Unswagati, Setaranews.com – Dalam acara workshop Citizen Journalism “Everyone Can Be a Journalist” yang diadakan oleh HIMAKOM (Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi) Unswagati pada Senin (30/4). Rektor Unswagati yakni Mukarto Siswoyo yang dalam sambutannya mendadak menghimbau agar media kampus (pers mahasiswa) tidak membuat berita yang provokatif.
Awalnya, ia meminta perwakilan Lembaga Pers Mahasiswa Semua Tentang Rakyat (LPM Setara) yang kebetulan hadir dan menjadi media partner untuk acara tersebut agar mengangkat tangan. Setelahnya, ia menghimbau agar media kampus tidak membuat berita yang provokatif.
“Setiap kampus kan ada yang dinamakan dengan media kampus. Saya berharap media kampus ini tidak membuat berita yang provokatif apalagi hoax. Meskipun ada hak jawab, tidak bisa semena-mena, kita harus pakai kode etik jurnalistik. Harus check, re-check dan cross-check. Jangan sampai membuat berita yang menghambat pembangunan kampus lah,” ujarnya di sela-sela sambutan.
Lantas Rektor yang baru bisa ditemui sore harinya oleh Setaranews.com pun memberikan klarifikasinya. “Saya selaku pimpinan Universitas media kampus itu setuju kalau independen, setidaknya media kampus itu juga harus mempunyai semangat dan pengabdian bagaimana kampusnya menjadi lebih maju, menjadi lebih baik, menjadi lebih terdepan dalam berbagai hal. Cara itu tentu dilakukan dengan memberitakan hal-hal yang baik-baik,” paparnya di Ruangan Rektor, Senin (30/4).
Lebih lanjut, Rektor tidak melarang media kampus untuk mempublikasikan berita tidak baik di ruang lingkup kampus selama benar adanya dan tidak mengandung unsur bahasa yang provokatif.
“Ini masalah bahasa, kan beda kalau berita berdasarkan fakta dan berita berdasarkan persepsi penulis berita, tapi jangan berdasarkan persepsi penulis berita, tapi berdasarkan fakta. Ya kan? Saya baca kok berita kalian (red: LPM Setara), kalian ada hal-hal yang seharusnya ditulis, tapi tidak ditulis,” lanjutnya.
Dengan agak bergurau tatkala Setaranews memintanya menunjukkan bagian pemberitaan mana yang dirasa tidak sesuai menurutnya, Rektor merasa tidak perlu menunjukkannya karena akan terjadi diskusi panjang.
Adapun ketika ditanya terkait sisi lain pemberitaan yang kurang baik sebagai kritik untuk Universitas, Rektor menjawab. “Saya ambil contoh kemarin, baik Setara maupun mahasiswa yang demonstrasi kan sudah diberitahu bahwa ini tidak ada penjualan aset kampus. Saya sudah bilang tidak alergi demonstrasi, tapi demonstrasi itukan jalan terakhir ketika persoalan tidak menemukan jawaban. Saya mengumpulkan mahasiswa yang berdemonstrasi dan orangtua tersebut untuk memberitahu jawaban tuntutan mereka. Tapi malah ditafsirkan yang lain-lain oleh mahasiswa; pertama kami sudah dewasa kenapa orangtua harus diundang, kedua saya mengundang 16 mahasiswa yang demonstrasi di audiensi, tapi yang datang 180 an lebih mahasiswa. Yang saya harapkan agar Setara berimbang,” jelasnya.
Terakhir, Rektor selaku orangtua mahasiswa di ruang lingkup kampus merasa perlu menyampaikan hal-hal tersebut di forum. “Jangan sampai kalian (red: LPM Setara) terbawa pada sesuatu yang membuat tidak independen. Independen itu bukan hanya saat berhadapan pada kami saja. Agar juga tidak terpengaruh pada arus-arus yang membuat Unswagati tidak kondusif,” tekannya.
Tampilkan postingan dengan label rektor unswagati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rektor unswagati. Tampilkan semua postingan
Rabu, 02 Mei 2018
Rabu, 08 November 2017
Jejak Mukarto Sang Rektor Baru di Unswagati
Profil, Setaranews.com – Pria berusia 52 tahun ini bernama lengkap Mukarto Siswoyo. Lahir di Desa Budur, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon. Ia besar pula di tanah Cirebon.
Sekonyong-konyong pada penghujung tahun 2017 ini namanya tercantum sebagai Rektor baru salah satu universitas swasta kenamaan di Cirebon. Kampus yang identik dengan cat warna birunya yang digadang-gadang segera dinegerikan, yakni Universitas Swadaya Gunung Jati.
Beberapa waktu lalu tepat di penghujung bulan Oktober, ia secara aklamasi terpilih sebagai Rektor baru. Kala itu setelah usai Sidang Senat Terbuka dengan agenda khusus Pemilihan Rektor. Sebagian hadirin mengambil hidangan yang disuguhkan. Sementara Mukarto masih berdiri meladeni ucapan selamat segelintir orang. Tatkala dimintai waktu untuk diwawancara, tanpa pikir panjang ia langsung menyetujui. Sembari duduk Mukarto berkisah tentang riwayat hidupnya.
Setelah bermukim di Unswagati selama 14 tahun, kini Mukarto mencapai puncak tertinggi jabatan dalam ranah universitas. Namanya menjadi perbincangan kalangan mahasiswa yang mengenalnya.
Agaknya pria yang lahir pada 6 Juli 1965 ini sudah sejak dahulu merantau untuk memperoleh pendidikan. Katakanlah Mukarto kecil mengenyam bangku Sekolah Dasar di kampung halamannya. Setelah beranjak remaja ia mencoba mandiri dengan singgah ke Majalengka merasakan Sekolah Menengah Pertama di tanah yang masyarakatnya dominan berbahasa Sunda.
Setelah usai ia kembali bergerak mendekati kampung halamannya untuk menghabiskan masa Sekolah Menengah Atas di Palimanan. Lantas jiwa mudanya sebagai mahasiswa dihabiskan di Bandung dan Jakarta. Gelar Sarjana dan Doktornya diraih di Universitas Pasundan. Sementara gelar Magisternya diraih di Universitas Indonesia.
Perawakannya tidak terlalu tinggi dengan kulit kuning langsat, khas Indonesia. Ternyata, Mukarto muda telah menggeluti profesi Dosen. Ia berkecimpung di ranah ilmu sosial. Pria berkumis ini sebelum pindah mengajar ke FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik) Unswagati pada tahun 2003 pernah menjadi Dosen di STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial) Bandung sejak tahun 1989. STKS adalah sebuah sekolah tinggi dibawah naungan Kementerian Sosial.
Dalam tempo yang sesingkat-singkatnya di Unswagati. Pada tahun 2005, pengalamannya membawa Mukarto menjadi Sekertaris Jurusan Ilmu Komunikasi. Setelah dua tahun, ia langsung berganti jabatan menjadi Kabag Kerjasama Universitas. Jabatan itu hanya ia pegang selama satu tahun.
Kemudian pada tahun 2009-2010, Mukarto menjadi Sekertaris Kepala Biro Kerjasama. Jabatannya terus meningkat, ia didapuk menjadi Wakil Dekan I FISIP pada tahun 2011-2012, lalu Kepala Badan Penjamin Mutu pada tahun 2014-2015 dan menjadi Dekan FISIP pada Agustus 2015 hingga sekarang. Lantas yang terbaru ia akan mengemban tugas sebagai Rektor Unswagati menggantikan Rochanda Wiradhinata. Jabatan Rektor akan dijalaninya terhitung sejak tahun 2018-2022.
Wajar apabila namanya tidak asing di kalangan mahasiswa FISIP ya? Sekarang namanya akan tidak asing di kalangan mahasiswa umum Unswagati. Selamat bekerja, Pak Rektor!

Sekonyong-konyong pada penghujung tahun 2017 ini namanya tercantum sebagai Rektor baru salah satu universitas swasta kenamaan di Cirebon. Kampus yang identik dengan cat warna birunya yang digadang-gadang segera dinegerikan, yakni Universitas Swadaya Gunung Jati.
Beberapa waktu lalu tepat di penghujung bulan Oktober, ia secara aklamasi terpilih sebagai Rektor baru. Kala itu setelah usai Sidang Senat Terbuka dengan agenda khusus Pemilihan Rektor. Sebagian hadirin mengambil hidangan yang disuguhkan. Sementara Mukarto masih berdiri meladeni ucapan selamat segelintir orang. Tatkala dimintai waktu untuk diwawancara, tanpa pikir panjang ia langsung menyetujui. Sembari duduk Mukarto berkisah tentang riwayat hidupnya.
Setelah bermukim di Unswagati selama 14 tahun, kini Mukarto mencapai puncak tertinggi jabatan dalam ranah universitas. Namanya menjadi perbincangan kalangan mahasiswa yang mengenalnya.
Agaknya pria yang lahir pada 6 Juli 1965 ini sudah sejak dahulu merantau untuk memperoleh pendidikan. Katakanlah Mukarto kecil mengenyam bangku Sekolah Dasar di kampung halamannya. Setelah beranjak remaja ia mencoba mandiri dengan singgah ke Majalengka merasakan Sekolah Menengah Pertama di tanah yang masyarakatnya dominan berbahasa Sunda.
Setelah usai ia kembali bergerak mendekati kampung halamannya untuk menghabiskan masa Sekolah Menengah Atas di Palimanan. Lantas jiwa mudanya sebagai mahasiswa dihabiskan di Bandung dan Jakarta. Gelar Sarjana dan Doktornya diraih di Universitas Pasundan. Sementara gelar Magisternya diraih di Universitas Indonesia.
Perawakannya tidak terlalu tinggi dengan kulit kuning langsat, khas Indonesia. Ternyata, Mukarto muda telah menggeluti profesi Dosen. Ia berkecimpung di ranah ilmu sosial. Pria berkumis ini sebelum pindah mengajar ke FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik) Unswagati pada tahun 2003 pernah menjadi Dosen di STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial) Bandung sejak tahun 1989. STKS adalah sebuah sekolah tinggi dibawah naungan Kementerian Sosial.
Dalam tempo yang sesingkat-singkatnya di Unswagati. Pada tahun 2005, pengalamannya membawa Mukarto menjadi Sekertaris Jurusan Ilmu Komunikasi. Setelah dua tahun, ia langsung berganti jabatan menjadi Kabag Kerjasama Universitas. Jabatan itu hanya ia pegang selama satu tahun.
Kemudian pada tahun 2009-2010, Mukarto menjadi Sekertaris Kepala Biro Kerjasama. Jabatannya terus meningkat, ia didapuk menjadi Wakil Dekan I FISIP pada tahun 2011-2012, lalu Kepala Badan Penjamin Mutu pada tahun 2014-2015 dan menjadi Dekan FISIP pada Agustus 2015 hingga sekarang. Lantas yang terbaru ia akan mengemban tugas sebagai Rektor Unswagati menggantikan Rochanda Wiradhinata. Jabatan Rektor akan dijalaninya terhitung sejak tahun 2018-2022.
Wajar apabila namanya tidak asing di kalangan mahasiswa FISIP ya? Sekarang namanya akan tidak asing di kalangan mahasiswa umum Unswagati. Selamat bekerja, Pak Rektor!
Infografis kursi jabatan yang pernah diduduki Mukarto Siswoyo selama di Unswagati
Langganan:
Postingan (Atom)