Judul : Saksi Kunci: Kisah Nyata Perburuan Vincent, Pembocor Rahasia Pajak Asian Agri Group
Penulis : Metta Dharmasaputra
Penerbit : Tempo
Tahun : 2013
Halaman : xliii + 445
Resentator : Anisa
Resensi, Setaranews.com - Buku ini menceritakan tentang perjalanan Metta Dharmasaputra yang saat itu menjadi wartawan tempo dalam menguak kasus manipulasi pajak Asian Agri Group bersama seorang whistleblower, Vincent. Vincentius Amin Sutanto (Vincent) sendiri merupakan mantan Financial Controller di perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut. Berawal dari terungkapnya pembobolan uang perusahaan senilai Rp 28 miliar yang dilakukan Vincent bersama teman dan adiknya, Ia kabur ke Singapura. Dalam persembunyiannya, Vincent nekat menghubungi beberapa wartawan yang salah satunya adalah Metta untuk membocorkan kasus kejahatan yang dilakukan perusahaannya tempat dulu Ia bekerja di bidang perpajakan. Kenekatan Vincent tersebut diakui sebagai ungkapan sakit hatinya setelah permohonan ampunnya ditolak oleh perusahaan.
Tidak main-main, kasus penghindaran pajak ini merugikan negara hingga mencapai Rp 1,3 triliun. Angka tersebut menjadikan kasus ini sebagai kasus fenomenal dengan nilai pengemplangan terbesar sepanjang sejarah perpajakan di Indonesia. Dikatakan dalam buku ini, skema biaya yang dibuat meliputi biaya fiktif, transfer pricing dan hedging.
Buku ini berisi liputan investigasi yang dikemas menarik seperti novel dengan sudut pandang Metta sebagai orang pertama. Pemilihan sudut pandang ini berhasil membawa pembaca yang tidak hanya disuguhkan mengenai pengungkapan kasus pajak, namun juga lika-liku dunia jurnalistik. Dalam jurnalisme investigasi, banyak terjadi sandungan dalam pengungkapannya. Apalagi jika kasus yang dibawa memiliki keterkaitan dengan pihak berkuasa. Sama seperti yang diungkapkan dalam buku ini. Digambarkan dengan jelas bagaimana proses penegakan hukum yang berada di Indonesia. Selain itu, diceritakan betul kegamangan seorang jurnalis dalam memilih antara kemanusiaan dan kode etik yang harus dipegangnya.
Buku ini layak dibaca semua kalangan. Dengan menyajikan informasi yang lebih rinci, pembaca akan memahami secara gamblang kasus yang terjadi dibanding hanya membaca berita yang ada di media.
Tampilkan postingan dengan label resensi buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label resensi buku. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 18 Maret 2017
Sabtu, 04 Februari 2017
Resensi Buku: Hidup Berawal Dari Mimpi
Judul : Hidup Berawal Dari Mimpi
Penulis : Fahd Djibran, Bondan Prakoso and Fade 2 Black
Cetakan : Cetakan Pertama, Juni 2011
Penerbit : Kurniaesa Publishing
Tebal : 231 Halaman
Resentator : Rizal .A.P
Resensi, Seteranews.com – Novel ‘Hidup Berawal Dari Mimpi’ merupakan novel fiksi yang sangat unik dan menarik. Di novel ini terdapat beberapa subjudul, yang diambil dari judul-judul lagu Bondan Prakoso and Fade 2 Black seperti Kau Puisi, Sang Juara, Not With Me, Ya Sudahlah! dan masih banyak lagi. Tiap judulnya memiliki cerita dan keunikan masing-masing yang dapat membuat para pembaca ingin membacanya lagi lagi dan lagi.
Misalnya Kau Puisi, dalam judul ini menceritakan seorang remaja kelas 1 SMA yang pada saat itu sedang mengikuti pelajaran Fisika, Reza namanya. Ia memperhatikan dengan seksama ketika seorang guru menerangkan Hukum I Newton tantang Gaya dan Dinamika. Kala itu kelas terasa sepi dan membosankan. Tiba-tiba di balik pintu muncul lah Wakil Kepala Sekolah dengan membawa seorang gadis bernama Mona. Mona merupakan siswi pindahan dari luar kota. Kehadiran seorang Mona membuat suasana kelas yang tadinya sepi dan membosankan tiba-tiba menjadi tumpah riuh dengan senyuman. Tak lupa Reza, ia memperhatikan Mona mulai dari gesture, suara, mata, dan hidungnya, rupanya Ia jatuh cinta. Mona menjadi “Gaya Total” bagi laju hidupnya.
Hal yang unik dari cerita ini ialah dengan gaya kepenulisannya Fahd Djibran memadukan antara Hukum Newton dengan Percintaan. Tiap kalimat terasa sekali kepuitisannya.
Lain halnya dengan judul cerita Ya Sudahlah!, disini menceritakan tentang dua orang sahabat yang selalu bersama sejak SMA, Yusuf dan Irwan. Singkat cerita, persahabatan mereka diwarnai konflik yang hebat sehingga membuat mereka berdua saling berpaling muka, marah. Namun keduanya memiliki prinsip mengenai persahabatan.
“Friendship is giving someone the ability to destroy you – but trusting them not to...”
Itulah prinsip persahabatan mereka. Mereka saling percaya, saling menjaga. Hingga konflik hebat yang terjadi dalam persahabatan mereka seketika mencair dengan sendirinya.
Gaya tulisan yang dikemas di novel ini terbilang simple, ringan dan mudah diserap. Namun dengan pemikirannya Fadh Djibran membuat suasan di novel ini terasa adem dan enak untuk dibaca. Kolaborasi antara seorang penulis Fahd Djibran dengan Bondan Prakoso and Fade 2 Black membuat novel ini begitu banyak diminati masyarakat terutama kaum muda dan menjadi novel best seller kala itu. Kalimat “Hidup Berawal Dari Mimpi” sendiri diambil dari salah satu judul lagu Bondan Prakoso and Fade 2 Black, ya, Hidup Berawal Dari Mimpi.
Masih banyak cerita yang unik dan menarik dari novel “Hidup Berawal Dari Mimpi” ini yang akan membawa para pembaca menuju dimensi yang beranggapan bahwa Ia (pembaca) ada di dalam cerita tersebut.
Penulis : Fahd Djibran, Bondan Prakoso and Fade 2 Black
Cetakan : Cetakan Pertama, Juni 2011
Penerbit : Kurniaesa Publishing
Tebal : 231 Halaman
Resentator : Rizal .A.P
Resensi, Seteranews.com – Novel ‘Hidup Berawal Dari Mimpi’ merupakan novel fiksi yang sangat unik dan menarik. Di novel ini terdapat beberapa subjudul, yang diambil dari judul-judul lagu Bondan Prakoso and Fade 2 Black seperti Kau Puisi, Sang Juara, Not With Me, Ya Sudahlah! dan masih banyak lagi. Tiap judulnya memiliki cerita dan keunikan masing-masing yang dapat membuat para pembaca ingin membacanya lagi lagi dan lagi.
Misalnya Kau Puisi, dalam judul ini menceritakan seorang remaja kelas 1 SMA yang pada saat itu sedang mengikuti pelajaran Fisika, Reza namanya. Ia memperhatikan dengan seksama ketika seorang guru menerangkan Hukum I Newton tantang Gaya dan Dinamika. Kala itu kelas terasa sepi dan membosankan. Tiba-tiba di balik pintu muncul lah Wakil Kepala Sekolah dengan membawa seorang gadis bernama Mona. Mona merupakan siswi pindahan dari luar kota. Kehadiran seorang Mona membuat suasana kelas yang tadinya sepi dan membosankan tiba-tiba menjadi tumpah riuh dengan senyuman. Tak lupa Reza, ia memperhatikan Mona mulai dari gesture, suara, mata, dan hidungnya, rupanya Ia jatuh cinta. Mona menjadi “Gaya Total” bagi laju hidupnya.
Hal yang unik dari cerita ini ialah dengan gaya kepenulisannya Fahd Djibran memadukan antara Hukum Newton dengan Percintaan. Tiap kalimat terasa sekali kepuitisannya.
Lain halnya dengan judul cerita Ya Sudahlah!, disini menceritakan tentang dua orang sahabat yang selalu bersama sejak SMA, Yusuf dan Irwan. Singkat cerita, persahabatan mereka diwarnai konflik yang hebat sehingga membuat mereka berdua saling berpaling muka, marah. Namun keduanya memiliki prinsip mengenai persahabatan.
“Friendship is giving someone the ability to destroy you – but trusting them not to...”
Itulah prinsip persahabatan mereka. Mereka saling percaya, saling menjaga. Hingga konflik hebat yang terjadi dalam persahabatan mereka seketika mencair dengan sendirinya.
Gaya tulisan yang dikemas di novel ini terbilang simple, ringan dan mudah diserap. Namun dengan pemikirannya Fadh Djibran membuat suasan di novel ini terasa adem dan enak untuk dibaca. Kolaborasi antara seorang penulis Fahd Djibran dengan Bondan Prakoso and Fade 2 Black membuat novel ini begitu banyak diminati masyarakat terutama kaum muda dan menjadi novel best seller kala itu. Kalimat “Hidup Berawal Dari Mimpi” sendiri diambil dari salah satu judul lagu Bondan Prakoso and Fade 2 Black, ya, Hidup Berawal Dari Mimpi.
Masih banyak cerita yang unik dan menarik dari novel “Hidup Berawal Dari Mimpi” ini yang akan membawa para pembaca menuju dimensi yang beranggapan bahwa Ia (pembaca) ada di dalam cerita tersebut.
Kamis, 29 Desember 2016
Resensi Buku: Sayap-Sayap Patah
Judul : Sayap-Sayap Patah
Penulis : Kahlil Gibran
Cetakan : I, 2011
Penerbit : Narasi, Yogyakarta
Tebal : 124 halaman
Resentator : Wasniah
Setaranews.com - Dalam novel Sayap-Sayap Patah oleh Kahlil Gibran, sebuah novel sastra romantis yang mengisahkan nasib kisah cinta Gibran pada seorang gadis Lebanon bernama Seima Karamy.
Cerita ini diawali dengan perkenalan seorang lelaki yang sangat kaya di tanah Lebanon bernama Fahris Effendi yang ternyata adalah sahabat ayah Gibran sewaktu mudanya. Perkenalan mereka berlanjut setiap waktu luang, Gibran sering mengunjungi rumah Fahris dan memperkenalkan Seima kepada Gibran. Akhirnya tumbuhlah bunga-bunga cinta antara Gibran dan Seima, akan tetapi takdir mengharuskan untuk mematahkan cinta mereka karena pendeta di Lebanon meminang Seima untuk keponakannya yang bernama Mansur Bey Galib. Pendeta memilih Seima bukan karena kecantikan melainkan kekayaan ayahnya. Pernikahan ini membuat Seima merasakan kepedihan mendalam sebab Mansur adalah seorang lelaki yang suka melampiaskan, serta menyiksa Seima bertubi-tubi dan pada akhirnya Sang Kuasa menghapus semua duka Seima dengan menjemput ajalnya.
Kelebihan dari novel ini, tata penulisannya berbeda dari novel biasanya. Tetapi, tata penulisannya yang berbeda dari novel biasanya inilah menyebabkan novel ini kurang menarik karena tidak tersusun dengan rapih.
Kata-kata yang menarik di novel Sayap-Sayap Patah:
“Penyair dan penulis berusaha untuk memahami kenyataan seorang wanita. Namun, sampai hari ini mereka tidak memahami rahasia tersembunyi hati wanita ...”
“Aku menemukan cinta kita sedalam samudera, setinggi bintang dan seluas langit”
“Oh, Tuhan, ampunilah aku dan sambungkan sayap patahku”
“Oh, Tuhan, apa yang telah seorang wanita lakukan kepada-Mu? Dosa apa yang telah ia lakukan hingga layak menerima hukuman seperti ini? Karena kejahatan apa ia pantas mendapatkan penyiksaan seperti ini? Oh, Tuhan, Kau kuat dan aku lemah. Mengapa Kau membuatku menderita seperti ini? Kau besar dan agung, sementara aku tidak lain hanyalah makhluk kecil yang merangkak di hadapan-Mu. Mengapa Kau menginjakku dengan kaki-Mu? Kau adalah prahara yang murka, dan aku seperti debu; mengapa, oh Tuhan, mengapa Kau melemparkanku ke tanah yang dingin? Kau kuat dan aku tidak berdaya; mengapa Kau memerangiku? Kau penyayang dan aku sopan; mengapa Kau menghancurku? Kau telah menciptakan wanita dengan cinta, dan mengapa, dengan cinta, Kau menghancurkannya ....”
Penulis : Kahlil Gibran
Cetakan : I, 2011
Penerbit : Narasi, Yogyakarta
Tebal : 124 halaman
Resentator : Wasniah
Setaranews.com - Dalam novel Sayap-Sayap Patah oleh Kahlil Gibran, sebuah novel sastra romantis yang mengisahkan nasib kisah cinta Gibran pada seorang gadis Lebanon bernama Seima Karamy.
Cerita ini diawali dengan perkenalan seorang lelaki yang sangat kaya di tanah Lebanon bernama Fahris Effendi yang ternyata adalah sahabat ayah Gibran sewaktu mudanya. Perkenalan mereka berlanjut setiap waktu luang, Gibran sering mengunjungi rumah Fahris dan memperkenalkan Seima kepada Gibran. Akhirnya tumbuhlah bunga-bunga cinta antara Gibran dan Seima, akan tetapi takdir mengharuskan untuk mematahkan cinta mereka karena pendeta di Lebanon meminang Seima untuk keponakannya yang bernama Mansur Bey Galib. Pendeta memilih Seima bukan karena kecantikan melainkan kekayaan ayahnya. Pernikahan ini membuat Seima merasakan kepedihan mendalam sebab Mansur adalah seorang lelaki yang suka melampiaskan, serta menyiksa Seima bertubi-tubi dan pada akhirnya Sang Kuasa menghapus semua duka Seima dengan menjemput ajalnya.
Kelebihan dari novel ini, tata penulisannya berbeda dari novel biasanya. Tetapi, tata penulisannya yang berbeda dari novel biasanya inilah menyebabkan novel ini kurang menarik karena tidak tersusun dengan rapih.
Kata-kata yang menarik di novel Sayap-Sayap Patah:
“Penyair dan penulis berusaha untuk memahami kenyataan seorang wanita. Namun, sampai hari ini mereka tidak memahami rahasia tersembunyi hati wanita ...”
“Aku menemukan cinta kita sedalam samudera, setinggi bintang dan seluas langit”
“Oh, Tuhan, ampunilah aku dan sambungkan sayap patahku”
“Oh, Tuhan, apa yang telah seorang wanita lakukan kepada-Mu? Dosa apa yang telah ia lakukan hingga layak menerima hukuman seperti ini? Karena kejahatan apa ia pantas mendapatkan penyiksaan seperti ini? Oh, Tuhan, Kau kuat dan aku lemah. Mengapa Kau membuatku menderita seperti ini? Kau besar dan agung, sementara aku tidak lain hanyalah makhluk kecil yang merangkak di hadapan-Mu. Mengapa Kau menginjakku dengan kaki-Mu? Kau adalah prahara yang murka, dan aku seperti debu; mengapa, oh Tuhan, mengapa Kau melemparkanku ke tanah yang dingin? Kau kuat dan aku tidak berdaya; mengapa Kau memerangiku? Kau penyayang dan aku sopan; mengapa Kau menghancurku? Kau telah menciptakan wanita dengan cinta, dan mengapa, dengan cinta, Kau menghancurkannya ....”
Langganan:
Postingan (Atom)