Kamis, 30 Januari 2014

Proyek Chevron Diduga Sudah 'Disetting'

Kuningan - SetaraNews.com, Perpindahan pengelolaan hutan yang tadinya dikelola oleh pihak Perhutani, menjadi Taman Nasional Gunung Ciremai, disinyalir adalah bagian dari rencana masuknya Chevron corporation ke desa Palutungan.




"Kami berpikir, bahwa itu semua sudah di setting. Toh buktinya, pihak pemerintah daerah Kuningan saja baru tahu, sedangkan ini semua berjalan dari tahun 2011." ujar Zaki seorang warga setempat kepada SetaraNews Kamis (30/1).

Pada awal tahun 2013, pihak Chevron melaksanakan sosialisasi bersama pihak masyarakat dan didampingi oleh pihak Pemprov Jawa Barat. Soasialisasi dilakukan sebanyak dua kali pada tahun lalu. Sosialisasi itu sendiri berujung dengan tolakan dari pihak masyarakat.

"Peraturan yang pemerintah buat itu tidak menguntungkan kami, tapi malah menguntungkan mereka. Seolah-olah pemerintah membuat jalur yang mulus bagi mereka. Jalur mulus itu akan kami rusak dan hambat." ujar Oki.




Pemprov Jabar berasumsi bahwa pembuatan proyek gheotermal oleh Chevron corporation menguntungkan pemerintah. Adanya Chevron corporation juga membantu masyarakat, dengan alasan menambah lahan untuk bekerja.

"Jika semua itu menguntungkan, kenapa tidak di kelola oleh Pertamina?" tambah Oki.

Oki menuturkan, pemerintah menjawab itu semua dengan jawaban yang kurang masuk akal. Pemerintah tidak melimpahkan ini semua kepada Pertamina, karena pemerintah tidak memiliki dana yang cukup besar. Itu semua mereka ucapkan pada saat sosialisai Pemprov Jabar kepada masyarakat secara langsung.

"Pertamina itu banyak duit, bohong kalau mereka tidak punya duit." pungkas Oki.

 

Warga Kesal Tidak Boleh Mengelola Lahan Sekitar Proyek Chevron

Kuningan - SetaraNews.com, Warga desa Palutungan, dan desa Cisantana Kecamatan Cigugur Kuningan  Jawa Barat kesal tidak diperbolehkan untuk mengelola lahan pertanian di area kaki gunung Ciremai yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian mereka.

"Mereka (pihak TNGC Taman Nasional Gunung Cirebon) tidak mengizinkan kami masuk untuk mengelola, tapi babi yang merusak di izinkan. Sungguh ironis." ujar Oki kepada SetaraNews (30/1).

Menurut Oki, pada zaman kolonial Belanda hingga ke orde lama warga masih bisa mengelola. Namun pada zaman orba semua diambil alih oleh pihak perhutani dan kami warga harus membayar, namun warga masih bisa mengelola.

"Kenapa sejak tahun 2004, pada saat beralih menjadi taman nasional gunung ciremai (TNGC) kami tidak diperbolehkan sama sekali. Ada warga yang mengambil ranting saja dihukum 8 bulan." tambah Oki.

Pemerintah provinsi Jawa Barat sendiri telah menyepakati kerja sama dengan Chevron Corporation pada tahun 2006 lalu untuk pembangunan Gheotermal (tenaga listrik dari panas bumi) di wilayah Jawa Barat.

Menurut Oki, Pemerintah Propinsi beralasan semua itu demi masyarakat setempat. Karena masyarakat setempat yang ekonominya kurang bisa di atasi, dan sangat menguntungkan.

"Ini semua pembohongan. Masyarakat di desa kami hidup lebih dari berkecukupan. Bahkan pada zaman moneter pun kami tidak merasa kesulitan. Jika harus beli motor tanpa mengangsur. Tapi secara tunai." pungkas Oki.

Masyarakat Khawatir dengan Proyek Chevron di Kuningan

Kuningan - SetaraNews.com,  Masyarakat di sekitar lokasi mega proyek Chevron yang berada di desa Palutungan dan Cisanta, mengkhawatirkan tentang dampak lingkungan di wilayahnya.

Menurut Oki, jika Chevron Corporation telah menguasai gunung Ciremai, maka dampaknya bukan hanya dirasakan oleh masyarakat desa Cisantana saja. Namun dampaknya akan menyebar luas di wilayah lain.

"Permasalahan ini harus dihadapi bersama. Sembilan kecamatan akan lenyap, bila chevron ada di desa kami" ujar Oki kepada SetaraNews (30/1).

Lebih lanjut Oki menuturkan, selain lenyapnya tempat tinggal masyarakat, dampak yang lainnya pasti akan menyusul. Seperti kerusakan alam dan kegiatan perekonomian masyarakat sekitar.

Kerusakan yang paling vital, yakni ditariknya fluida (cairan) dari bumi yang akan membawa campuran gas, diantaranya; karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), metana (CH4) dan amonia (NH3). Pencemaran-pencemara­n ini jika dilepas yang akan ikut memiliki andil pada pemanasan global.

Pembangunan gheotermal ini juga dapat merusak stabilitas tanah. Tanah untuk bercocok tanam masyarakat setempat pun akan amblas.

Kekhawatiran akan akibat dari mega proyek Chevron bukan hanya dari Oki, warga lain seperti Leo juga ikut mengkhawatirkan tentang dampak lingkungan tersebut.

"Jika tanah amblas, di mana kami akan bercocok tanam? Lalu jika air dan udara tercemari racun, maka kami berternak di mana? Bertanggung jawabkah mereka?" Ujar bapak Leo saat ditemui di rumahnya (29/1).

"Kami tidak tinggal diam, kami mencari informasi. Berkaca dari Freeport, untuk meminta 1,5% saja sangat sulit. Dan jangan lupa, gunung Ciremai adalah sumber air bersih di wil III Cirebon. Jadi kami tidak akan tinggal diam." pungkas Oki.

Chevron Ingin Kuasai Ciremai, Warga Menolak


Kuningan - SetaraNews.com, Chevron corporation yang merupakan perusahaan terbesar yang bergerak dalam bidang minyak dan gas di Indonesia [dari data SKK Migas, Kamis (10/10/2013)] ini, ingin kuasai sektor bisnis hulu minyak, dan gas di provinsi Jawa Barat.


Terbukti dengan sudah dikuasainya lima gunung, untuk menjalankan rencana mereka. Lima gunung tersebut diantaranya; Gunung Patuha, Gunung Gede, Gunung Salak, Gunung Pangrango, dan Gunung Halimun. Kelima gunung tersebut berhasil dikuasai oleh Chevron hanya dalam kurun waktu lima tahun sejak 2009 silam, dan rencananya perusahaan yang berasal dari Amerika Serikat ini akan ada tujuh gunung lagi yang akan dikuasai wilayah Jawa Barat.


Dari tujuh gunung yang mereka targetkan, tinggal beberapa gunung yang belum mereka kuasai. Yaitu Gunung Ciremai dan Gunung Papandayan. Rencananya di tahun 2014 ini, tepatnya pada bulan Juni gunung tertinggi di Jawa Barat (Ciremai) akan mereka tundukan.

Terkait dari rencana tersebut, masyarakat  di sekitar area rencana pembangunan proyek Chevron menolak.

"Mereka menjanjikan kami segala hal, apa lagi dalam bentuk listrik. Tapi jika listrik dipenuhi, lalu kita masyarakat mau di buang kemana?" Ujar Oki saat ditemui SetaraNews, hari ini Kamis (30/1) di dusun Pajambon desa Cisantana, kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan.

Masyarakat menolak bukan tanpa alasan. Datangnya Chevron Corporation yang membutuhkan lahan begitu luas, serta dikhawatirkan akan adanya dampak yang tidak baik bagi lingkungan tempat tinggal mereka.

"Kami sangat menolak jika perusahaan itu ada disini, dan ini bukan permasalahan desa kami saja, tetapi juga akan berimbas di wilayah tiga Cirebon pasti terkena dampaknya." pungkas Oki.

Rabu, 29 Januari 2014

Jelang Semester Genap, Belum Ada Info Beasiswa

Unswagati - SetaraNews.com, Bagi mahasiswa yang tengah menunggu kabar tentang beasiswa nampaknya harus bersabar terlebih dahulu. Pasalnya di awal tahun 2014 dan juga menatap semester genap mendatang ini belum ada beasiswa yang bisa diajukan.

Menurut staf Wakil Rektor III Unswagati, Sofyan saat di temui SetaraNews kemarin, mengutarakan bahwa hingga saat ini belum ada informasi beasiswa dari instansi mana pun, menurutnya tawaran beasiswa biasanya hadir saat bulan Maret atau April.

“Kalau sekarang belum ada informasi tentang beasiswa, biasanya beasiswa tuh mulai banyak sekitar bulan Maret atau April”. Ujarnya pada Selasa (28/1) kemarin.

Beasiswa dari pihak Kampus Unswagati sendiri juga belum bisa didapat informasinya, padahal beberapa fakultas sebentar lagi akan memasuki semester genap.

“Sama, dari kampus juga belum ada informasi apa-apa mengenai beasiswa.” tutup Sofyan

 

Dana Bantuan Pengembangan Situ Pajaten Sering Dipotong

Cirebon – SetaraNews.com, Bantuan yang ditujukan kepada para pengelola Situ Pajaten sering dipotong oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab disesalkan warga.

Seperti bantuan dari gubernur dan dinas-dinas yang terkait, dan PNPM, di desa Cikalahang ini. Karena dari dana bantuan tersebutlah yang dijadikan sumber utama dalam memanfaatkan dan mengembangkan wisata Situ Pajaten.

Dari dana 1 milyar yang diberikan oleh gubernur, yang mereka terima hanya sebesar Rp900.000.000,- ditambah lagi dengan dana dari PNPM yang harusnya mereka terima Rp40.000.000 namun yang mereka terima hanya sebesar Rp28.000.000.

Mereka berharap agar pemerintah dapat secara tulus membantu pengembangan wisata lokal di desa Cikalahang, Kabupaten Cirebon yang memiliki banyak potensi tanpa melakukan potongan apapun.

“Saya berharap dana yang kami ajukan kepada pihak terkait, atau pihak-pihak yang ingin memberikan kami bantuan, tidak dipotong oleh pihak-pihak yang tidak bertangung jawab. Hal seperti itu jangan dijadikan budaya." keluh salah satu sumber SetaraNews (28/1) yang juga merupakan warga sekitar.

Terlepas dari adanya potongan (dugaan korupsi) tersebut, mereka optimis di tahun 2015 atau 2016 Situ Pajaten bakal menjadi tempat wisata yang sangat terpandang, dan menarik untuk dikunjungi oleh banyak wisatawan.

"Dengan adanya tujuan penyempurnaan tempat wisata ini, kami harap dengan banyaknya hal yang seperti itu, kesadaran dalam membangun tetap menjadi tujuan karang taruna dan masyarakat setempat." pungkasnya.

27 Tahun Perjalanan Pembangunan Situ Pejaten

Cirebon – SetaraNews.com, Sisa galian golongan C (galian pasir, batu kapur, batu padas) yang dikelola oleh karang taruna setempat ini, memiliki beberapa keluhan. namun itu bukan menjadi hambatan bagi mereka.


"Kami memulai ini semua dari tahun 1987, tanpa bantuan pemerintah. Baru pada tahun 2010 kami mendapat dana dari program desa peradaban yang diadakan oleh gubernur Jawa Barat, dan kami mengajukan beberapa bantuan ke dinas yang terkait yang berada di kabupaten Cirebon." ujar salah satu sumber SetaraNews (28/01).

Tidak adanya penghargaan dari kepala desa, sama sekali tidak membuat karang taruna dan masyarakat setempat menjadi putus asa. Itu semua dilakukan hanya untuk tujuan memperlihatkan kepada pemerintah tentang daya kreativitas masyarakat di desa Cikalahang.

"Sudah empat kali kepala desa berganti pun tidak ada sama sekali penghargaan bagi kami. Tapi anehnya, kepala desa malah meminta bagian dari hasil pengelolaan Situ Pajaten." sesalnya.

Di Cikalahang, Sisa Galian C Diubah Menjadi Objek Wisata

Cirebon – SetaraNews.com, Sisa galian pasir, batu kapur, dan batu padas yang seringkali ditinggalkan begitu saja oleh para penambang. Kini di sebuah daerah yang dikenal sebagai tempat wisata ikan bakar dan pusat penghasil batu alam dan batu hiasan yakni Cikalahang, telah memiliki sebuah tempat wisata baru.

Karang Taruna Parwita Sari yang berada di desa Cikalahang kabupaten cirebon, menyulap sisa lahan galian c (galian pasir, Batu Kapur, Batu Padas) menjadi tempat wisata yang bernama Situ Pejaten. Lahan yang memiliki luas sekitar 5,5 hektar ini dikelola dengan baik oleh karang taruna setempat, yang kurang lebih memiliki 900 jiwa.

Selain Situ Pejaten, ada beberapa macam tempat rekreasi di tempat wisata ini. Ada sebuah danau, outbound, kolam renang, bumi perkemahan, dan dua rumah penginapan yang siap menjamu wisatawan yang datang.

Pengelolaan tempat wisata ini sendiri merupakan pemberdayaan dari masyarakat sekitar yang peduli dengan potensi daerahnya. "Semua tempat yang ada disini kami kelola sendiri. Dengan modal awal yang kami kumpulkan dari tiap warga setempat." ujar bapak Sasuri selaku penggerak di desa tersebut saat ditemu oleh kepada SetaraNews pada (28/01).

Setiap tiga bulan sekali, karang taruna di desa Cikalahang ini berkumpul untuk menentukan progres ke depannya bagi tempat wisata yang mereka kelola tersebut. Bahkan sistem piket pun mereka terapkan, guna merawat dan menjaga area Situ Pajaten.

"Setelah berhasil kami ubah menjadi tempat wisata, uangnya kami kelola untuk pemberdayaan Situ Pajaten, dan sisanya kami bagi rata." tambah bapak yang telah memiliki dua anak ini.

Ada niatan dari Karang Taruna desa Cikalahang ini untuk mengelola limbah pabrik batu kapur, yang tidak jauh dari Situ Pajaten menjadi lahan pengahasilan tambahan bagi masyarakat setempat.

"Rencananya limbah itu akan dikelola menjadi semen. Masyarakat setempat sangat antusias, bahkan mereka turut membantu kami." pungkas Sasuri.

Senin, 27 Januari 2014

LPM Poros UAD Kunjungi LPM Setara


Unswagati - SetaraNews.com, Senin (27/1) Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa Semua Tentang Rakyat (Setara) dikunjungi oleh anggota dari Lembaga Pers Mahasiswa Poros Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Usi dari divisi Pusat Penelitian dan Pengembangan Poros UAD menuturkan bahwa kunjungannya ini dalam rangka ingin tahu lebih banyak kegiatan di LPM Setara, yang merupakan salah satu pers mahasiswa di Cirebon yang cukup eksis di media online.

"Ingin tahu lebih banyak kegiatan LPM Setara, dan sekaligus ingin memasarkan majalah Poros." ujarnya.

Kunjungan LPM Poros ke LPM Setara merupakan pertama kalinya, dan rencananya akan mengunjungi ke LPM lainnya yang ada di Cirebon.

"Tahu LPM Setara dari internet, dan setelah ini kami ingin berkunjung ke LPM yang lain yang berada di Cirebon." tambahnya.

 

Banjir Indramayu, Mahasiswa Teknik Sipil Unswagati Kirim Sembako



Unswagati - SetaraNews.com, Bencana banjir yang melanda daerah Indramayu selama lebih dari satu minggu, menggerakkan hati mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati. Salah satunya mahasiswa dari Fakultas Teknik Sipil Unswagati, pada Minggu kemarin (26/1) mengirimkan bantuan sembako ke posko bantuan korban banjir di Indramayu.

Penggalangan dana yang dilakukan sejak hari jumat lalu ini telah berhasil mengumpulkan 50 dus mie instan, 30 dus air kemasan 300 ml, 5 karung beras, dan 5 karung pakaian layak pakai.

Ade selaku koordinator pengiriman bantuan dari mahasiswa Teknik Sipil ini menuturkan kepada SetaraNews bahwa, "Penggalangan kami lakukan sejak Jumat dan Sabtu lalu, dan bantuan rencananya akan kami kirim ke Posko di Indramayu." ujarnya.

Sebelumnya juga organisasi mahasiswa dari Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas, Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Suka Rela (KSR), Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), dan Resimen Mahasiswa (Menwa), ikut menggalang dana dan mengirimkan bantuan ke korban banjir di Indramayu.

 

Sabtu, 25 Januari 2014

Seminggu Terendam, Korban Banjir Indramayu Minta Sumbangan


Indramayu - SetaraNews.com, Seminggu ratusan rumah terendam banjir, korban banjir yang tinggal di kawasan Balongan Indramayu meminta-minta sumbangan di tengah-tengah jalan kepada para pengguna jalan yang lewat, Jumat (24/1).

Warga yang terkena banjir terpaksa meminta-minta kepada para pengguna jalan. Karena belum bisa mendapatkan penghasilan, lantaran lahan sawah dan empang mereka terendam banjir.

Menurut warga yang berada di Eretan Abdul, bantuan pemerintah belum juga turun. Warga hanya mengandalkan swasembada antar warga yang menggalang bantuan di daerahnya masing-masing.

"Bantuan pemerintah belum turun, ya warga inisiatif saja menggalang bantuan." tuturnya kepada SetaraNews Jumat (24/1).

Hingga saat ini Sabtu (25/1) warga yang berada di sekitar pengeboran PT. Pertamina EP, Balongan masih meminta-minta sumbangan ke pengguna jalan.

 

10 Detik, Unswagati Cirebon Diguncang Gempa

Unswagati - SetaraNews.com, Tiga kampus Universitas Swadaya Gunung Jati yang berada di Jalan Pemuda, Jalan Terusan Pemuda, dan Jalan Perjuangan diguncang gempa dengan intensitas ringan selama beberapa detik pada Sabtu siang (25/1) pukul 12:13 WIB.

"Kejadian itu saat saya sedang mengikuti seminar di Kampus 2, namun karena berlangsung singkat jadi tidak terlalu khawatir." ujar Maskeni dari mahasiswa Unswagati Cirebon Jurusan Pendidikan Ekonomi kepada SetaraNews.

Getaran gempa bumi bukan hanya dirasakan di Kampus II Unswagati, di Kampus III juga turut dirasakan oleh mahasiswa pendidikan bahasa Inggris, Fajri TS menuturkan bahwa getarannya berlangsung selama 10 detik.

"Saat itu saya sedang di dalam ruangan, lantas saya langsung keluar bersama teman-teman. Khawatir takut ada apa-apa." ungkapnya.

Hingga saat ini tidak ada laporan mengenai adanya kerusakan di Kampus Unswagati akibat gempa yang berpusat di 8.48 LS, 109.17 BT, 104 kilometer barat daya Kebumen, Jawa Tengah, dengan kedalaman 48 KM ini.

 

Rabu, 22 Januari 2014

LPM Setara Kirimkan Bantuan Logistik ke Indramayu

[caption id="attachment_4041" align="aligncenter" width="620"] Pemberangkatan tim penyalur bantuan dari LPM Setara, Mapala & KSR Unswagati, Mapala CIC, dan mahasiswa farmasi Universitas Muhammadiyah Cirebon kirim bantuan ke korban banjir di Indramayu. Kamarin sore (21/1)[/caption]

Cirebon - SetaraNews.com, Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Pers Mahasiswa Semua Tentang Rakyat (Setara) dari Universitas Swadaya Gunung Jati bersama Korps Suka Rela dan Mahasiswa Pecinta Alam Unswagati mengirimkan bantuan logistik berupa tenaga medis, obat-obatan, makanan, minuman, dan pakaian dari bantuan masyarakat pada Selasa kemarin (21/1), untuk masyarakat korban banjir di Indramayu.

Tim pemberangkatan pengiriman logistik ini merupakan bekerjasama dengan Mapala dari kampus CIC, Himpunan Mahasiswa Farmasi Muhammadiyah Cirebon yang turut dibantu mobilitas transportasi dari Universitas Muhammadiyah Cirebon. Penggalangan yang dilakukan oleh LPM Setara sejak hari Sabtu lalu mendapatkan respon dari masyarakat, dan telah berhasil mengumpulkan berbagai macam logistik untuk diserahkan ke korban banjir yang berada di Indramayu dan sekitarnya.

Sementara itu ketika LPM Setara menyerahkan ke posko bantuan penerimaan di Politeknik Indramayu (Polindra), koordinator posko Aris Suhud yang merupakan anggota Mapala dari Polindra mengatakan kepada SetaraNews pada (21/1) lalu bahwa, "Bantuan yang kami terima, akan segera kami kirimkan ke titik lokasi yang saat ini sangat dibutuhkan oleh para korban. Karena masih ada beberapa desa yang terisolir dan hingga saat ini masih mati lampu sejak tiga hari yang lalu." ujarnya.

Hingga saat ini bantuan dari pemerintah setempat masih bersifat penyelamatan evakuasi, belum ada tindak lanjut penanganan korban banjir. Aris menambahkan bahwa saat ini para korban masih membutuhkan bantuan.

"Saat ini para korban masih membutuhkan banyak obat-obatan, makanan, minuman, pakaian, dan butuh logistik lebih banyak lagi. Karena berdasarkan laporan tim survey kami, stok sembako di pertokoan lokasi banjir telah habis." tambahnya.

Berdasarkan laporan tim survey Mapala sewilayah III Cirebon pada Selasa (21/1) siang kemarin, titik banjir telah meluas ke wilayah kota Indramayu, dan mulai masuk ke perbatasan kabupaten Cirebon seperti Gegesik, dan desa Kapetakan Cirebon.

Jumat, 17 Januari 2014

Peringati Diesnatalis, Unswagati Gelar Malam Tasyakuran

Unswagati Cirebon - SetaraNews.com, Setelah menyelenggarakan pengobatan gratis, jalan sehat , seminar nasional, lomba olahraga, Temu muka kepala sekolah se-kota dan kabupaten, Perlombaan kesenian,dan wisuda. Kini Unswagati mengadakan tasyakuran dalam rangka mensyukuri sekaligus melengkapi rangkaian acara Diesnatalis yang ke-53 di depan Kampus Utama Unswagati yang di selenggarakan ba’da magrib.

Dimulai dari Dzikir bersama yang dipimpin H. Abah Inu lalu dengan acara Marawis yang berisikan nyanyian dan lagu-lagu religi serta shalawat, namun memasuki acara ceramah yang dibawakan oleh KH. Taufik Qurahman, SQ cuaca sempat memburuk namun acara tetap berjalan.

Dalam acara ini para wisudawan dan mahasiswa yang mengikuti mata kuliah agama serta para warga turut diundang. Khusus untuk sosialisasi warga sebelum acara berlangsung panitia sempat berkeliling dikota untuk mensosialisasikan acara tasyakuran ini.

Selain itu ada juga acara pembagian nasi tumpeng dari pihak universitas yang dibagikan kepada peserta yang hadir

Dari mahasiswa acara ini kurang begitu ramai karena melihat sosialisasi yang dilakukan seharusnya peserta yang hadir bisa lebih banyak. “Kegiatan ini sangat positif, namun warga mungkin belum terlalu berminat, karena pesertanya tidak mencapai target.” Ujar Deri Heryanto selaku Ketua UKM IMMNI.

Hal tersebut didukung juga oleh peserta yang hadir “Memang dari tema bagus, tapi sangat disayangkan hadirin yang lain tidak mengikuti acara sampai selesai karena rumah mereka rata-rata cukup jauh.” ujar Nunik saat ditanyai tanggapannya mengenai acara ini.

Unswagati Cirebon Mewisuda 1090 Mahasiswa S1 & S2

Cirebon - SetaraNews.com, Universitas Swadaya Gunung Jati pada Kamis dan Jumat (16-17/1) ini mewisuda 1090 mahasiswa S1 dan S2 di Hotel Zamrud.

Wisuda mahasiswa Unswagati Cirebonpada tahun 2014 ini merupakan tahun pertama Unswagati mewisuda lulusan mahasiswa fakultas kedokteran. Dari 1090 sarjana dan pascasarjana yang telah diwisuda, ada delapan lulusan yang dianggap terbaik. Ke delapan itu diantaranya;

  1. Dede dari pascasarjana agronomi dengan IPK 3.49,

  2. Datam dari pascasarjana pendidikan bahasa indonesia dengan IPK 3.60,

  3. Bambang Medivit Budiantoso dari ilmu hukum dengan IPK 3.39,

  4. Kuryono dari ilmu administrasi negara dengan IPK 3.19,

  5. Puspitaweny Harpitaningrum dari Agroteknologi dengan IPK 3.76,

  6. Lise Listiawati dari Agribisnis dengan IPK 3.57,

  7. Ayu Yosika dari Teknik Sipil dengan IPK 3.70, dan

  8. Eliza Nofitri dari pendidikan dokter dengan IPK 3.95


Daftar nama ke delapan wisudawan terbaik  tersebut tercantum dalam SK Rektor Nomor : SKEP/012/UNIV/I/2014 dan sejumlah lulusan sarjana beserta lulusan magister Unswagati tercantum dalam SK Rektor Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon nomor: SKEP/013/UNIV/I/2014.

Dalam sambutannya, Rektor Unswagati Dr. H. Djakaria Machmud SH. SE. MSi turut menyoroti tentang situasi terkini negara Indonesia yang tengah dilanda berbagai permasalahan baik di bidang pendidikan, hukum, dan ekonomi.Salah satunya mengenai disifitnya neraca perdagangan dan anggaran APBN Indonesia.

"Indonesia jika diibaratkan sudah seperti lampu kuning atau bahkan lampu merah. Karena semakin kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi. Mulai dari legislatifnya, eksekutifnya, dan sekarang merambah ke yudikatif-nya. Saya berharap sebagai rektor, agar lulusan Unswagati dapat bermanfaat bagi lingkungannya." ujarnya saat mengisi sambutan acara wisuda hari ini di Hotel Zamrud (17/1).

Lebih lanjut rektor yang juga merupakan alumni dari Unswagati Cirebon ini juga turut menyoroti persoalan hukum yang ada di Indonesia terutama korupsi. Ia berharap agar lulusan Unswagati Cirebon tidak akan mengecewakan almamater.

"Saya berharap agar lulusan Unswagati Cirebon tidak terlibat dalam praktik korupsi saat menjabat di suatu instansi di mana pun. Untuk menanggulangi hal itu, saya meminta kepada Wakil Rektor I, Prof. Dr. H. Rochanda Wiradinata, MP untuk memasukkan mata kuliah pendidikan anti korupsi pada kurikulum di Unswagati." tandasnya.

 

Rabu, 15 Januari 2014

Peringati Diesnatalis, Unswagati Gelar Pengobatan Gratis

Unswagati, SetaraNews.Com - Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis Universitas Swadaya Gunung Jati yang ke-53, Fakultas Kedokteran mengadakan acara pengobatan gratis yang terbuka untuk warga Cirebon yang tediri dari berbagai daerah khususnya diperuntukan bagi warga ekonomi lemah.

Acara yang diselenggarakan pada Rabu (15/1) di depan Perpustakaan Kampus Utama Unswagati Cirebon  pukul 09.00 wib. Sejumlah dokter yang diturunkan untuk menangani pasien sebanyak 10 dokter dan 10 mahasiswa Fakultas Kedokteran, dalam menjalankan salah satu Tri Darma Unswagati yaitu mengabdi kepada masyarakat.

Acara ini berjalan dengan cukup lancar, dan diawali dengan sambutan oleh Rektor Unswagati Cirebon.

“Kegiatan ini merupakan salah satu perwujudan tri dharma perguruan tinggi, yang salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat.” Ujar Rektor.

Ibu Suneni berasal dari Desa Sunyaragi RT. 06 RW. 04, yang ditemui pada (15/1) mengaku ia baru pertama kali melakukan ini, mendapatkan informasi tentang pengobatan gratis dari kepala RW setempat, kemudian diberi kartu pengobatan gratis.

“Dari RT cuman dikasih lima kartu, terus bebas siapa aja yang mau. Pengennya sih sering-sering mengadakan acara begini. Saya sakit tenggorokan, batuk, mudah-mudahan obatnya cocok.” Ujarnya. Ia juga mengaku bahwa pengobatan gratis disini lebih ngantri dibanding di Puskesmas.

Ibu Upi yang juga berasal dari Desa Sunyaragi RT. 02 RW. 09 yang sudah menunggu dari jam 10.00 wib mengatakan, “Senang sekali ada pengobatan gratis disini. Gratis!” Ujarnya. Ia datang ke Kampus Utama Unswagati bersama keponakannya.

 

Repoter : Wiloka/II-IX

Juru Kamera : Calon Anggota III/I

Sabtu, 11 Januari 2014

Wakil Menteri PANRB Isi Orasi Ilmiah dalam Diesnatalis Unswagati Cirebon

Cirebon - SetaraNews.com, Wakil Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyampaikan orasi ilmiah yang diselenggarakan oleh Universitas Swadaya Gunung Jati pada Sabtu kemarin (11/1) di Hotel Zamrud dalam rangka diesnatalis Unswagati yang ke-53.

Acara orasi ilmiah yang dihadiri oleh jajaran rektorat, ketua Yayasan, dan calon wisudawan Unswagati angkatan 2014 berlangsung cukup lancar. Rektor Unswagati dalam sambutannya menjelaskan bahwa reformasi birokrasi di jajaran kepemerintahan harus tetap dikawal, karena masih banyak persoalan yang masih banyak belum diselesaikan.

"Indonesia belum lepas dari permasalahan hukum. Ada tiga pokok permasalahan yang masih menjadi PR yang perlu segera diselesaikan, yakni; perubahan main set, reformasi politik, dan reformasi hukum." ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Prof. Dr. Eko Prasojo, S.Ip selaku mengatakan, "Kementeriannya saat ini tengah mempersiapkan RUU ASN, yakni suatu regulasi yang mengatur tentang rancangan reformasi di dalam sistem birokrasi di Indonesia."

Di dalam isi materi orasi ilmiah yang disampaikan oleh Wakil Menteri tersebut juga memuat rencana jangka panjang Indonesia dalam melakukan proses reformasi yang lebih simple, terutama masalah perizinan pendirian usaha dan kemudahan di dalam mengambil pinjaman di perbankan oleh para pelaku usaha.

Acara orasi ilmiah ini merupakan kelanjutan dari seminar tentang strategi ekonomi di dalam menghadapi zona masyarakat ekonomi ASEAN pada tahun 2015, dan sekaligus meresmikan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia cabang Cirebon yang kepengurusannya dari alumni Unswagati.

Ryan, Resmi Dilantik sebagai Ketum Baru Mapala Gunati

Unswagati -SetaraNews.com, Jumat (10/1) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapala Gunati atau yang biasa dikenal dengan sebutan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon menyelenggarakan pelatikan kepengurusan periode 2013-2014 yang diselenggarakan di Ruang Teknik Sipil 25, Kampus Utama Unswagati.

Acara yang turut dihadiri oleh beberapa UKM, beberapa BEM Fakultas, kepala Biro Kemahasiswaan, Komarudin yang sekaligus mewakili Rektor Unswagati dan pembina teknis UKM Mapala Gunati, Sofyan ini berlangsung cukup hikmat.

Ketua umum Mapala Gunati periode 2012-2013 menyerahkan secara resmi kepemimpinan kepada Ketua Umum baru Mapala Gunati; Ryan Gunawan untuk  periode 2013-2014.

Senada dengan Ketua Umum yang lama, Ketua Umum baru mengajak ke seluruh Ormawa Unswagati Cirebon untuk mencintai alam, dengan ikut menjaga kebersihan di lingkungan kampus. Mulai dari yang kecil itulah, kita bisa membiasakan mulai dari diri sendiri.

Dudung, selaku Ketua Umum Mapala Gunati periode 2012-2013 berpesan kepada kepengurusan yang baru agar melakukan terobosan yang kreatif dan inovatif di dalam roda organisasi di masa-masa yang akan datang.

Menurut Komarudin, "Dinamika Ormawa (Organisasi Mahasiswa) sangat dinamis. UKM adalah sebagai wadah untuk belajar menjadi orang yang bermanfaat, khususnya Mapala Gunati yang belajar mencintai alam, terutama kontribusinya kepada masyarakat dengan serangkaian kegiatan-kegiatannya."

Lebih lanjut, beliau juga menjelaskan, "Pada bulan April 2014 yang akan datang Universitas akan menjalani proses akreditasi yang bakal melibatkan seluruh Ormawa di Unswagati Cirebon."

 

Gubernur FISIP Sayangkan Masih Menjabatnya Djakaria




Unswagati - SetaraNews.com, Akhir-akhir ini isu mengenai Surat Keputusan (SK) Djakaria Machmud sebagai Rektor Unswagati Cirebon yang telah kadaluarsa menjadi buah bibir banyak kalangan di kampus Unswagati. Tidak terkecuali oleh Ketua BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISP).


Saat ditemui SetaraNews di Gedung FISIP Kampus III Unswagati pada (10/1), Muhammad Ridwan Widyanto selaku Ketua BEM ISIP menyayangkan masih menjabatnya Djakaria Machmud sebagai orang nomor satu di Unswagati.


Menurut Mahasiswa Tingkat Dua ini sudah seharusnya Djakaria Machmud turun dari kursi jabatanya lantaran telah menjabat selama dua kali periode.


 "Di statuta itu udah jelas semua. Cuma dua kali periode, jadi sadarlah pak SK-nya sudah habis mau ga mau, turunlah." Ujar mahasiswa Ilmu Komunikasi tersebut.


 Lebih lanjut menurut Ridwan yang akan menerima imbas dari kadaluarsanya rektor ini adalah mahasiswa-mahasiswi yang akan diwisuda minggu depan.


 "Dampaknya kasianlah kakak-kakak tingkat kita mereka lulusnya secara ilegal, nah yang dirugikan berarti wisudawan yang diwisuda minggu depan." tambahnya.


 Ke depan BEM Fisip berencana membuat program jalan-jalan dengan Rektor keliling kampus, agar Rektor Unswagati tahu persoalan yang terjadi dikampus.


 "Kedepan saya ingin buat program jalan-jalan bareng rektor keliling kampus, istiahnya kaya sidak gitulah jadi biar rektor tahu kalau banyak dosen yang jarang masuk, saya sih pengennya memulai itu dengan rektor yang baru nanti ya." tandasnya.

Senin, 06 Januari 2014

Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon Kembali Adakan Yudisium

Unswagati - SetaraNews.com, Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon mengadakan Yudisium yang bertempat di gedung Watu Giok Hotel Zamrud Kota Cirebon pada (05/01) lalu.

Pada tahun ini Fakultas Pertanian yang akan meluluskan mahasiswa dan mahasiswi fakultas Pertanian sejumlah 58 orang yaitu dari mahasiswa/i program studi Agribisnis sejumlah 30 orang dan 28 orang mahasiswa/i dari program studi Agroteknologi.

Calon wisudawan wisudawati Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon memiliki indeks prestasi komulatis (IPK) di atas rata-rata yaitu untuk mahasiswa/i program studi Agroteknologi memiliki rata-rata IPK 3,18 sementara untuk mahasiswa/I program studi Agribisnis memiliki rata-rata IPK 3.17, hal ini menunjukkan peningkatan prestasi dari tahun sebelumnya yang rata-rata mahasiswa/i Fakultas Pertanian hanya memiliki rata-rata IPK 3,0.

Sesuai dengan Visi Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, "Terwujudnya Fakultas Pertanian yang berkualitas dan sebagai lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertanian memiliki reputasi nasional dalam menghasilkan sarjana pertanian yang profesionl, mandiri dan berakhlak mulia."

Di sela-sela sambutannya Dekan Fakultas Pertanian I Ketut Sukananta,Ir.,MM  menyatakan bahwa,“Dalam rangka mencapai visi tersebut kami terus menerus melakukan perbaikan implotimisasi problem, proses belajar mengajar dalam upaya meningkatkan kualitas Fakultas Pertanian sebagai bagian intergra dalam lingkup Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.”

Rektor Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Drs.H.Djakaria Mahmud,SE.,SH., Msi memandanag Fakultas Pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari aspek kuantitas mahasiswa yang semakin meningkat, Indeks Prestasi Komulatif yang meningkat dari tahun sebelumnya dan dari 58 mahasiswa/i 42 orangnya termasuk beasiswa Gubernur Provinsi Jawa Barat.

Saat diwawancarai oleh SetaraNews, Puspita Weni yang mendapatkan IPK tertinggi menyampaikan sedikit pesan kepada pihak Universitas, Fakultas, dan adik-adik tingkat bahwa, “Pihak universitas dan fakultas itu lebih ditingkatkan lagi hal yang positifnya, kalau untuk adik-adik tingkat lebih ditingkatkan lagi belajarnya agar tahun selanjutnya dapat meraih IPK yang lebih tinggi dari tahun ini dan jangan putus asa.”

Puspita Wenipun turut menyampaikan pesan-pesannya kepada teman-teman seperjuangannya agar mampu menghadapi kehidupan di masa depan dengan baik, “Lebih bisa menghadapi hidup. Mudah-mudahan Allah juga bisa memberikan jalan untuk menjalani hidup ini. Selamat berjuang untuk meraih cita-cita yang lebih tinggi.” tambah Weni.