Jumat, 04 November 2016

Sandi Bawa Unswagati ke Tingkat Nasional

Unswagati, SetaraNews.com – Sandi Firmanullah mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) program studi (prodi) Manajemen Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon berhasil mengharumkan nama Unswagati dengan menjadi Juara I Lomba Investment Nasional. Perlombaan tersebut telah diselenggarakan pada 25 Oktober 2016 di Universitas Bunda Mulya, Jakarta yang diikuti oleh 175 peserta dari seluruh Indonesia.

Investment atau Pasar Modal adalah kegiatan memiliki hak pada suatu perusahaan atas saham yang dimilikinya. Contohnya kita membeli saham Unilever, artinya kita sudah termasuk pemilik Perusahaan Unilever meski presentasinya kecil. Sementara, teknik perlombaannya menggunakan permainan simulasi saham. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pernah menyelenggarakan perlombaan semacam ini, tapi dari pihak FE Unswagati belum memiliki pengalaman sama sekali.

Menurut Sandi ini adalah pengalaman pertamanya mengikuti perlombaan Investment dan dirasa seru. “Kesannya seru, banyak pengalaman, apalagi ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti olimpade ini, banyak temen juga, asyik, ya dinikmatin aja.” Tutur Sandi pada SetaraNews.com, Jumat (4/11).

Persiapan yang dilakukan oleh Sandi pun terbilang cukup singkat yakni hanya selama satu minggu. Pembelajaran dilakukan melalui Youtube, namun ada peran Dosen pembimbing dibalik semua perjuangan Sandi.

“Dalam perjuangan itu kita tidak boleh cepat menyerah, daya juga sama pas kemarin lomba menemukan kesulitan. Namun ya, dinikmatin aja. Toh kalau rezeki kan sudah ada Allah yang menentukan. Jadi pesan buat para mahasiswa yang ada di Cirebon, jangan minder kalau mau ikutan olimpiade tuh. Biarpun kita bukan dari daerah Ibu kota juga.” Pungkasnya. (Riska)

Kamis, 03 November 2016

Jokowi Mandatkan Wiranto Terima Perwakilan Demonstran

Jakarta, SetaraNews.com - Presiden Joko Widodo beserta wakilnya Jusuf Kalla tidak bisa menemui masa aksi yang dilakukan di Gedung Istana oleh Organisasi Islam terkait dugaan kasus penistaan Al-Quran yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta alias Ahok, Jumat (04/11), dikarenakan Presiden dan Wakilnya sedang ada agenda kunjungan ke Bandara Soekarno-Hatta.

Hal ini disebutkan oleh Kepala Biro Pers Kepresidenan Sekretariat Negara, Bey Machmudin menyebutkan kunjungan Presiden ke Bandara Soekarno-Hatta ini sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya. "Presiden shalat Jumat di masjid kawasan bandara," katanya seperti dikutip dari antaranews.com.

Akhirnya Presiden Joko Widodo memberikan mandat kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno (Mensesneg) dan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto untuk menerima perwakilan Demonstran. Mandat tersebut dikonfirmasikan melalui Staf Khusus Presiden, Johan Budi.

"Saya konfirmasi pada Presiden bahwa yang nanti menerima perwakilan pengunjuk rasa adalah Mensesneg dan Menkopolhukam," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, dikutip dari antaranews.com.

Terkait Aksi besar yang di gelar saat ini, Presiden Joko Widodo juga sudah menjamin kelangsungan aktivitas masyarakat sekitar DKI Jakarta.

GNPF MUI Padati Tugu Tani Menuju Istiqlal

Nasional, SetaraNews.com - Jumat (04/11) Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara terkait dugaan penistaan Agama Al -Maidah 51 yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, aksi tersebut tak lain untuk mendesak kepolisian agar secepatnya menangkap  dan mengadili Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Ribuan massa aksi tersebut berbondong-bondong melintasi Tugu Tani dan berjalan menuju Masjid Istiqlal. Dimulai dari Jalan Menteng Raya menuju Masjid Istiqlal dengan melewati Jalan Ridwan Rais. Terkait padatnya massa aksi, polisi yang bertugas harus merekayasa lalu lintas.

"Jadi kendaraan yang dari Jalan Menteng Raya, dialihkan lewat Mesjid Cut Meutia kemudian keluar di Jalan Kebun Sirih Timur. Nah yang dari kebon sirih juga tidak bisa belok ke kiri langsung ke Jalan Ridwan Rais," kata petugas kepolisian, Mayor Mukidi, seperti yang dikutip dari Republika.co.id, Jumat (04/11).

Sepanjang jalan, Massa Aksi terus menyeruhkan Takbir, Sholawat dan yel-yel yang mendesak Ahok agar secepatnya ditangkap, Atribut yang dibawanya berupa bendera merah putih, bendera bertuliskan La Illaha Ilallah, serta membawa bekal berupa makanan dan minuman.

IPTI Menyatakan Ikut Dalam Barisan Aksi Ormas Islam

Nasional, SetaraNews.com - Demonstrasi besar-besaran, Jumat (04/11) di Gedung Istana terkait dugaan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang dikenal dengan sebutan Ahok ternyata bukan hanya dilakukan oleh umat Muslim semata, tapi pula diikuti oleh Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) yang merupakan sebuah organisasi kepemudaan Cina yang berada di Indonesia.

Hal ini didasari akan kecintaan pemuda Cina terhadap kebhinekaan dan Negara Indonesia. Ardy Susanto, Ketua Umum Pengurus Besar IPTI mengatakan bahwasanya menjaga kebhinekaan adalah komitmen bersama baik umat Islam, warga keturunan Cina, dan semua elemen suku dan agama di Indonesia.

"Kita akan turun bersama organisasi pemuda non Muslim lain seperti Pemuda Katolik, Generasi Muda Khonghucu (GEMAKU), demi mengembalikan kebhinekaan yang telah dirusak Ahok," ungkapnya seperti dikutip dari Republika.co.id.

Selain IPTI yang ikut serta dalam aksi, ternyata Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PERISAI) dan Forum Pemuda Lintas Agama dan Kebangsaan juga ikut dalam barisan aksi tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Chandra Halim, Ketua Umum PERISAI, menyatakan untuk ikut dalam barisan aksi.

"Kita bersama peduli dan prihatin, untuk itu kita turun menyerukan tuntutan hukum kepada Ahok dan aparat untuk bertindak tegas tanpa pandang bulu," pungkasnya.

Menjadi Tuan Rumah, BEM FE Gelar Seminar Nasional

Unswagati, setaranews.com – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM FE) menjadi tuan rumah dalam acara Latihan Kepemimpinan Wilayah IV ISMEI Jabar-Banten dengan tema “Menjadi Generasi yang Peduli Terhadap Aturan Kebijakan Pemerintah” dan Seminar Nasional dengan pembahasan mengenai Tax amnesty sebagai barometer perekonomian Indonesia dan Undang-undang desa sebagai bentuk perekonomian kerakyatan dan penguatan perekonomian nasional melalui daerah.

Seminar yang dilaksanakan pada Kamis (3/11) di Aula kampus Unswagati merupakan kegiatan rutin yang masuk kedalam program kerja wilayah ISMEI (Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia). “Acara ini merupakan rutinitas ISMEI. ISMEI sendiri adalah kumpulan BEM atau setara BEM Fakultas Ekonomi se-Indonesia tapi untuk acara ini hanya sewilayah IV saja. Tapi untuk konsep acara diserahkan kepada tuan rumah, untuk kali ini kami. Maka kami adakan seminar selama satu hari, dan dua hari kedepan dilakukan pelatihan kepemimpinan,” ujar Jamalludin selaku Ketua BEM FE saat ditemui setaranews.com disela-sela acara.

Seminar yang diikuti oleh 600 peserta ini dimulai pukul 09.00 WIB untuk materi pertama seputar Tax Amnesty, diisi oleh Direktorat Jenderal Pajak II Jawa Barat, KPP Pratama Cirebon, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan Asisten Pemerintahan Kota Cirebon. Sedangkan untuk materi kedua dimulai kembali pukul 13.00 WIB dengan pembahasan mengenai Undang-undang Desa yang dibawakan oleh Direktorat Pengembangan Desa, dan Staf ahli anggota Komisi V DPR RI.

Tujuan secara umum kegiatan ini adalah untuk menciptakan pionir-pionir yang mampu mengontrol dan mengawasi kebijakan-kebijakan pemerintah terutama masalah Tax Amnesty dan Undang-undang Desa. Sedangkan tujuan internal yang hendak dicapai dalam acara ini adalah sebagai bentuk regenerasi kepengurusan. “Acara ini sendiri bertujuan untuk melakukan regenerasi dari kepengurusan di wilayah, untuk menigkatkan kinerja dari anggota yang baru untuk bisa bekerja secara maksimal di ISMEI,” tutur Ega Septian selaku Ketua Pelaksana acara.

Rabu, 02 November 2016

Puisi: Serayu

Serayu...
Wajahmu mendayu-dayu
Berlabuh resah dihatimu
Senja malu-malu
Mencuri rindu dari laki-laki tak tahu malu
Yang tercipta malah sendu

Terangkum dalam kenang
Mata sayu miliknya menatap nyalang
Menikam intimu hingga dalam

Hujan menderai air mata
Air matamu tak kan mencerai banjir
Menggenang dalam malam
Lampu-lampu kota berpijar
Serupa gemerlap bimbang

Serayu...
Usap saja segala sedu sedan
Sebab katanya,
hakikat bahagia ialah mengurangi harapan

Penulis: Fiqih Dwi Hidayah (Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Pendidikan)

Selasa, 01 November 2016

Ingin Dispensasi DPP/SKS untuk UTS/UAS? Berikut Tips Mudahnya!

Tips, SetaraNews.com - Setiap menjelang pelaksanaan kegiatan akademik Ujian Tengah Semester (UTS) atau Ujian Akhir  Semester (UAS) setiap mahasiswa wajib membayar kewajiban perkuliahan, yang tidak lain yaitu membayar Dana Pengembangan Pendidikan (DPP) dan Sistem Kredit Semester (SKS).  Tidak usah khawatir teman - teman mahasiswa sekalian, pihak kampus masih ada kebijakan keringanan yaitu DISPENSASI. Tinggal sekarang bagaimana kalian, mau mengambil Dispensasi atau tidak, butuh keberanian untuk memproleh hak tersebut.

Perlu diketahui, sebenarnya kebijakan dispensasi seperti yang dikeluarkan oleh pihak kampus hanya berlaku untuk pembayaran DPP untuk SKS tidak bisa. Namun, kembali lagi bagaimana kalian memperjuangkannya sekalipun belum membayar keduanya, teman - teman tetap berhak untuk mendapatkan pendidikan dan mengikuti kegiatan UTS atau UAS, sebagaimana cita - cita kampus Unswagati turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berikut langkah - langkah formal untuk memperjuangkan hak, atau tata cara mengajukan dispensasi:

  1. Mendatangi WD II bagian keuangan, bicara secara persuasif.

  2. Membuat surat pengajuan dispensasi, surat yang dibuat ditujukan kepada Rektor dengan tembusan WR II, Kabag Keuangan, dan Dekan Fakultas.

  3. Mengisi blangko dispensasi, blangko tersebut berada di Bagian Keuangan dan mengisin kolom-kolomnya secara lengkap.

  4. Mendatangi biro keuangan, dalam tahap ini Biro Keuangan akan kordinasi dengan WD II Fakultas, jika diterima maka akan keluar surat tembusan disposisi.

  5. Menemui WR II, jika langkah no 2 tidak menemui hasil, maka langsung mendatangi WR II untuk membicarakan dan meminta kebijaksanaan dari kampus melalui WR II.

  6. Disposisi surat ke Bagian Keuangan, dalam tahap ini WR II akan menembuskan disposisi ke bagian keuangan.

  7. Mengambil kartu ujian, setelah disposisi dari bagian keuangan, maka disposisi tersebut akan dijadikan bukti untuk mengambil kartu ujian. Jika kartu ujian tidak ada, tidak perlu khawatir karena teman-teman tetap bisa ikut ujian dengan membawa tanda bukti permintaan dispensasi dan disposisi yang sudah kalian buat ke dalam ruangan ujian agar tidak dikeluarkan oleh pengawas apabila pengawas memeriksa.


Berikut tips yang bisa SETARANEWS berikan, semoga bermanfat bagi seluruh mahasiswa Unswagati. Pada dasarnya dispensasi bisa dilakukan tidak hanya untuk DPP atau SKS, UTS atau UAS, untuk pembayaran lainnya pun bisa seperti KKN, PRAKTIKUM, JOB TRAINING, KP, PKL dan lainnya. Yang jelas, hak itu tidak akan turun dari langit begitu saja, tanpa ada proses dan perjuangan yang harus dilalui. Selamat mengitu UTS dan UAS!

 

Notes: Jika ada pertanyaan silahkan beri komentar, atau kunjungi sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa SETARA Unswagati, Gedung Manajemen Kampus I Unswagati!