Jumat, 14 April 2017

Massa Aksi Nilai Kepolisian Melakukan Tindakan Represif

Cirebon, Setaranews.com –  Aparat Kepolisian Polres Cirebon Kota Kembali melakukan tindakan represifitas terhadap para demonstran, hal ini terjadi ketika Aliansi Mahasiswa Cirebon (AMC) tengah melakukan aksi demonstrasi pada Kamis 13 April 2017 yang menuntut Kejaksaan Negeri (Kejari) untuk segera meningkatkan proses hukum atas dugaan korupsi Mega Proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) 96 Miliar dan segera memberikan progres hukumnya.

Hal itu disampaikan oleh Arif, salah satu peserta aksi yang menilai tindakan Kepolisian kepada massa seperti memukul, mengeluarkan kalimat kasar dan diludahi merupakan tindakan yang represif. "Menyampaikan pendapat di depan umum itu sudah dilindungi  konstitusi dan dijamin oleh UUD 1945. Dengan tindakan represif tersebut keploisian justru bertentangan dengan konstitusi dan menciderai pilar-pilar demokrasi. Wajar saja jika kami melawan. Karena memang kesewenang-wenangan yang kami lawan," tegas Arif kepada setaranews.com.

Arif pun menambahkan, bahwa aksi yang dilakukan sudah melalui Prosedur dan Tahapan (Protap) dari kepolisian. Menurutnya, pihak kepolisian hanya mencari-cari alasan untuk membubarkan aksi tersebut yang justru melanggar Protap dan konstitusi. Pada saat aksi berlangsung terjadi negoisasi antara aparat kepolisian dan massa aksi, namun tidak lama setelah negosiasi datang aparat kepolisian berseragam lengkap langsung membubarkan aksi unjuk rasa tersebut.

"Alasannya sangat klasik, yaitu mengganggu ketertiban umum. Padahal kami sudah tiga hari sebelumnya sudah mengirimkan surat pemberitahuan aksi.  Wajar saja kalau kemudian jalanan jadi ramai, dan tugas polisi ya memastikan agar lalu lintas tetap berjalan lancar, itulah fungsi dari pada adannya pemberitahuan aksi," pungkas Arif pasca aksi berlangsung.

Sebelumnya, massa aksi berkumpul di depan kampus satu Unswagati sebelum bergerak menuju  kantor Kejaksaan Negeri (Kejari), massa melakukan orasi dan bakar ban untuk menyuarakan aspirasi sekaligus mengajak mahasiswa untuk bergabung dalam barisan aksi. Kemudian setelah itu, massa aksi melakukan long march menuju kantor Kejari yang berada di Jl. Wahidin.

Sesampainya di Lampu Merah Gunung Sari, massa berhenti membentuk lingkaran sambil membakar ban dan melakukan berbagai orasi. “Api dari ban yang terbakar ini merupakan simbol amarah kami sebagai rakyat kota cirebon. Keringat kita tidak seberapa ketimbang keringat jutaan rakyat yang diperas dan dibajak uangnya,” teriak salah seorang orator tepat ditengah-tengah masa aksi.

Sampai berita ini diturunkan, pihak kepolisian tidak dapat dimintai keterangan.

 

 

Berita Lainnya: Lambat Menangani Dugaan Korupsi DAK 96 M, Aliansi Mahasiswa Kembali Sambangi Kejari Kota Cirebon 

 

Kamis, 13 April 2017

Lambat Menangani Dugaan Korupsi DAK 96 M, Aliansi Mahasiswa Kembali Sambangi Kejari Kota Cirebon

Cirebon, Setaranews.com – Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Cirebon (AMC) kembali menyuarakan aspirasinya dengan melakukan Aksi Long March menuju  Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Cirebon terkait dugaan korupsi mega proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) 96 Miliar yang sudah diduga adannya indikasi kerugian negara di dalamnya.

Sebelum menuju Kejari, massa aksi melakukan orasi dan membakar ban di depan Kampus Utama Unswagati untuk memberitahukan sekaligus mengajak mahasiswa untuk masuk dalam barisan aksi mengusut tuntas kasus DAK 96 M.


Hotman, salah seorang perwakilan Massa aksi menilai bahwasanya Kejari Kota  Cirebon lambat dalam penangananan kasus tersebut. Padahal sudah hampir sebulan Kejari memberikan pernyataan bahwasannya mega proyek tersebut diduga ada unsur - unsur merugikan keuangan negara. Dia pun mengatakan bahwa aksi ini untuk mengingatkan Kejari untuk meningkatkan proses hukum. Pasalnya, beberapa kasus koruspi di Kota Cirebon tidak sedikit berahir dengan ketidak jelasan. Jangan sampai  kasus mega proyek DAK 96 M pun mengalami hal yang sama.


“Kami nilai Kejari Kota Cirebon loyo dalam menegakkan hukum, maka dari itu kami mendesak Kejari untuk meningkatkan proses hukum  dalam menanggapi kasus mega proyek DAK 96 M yang sudah jelas adannya indikasi korupsi, dan kami juga menuntut Kejari untuk mentrasparansikan progres hukum terkait dugaan penyimpangan dalam proyek ini,” ungkapnya saat ditemui setaranews.com, Kamis (13/4).


Selain itu, Arif, yang juga salah satu massa aksi mengungkapkan bahwa Kejari harus sigap dalam melakukan proses hukum. Pasalnya, menurut dia, tidak ada alasan bagi Kejari untuk tidak menindaklanjuti yang dimana dalam pelaksanaan pembangunan Proyek tersebut Kejari pun bertindak sebagai Tim Pengawal Percepatan Pembangunan Daerah.


"Dari awal ikut kok jadi pengawal yang bertugas memastikan agar tidak terjadi pembangunan yang menabrak regulasi. Kalo diam saja, berarti Kejari sudah melanggar intruksi presiden dan juga bertentangan dengan konstitusi. Karena tugas pokok Kejari sesuai dengan amanahnya yaitu sebagai corong pemberantasan korupsi dan penegakan hukumnya, dan kami siap mengawalnya sampai tuntas" pungkasnya.


Massa aksi kembali membakar ban dan membentuk lingkaran besar tepat di perempatan lampu merah gunung sari dengan diiruingi  berbagai orasi yang diluapkan oleh massa aksi, hal ini kembali memicu aparat kepolisian untuk mengklaim bahwasannya massa aksi telah mengganggu ketertiban umum," Kita kepolisian punya wewenang untuk memberhentikan aksi apabila mengganggu ketertiban,” jelas Kapolresta Cirebon Adi Vivid AB, di kantor Polres Cirebon Kota.


Akhirnya massa aksi kembali diamankan oleh aparat kepolisian dan di bawa menuju Polres Kota Cirebon.


Berita lainnya: Penyimpangan DAK 96 M, Aliansi Mahasiswa Unswagati Lakukan Aksi

Rencana Yayasan Terkait Pembangunan Kampus Unswagati

Unswagati, Setaranews.com - Pembangunan infrastruktur Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) sedang dalam proses pengerjaan. Berkualitasnya suatu kampus dilihat dari berbagai aspek, salah satunya pengembangan Sumber Daya Manusia yang baik, fasilitas perkuliahan yang lengkap, tenaga pengajar yang berkualitas, dan lingkungan kampus yang nyaman.

Proyek yang sedang digarap untuk tahun ini adalah pembangunan ruang kuliah di Kampus Utama Unswagati, yang rencananya September 2017  sudah selesai. Alokasi dana untuk pembangunan di Kampus Utama sebesar 12 Miliar rupiah, diantaranya 7 Miliar dari Mahasiswa dan sisanya dari kegiatan uang yayasan.

Tidak hanya pembangunan ruang kuliah, pihak Yayasan pun sedang membangun kantor khusus yayasan di Rusunawa Unswagati yang berada di Jalan Bypass Brigjen Dharsono Cirebon. Jika pembangunan di Kampus utama sudah rampung, maka akan dilanjut dengan pembangunan kampus  IV untuk Fakultas Kedokteran dan Kampus II yang berada di Jalan Perjuangan.

"Meskipun faktor cuaca yang kurang mendukung dalam pembangunan kali ini, tetapi tidak menyurutkan semangat para pekerja untuk terus mengerjakan proyek ini. Mudah-mudahan tidak ada aral melintang dalam pembangunan ini, karena itu kan lahannya juga tidak terlalu padat,jadi tidak butuh waktu lama. Tapi kalau dilihat dari segi kualitas, sudah bagus kok," ujar Suherli selaku Wakil Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ) kepada setaranews.com pada Senin (10/04).

Pihak Yayasan pun mengharapkan pada 2020 sudah memiliki tanah 20 hektar. “Semoga ke depan kami dapat mengembangkan lahan yang 20 hektar yang akan kami siapkan, kemudian akan dibuat Sekolah Tinggi namun tetap di bawah yayasan. Tahun 2020 paling tidak kita sudah punya tanah terhampar supaya tidak tercecer lagi dan koordinasinya mudah,” tambahnya. (Riska)

 

Selasa, 11 April 2017

Kedatangan Wagub Jabar, Mahasiswa Unswagati Gelar Aksi

Unswagati, Setaranews.com - Mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon gelar aksi terkait kedatangan Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mizwar di Kampus utama Unswagati pada Selasa (11/4). Kedatangan Dedi yang dirasa mahasiswa sangat mendadak ini mengundang pertanyaan dan kecurigaan besar. Mahasiswa beranggapan bahwa kedatangan Dedi Mizwar hanya untuk mencari dukungan terkait rencana pencalonannya di Pilgub Jabar 2018.

”beliau kesini tanpa ada pemberitahuan dan wacana apapun. Kami tidak ingin kampus kami di politisir karena tahun ini adalah tahun riskan, tahun politik. Untuk itu tidak mungkin seorang pejabat daerah datang ke Unswagati tanpa ada maksud dan tujuan”. Ujar Ilham salah satu masa aksi.

Mahasiswa mendesak Dedi Mizwar untuk memberikan penjelasan terkait tujuan kedatangannya. “Kami selaku mahasiswa unswagati meminta Bapak. Dedi Mizwar mengklarifikasi terkait kedatangannya di Unswagati. Kami selaku mahasiswa berhak tahu tujuan Bapak Dedi Mizwar datang ke Unswagati untuk apa, hanya itu”. Lanjutnya

Namun, keinginan mahasiswa untuk mempertanyakan hal tersebut tidak ditanggapi oleh Wakil Gubernur Jawa Barat dan mendapatkan hadangan dari petugas keamanan kampus. Masa aksipun membubarkan diri selepas Dedi Mizwar meninggalkan Unswagati. (Felis)

Kamis, 06 April 2017

Penyimpangan DAK 96 M, Aliansi Mahasiswa Unswagati Lakukan Aksi

Cirebon, Setaranews.com - Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) melakukan long march yang dimulai dari kampus 1 Unswagati hingga kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) pada Kamis 6 April 2017. Aksi para mahasiswa ini dilakukan terkait penyimpangan mega proyek DAK 96 M yang hingga kini belum diusut secara tuntas.

Sebelum menuju ke kantor Kejari yang terletak di Jalan Wahidin, massa aksi melakukan orasi-orasi di depan Kampus Utama Unswagati yang menuntut kepada Kejari terkait sudah sejauh mana proses hukum yang sudah dilaksanakan soal kasus dugaan penyimpangan mega proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 96 Milyar bersumber dari APBN 2015.

Dalam aksinya, para mahasiswa membawa 'obat kuat' sebagai simbol bahwa Kejari tidak boleh lemah dalam pengusutan kasus ini. "Kejari ini 'lemah syahwat' dalam mengusut kasus DAK 96 M. Makanya kami bawa serta obat kuat sebagai simbol agar Kejari kembali kuat dan tidak boleh lemah dalam mengusut tuntasnya," ujar Efri salah satu peserta aksi.

Massa aksi sempat melakukan bakar ban di perempatan lampu merah Gunung sari sebelum menuju kantor Kejari dan mereka pun sempat bersitegang dengan aparat kepolisian. "Bakar-bakar ban dan bentuk lingkaran disana (perempatam gunung sari-red) gausah lah," kata Kapolres Cirebon, Adi Vivid AB, saat menemui mahasiswa.

Namun, salah satu peserta sempat diamankan aparat kepolisian dengan alasan mengganggu ketertiban. Setelah dilakukan negosiasi, mahasiswa tersebut pun akhirnya dilepaskan dan peserta membubarkan diri.

 

Berita lainnya: Mahasiswa Tuntut Kejari Serius Menangani Kasus Mega Proyek DAK 96 M

 

Rabu, 05 April 2017

Ormawa Pertanian Gelar Agriculture Festival

Unswagati, Setaranews.com - Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Pertanian Unswagati menyelenggarakan Agriculture Festival 2017 yang dimulai pada 4 hingga 6 April 2017 bertempat di Kampus Utama. Ormawa yang tergabung diantaranya BEM, Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIPMAGRI) dan Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIPMAGRO).

Agriculture Festival terdapat beberapa acara, diantaranya Seminar mengenai kopi dengan tema "Perjalanan Panjang Secangkir Kopi" yang bertempat di Auditorium Kampus Utama Unswagati, Bazar produk, dan pada malam terakhir terdapat lomba meracik kopi serta Live Music.

Ormawa Fakultas Pertanian dalam acara Seminar "Perjalanan Panjang Secangkir Kopi" menghadirkan beberapa panelis, seperti Akademisi, Blind Bottle dan Classic Bean sebagai pelaku usaha, dan Koperasi Kopi Nusantara. Adanya Seminar ini bertujuan memperkenalkan komoditas kopi dari segi manfaat, gizi, pengolahan dan pemasaran kopi hingga kancah ekspor ke berbagai negeri. Terlebih lagi bahwa Wilayah III Cirebon sendiri memiliki tempat produksi dan budidaya komoditas kopi yang cukup bagus yakni tepatnya di Kabupaten Kuningan.

“Karena kopi itu banyak yang suka,maka dengan acara ini membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengetahui budidaya dan peluang bisnis komoditi kopi," ujar Amelia Yusnita Ketua Pelaksana Agriculture Festival, Selasa 8 April 2017.

Acara Seminar ini mendapat antusias yang tinggi dengan peserta mencapai 199 orang berasal dari  dari berbagai kalangan, seperti masyarakat petani, pelaku usaha kopi, dan mahasiswa umum.

Ketua BEM Fakultas Pertanian, Indra Kusuma, menyampaikan bahwa acara yang diselenggrakan dengan melibatkan Ormawa Fakultas Pertanian, memang sudah direncanakan sebelum periode kepengurusan berakhir. ”Dari awal memang sudah direncanakan untuk membuat Program bersama dengan Organisasi Mahasiswa Fakultas Pertanian untuk mensukseskan Agriculture Festival sebagai program akhir periode,” katanya.

Minggu, 02 April 2017

Ormawa-FE Jalin Keakraban Lewat Silaturasa

Unswagati, setaranews.com - Dalam rangka meningkatkan hubungan emosional dan persatuan dilingkungan Fakultas Ekonomi (FE) Uswagati bisa dilakukan dengan berbagai macam cara atau kegiatan. Dalam hal ini, Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi (Ormawa-FE)  mengeratkan hubungan dengan menggelar acara Malam Keakraban (Makrab) pada Sabtu (01/04) di Ruang 207-208 Gedung manajemen Fakultas Ekonomi.

Adapun Ormawa FE ini terdiri dari beberapa elemen mahasiswa seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas  Ekonomi (BEM-FE), Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi (DPM-FE), Himpunan Mahasiswa Jururan Manajemen (Himajemen) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (Himatansi)

Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Pelaksana acara Makrab tersebut,Dymas, menurut dia tema yang dibawakan pada Makrab Ormawa-FE yaitu soal "Silaturasa" dan bertujuan untuk menjalin rasa keakraban antar sesama organisasi di lingkungan fakultas ekonomi,

"Tujuannya bukan hanya untuk menjalin keakraban semata, melainkan juga menjalin rasa antar ormawa khususya di fakultas ekonomi, maka dari itu tema makrabnya "Silaturasa",  ya intinya sih lebih mengenal dan merasakan gitu, lalu kami juga mengharap semoga dengan dilaksanakan makrab pada malam hari ini Ormawa-FE dapat bersatu untuk mencapai tujuan bersama yaitu untuk membangun fakultas ekonomi menjadi lebih  baik kedepannya", ungkapnya saat ditemui setaranews.com di sela-sela acara berlangsung, Sabtu (01/04).

Tanggapan sekaligus apresiasi juga berdatangan di lingkungan FE.  Aziz, selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM-FE) ikut memberi komentar. Ia berharap agar kebersamaan makin solid dan saling bersinergi.

"Semoga kebersamaan Ormawa-FE makin solid dan bersinergi serta tidak saling mengunggulkan program kerjannya masing-masing, melainkan saling melengkapi", katanya saat ditanya setaranews.com.

Makrab Ormawa-FE dimulai sekitar pukul 15:00-01:00 WIB dan rangkaian acaranya berisikan sesi perkenalan antar Ormawa-FE, diskusi film, sharing, kemudian diakhiri dengan Pentas Seni (Pensi) yang dibawakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Seni dan Budaya (USB) dan penampilan dari masing-masing Ormawa-FE. (Awank).