuk kasus-kasus yang tidak terendus dan terdokumentasikan. Masih banyak kasus serupa yang tidak dilaporkan, entah karena takut atau malu terhadap anggapan masyarakat.

Kampus merupakan isi dari sekumpulan orang yang memiliki akal dan moral, semestinya. Tidak bisakah kampus menjadi tempat aman untuk perempuan ketika di setiap sudut kota banyak ancaman bagi mereka untuk berjalan bebas tanpa gangguan? Mungkin penulis salah, ketika penulis berharap dengan adanya predikat ‘Mahasiswa’ menempel pada status sosial seseorang membuat orang tersebut pun memiliki moral yang maha pula. Ah! Jangankan mahasiswa, bahkan seorang dosen saja bisa sebegitu bejatnya melakukan tindakan tidak pantas bagi mahasiswinya. Masih ingat dengan kasus pemerkosaan oleh seorang dosen berinisial SS terhadap mahasiswinya? Kasus tersebut datang dari Universitas negeri favorit di Indonesia. Ini membuktikan, betapa ilmu tinggi tidak berpengaruh pada moral yang dimilikinya.

Kalau ada yang menganggap hal-hal pelecehan seksual di kampus penulis hanyalah hal sepele dan sudah dianggap hal biasa, bahaya! Inilah sumber masalahnya. Kejahatan yang jelas-jelas tertangkap mata tidak sampai masuk ke hati. Perempuan-perempuan yang merasakan ketidaknyamanan mereka terlalu takut untuk bersuara sedangkan pelaku makin asyik semena-mena bertindak. Padahal, dampak dari apa yang mereka perbuat sangat gamblang dirasakan. Mental seorang perempuan seperti dibombardir, mereka mengalami trauma yang disebabkan ketika bahaya mengancam otoritas tubuh maka kemampuan melarikan diri adalah suatu naluri yang tidak dapat dikendalikan. Ini tercermin dengan apa yang dilakukan teman-teman penulis, menghindari tempat di mana ada sekumpulan mahasiswa di dalamnya. Mereka pikir, lebih baik ambil jalan memutar meski akan menjadi lebih jauh jaraknya dibanding melewati mereka. Padahal belum tentu sekumpulan mahasiswa tersebut akan melakukan tindakan-tindakan tidak baik terhadap mereka. Ini menimbulkan sebuah antipati yang tinggi dari mahasiswi.

Menanamkan sikap saling menghargai ialah kuncinya. Mulailah untuk tidak memandang perempuan sebagai objek seksual melainkan sebagai manusia. Sebagai mahasiswa, yang sudah mencecap belasan tahun pendidikan, tidak bisakah untuk tidak berpikir hanya meliputi seks dan selangkangan saja?

Penulis: Anisa

Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Rabu, 16 November 2016

Tahukah Anda, Vape Berbahaya bagi Kesehatan?

Cirebon, SetaraNews.com -. Akhir-akhir ini rokok elektrik atau yang biasa kita kenal dengan Vape sudah mulai menjadi ramai diperbincangkan oleh masyarakat khususnya dikalangan remaja. Ada sebagian kalangan yang menyebutkan bahwa menggunakan vape lebih baik daripada menghisap rokok dalam bentuk filter atau kretek. Namun tahukah anda bahwa ternyata itu adalah pernyataan yang salah.

Menggunakan Vape memang tidak menghasilkan asap seperti hasil pembakaran pada rokok tembakau, melainkan uap. Namun yang perlu digaris bawahi, tetap saja uap yang dihembuskan oleh vape (vaping) mengandung emisi pertikel-partikel halus Nikotin dan zat-zat berbahaya lainnya di udara. Hal ini disebabkan karena cairan didalam vaping mengandung nikotin serta Propylene glycol.

Nikotin merupakan salah satu bahan yang terdapat pada rokok tembakau, sedangkan Propylene glycol yaitu zat yang dapat menyebabkan iritasi jika terhirup oleh manusia. Propylene glycol adalah zat yang biasa digunakan untuk pembuatan Shampoo dan bahan campuran pengawat makanan serta pelarut obat-obatan.

Berikut bahaya Vape yang kami lansir dari duniainformasikesehatan.com :

1. Adiksi

Vaping merupakan cara baru memasukkan nikotin dalam tubuh. Nikotin mengakibatkan efek buruk terhadap tubuh yaitu adrenalin meningkat, tekanan darah meningkat dan juga mengakibatkan ketagihan.

2. Bahaya terhadap sistem pernapasan

Ada peringatan dari pabrik rokok elektrik yang menyatakan :Bagi konsumen yang memiliki penyakit paru (misalnya asma, PPOK, bronkitis, pneumonia) uap yang dihasilkan rokok elektronik dapat menimbulkan serangan asma, sesak napas, dan batuk. Jangan gunakan produk ini jika mengalami keadaan di atas. Hal ini menunjukkan bahwa produk ini benar-benar berbahaya , terutama untuk sistem pernapasan.

Keuntungan Berolahraga di Malam Hari

Cirebon, Setaranews.com – Olahraga merupakan kegiatan yang dapat membuat tubuh kita menjadi sehat dan bugar. Kebanyakan orang menganggap olahraga di pagi hari lah yang sangat cocok dilakukan untuk mendapatkan manfaatnya untuk tubuh kita.

Namun, bagi Anda yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi, pastinya tidak punya cukup waktu untuk olahraga rutin karena terlalu lelah saat hari-hari kerja. Akhir pekan pun menjadi waktu Anda untuk beristirahat.

Anda tak perlu khawatir, berikut terdapat 4 keuntungan olahraga yang dapat dilakukan malam hari, apabila tidak punya cukup waktu mengerjakannya di pagi hari.

  1. Tekanan darah lebih rendah


Sebuah penelitian yang dicatat dalam Journal of Strength Conditioning Research menemukan bahwa, orang-orang yang berolahraga di malam hari memiliki tekanan darah lebih rendah 15 persen dibanding saat pagi hari.

  1. Tidur malam menjadi optimal


Penelitian yang dilakukan National Sleep Foundation pada relawan yang melakukan angkat beban di malam hari membuktikan, kualitas tidur mereka menjadi lebih baik dan menjadi terasa segar ketika memulai aktivitas pagi hari.

  1. Olahraga akan lebih maksimal


Selain membantu tidur lebih baik, beberapa studi juga telah menemukan bahwa berolahraga di malam hari dapat membuat otot tubuh lebih kuat.

  1. Tubuh akan lebih prima


Bukan hanya karena Anda akan mendapatkan pemulihan tubuh yang lebih baik pada saat tidur, namun pembakaran kalori juga lebih banyak. Menurut sebuah riset, level kortisol lebih tinggi di pagi hari dan dapat menghambat pertumbuhan otot.

 

Sumber: dari beberapa sumber

Selasa, 15 November 2016

Pertahankan Eksistensi, Visi Klise Setahun Kedepan

Unswagati, setaranews.com – Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) fotografi Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati), KLISE telah memilih Rusdina Adhani sebagai ketua umum untuk periode 2016-2017. Pemilihan ini dilakukan dalam Musyawarah Besar (Mubes) yang dilakukan pada Sabtu (12/11) di Ruang FISIP Kampus III Unswagati.

Kepengurusan baru ini membawa Visi yaitu berusaha mempertahankan eksistensi Klise di tingkat nasional. Agar terwujudnya Visi tersebut maka langkah yang harus dilakukan adalah dengan mengadakan acara di tingkat nasional, serta memperkenalkan Klise ke berbagai kalangan agar semakin mengudara.

“Dari tahun ke tahun KLISE mengalami perubahan yang signifikan. Di tahun 2016 KLISE sudah berhasil membuat acara akbar se-Indonesia. Untuk mencapai itu bukanlah hal yang mudah. Harapan saya agar KLISE bisa mempertahankan itu semua, bagaimana caranya agar tetap eksis di tingkat nasioanal,” ujar Rusdina Adhani melalui pesan singkat blackberry messenger pada Selasa (15/11).

Lebih lanjut, dina menjelaskan bahwa dalam waktu dekat ini Klise sedang mempersiapkan dua agenda kegiatan yang pada rencananya akan dilaksanakan pada Januari mendatang. Pendidikan lanjut untuk angkatan ke-8 dan pendidikan dasar untuk angkatan ke-9, yang dalam hal ini merupakan anggota baru. Kedua agenda ini merupakan program kerja wajib yang dilakukan tiap tahun.

“Setelah diberi materi pendidikan dasar. Lalu ke pameran pendidikan dasar. Selanjutanya ada pemberian materi pendidikan lanjut. Untuk materinya sendiri itu lebih luas, seperti jurnalis, human interest, lighting, strobist, stilife, dan lain-lain,” tambahnya kepada setaranews.com.

Minggu, 13 November 2016

Refleksi Hari Pahlawan: Dahulu Berjuang, Sekarang Bagaimana?

Unswagati, SetaraNews.com - Panitia Bersama Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Univeritas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon adakan kegiatan Refleksi Hari Pahlawan dengan tema "Dahulu Berjuang, Sekarang Bagaimana?" di Halaman Parkir Kampus Utama Unswagati, pada Sabtu (12/11).

Panitia Bersama dalam kegiatan tersebut berasal dari Ormawa Unswagati baik dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), serta Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Mereka yang tergabung ialah LPM Setara, HMJ Manajemen, BEM Pertanian, DPM Pertanian, HIPMAGRO, HIPMAGRI, BEM FKIP, MAPALA GUNATI, MENWA, HMS, TKU, IMMNI, UKM Seni dan Budaya, dan KSR.

Tujuan terselenggaranya acara tersebut untuk mengingat dan memperingati sejarah pengorbanan pahlawan serta sebagai ajang untuk silaturahmi antar Ormawa.

“Acara ini untuk mengingat kembali sejarah hari pahlawan dan bercermin dari lingkungan kita sendiri. Kita bertetangga antar Ormawa namun jarang bersilaturahmi, jadi bisa dibilang ini ajang silaturahmi juga antar Ormawa karena kan selama ini kebersamaannya kurang." Jelas Mumu Sobar Mukhlis selaku Ketua Pelaksana Refleksi Hari Pahlawan saat ditemui SetaraNews.com disela-sela acara (12/10).

Acara tersebut diisi dengan diskusi bersama Veteran, musikalisasi puisi, musik perjuangan, diskusi film dan sharing antar Ormawa.

Perwakilan dari berbagai Ormawa pun berharap setelah acara ini akan ada agenda serupa, yaitu perkumpulan antar Oramawa dimana nantinya ada diskusi-diskusi mengenai hal-hal yang menyangkut ruang lingkup kampus atau luar kampus. (Silvia)

Jumat, 11 November 2016

BEM FP: Cabut Biaya Tambahan, Penuhi Kebutuhan Mahasiswa

Unswagati, setaranews.com - Kelanjutan rencana kebijakan biaya tambahan praktikum yang diperuntukan bagi mahasiswa Fakultas Pertanian sampai saat ini masih belum ada keputusan. Namun, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM FP) berharap agar pihak Fakultas mencabut rencana kebijakan tersebut.

"dari pihak BEM sendiri meminta pihak fakultas mencabut kebijakan Dekan tersebut. Mahasiswa dan Ormawa meminta dilibatkan bilamana pihak fakultas ingin membuat keputusan yang ada sangkut pautnya dengan mahasiswa" ujar Indra (5/11)

Lebih lanjut, Indra mengungkapkan bahwa yang terpenting adalah memenuhi segala kebutuhan mahasiswa seperti fasilitas praktikum, menghapus biaya tambahan paktikum dan juga adanya transparansi pihak fakultas kepada mahasiswa.

Namun, pihak Fakultas Pertanian masih menanyakan kepada Rektor tentang kebijakan biaya operasional tersebut. "belum saya situasikan, saya akan menanyakan kepada Rektor. Uang ini kebijakannya bagaimana, lalu operasionalnya seperti apa." ujar Dekan Fakultas Pertanian, Achmad Faqih kepada setaranews.com, selasa (8/11).

U-ERC, Usaha Untuk Tingkatkan Minat Baca Mahasiswa

Unswagati, SetaraNews.com – Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris atau English Student Association (ESA) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon mengadakan acara Unswagati-Extensive Reading Competition (U-ERC) yang dibuka sejak 1 Oktober 2016-25 April 2017.

Acara tersebut mengusung tema “To Relieve Student’s Reading Habit with The Intention of Raising Educational Quality Through Extensive Reading” yang kurang lebih bermakna membantu membiasakan membaca di kalangan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pendidikan lewat membaca secara ekstensif.

“Awalnya, Pak Hendri hanya mau meningkatkan minat baca di mata kuliahnya beliau saja, tapi setelah didiskusikan lagi, tidak ada salahnya dibuat lebih besar, akhirnya menghubungi ESA untuk bekerja sama dan mendapatkan satu hasil, bagaimana jika dibuat kompetisi,” papar Iis Nur Aisyah selaku Ketua Pelaksana U-ERC saat ditemui di Sekretariat ESA oleh SetaraNews.com, Jumat (11/11).

Kompetisi tersebut di latarbelakangi karena melihat kondisi Indonesia dan Kampus yang memiliki minat baca rendah. Beberapa Dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris seperti Hendriwanto dibantu oleh Nunung Nurjanah dan Apandi selaku penggagas yang bekerja sama dengan ESA untuk meningkatkan minat baca dikalangan mahasiswa lewat U-ERC.

“Kebiasaan membaca di kalangan mahasiswa masih rendah. Hanya sebagian saja mahasiswa yang memiliki (reading habit). Padahal sejatinya mahasiswa harus memiliki kebiasaan dalam membaca agar bisa menunjang perkuliahan dan pencarian literatur,” ujar Hendriwanto saat dihubungi melalui WhatsApp oleh SetaraNews.com, Jumat (11/11).

Setiap hari para peserta U-ERC harus membaca dan seminggu sekali lapor ke Dosen Reading dan Kordinator dengan menggunakan reading-log. Laporan juga di upload ke www.relawanmembaca.org. Sementara, sepuluh orang tertinggi yang banyak membaca akan mendapatkan bingkisan berupa paket pendidikan.

“Sepuluh orang tertinggi yang banyak membaca akan mendapatkan bingkisan paket pendidikan, walaupun tidak besar hadiahnya tapi yang penting reading habit mereka bertambah,” lanjutnya. Dan sementara, U-ERC hanya dibuka untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, adapun kedepannya akan mencoba dibuka untuk seluruh mahasiswa Unswagati.

Kamis, 10 November 2016

MAPALA Gunati Lakukan Penghijauan di Desa Jemaras

Cirebon, SetaraNews.com – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Swadaya Gunung Jati (Mapala Gunati) Cirebon melakukan penanaman pohon di Desa Jemaras Kidul, Kecamatan Klangenan Kabupaten Cirebon bekerjasama dengan Karang Taruna setempat, yang di agendakan mulai Jumat-Minggu, 11 November-13 November 2016.

Dalam hal ini, Mapala Gunati genjar melakukan penghijauan di beberapa daerah, seperti kerjasamanya dengan Karang Taruna Panji Sureng Rana Desa Jemaras, dengan mengirimkan 300 pohon yang terdiri dari Pohon Jati dan Mahoni untuk di tanam di daerah tersebut.

Tujuan dari penghijauan itu sendiri, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, bahwa sudah seharusnya setiap orang menjaga dan melestarikan alam sekitar. “Kita juga mengajak warga dan pemuda setempat untuk bersama-sama melakukan kegiatan tersebut, agar kita semua mengerti bahwa perlunya mempertahankan lingkungan agar tetap lestari dan nyaman bagi orang sekitar, dan juga kado untuk anak cucu kita kelak,” Papar M. Dudung Abdulhakim selaku Anggota Mapala yang mendampingi di lapangan pada SetaraNews.com, Jumat (12/11).

Junedi (36) selaku Ketua Karang Taruna setempat merespon positif kerjasama penanaman pohon tersebut, ini merupakan agenda ketiga kali penanaman pohon di desanya, kali ini dengan bibit yang sudah cukup besar, pihaknya optimis dari proses penanaman dan pemeliharaan bisa merawatnya sesuai harapan.

“Dengan berkoordinasi dengan pemerintah desa, kami juga mengajak pemuda dan masyarakat untuk bergabung dalam proses penanaman, supaya rasa memiliki dan tanggung jawabnya untuk merawatnya ada, penanaman tersebut dilakukan di bantaran kali, pinggir jalan, dan sekitar lapangan bola,” tutupnya. (Mumu)

Rabu, 09 November 2016

Opini: (Jangan) Menyempitkan Arti Pahlawan

Opini, Setaranews.com - Surabaya, 71 tahun lalu menjadi saksi dari perjuangan 'Hidup atau Mati' yang dilakukan oleh rakyat dalam rangka membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda. Dengan semangat anti kolonialisme, rakyat berhasil mengusir penjajah dan membuat merah putih berkibar dengan gagah. Sejarah itu yang akhirnya mendasari ditetapkannya 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional. Tentunya hal tersebut dilakukan oleh pemerintah sebagai bentuk apresiasi terhadap jasa para pahlawan yang telah berjuang pada masa lampau. Sejarah itu pula yang pada akhirnya men-drive pikiran-pikiran kita semua dalam memaknai Hari Pahlawan Nasional. Ya, hal terdekat yang bisa kita lihat adalah ketika seseorang diminta menjawab pertanyaan tentang nama-nama pahlawan yang mereka ketahui, maka tokoh-tokoh tenar macam Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, Bung Tomo dan lainnya yang akan mereka sebut dalam jawabannya. Lantas siapa saja sebenarnya orang-orang yang layak disebut pahlawan?

Kata 'Pahlawan' sendiri berasal dari bahasa sanskerta. Secara sederhana dapat diartikan pahla-wan adalah orang yang banyak berbuat kebaikan (pahala). Dalam KBBI, definisi dari pahlawan yaitu orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Maka mari kita mulai bicara tentang pahlawan dalam konteks yang lebih luas, agar kita semua mendapatkan sebuah pemaknaan baru dalam merefleksi Hari Pahlawan Nasional.

Jika pada bagian awal dari tulisan ini penulis mengambil perspektif masa lampau dalam memaknai Hari Pahlawan Nasional, maka selanjutnya penulis mengajak pembaca semua untuk mau terlibat dalam pikiran menentukan siapa yang bisa disebut pahlawan pada masa kini? Semua orang bisa jadi pahlawan di era kekinian. Karena sekali lagi, pahlawan bukan hanya tentang pertempuran melawan kolonialisme, nama besar atau sumbangsihnya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pahlawan masa kini bisa lahir dari rumah-rumah, sekolah-sekolah bahkan di pinggiran jalan sekalipun. Kita sering lupa bahwa ada pahlawan yang bernama Ayah dalam keluarga, ada pahlawan yang bernama guru dalam sekolah, dan ada pahlawan yang bernama petugas kebersihan di pinggiran jalan. Layaknya super hero, dengan melaksanakan tugasnya masing-masing para pahlawan ini terus melakukan pekerjaan pahlawan yang tentunya berbeda dengan yang dilakukan oleh para pahlawan yang berjuang di masa lampau. Tanpa nama besar, tanpa penghormatan dan riuh gemuruh tepuk tangan yang mewarnai kisah-kisah perjalanan pahlawan pada umumnya. Mereka tidak menjadi kecil karena berbeda tugasnya dari pahlawan-pahlawan perjuangan, karena pada dasarnya cara kita memaknai arti kepahlawanan terkadang terlalu sempit sampai melupakan apa yang dilakukan oleh orang sekeliling kita memiliki nilai kepahlawanan.

Tentu maksud dari tulisan ini juga bukanlah mengecilkan peranan dari pahlawan masa lampau yang namanya telah tercatat sebagai sejarah perjalanan bangsa. Tapi, melihat arti pahlawan dalam konteks yang lebih luas. Seorang rekan pernah mengatakan kepada penulis, "Setiap orang ada zamannya dan setiap zaman ada orangnya". Setidaknya kalimat tersebut memberikan gambaran pula tentang pahlawan dan waktu. Lalu, setelah bicara tentang masa lampau dan masa kini, kita semua akan sampai pada sebuah pertanyaan tentang siapa pahlawan di masa depan?

Jawabannya masih sama! Semua orang bisa jadi pahlawan masa depan. Tapi dalam hal ini penulis ingin menyampaikan pandangannya tentang pahlawan yang dibutuhkan oleh Indonesia masa depan. Pahlawan yang mampu menjadi ide dan potret wajah masa depan Indonesia. Pahlawan yang bisa mewarisi semangat anti kolonialisme untuk menghadapi berbagai krisis yang terjadi di masa depan. Pahlawan yang mampu membuat sebuah peradaban hasil dari karya akumulatif antar generasi. Penulis coba memberikan opini bahwa harapan terbesar lahirnya pahlawan masa depan ada di pundak-pundak para MAHASISWA hari ini. Di tangan mahasiswa tergenggam arah bangsa. Karena sejatinya mahasiswa selalu menjadi aktor penting dalam setiap peralihan sejarah bangsa, pahlawan yang kadang tak terlihat. Semoga di masa yang akan datang para mahasiswa hari ini dapat berkontribusi secara nyata menjadi pahlawan dalam bidangnya masing-masing.

Selamat Hari Pahlawan Nasional 10 November 2016.

Hidup Mahasiswa!

Hidup Rakyat Indonesia!

Penulis: A. Ihsan Amala

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unswagati

Rencana Perjalanan Lebih Mudah dengan Google Flight

Teknologi, Setaranews.com - Aplikasi terbaru google dalam memudahkan layanan perjalanan menggunakan pesawat, google flight kini sudah diluncurkan di Indonesia. Google flight bisa diakses pada https://www.google.com/flights/ dengan menggunakan perangkat mobile dan komputer secara mudah.

Tidak berbeda dengan layanan pesan tiket pesawat lainnya, melalui google flight pengguna dapat dengan mudah membandingkan harga tiket pesawat kemudian bila cocok bisa langsung dipesan, dan pengguna juga bisa menentukan waktu terbaik. Aplikasi ini pun sudah menggunakan bahasa Indonesia dengan nilai mata uang rupiah dalam segala transaksi yang dilakukan.

Informasi yang diberikan cukup lengkap meliputi informasi transit, penerbangan menuju destinasi hingga ketersediaan tiket beserta harganya. Terdapat pilihan pulang-pergi dan sekali jalan juga untuk mempermudah pengguna dalam memilih penerbangannya. Untuk perjalanan pulang-pergi, pengguna bisa menentukan tanggal berangkat dan kembali dengan banyak penawaran harga yang beragam.

Apabila pengguna ingin melakukan penundaan pembelian tiket, terdapat pilihan untuk memantau harga tiket yang akan dikirimkan melaui email. Pemberitahuan  tersebut dilakukan apabila terjadi perubahan harga tiket. Melalui google flight, perencanaan perjalanan udara menjadi lebih mudah baik secara domestik maupun internasional. (Anisa)

 

Selasa, 08 November 2016

Cantik dan Cerdas dengan Lompat Tali

Kesehatan, setaranews.com - Olahraga memiliki banyak sekali manfaat baik untuk kesehatan, kecantikan sampai meningkatkan kinerja otak. Kali ini, setaranews akan mencoba mengulik tentang manfaat dari olahraga lompat tali. Olahraga ini tergolong mudah, murah, dan bisa dilakukan dimanapun.

Lompat tali secara rutin dapat membakar kalori lebih banyak, bagi yang ingin menurunkan berat badan atau diet maka olahraga ini bisa menjadi pilahan yang tepat. Menurut Science Daily, lompat tali bisa membakar kalori sampai 1.300 kali per jamnya. Bahkan 10 menit lompat tali setara dengan olahraga lari sejauh 1 mil selama 8 menit.  selain itu, dengan melakukan lompat tali dapat menjadikan kulit tubuh ternutrisi, salah satunya membuat kulit terhindar dari jerawat.  hal ini dikarenakan pada saat melakukan lompat tali dapat melancarkan peredaran darah

Menurut Jump Rope Institute, yang dikutip dari vemale.com menjelaskan jika melakukan olahraga lompat tali secara rutin bisa membuat otak menjadi cerdas. Saat melakukan lompat tali, kita perlu menyeimbangkan tubuh dan pikiran. Sehingga bisa meningkatkan keseimbangan tubuh, refleks tubuh, kepadatan tulang, dan ketahanan otot-otot tubuh. Pada akhirnya tanpa disadari bisa memberikan dampak posiif seperti meningkatkan kemampuan membaca, daya ingat, dan menjaga kesehatan mental.

Hal yang perlu diingat sebelum memulai olahraga adalah pemanasan, cukup 5-10 menit.. Pemanasan yang benar dapat membuat tubuh menjadi lebih fleksibel pada saat melakukan olahraga, sehingga dapat meminimalisir terjadinya cedera.

Berikut Adalah Cara Olahraga Sederhana

Kesehatan, Setaranews.com - Olahraga merupakan kegiatan yang menyehatkan bagi tubuh kita dan sudah menjadi pola hidup yang menjadikannya sebagai kebutuhan. Semakin banyak bergerak tentu lemak dan kalori yang dibakar semakin banyak. Melalui keringat, maka zat-zat sisa yang tidak diperlukan tubuh dapat dikeluarkan, hal itu membuat tubuh kita semakin bugar. Lalu bagaimana caranya ditengah kesibukan kita yang padat namun tetap bisa berolahraga, maka cara berikut adalah olahraga sederhana yang bisa anda coba :

  1. Berjalan kaki.


Berjalan kaki memang sudah keharusan kita dalam menjalankan aktivitas, namun cobalah berjalan kaki dengan jarak cukup jauh dan bisa terjangkau. Contohnya, ketika ingin pergi ke minimarket terdekat jika biasanya anda menggunakan kendaraan maka cobalah untuk berjalan kaki. Begitupun untuk segala aktivitas yang bisa terjangkau dengan berjalan kaki, lakukanlah.

  1. Bersepeda


Selain bersepeda menyenangkan tentu anda mendapatkan manfaatnya dengan mengayuh jarak tempuh yang cukup jauh sembari mencari suasana yang menyegarkan. Anda bisa lakukan pada sat pagi hari atau sore hari.

  1. Push Up


Olahraga ini tidak tertalalu banyak menyita waktu anda, justru membantu dalam pembentukan otot. Olahraga yang satu ini sangat bisa anda lakukan ketika ada waktu luang di rumah atau sempatkan beberapa menit meluangkan waktu untuk melakukan push up.

  1. Berlari


Sempatkanlah berlari pada pagi atau sore hari selepas anda melakukan pekerjaan. Olahraga lari paling ampuh untuk membuat tubuh anda bugar kembali karena relatif cepat membuat keringat keluar, membakar lemak dalam tubuh serta jantung anda akan lebih sehat.

  1. Senam


Olahraga senam kini bisa dilakukan di rumah anda. Perbanyak ragam gerakan senam dengan melihat tayangan di Youtube atau dengan mendengarkan lagu yang energik membuat anda semakin bersemangat dan menyenangkan.

Nah, sudah tahu kan bagaimana sederhananya untuk memulai olahraga. Ingat, bahwa olahraga merupakan pola hidup yang menjadi kebutuhan bagi kesehatan tubuh anda, luangkanlah waktu dengan olahraga sederhana. Selamat mencoba.

Minggu, 06 November 2016

DPM-U Pilih Perpanjang SK, Bukan Presidium

Unswagati, setaranews.com - Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (DPM-U ) periode 2015 - 2016 telah mengadakan musyawarah umum terkait perpanjangan Surat Keputusan (SK) atau pembentukan Presidium baru. DPM-U telah mengirim surat kepada setiap Ormawa (Organasisai Mahasiswa) namun hanya ada delapan Ormawa yang memberikan keputusan yaitu dua menolak perpanjangan SK dan enam Menyetujui perpanjangan SK, selebihnya belum ada kejelasan.

Mengingat waktu dan banyak pertimbangan, maka DPM-U mengambil langkah dengan mengajukan perpanjangan SK  hingga 6 Desember mendatang, surat permohonan tersebut dikirim pada kamis (3/11).

Alasan tidak dibentuknya presidium baru yaitu kurang kuatnya landasan pembentukan PPUM (Panitia Pemilihan Umum Mahasiwa) oleh presidium sehingga rentan untuk dibubarkan megingat presidium bukanlah organisasi yang berwenang membentuk PPUM. "Batasan-batasan kewenangan presidium ini pun tidak jelas,  bagaimana jika ditengah-tengah perjalanan PPUM, PPUM tersebut membutuhkan aturan yang belum diatur mengenai penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu), apakah presidium sendiri memiliki kewenangan dibidang regulasi,” tutur Ferry selaku Ketua DPM-U saat diwawancarai setaranews.com melalui pesan singkat Blackberry Messenger.

Lebih lanjut, Ferry menjelasan bahwa DPM-U telah menerbitkan aturan baru tentang pemilu dan partai mahasiswa sehingga PPUM masih membutuhkan arahan dan koordinasi dengan DPMU yang dalam hal ini memahami tujuan, serta materi dari peraturan tersebut agar dapat dilaksanakan. "Mengingat dinamika mahasiswa yang tinggi menjelang pemilu raya, ada kekhawatiran dari kami terjadi perselisihan antara peserta pemilu dengan PPUM atau Panwaslu perihal teknis penyelenggaraan pemilu, sehingga  apabila terjadi dan terbukti ada kesalahan di PPUM dan Panwaslu, maka DPM-U sendiri dapat memberikan sanksi langsung kepada PPUM dan Panwaslu,” tambahnya.

Dengan perpanjangan SK DPM-U yang sekarang, DPM-U berharap dapat meminimalisir resiko tadi yang sudah dijelaskan perihal kebutuhan aturan, pemberian sanksi terhadap PPUM dan Panitian Pengawasan Pemilihan Umum (Panwaslu) serta memperbaiki penyelenggaraan pemilu. (Hikmah)

MU Mapala Gunati: Bersatu Untuk Membentuk Generasi Yang Baru

Unswagati, SetaraNews.com - Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Swadaya Gunung Jati (Mapala Gunati) pada tanggal 4-5 November telah adakan Musyawarah Umum (MU)  ke-XX yang bertemakan “Bersatu Untuk Membentuk Generasi yang Baru”.

Adanya Musyawarah Umum ini diharapkan akan memunculkan generasi baru dengan pemikiran, ide-ide serta kreativitas yang baru.

“Musyawarah Umum Mapala Gunati ke-XX diharapkan nantinya akan muncul generasi baru yang memiliki pemikiran yang baru, MU ini tentunya akan ada pemilihan ketua umum serta kepengurusan yang baru.” Ujar Wening selaku Pimpinan Sidang I.

Musyawarah berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama merupakan pembahasan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Kepengurus, lalu dilanjut dengan Pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) dan pada hari kedua lanjutan pembahasan AD dan ART serta pemilihan Ketua Umum yang baru.

"Kemarin itu pembahasan LPJ, ada evaluasi yaitu ada beberapa kegiatan yang belum terealisasi dari kepengurusan ketua umum tahun lalu yaitu kegiatan Pelatihan Besar Air, nah insya allah ditahun depan bisa terlaksana, lalu ada pembahasan AD dan ART dimana AD dan ART di kaji kembali barangkali ingin di perbaiki agar lebih baik.” Jelas Wening saat ditemu SetaraNews.com, Sabtu (5/10)

Musyawarah Umum (MU) Mapala Gunati sendiri sempat mengalami kendala kurangnya kelengkapan administrasi dan kelengkapan pendukung lainnya sehingga pelaksanaan yang semula akan dilaksanakan pada 30-31 Oktober harus mundur menjadi tanggal 4-5 November, namun hal tersebut tidak mengurangi esensi dari pelaksanaan MU Mapala Gunati dan akhirnya terpilihlah Imam Wahyudi yang biasa disapa Berok sebagai Ketua Umum Mapala Gunati. (Silvia)

BEM FKIP Buka Penerimaan Anggota Baru

Unswagati, SetaraNews.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon sedang mengadakan open recruitment (oprec) untuk menjadi anggotanya.

Oprec tersebut diadakan hingga tanggal 17 November 2016 dan mengusung tema “Membangkitkan Semangat Keorganisasian dalam Meningkatkan Kualitas, Integritas, dan Wawasan Mahasiswa serta Mewujudkan Relasi Yang Bersinergi”.

Yuyun Fatmawati selaku Ketua Pelaksana, mengungkapkan bahwa tujuan diadakan oprec adalah untuk meningkatkan kualitas setiap pribadi. “Membangkitkan semangat dan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya berorganisasi untuk meningkatkan kualitas dan integritas setiap pribadi,” ujarnya kepada SetaraNews.com, Sabtu (5/11).

Untuk sasaran oprec, lanjut Yuyun, lebih memfokuskan pada mahasiswa tingkat satu dan dua. “Untuk sasaran inti sih kita menginginkan dari tingkat satu dan tingkat dua mengingat kesibukan mereka belum terlalu banyak. Tapi kalau tingkat tiga ingin gabung dengan kita ya gapapa,” tambahnya.

Bagi mahasiswa FKIP yang ingin mendaftarkan diri dapat mengunjungi langsung Sekretariat BEM FKIP di Kampus 2 Unswagati. Sementara, pelaksanaan open recruitment ini berlangsung pada 19-20 November 2016.

Sabtu, 05 November 2016

7th Festival of English and Art Ajang Mahasiswa FKIP Unswagati Unjuk Kemampuan

Unswagati, SetaraNews.com – Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris atau English Students Association (ESA) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon mengadakan acara 7th Festival of English and Art pada 5 November 2016 di Kampus 3 Gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unswagati.

Mengusung tema “Commemoreting The Glory of ESA by Means of Increasing Students Integrity, Sportivity, and Creativity” 7th Festival of English and Art tersebut merupakan acara puncak dari berbagai macam perlombaan seperti Futsal Female, ESA Celebration Selfie Contest, Graphic Design, Chess Tournament, Speech Contest, Creative English Teaching, Singing Contest, Debate Competition, dan Mini Research yang sebelumnya telah diselenggarakan.

Sekaligus ajang unjuk kemampuan untuk para peserta English Community (E-Com) dimana sebelumnya telah melaksanakan learning dan training selama satu bulan. Acara E-Com sendiri terdiri dari debate, mini research, micro teaching, design graphic, dan speech.

“Kita sebelumnya punya acara namanya English Comunity (E-Com), nah di 7th Festival of English and Art ini kita pengen peserta dari E-Com menunjukkan ability nya. Sebenarnya perlombaan tersebut bukan hanya untuk English Department saja, tapi untuk seluruh prodi di FKIP,” papar Lissa Rosita selaku Ketua Pelaksana 7th Festival of English and Art pada SetaraNews.com di sela-sela acara, Sabtu (5/11).

Menurut Lisa, ada beberapa kategori perlombaan yang hanya dikhususkan untuk program studi (prodi) Pendidikan Bahasa Inggris seperti Futsal for Female, Mini Research, Micro Teaching dan Debate. Selain empat lomba tersebut, perlombaan terbuka untuk umum atau seluruh mahasiswa FKIP.

“Tujuan acara ini kita kan ingin melihat kemampuan-kemampuan dari para peserta E-Com sudah sampai mana, supaya mereka bisa mengukur kemampuannya. Nanti kalo misalnya masih kurang, mereka bisa mengambil ilmunya, apa saja yang kurang, komentar-komentar dari jurinya,” lanjutnya.

Sementara, learning dan training beberapa subjek seperti debate, mini research, micro teaching, dan speech akan terus berlanjut dalam ajang berbeda yang dinamakan English Skill Development. (Fiqih/Mumu)

Jumat, 04 November 2016

Masa Jabatan BEM-U Habis, PPUM Telah Dibentuk

Unswagati, setaranews.com - Masa jabatan kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U) periode 2015/2016 telah habis pada 27 Oktober 2016. Berakhirnya kepengurusan BEM-U, maka dibentuklah Panitia Pemilihan Umum Mahasiswa (PPUM) sebagai penyelenggara dalam pemilihan ketua dan wakil ketua BEM. Pembentukan PPUM sendiri dilakukan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPM-U) yang mengirimkan undangan musyawarah kepada DPM Fakultas.

Hasil dari musyawarah tersebut akhirnya memutuskan Muhammad Mushlih, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebagai ketua PPUM. “Mekanisme PPUM ini diadopsi dari tahun lalu karena di POK tidak mengatur tentang pemilihan umum. Kami pun tidak bisa ambil keputusan sepihak maka kami adakan musyawarah bersama tiap DPM Fakultas sesuai dengan kebiasaan yang dianggap benar,” ujar Ferry selaku Ketua DPM-U.

Dalam melakukan pemilihan anggotanya, PPUM memilih dari delegasi Ormawa fakultas dan melakukan open recruitment yang berlangsung dari 31 Oktober  - 3 November. Jumlah anggota PPUM untuk koordinator divisi dipilih dari delegasi Ormawa fakultas dan aggota divisi  serta Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dari hasil open recruitment.

Pemilihan Raya (Pemira) sendiri akan dilaksanakan pada 28 November mendatang  “Persiapan dari PPUM sendiri sudah memasuki tahap administrasi sampai tanggal 10 November. Setelah itu kami adakan sosialisasi Pemira ini,” ujar Mushlih.

Berikut tanggal-tanggal tahapan pada Pemira, pada 18 - 20 November dimulai dengan pendaftaran bakal calon ketua dan wakil ketua BEM-U, serta pada 21 November adalah penetapan calon ketua dan wakil ketua BEM-U, dan pada 22-26 November sudai memasuki masa kampanye, dilanjut dengan debat kandidat pada 24 November dan tahap terakhirnya adalah pelaksanaan pemilihan pada 28 November.

Sandi Bawa Unswagati ke Tingkat Nasional

Unswagati, SetaraNews.com – Sandi Firmanullah mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) program studi (prodi) Manajemen Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon berhasil mengharumkan nama Unswagati dengan menjadi Juara I Lomba Investment Nasional. Perlombaan tersebut telah diselenggarakan pada 25 Oktober 2016 di Universitas Bunda Mulya, Jakarta yang diikuti oleh 175 peserta dari seluruh Indonesia.

Investment atau Pasar Modal adalah kegiatan memiliki hak pada suatu perusahaan atas saham yang dimilikinya. Contohnya kita membeli saham Unilever, artinya kita sudah termasuk pemilik Perusahaan Unilever meski presentasinya kecil. Sementara, teknik perlombaannya menggunakan permainan simulasi saham. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pernah menyelenggarakan perlombaan semacam ini, tapi dari pihak FE Unswagati belum memiliki pengalaman sama sekali.

Menurut Sandi ini adalah pengalaman pertamanya mengikuti perlombaan Investment dan dirasa seru. “Kesannya seru, banyak pengalaman, apalagi ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti olimpade ini, banyak temen juga, asyik, ya dinikmatin aja.” Tutur Sandi pada SetaraNews.com, Jumat (4/11).

Persiapan yang dilakukan oleh Sandi pun terbilang cukup singkat yakni hanya selama satu minggu. Pembelajaran dilakukan melalui Youtube, namun ada peran Dosen pembimbing dibalik semua perjuangan Sandi.

“Dalam perjuangan itu kita tidak boleh cepat menyerah, daya juga sama pas kemarin lomba menemukan kesulitan. Namun ya, dinikmatin aja. Toh kalau rezeki kan sudah ada Allah yang menentukan. Jadi pesan buat para mahasiswa yang ada di Cirebon, jangan minder kalau mau ikutan olimpiade tuh. Biarpun kita bukan dari daerah Ibu kota juga.” Pungkasnya. (Riska)

Kamis, 03 November 2016

Jokowi Mandatkan Wiranto Terima Perwakilan Demonstran

Jakarta, SetaraNews.com - Presiden Joko Widodo beserta wakilnya Jusuf Kalla tidak bisa menemui masa aksi yang dilakukan di Gedung Istana oleh Organisasi Islam terkait dugaan kasus penistaan Al-Quran yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta alias Ahok, Jumat (04/11), dikarenakan Presiden dan Wakilnya sedang ada agenda kunjungan ke Bandara Soekarno-Hatta.

Hal ini disebutkan oleh Kepala Biro Pers Kepresidenan Sekretariat Negara, Bey Machmudin menyebutkan kunjungan Presiden ke Bandara Soekarno-Hatta ini sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya. "Presiden shalat Jumat di masjid kawasan bandara," katanya seperti dikutip dari antaranews.com.

Akhirnya Presiden Joko Widodo memberikan mandat kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno (Mensesneg) dan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto untuk menerima perwakilan Demonstran. Mandat tersebut dikonfirmasikan melalui Staf Khusus Presiden, Johan Budi.

"Saya konfirmasi pada Presiden bahwa yang nanti menerima perwakilan pengunjuk rasa adalah Mensesneg dan Menkopolhukam," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, dikutip dari antaranews.com.

Terkait Aksi besar yang di gelar saat ini, Presiden Joko Widodo juga sudah menjamin kelangsungan aktivitas masyarakat sekitar DKI Jakarta.

GNPF MUI Padati Tugu Tani Menuju Istiqlal

Nasional, SetaraNews.com - Jumat (04/11) Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara terkait dugaan penistaan Agama Al -Maidah 51 yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, aksi tersebut tak lain untuk mendesak kepolisian agar secepatnya menangkap  dan mengadili Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Ribuan massa aksi tersebut berbondong-bondong melintasi Tugu Tani dan berjalan menuju Masjid Istiqlal. Dimulai dari Jalan Menteng Raya menuju Masjid Istiqlal dengan melewati Jalan Ridwan Rais. Terkait padatnya massa aksi, polisi yang bertugas harus merekayasa lalu lintas.

"Jadi kendaraan yang dari Jalan Menteng Raya, dialihkan lewat Mesjid Cut Meutia kemudian keluar di Jalan Kebun Sirih Timur. Nah yang dari kebon sirih juga tidak bisa belok ke kiri langsung ke Jalan Ridwan Rais," kata petugas kepolisian, Mayor Mukidi, seperti yang dikutip dari Republika.co.id, Jumat (04/11).

Sepanjang jalan, Massa Aksi terus menyeruhkan Takbir, Sholawat dan yel-yel yang mendesak Ahok agar secepatnya ditangkap, Atribut yang dibawanya berupa bendera merah putih, bendera bertuliskan La Illaha Ilallah, serta membawa bekal berupa makanan dan minuman.

IPTI Menyatakan Ikut Dalam Barisan Aksi Ormas Islam

Nasional, SetaraNews.com - Demonstrasi besar-besaran, Jumat (04/11) di Gedung Istana terkait dugaan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang dikenal dengan sebutan Ahok ternyata bukan hanya dilakukan oleh umat Muslim semata, tapi pula diikuti oleh Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) yang merupakan sebuah organisasi kepemudaan Cina yang berada di Indonesia.

Hal ini didasari akan kecintaan pemuda Cina terhadap kebhinekaan dan Negara Indonesia. Ardy Susanto, Ketua Umum Pengurus Besar IPTI mengatakan bahwasanya menjaga kebhinekaan adalah komitmen bersama baik umat Islam, warga keturunan Cina, dan semua elemen suku dan agama di Indonesia.

"Kita akan turun bersama organisasi pemuda non Muslim lain seperti Pemuda Katolik, Generasi Muda Khonghucu (GEMAKU), demi mengembalikan kebhinekaan yang telah dirusak Ahok," ungkapnya seperti dikutip dari Republika.co.id.

Selain IPTI yang ikut serta dalam aksi, ternyata Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PERISAI) dan Forum Pemuda Lintas Agama dan Kebangsaan juga ikut dalam barisan aksi tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Chandra Halim, Ketua Umum PERISAI, menyatakan untuk ikut dalam barisan aksi.

"Kita bersama peduli dan prihatin, untuk itu kita turun menyerukan tuntutan hukum kepada Ahok dan aparat untuk bertindak tegas tanpa pandang bulu," pungkasnya.