Tampilkan postingan dengan label mukarto siswoyo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mukarto siswoyo. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 November 2017

Jejak Mukarto Sang Rektor Baru di Unswagati

Profil, Setaranews.com – Pria berusia 52 tahun ini bernama lengkap Mukarto Siswoyo. Lahir di Desa Budur, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon. Ia besar pula di tanah Cirebon.

Sekonyong-konyong pada penghujung tahun 2017 ini namanya tercantum sebagai Rektor baru salah satu universitas swasta kenamaan di Cirebon. Kampus yang identik dengan cat warna birunya yang digadang-gadang segera dinegerikan, yakni Universitas Swadaya Gunung Jati.

Beberapa waktu lalu tepat di penghujung bulan Oktober, ia secara aklamasi terpilih sebagai Rektor baru. Kala itu setelah usai Sidang Senat Terbuka dengan agenda khusus Pemilihan Rektor. Sebagian hadirin mengambil hidangan yang disuguhkan. Sementara Mukarto masih berdiri meladeni ucapan selamat segelintir orang. Tatkala dimintai waktu untuk diwawancara, tanpa pikir panjang ia langsung menyetujui. Sembari duduk Mukarto berkisah tentang riwayat hidupnya.

Setelah bermukim di Unswagati selama 14 tahun, kini Mukarto mencapai puncak tertinggi jabatan dalam ranah universitas. Namanya menjadi perbincangan kalangan mahasiswa yang mengenalnya.

Agaknya pria yang lahir pada 6 Juli 1965 ini sudah sejak dahulu merantau untuk memperoleh pendidikan. Katakanlah Mukarto kecil mengenyam bangku Sekolah Dasar di kampung halamannya. Setelah beranjak remaja ia mencoba mandiri dengan singgah ke Majalengka merasakan Sekolah Menengah Pertama di tanah yang masyarakatnya dominan berbahasa Sunda.

Setelah usai ia kembali bergerak mendekati kampung halamannya untuk menghabiskan masa Sekolah Menengah Atas di Palimanan. Lantas jiwa mudanya sebagai mahasiswa dihabiskan di Bandung dan Jakarta. Gelar Sarjana dan Doktornya diraih di Universitas Pasundan. Sementara gelar Magisternya diraih di Universitas Indonesia.

Perawakannya tidak terlalu tinggi dengan kulit kuning langsat, khas Indonesia. Ternyata, Mukarto muda telah menggeluti profesi Dosen. Ia berkecimpung di ranah ilmu sosial. Pria berkumis ini sebelum pindah mengajar ke FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik) Unswagati pada tahun 2003 pernah menjadi Dosen di STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial) Bandung sejak tahun 1989. STKS adalah sebuah sekolah tinggi dibawah naungan Kementerian Sosial.

Dalam tempo yang sesingkat-singkatnya di Unswagati. Pada tahun 2005, pengalamannya membawa Mukarto menjadi Sekertaris Jurusan Ilmu Komunikasi.  Setelah dua tahun, ia langsung berganti jabatan menjadi Kabag Kerjasama Universitas. Jabatan itu hanya ia pegang selama satu tahun.

Kemudian pada tahun 2009-2010, Mukarto menjadi Sekertaris Kepala Biro Kerjasama. Jabatannya terus meningkat, ia didapuk menjadi Wakil Dekan I FISIP pada tahun 2011-2012, lalu Kepala Badan Penjamin Mutu pada tahun 2014-2015 dan menjadi Dekan FISIP pada Agustus 2015 hingga sekarang. Lantas yang terbaru ia akan mengemban tugas sebagai Rektor Unswagati menggantikan Rochanda Wiradhinata. Jabatan Rektor akan dijalaninya terhitung sejak tahun 2018-2022.

Wajar apabila namanya tidak asing di kalangan mahasiswa FISIP ya? Sekarang namanya akan tidak asing di kalangan mahasiswa umum Unswagati. Selamat bekerja, Pak Rektor!


 Infografis kursi jabatan yang pernah diduduki Mukarto Siswoyo selama di Unswagati

Selasa, 31 Oktober 2017

Mukarto Siswoyo: Unswagati Bisa Jadi Harvard-nya Cirebon

Unswagati, Setaranews.com – Ruang pertemuan yang bisa memuat 500 orang itu hanya dipenuhi kisaran seperempat dari muatan. Situasi di sekitar tampak formal dan sakral. Sidang Senat Terbuka dengan agenda khusus Pemilihan Rektor tengah berlangsung. Panitia telah menetapkan tanggal pelaksanaan, tepat dipenghujung bulan Oktober.

Di tengah-tengah tersedia podium bicara. Para hadirin yang duduk dan menyimak datang dari kalangan petinggi kampus dan segelintir mahasiswa. Di podium itu, telah berdiri tegap satu-satunya calon Rektor yang ada, Dr. H. Mukarto Siswoyo Drs., M.Si., yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Ia tampak cakap menyampaikan visi dan misinya. Segala program kerja (proker) yang ia canangkan tertera pula di proyektor. Secara garis besar proker itu antara lain meningkatkan mutu segala aspek di Unswagati, membangun kerjasama dengan pihak internal dan eksternal, serta revitalisasi local wisdom dalam kehidupan kampus.

Seusai pemaparan visi dan misi, acara dilanjut dengan sesi tanya jawab. Yang menarik yakni tatkala Rektor lama Prof. Dr. H. Rochanda Wiradinata mempertanyakan sikap Mukarto kelak terkait moratorium Unswagati dari PTS ke PTN yang akan dicabut.

Kemudian Mukarto berkata bahwasanya setelah disepakati dan dilantik sebagai Rektor ia akan berunding dengan pihak Yayasan dan bertanya pada pihak-pihak terkait. “Tentu saya harus bertanya juga pada Bapak dan Ibu sekalian, apakah kita masih menyepakati penegerian Unswagati? Kalau iya, iya, kalau tidak, tidak.”

Lebih lanjut, menurutnya kalaupun Unswagati tidak menjadi negeri, bukan menjadi satu masalah besar. “Mengapa Unswagati harus menjadi negeri, mengapa tidak menjadi Harvard-nya Cirebon? Menjadi negeri bukanlah satu-satunya pilihan. Tapi yang paling terpenting menjadi negeri atau tidak negeri, Unswagati harus maju,” tutupnya yang disambut gemuruh tepuk tangan para audience.

Dengan ini, sebagai satu-satunya calon Rektor yang ada, maka Mukarto telah terpilih secara aklamasi dan disahkan oleh Senat. Ia akan mulai memimpin Unswagati untuk 4 tahun mendatang. Terhitung sejak periode 2018-2022. Tentu 4 tahun bukan waktu yang sebentar, ya? Ia masih punya banyak waktu untuk membawa Unswagati ke arah yang lebih baik.