Panitia Absen Dalam LPJ PKKMB
Pengenalan Kehidupan Kampus pada Mahasiswa Baru (PKKMB) merupakan program wajib bagi setiap Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia, baik PTN maupun PTS. Hal tersebut sesuai Surat Edaran dari DIKTI. Dimana penyenggaraannya sudah di atur dan terkonsep dengan jelas, sehingga pelaksanaan sesuai dengan tujuannya yaitu pengenalan, persiapan, dan mengakselerasi mahasiswa baru dalam memahami lingkup kehidupan dunia kampus. Namun, dalam penyelenggaraan PKKMB 2018 Unswagati mengalami polemik dari persiapan sampai pasca kegiatan.
Pasca kegiatan untuk LPJ (Laporan Pertanggungjawaban) PKKMB Universitas menjadi agenda penting bagi civitas akademika karena menyangkut hajat mahasiswa, dimana harus disampaikan secara terbuka dan transparan, baik dari segi kegiatan maupun pendanaan yang diperuntukan untuk kegiatan tersebut (PKKMB), dimana dalam hal ini BEM-U sebagai pengguna anggaran untuk kegiatan PKKMB 2018 yang ditindak lanjut dengan pembentukan panitia yang berasal dari mahasiswa Unswagati.
Pada pelaksanaannya, PKKMB menuai berbagai polemik dalam kegiatan tersebut, salahsatunya yaitu menyoal gagalnya Sidang Terbuka LPJ PKKMB, karena ketidak hadiran seluruh Panitia Pelaksana PKKMB Universitas, dimana Sidang terbuka LPJ PKKMB Universitas yang sudah diagendakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Unswagati (DPM-U) pada Selasa (27/11) di Aula Kampus Utama Unswagati Cirebon.
Entah apa yang menyebabkan Panitia PKKMB tidak menampakan batang hidungnya di ruang persidanagan yang sudah diagendakan tersebut, “Kami sudah memberitahukan terutama untuk ketua pelaksana agar menyampaikan kepada anggota panitia lainnya untuk menyampaikan laporannya, bahkan beberapa jam sebelum dimulainya sidang pun kami konfirmasi kembali kepada pihak panitia, akan tetapi apa yang sudah kami beritahu tidak mendapatkan jawaban apapun dari pihak panitia,” ungkap Suharto, Ketua DPM-U saat ditanya setaranews.com soal kronologis absennya panitia.
Disisi lain, Fiqri Taufik selaku Ketua BEM-U merasa tidak mengetahui akan adanya agenda sidang terbuka soal kegiatan PKKMB Universitas tersebut, atau lebih tepatnya tidak mendapatkan koordinasi dari pihak DPM-U “bagaimana mau hadir kami tidak tau ada persidangan LPJ PKKMB, harusnya DPMU melakukan koordinasi terlebih dahulu,” paparnya saat ditanya setaranews.com.
Menanggapi pernyataan tersebut, Suharto Membantah keras atas pernyataan yang diungkapkan oleh pria yang kerap disebut dengan “Nagasaki” tersebut, karena menurut Suharto sudah melakukan koordinasi terhadap pihak-pihak terkait “Mau koordinasi yang seperti apa? Jelas-jelas BEM-U maupun Ketua Panitia PKKMB Universitas mengetahui betul secara jelas, buktinya ketika saya pribadi menanyakan soal sidang LPJ PKKMB kepada ketua BEM-U maupun Ketua Pelaksana, mereka menjawab tahu akan agenda tersebut”, tegasnya kepada setaranews.com, Jumat (30/11).
Absennya seluruh Panitia PKKMB Universitas, Mahasiswa yang hadir dalam Sidang LPJ PKKMB Universitas 2018 merasa kecewa akan sikap yang dilakukan oleh panitia. Berdasarkan hal itu, akhirnya Persidangan LPJ PKKMB Universitas pun tidak terlaksana, melainkan memicu kesepakatan forum yang hadir dalam persidangan, bahwa panitia pelaksana PKKMB Universitas dianggap telah menyepelekan agenda Persidangan dan dianggap tidak bertanggungjawab akan kegiatan yang telah dilaksanakannya, yaitu kegiatan PKKMB Universitas 2018. Akhirnya disepakati adanya sanksi atas perlakuan yang dilakukan oleh panitia PKKMB Universitas, adapun sanksi yang disepakati forum yaitu mahasiswa yang menjadi Panitia Kegiatan PKKMB 2018 dicabut hak berorganisasinya, yang artinya tidak di perkenankan untuk masuk dalam organisasi kemahasiswaan di unswagati.
Sekretariat DPM-U Digerebek
Penggerebekan sekretariat Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (DPM-U) Cirebon oleh sekelompok mahasiswa yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (BEM-U) dan Panitia Pelaksana PKKMB 2018 pada kamis pukul 18.30 WIB. Pada Gedung yang sama juga itu ditempati oleh kesekretaruatan LPM Setara dan UKM Olahraga. Saat itu ada anggota DPM-U disekretarianya, LPM Setara yang tengah melaksanakan Kongres di sekretariatnya, sementara tidak ada orang UKM Olahraga, serta beberapa mahasiswa yang sedang nongkrong di sekitar lingkungan sekre tersebut.
Pada saat itu Suharto selaku ketua DPM-U dan anggota DPM-U sedang di dalam sekretariat DPM-U dan mendapatkan pesan dari Persiden Mahasiswa (Persma) yaitu Fikri, menanyakan keberadaaanya dan Suharto menjawab “sedang berada di sekre DMP-U” balasnya melaui pesan singkat Whatsapp. Selang beberapa menit kemudian pihak BEM-U dan juga Panitia Pelaksana mendatangi sekretariat DPM-U untuk mempertanyakan sanksi yang di berikan terhadap Panitia Pelaksana kegiatan PKKMB, “kita teman-teman, khususnya panitia PKKMB ada respon dari kita yang di berikan kepada DPM-U karena kita teman-teman panitia PKKMB, dirasa ini pencemaran nama baik, karena telah memposting foto-foto koordinator PKKMB” ujar Egi, selaku salahsatu Panitia PKKMB. Namun kedatangan BEM-U dan Panitia Pelaksana PKKMB tersebut malah berujung keributan yang menyebabkan kegaduhan, terjadi di dalam sekre DPM-U. Setelah beberapa mahasiswa lainya meLerai massapun mulai berhamburan keluar ruangan, sampai ke halaman kesekretariatan LPM SETARA dan UKM Olahraga, “awalnya kami hanya ingin menarik Suharto untuk di ajak kedepan kampus, tapi masih dalam pelataran kampus” tutur Egi kepada Setaranews.com.
Terjadinya insiden tersebut bertepatan dengan berlangsungnya kegitan Kongres ke-7 LPM Setara, yang mengganggu jalannya Kongres, sehingga terjadinya pending kongres ke-7 LPM Setara yang di akibatkan keributan tersebut. Sehingga anggota yang berada dalam kongres tersebut ikut keluar untuk mengkondusifkan keadaan, dan salah satu peserta kongres LPM Setara mencoba untuk melerai keributan yang terjadi, tapi upaya tersebut gagal, dan malah menjadi korban pemukulan yang di lakukan beberapa mahasiswa yang disinyalir dari BEM-U dan Panitia Kegiatan PKKMB.
Masih dalam keadaan penuh emosi, akhirnya untuk mengkondusifkan masa dan melerai keributan maka salah satu mahasiswa yang sedang ada di lingkungan tersebut menggiring masa ke parkiran Kampus Utama Unswagati untuk melakukan musyawarah secara baik-baik, pihak DMP-U, BEM-U dan Panitia PKKMB di minta duduk melingkar. Diskusipun dilakukan dengan masih terbawa suasana amarah yang belum mereda.
Pada diskusi tersebut pihak BEM-U dan Panitia PKKMB meminta untuk menghapus postingan yang dilakukan DPM-U, namun pihak DPM-U menolak karena hal tersebut dianggap sanksi yang sudah di sepakati ketika musyawarah di dalam persidangan terbuka LPJ kegiatan PKKMB. Pihak BEM-U dan Panitia Pelaksana tetap bersikeras meminta agar postingan itu tetap di hapuskan, lalu mereka juga berpendapat bahwa seharusnya laporan tersebut hanya diberikan kepada Universitas “karena PKKMB itu hajatnya Univ (red,Universitas), hajatnya Unswagati kami hanya berhak untuk melaporkannya ke univ, tapi kalo temen-temen DPM-U mikirnya kita panitia PKKMB ini harus melaporkan LPJ ke DPM-U otomatis DPM sekarang jabatanya sebagai SC (Sterring Comite) dan BEM-U sebagai SC harus ada koordinasi dulu, kalo pun saya melaporkan LPJ ke DPM-U khawatirnya saya kerjaan dua kali,” tutur pria yang akrab di panggil “Egot” tersebut.
Dari banyaknya obrolan diskusi pada malam hari tersebut yang dilakukan di halaman parkir Kampus Utama Universitas dan di tonton oleh banyak warga kampus, menghasilkan sebuah kesepakatan dimana akan diagendakannya Sidang Terbuka pembahasan tentang LPJ Kegiatan PKKMB 2018. Pada hari Kamis, 06 Desember 2018 di Aula Kampus Utama Unswagati. Sementara kejadian pada malam itu disaksikan juga oleh WR 3 (Wakil Rektor tiga), hanya saja WR 3 tidak ikut campur dalam dinamika tersebut.
Turunya aksi Aliansi Mahasiswa
Sekumpulan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Unswagati Bersih (AMPUH) berbondong-bondong mendatangi Gedung Rektorat Unswagati dengan membawa spanduk bertuliskan “TRANSPARANSIKAN SETIAP PROSES DAN DANA PKKMB” aksi tersebut menyita banyak perhatian warga kampus yang pada saat itu sedang berlangsungnya aktivitas kampus.
Aksi yang dilakukan pada siang hari pukul 10.30 (30/11), membawa tuntutan didalam peraturan Dikti mengenai PKKMB no.413/B/SE/VII/2018 terdapat asas pelaksanaan PKKMB diantaranya :
1. Asas keterbukaan, yaitu semua kegiatan penerimaan mahasiswa baru dilakukan secara terbuka, baik dalam hal pembiayaan, materi/substansi kegiatan, berbagai informasi waktu maupun tempat penyelenggaraan kegiatan
2. Asas demokratis, yaitu semua kegiatan dilakukan dengan berdasarkan kesetaraan semua pihak, dengan menghormati hak dan kewajiban masing-masing pihak yang terlibat dalam kegiatan penerimaan mahasiswa baru tersebut; dan
3. Asas humanis, yaitu kegiatan penerimaan mahasiswa baru dilakukan berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, dan prinsip persaudaraan serta anti kekerasan.
Masa aksi meminta dengan harapan Wakil Rektor III bisa menjelaskan dan memenuhi ketiga tuntutan tersebut, Massa aksi terus berorasi di depan Gedung Rektorat, selang beberapa menit kemudian, Ipik Permana, Selaku Wakil Rektor III menemui massa aksi.
Menyikapi tuntutan tersebut, Ipik Permana menjelaskan akan memenuhi apa yang telah massa aksi sampaikan melalui demonstrasi di depan Gedung Rektorat, “Kami bersedia akan memfasilitasi serta berusaha untuk menghadirkan Panitia Pelaksana PKKMB termasuk juga Panitia Inaugurasi” ungkapnya kepada massa aksi.
Medengar jawaban tersebut, massa aksi mempertanyakan kembali akan alasan Bidang Kemahasiswaan atau dalam hal ini yaitu Wakil Rektor III enggan menandatangani surat keputusan terkait Punishment yang telah disepakati oleh peserta Sidang Terbbuka LPJ PKKMB 2018, Selasa (27/11) lalu. “Apakah punishment yang diberikan kepada Panitia Pelaksana PKKMB tersebut siap ditandatangani oleh Wakil Rektor III?”, tanya Suharto, salah satu massa aksi.
Ipik Permana langsung menjawab pertanyaan tersebut, “Kami tidak mau, karena hal itu merupakan tanggungjawab DPM-U”, jawabnya.
Namun saat ditanya kembali oleh massa aksi, “Apakah WR III bisa menjamin, kalau misalkan terdapat panitia yang tidak hadir saat sidang LPJ PKKMB nanti, dan bisa menjamin tidak akan itu semua? Tanya Saeful, salah satu massa aksi sembari memotong pembicaraan WR III yang sedang menjelaskan tuntutan yang disampaikan oleh massa aksi, Jumat (30/11).
Mendengar pertanyaan tersebut, Ipik Permana selaku Wakil Rektor III hanya mampu memfasilitasinya tanpa berani menjamin akan hal yang ditanya oleh massa aksi.
Mendengar seluruh jawaban tersebut, massa aksi merasa tidak puas dan kembali menyatakan sikap “Ini kami akan jadikan penilaian pribadi apabila Wakil Rektor III tidak bisa memenuhi akan apa yang sudah diucapkannya, maka Wakil Rektor III kami anggap tidak becus dalam menjalankan tugas dan fungsi nya, jadi siap siap untuk mengundurkan diri dari Wakil Rektor III”. Tegas salah satu massa aksi sembari membubarkan diri.
Begitu banyaknya polemik yang terjadi dalam proses kegiatan PKKMB ini mulai dari diduga adanya pungli yang dilakukan oleh panitia pelaksana PKKMB 2018, hingga ada keributan di kesekretariatan DPM-U dan terjadinya aksi mahasiswa terhadap Rektorat masih dalam proses penyelesaian oleh pihak terkait hingga tiba pada agenda berikutnya yaitu disepakatinya kembali untuk LPJ PKKMB pada Kamis, 06 Desember mendatang.
Jumat, 30 November 2018
Rabu, 21 November 2018
Mahasiswa Aksi Teatrikal, Keritisi BEM Unswagati
Unswagati, Setaranews.com - Salah satu dari mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, mengkritisi kinerja Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U) lewat aksi teatrikal di Kampus Utama Unswagati Cirebon, Rabu (21/09).
Aksi tersebut ditujukan kepada kepengurusan kabinet SIAP yang saat ini sedang menjabat sebagai BEM-U dikarenakan progres kinerjanya belum memenuhi aspirasi mahasiswa.
Mahasiswa yang biasa disapa Defriyan tersebut menegaskan “Aksi ini bertujuan agar mereka sadar behawasannya sebagai manusia itu memiliki kebebasan individu tanpa ada intervensi dari organisasi eksternal mereka, yang kedua, agar mereka itu sadar bahawasannya peran mereka sebagai Front Independent bagi mahasiswa dan mereka juga harus sadar akan janji yang mereka lontarkan." ungkapnya kepada setaranews.com.
Selain melakukan Teatrikal, Defriyan juga membuat tuliasan di batu nisan yang betuliskan “RIP Kebebasan dan Peran”, sembari membacakan ayat suci Al-Quran di Depan Sekretariatan Badan Eksekutif Mahasiswa.
Aksi tersebut berlangsung kurang lebih pukul 11.00 WIB s.d 12.00 WIB. (Aditya Warman)
Aksi tersebut ditujukan kepada kepengurusan kabinet SIAP yang saat ini sedang menjabat sebagai BEM-U dikarenakan progres kinerjanya belum memenuhi aspirasi mahasiswa.
Mahasiswa yang biasa disapa Defriyan tersebut menegaskan “Aksi ini bertujuan agar mereka sadar behawasannya sebagai manusia itu memiliki kebebasan individu tanpa ada intervensi dari organisasi eksternal mereka, yang kedua, agar mereka itu sadar bahawasannya peran mereka sebagai Front Independent bagi mahasiswa dan mereka juga harus sadar akan janji yang mereka lontarkan." ungkapnya kepada setaranews.com.
Selain melakukan Teatrikal, Defriyan juga membuat tuliasan di batu nisan yang betuliskan “RIP Kebebasan dan Peran”, sembari membacakan ayat suci Al-Quran di Depan Sekretariatan Badan Eksekutif Mahasiswa.
Aksi tersebut berlangsung kurang lebih pukul 11.00 WIB s.d 12.00 WIB. (Aditya Warman)
Jumat, 26 Oktober 2018
Bangun Persaudaraan dan Semangat Sumpah Pemuda Lewat Makrab
Unswagati, Setaranews.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM-FISIP) Menggelar acara Malam Keakraban (Makrab), Jumat (26/10) di Area Parkir Kampus 3 Unswagati Cirebon.
Makrab yang bertemakan “Persaudaraan dan Semangat Sumpah Pemuda” tersebut bertujuan sebagai ajang pengakraban bagi mahasiswa baru, seperti yang dikatakan oleh Ali Sodik selaku Ketua Pelaksana (Ketuplak) acara, “Dengan diselenggarakannya acara ini khususnya bagi mahasiswa baru FISIP ini dapat mengenal dan membangun persaudaraan kita semua,” katanya saat ditanya oleh setaranews.com disela-sela acara Makrab berlangsung.
Sesuai dengan tema yang dicanangkan acara ini sekaligus sebagai refleksi momentum pada hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober mendatang “ Untuk menumbuhkan semangat pemuda atau kita sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa baru FISIP 2018,”tegasnya menjelaskan kepada setaranews.com.
Lebih lanjut, mahasiswa Semester 3 jurusan Administrasi Negara (AN) tersebut menambahkan bahwasannya acara Makrab kali ini merupakan yang pertamakalinya diselenggarakan oleh BEM-FISIP Unswagati Cirebon.
“Memang baru pertama kali, karena pengurus BEM-FISIP sebelumnya dirasa kurang efektif, makanya pengurus BEM tahun ini sengaja mengambil langkah untuk menggelar makrab khusunya buat mahasiswa baru FISIP sebagai acara puncak dari serangkaian kegiatan PKKMB FISIP 2018.” Pungkasnya.
Kemudian Ali juga mengharap kepada mahasiswa baru untuk antusias dalam berbagai program, “saya mengharap khusunya untuk mahasiswa baru FISIP paska acara ini dapat lebih aktif pada acara-acara yang diselenggarakan di FISIP kedepannya,” harapnya kepada setaranews.com.(Arj/Anggota magang LPM SETARA)
Makrab yang bertemakan “Persaudaraan dan Semangat Sumpah Pemuda” tersebut bertujuan sebagai ajang pengakraban bagi mahasiswa baru, seperti yang dikatakan oleh Ali Sodik selaku Ketua Pelaksana (Ketuplak) acara, “Dengan diselenggarakannya acara ini khususnya bagi mahasiswa baru FISIP ini dapat mengenal dan membangun persaudaraan kita semua,” katanya saat ditanya oleh setaranews.com disela-sela acara Makrab berlangsung.
Sesuai dengan tema yang dicanangkan acara ini sekaligus sebagai refleksi momentum pada hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober mendatang “ Untuk menumbuhkan semangat pemuda atau kita sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa baru FISIP 2018,”tegasnya menjelaskan kepada setaranews.com.
Lebih lanjut, mahasiswa Semester 3 jurusan Administrasi Negara (AN) tersebut menambahkan bahwasannya acara Makrab kali ini merupakan yang pertamakalinya diselenggarakan oleh BEM-FISIP Unswagati Cirebon.
“Memang baru pertama kali, karena pengurus BEM-FISIP sebelumnya dirasa kurang efektif, makanya pengurus BEM tahun ini sengaja mengambil langkah untuk menggelar makrab khusunya buat mahasiswa baru FISIP sebagai acara puncak dari serangkaian kegiatan PKKMB FISIP 2018.” Pungkasnya.
Kemudian Ali juga mengharap kepada mahasiswa baru untuk antusias dalam berbagai program, “saya mengharap khusunya untuk mahasiswa baru FISIP paska acara ini dapat lebih aktif pada acara-acara yang diselenggarakan di FISIP kedepannya,” harapnya kepada setaranews.com.(Arj/Anggota magang LPM SETARA)
Kamis, 25 Oktober 2018
Menuju Cirebon Era Digitalisasi
Setaranews.com – Anak-anak muda yang hidup di zaman ini memang tidak bisa menghindari arus Industry 4.0. Begitulah sekiranya ujaran pertama yang disampaikan Iing Daiman, S.Ip., M.Si selaku Kepala DKIS (Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik) Kota Cirebon dalam diskusi MIDANG LAN MEDANG #2 mengenai “Menuju Indonesia 4.0” di Mubtada Kopi, Kamis (25/10).
Pembahasan ini masih terikat dari MIDANG LAN MEDANG #1, tapi menelisik lebih jauh peran pemerintah dalam menyikapi arus Industry 4.0. Bagi Iing, Industry 4.0 bisa menjadi sesuatu yang positif ataupun negatif. Dikatakan positif tatkala Industry 4.0 ini memunculkan kreatifitas dan inovasi karena adanya kompetitif atau persaingan. Sementara dikatakan negatif tatkala Industry 4.0 ini justru menggeser peran manusia dalam berbagai bidang. “Bisa positif atau negatif. Sederhananya, positif karena ada persaingan yang menuntut kreatif dan inovatif. Negatif ketika peran manusia mulai tergeser oleh teknologi.” Ujarnya pada peserta diskusi.
Cirebon yang digadang-gadang segera menjadi smart city pun tidak lepas dari tuntutan menuju era Industry 4.0. Menurutnya, wilayah kota yang sempit dengan jumlah penduduk yang cukup padat ini, bagi Iing punya sejumlah kekuatan yakni; sudah mulai menjadi pusat kegiatan nasional, Cirebon metropolitan area di wilayah Timur Jawa Barat dan punya semangat kolaborasi. “Kan modal terbesar sekarang adalah akselerasi, kolaborasi dan berkelanjutan.” Paparnya.
DKIS Kota Cirebon sendiri menuju era Cirebon digitalisasi, mulai membuat berbagai aplikasi berbasis android dan kearifan lokal yang memudahkan warga Cirebon khususnya untuk lebih mudah mengakses suatu informasi. Sebut saja ada Cirebon Lengko (Layanan Elektronik Kesehatan Online) mengacu pada sistem pelayanan antrian kesehatan online dan informasi ketersediaan ruang rawat inap di RSUD Gunung Jati Cirebon. Pembuatan akta dan kartu keluarga online bernama Cirebon Brojol Aja Klalen (Akta Kelahiran Langsung Jadi Kalau Laporan Secata Online) sehingga masyarakat tidak usah repot datang ke DISDUKCAPIL dan mempersingkat waktu pembuatan menjadi 2 hari dari 14 hari. Atau di Playstore bisa dijumpai Cirebon Wistakon yang memuat informasi terkait industri pariwisata Cirebon seperti perhotelan, restaurant, perbelanjaan, hiburan hingga akses informasi event dan berita seputar Cirebon.
Terakhir, yang menarik ialah ketika Amerika Serikat punya panggilan darurat 911, maka Cirebon pun punya Cirebon Siaga 112 semacam layanan panggilan darurat yang terintegrasi antara Kepolisian, Dinas Pemadam Kebakaran, Satuan Polisi Pamong Praja dan Dinas Kesehatan.
Selain itu, DKIS Kota Cirebon pun membuka akses dan ruang diskusi bernama “Relawan TIK” sebagai solusi untuk anak-anak muda yang butuh wadah mempersiapkan dirinya di era Industry 4.0 atau sekedar mengeksplorasi minatnya. “Kan budaya kreatifitas dimulai dari optimistik.” Pesan Iing di akhir sesi diskusi.
Pembahasan ini masih terikat dari MIDANG LAN MEDANG #1, tapi menelisik lebih jauh peran pemerintah dalam menyikapi arus Industry 4.0. Bagi Iing, Industry 4.0 bisa menjadi sesuatu yang positif ataupun negatif. Dikatakan positif tatkala Industry 4.0 ini memunculkan kreatifitas dan inovasi karena adanya kompetitif atau persaingan. Sementara dikatakan negatif tatkala Industry 4.0 ini justru menggeser peran manusia dalam berbagai bidang. “Bisa positif atau negatif. Sederhananya, positif karena ada persaingan yang menuntut kreatif dan inovatif. Negatif ketika peran manusia mulai tergeser oleh teknologi.” Ujarnya pada peserta diskusi.
Cirebon yang digadang-gadang segera menjadi smart city pun tidak lepas dari tuntutan menuju era Industry 4.0. Menurutnya, wilayah kota yang sempit dengan jumlah penduduk yang cukup padat ini, bagi Iing punya sejumlah kekuatan yakni; sudah mulai menjadi pusat kegiatan nasional, Cirebon metropolitan area di wilayah Timur Jawa Barat dan punya semangat kolaborasi. “Kan modal terbesar sekarang adalah akselerasi, kolaborasi dan berkelanjutan.” Paparnya.
DKIS Kota Cirebon sendiri menuju era Cirebon digitalisasi, mulai membuat berbagai aplikasi berbasis android dan kearifan lokal yang memudahkan warga Cirebon khususnya untuk lebih mudah mengakses suatu informasi. Sebut saja ada Cirebon Lengko (Layanan Elektronik Kesehatan Online) mengacu pada sistem pelayanan antrian kesehatan online dan informasi ketersediaan ruang rawat inap di RSUD Gunung Jati Cirebon. Pembuatan akta dan kartu keluarga online bernama Cirebon Brojol Aja Klalen (Akta Kelahiran Langsung Jadi Kalau Laporan Secata Online) sehingga masyarakat tidak usah repot datang ke DISDUKCAPIL dan mempersingkat waktu pembuatan menjadi 2 hari dari 14 hari. Atau di Playstore bisa dijumpai Cirebon Wistakon yang memuat informasi terkait industri pariwisata Cirebon seperti perhotelan, restaurant, perbelanjaan, hiburan hingga akses informasi event dan berita seputar Cirebon.
Terakhir, yang menarik ialah ketika Amerika Serikat punya panggilan darurat 911, maka Cirebon pun punya Cirebon Siaga 112 semacam layanan panggilan darurat yang terintegrasi antara Kepolisian, Dinas Pemadam Kebakaran, Satuan Polisi Pamong Praja dan Dinas Kesehatan.
Selain itu, DKIS Kota Cirebon pun membuka akses dan ruang diskusi bernama “Relawan TIK” sebagai solusi untuk anak-anak muda yang butuh wadah mempersiapkan dirinya di era Industry 4.0 atau sekedar mengeksplorasi minatnya. “Kan budaya kreatifitas dimulai dari optimistik.” Pesan Iing di akhir sesi diskusi.
Selasa, 23 Oktober 2018
Diesnatalis HMS Unswagati ke-36: Adakan Syukuran
Unswagati, Setaranews.com - Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Swadaya Gunung Jati (HMS Unswagati) adakan Diesnatalis ke 36 yang bertemakan " Harmoni Mengikat Hati Yang Suci " pada Senin, 22 Oktober 2018 di Kampus Utama Unswagati Cirebon.
Acara yang dimulai pada pukul 20.00 Wib itu di hadiri oleh mahasiswa/i Fakultas Teknik, para alumni dan Badan Mahasiswa Himpunan (BMH), selain untuk memperingati Hari Ulang Tahun HMS acara ini juga sebagai ajang pendekatan bagi para alumni dan Mahasiswa Baru Fakultas Teknik dalam berbagi gagasan dan pengetahuan, melingkupi dunia organisasi ataupun duni kerja.
"Tujuan diadakan acara tersebut selain untuk memperingati hari ulang tahun HMS, acara ini juga sebagai upaya bentuk pengenalan serta pendekatan para senior dan alumi terhadap para maba (Mahasiswa Baru) untuk mengenal lebih jauh dunia teknik sipil dan organisasi-organisasinya serta berbagi pengalaman kepada maba sebagai salah satu upaya dari leadership/kepimimpinan". Papar Syahril Assidiq sebagai Ketua Pelaksana kegiatan.
Selain pendekatan emotional acara Ulang Tahun HMS tersebut juga diselipi dengan acara musik, diskusi, dan keagamaan seperti pembacaan ayat suci Al-qur’an serta muhadhoroh agama juga pemotongan Nasi tumpeng sebagai simbolisasi yang dinikmati bersama, kegiatan tersebut berlangsung sampai dengan Selasa malam 23 Oktober 2018. (Irf/Anggota magang LPM SETARA)
Acara yang dimulai pada pukul 20.00 Wib itu di hadiri oleh mahasiswa/i Fakultas Teknik, para alumni dan Badan Mahasiswa Himpunan (BMH), selain untuk memperingati Hari Ulang Tahun HMS acara ini juga sebagai ajang pendekatan bagi para alumni dan Mahasiswa Baru Fakultas Teknik dalam berbagi gagasan dan pengetahuan, melingkupi dunia organisasi ataupun duni kerja.
"Tujuan diadakan acara tersebut selain untuk memperingati hari ulang tahun HMS, acara ini juga sebagai upaya bentuk pengenalan serta pendekatan para senior dan alumi terhadap para maba (Mahasiswa Baru) untuk mengenal lebih jauh dunia teknik sipil dan organisasi-organisasinya serta berbagi pengalaman kepada maba sebagai salah satu upaya dari leadership/kepimimpinan". Papar Syahril Assidiq sebagai Ketua Pelaksana kegiatan.
Selain pendekatan emotional acara Ulang Tahun HMS tersebut juga diselipi dengan acara musik, diskusi, dan keagamaan seperti pembacaan ayat suci Al-qur’an serta muhadhoroh agama juga pemotongan Nasi tumpeng sebagai simbolisasi yang dinikmati bersama, kegiatan tersebut berlangsung sampai dengan Selasa malam 23 Oktober 2018. (Irf/Anggota magang LPM SETARA)
Jumat, 12 Oktober 2018
Pilih Ketinggalan atau Melebur dalam Industry 4.0?
Setaranews.com - Dunia sudah mulai memasuki era Industry 4.0 atau Revolusi Industri 4. Penggunaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) berkembang sangat pesat. Mempengaruhi kehidupan manusia dari berbagai aspek. Sembari duduk di sofa rumah, orang-orang bisa berbelanja apapun; barang-barang kebutuhan primer, sekunder hingga tersier. Transaksinya sangat mudah, orang-orang tidak butuh mengantri di bank. Lewat e-banking mereka sudah bisa mengirim uangnya. Tidak terbatas ruang dan waktu asalkan terkoneksi internet. Kemudian, pangkalan ojek konvensional menjadi sepi. Orang-orang berpindah haluan ke sesuatu yang lebih modern, ojek online. Atau ketika ingin membaca buku, orang-orang sudah benar-benar tidak membaca buku. Yang dipegang bukan lagi buku, melainkan ponsel pintar. Mereka membaca e-book. Semua serba digital, itulah tanda era Industry 4.0.
Begitulah pembukaan yang disampaikan Budi Rahardi dan Adam Mahadika dalam diskusi Midang Lan Medang #1 tentang “Industry 4.0” di Mubtada Kopi, Jl. Perjuangan, Gg. Kampus, Kota Cirebon, Kamis (11/10). Budi adalah seorang fotografer, design grafis dan developer start up. Sementara Adam adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi di Unswagati yang sadar betul peran generasi muda untuk turut andil dalam Industry 4.0.
Sejarah Revolusi Industri dan Ancaman Industry 4.0 untuk Manusia
Sebelum memasuki Industry 4.0, dunia sudah mengalami 3 kali revolusi industri. Revolusi industri yang pertama terjadi di Inggris ditandai dengan ditemukannya mesin uap pada 1970. Kemudian mesin uap ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Mengakibatkan terjadinya perubahan besar-besaran di bidang manufaktur, sosial, ekonomi dan budaya. Yang kedua, adanya perkembangan teknologi listrik dan jalur perakitan untuk produksi massal. Yang ketiga, kemajuan dalam bidang otomatisasi bertenaga komputer untuk memprogram mesin dan jaringan. Lalu, yang keempat, wujud penyempurnaan dari revolusi industri sebelumnya. Menggabungkan teknologi otomatisasi dan teknologi cyber.
Ternyata, di era serba digital ini, Industry 4.0 menjadi ancaman bagi manusia. Permasalahan-permasalahan baru akan muncul seperti ketimpangan ekonomi; ini mengarah pada struktur pasar yang bersifat monopolistik dampak dari platform effect. Dimana perusahaan raksasa seperti Google, Facebook, Amazon dan Ali Baba menguasai pasar sekitar 80%. “Yang dominan pemilik modal, sementara kelas pekerja akan semakin miskin. Dan Indonesia dalam bahaya, karena kita bermental pekerja.” Papar Adam.
Selain itu, pengangguran massal bisa saja terjadi, penemuan-penemuan mesin yang menggantikan pekerjaan manusia mulai bermunculan sebut saja Amazon Go yang menggeser kasir di gerai-gerai supermarket; penemuan mobil yang bisa berjalan tanpa supir; kurir digantikan drone dalam mengirim barang dan profesi wartawan yang terancam dalam pengembangan Narrative Science. “Pilihannya cuma ada dua di era Industry 4.0 ini, ingin ketinggalan atau melebur?” Tanya Budi pada peserta diskusi.
Peran Generasi Muda dalam Industry 4.0
Pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 50% dan rata-rata menghabiskan waktunya kurang lebih 9 jam untuk berselancar di internet; membuat Instagram Story atau membuat status di Whats App. Dirasa Adam tidak dibarengi dengan produktifitas. Padahal menurutnya, kemampuan ponsel pintar menunjang untuk menghasilkan kreatifitas yang beragam; hasil foto dan video dengan kualitas bagus, mengedit foto dan video, menggambar, menjalankan bisnis online dan membuat musik. “Disisi lain skill generasi muda untuk memakai komputer dan memaksimalkan internet dirasa rendah. Dan ini akan berpengaruh pada mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Ternyata masalahnya bukan pada lapangan pekerjaan. Tapi pada kurangnya skill yang dimiliki.” Tukasnya.
Masih menurut Adam, terkait industri. Industri bukan hanya menjadi milik perusahaan-perusahaan besar. Tapi juga bisa menjadi milik orang-orang dengan ide-ide kreatif untuk mengembangkan kemampuannya. Maka tercetuslah sebuah istilah industri kreatif.
Bicara tentang industri kreatif, Budi selaku pelaku dalam industri kreatif pun berbagi pengalamannya. Ia pernah mewujudkan sebuah ide dengan dana yang minim. Kuncinya, waktu itu, ia tidak berhenti di tempat. Tapi mencari orang-orang yang bisa membantu mewujudkan dan mematenkan idenya. “Buat anak-anak muda jangan berhenti membuat ide dan mengeksplor diri. Kalau punya ide dan bingung mulai dari mana, kuncinya ngobrol dan perbanyak koneksi.” Pesannya. Mematenkan ide pun menjadi hal yang penting bagi Budi agar tidak diclaim begitu saja oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Terakhir ia bertutur, China memimpin dalam pengembangan inovasi dan pemasaran global, serta sadar dan rutin mendaftarkan HAKI (Hak Kekayaan atas Intelektual).
Begitulah pembukaan yang disampaikan Budi Rahardi dan Adam Mahadika dalam diskusi Midang Lan Medang #1 tentang “Industry 4.0” di Mubtada Kopi, Jl. Perjuangan, Gg. Kampus, Kota Cirebon, Kamis (11/10). Budi adalah seorang fotografer, design grafis dan developer start up. Sementara Adam adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi di Unswagati yang sadar betul peran generasi muda untuk turut andil dalam Industry 4.0.
Sejarah Revolusi Industri dan Ancaman Industry 4.0 untuk Manusia
Sebelum memasuki Industry 4.0, dunia sudah mengalami 3 kali revolusi industri. Revolusi industri yang pertama terjadi di Inggris ditandai dengan ditemukannya mesin uap pada 1970. Kemudian mesin uap ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Mengakibatkan terjadinya perubahan besar-besaran di bidang manufaktur, sosial, ekonomi dan budaya. Yang kedua, adanya perkembangan teknologi listrik dan jalur perakitan untuk produksi massal. Yang ketiga, kemajuan dalam bidang otomatisasi bertenaga komputer untuk memprogram mesin dan jaringan. Lalu, yang keempat, wujud penyempurnaan dari revolusi industri sebelumnya. Menggabungkan teknologi otomatisasi dan teknologi cyber.
Ternyata, di era serba digital ini, Industry 4.0 menjadi ancaman bagi manusia. Permasalahan-permasalahan baru akan muncul seperti ketimpangan ekonomi; ini mengarah pada struktur pasar yang bersifat monopolistik dampak dari platform effect. Dimana perusahaan raksasa seperti Google, Facebook, Amazon dan Ali Baba menguasai pasar sekitar 80%. “Yang dominan pemilik modal, sementara kelas pekerja akan semakin miskin. Dan Indonesia dalam bahaya, karena kita bermental pekerja.” Papar Adam.
Selain itu, pengangguran massal bisa saja terjadi, penemuan-penemuan mesin yang menggantikan pekerjaan manusia mulai bermunculan sebut saja Amazon Go yang menggeser kasir di gerai-gerai supermarket; penemuan mobil yang bisa berjalan tanpa supir; kurir digantikan drone dalam mengirim barang dan profesi wartawan yang terancam dalam pengembangan Narrative Science. “Pilihannya cuma ada dua di era Industry 4.0 ini, ingin ketinggalan atau melebur?” Tanya Budi pada peserta diskusi.
Peran Generasi Muda dalam Industry 4.0
Pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 50% dan rata-rata menghabiskan waktunya kurang lebih 9 jam untuk berselancar di internet; membuat Instagram Story atau membuat status di Whats App. Dirasa Adam tidak dibarengi dengan produktifitas. Padahal menurutnya, kemampuan ponsel pintar menunjang untuk menghasilkan kreatifitas yang beragam; hasil foto dan video dengan kualitas bagus, mengedit foto dan video, menggambar, menjalankan bisnis online dan membuat musik. “Disisi lain skill generasi muda untuk memakai komputer dan memaksimalkan internet dirasa rendah. Dan ini akan berpengaruh pada mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Ternyata masalahnya bukan pada lapangan pekerjaan. Tapi pada kurangnya skill yang dimiliki.” Tukasnya.
Masih menurut Adam, terkait industri. Industri bukan hanya menjadi milik perusahaan-perusahaan besar. Tapi juga bisa menjadi milik orang-orang dengan ide-ide kreatif untuk mengembangkan kemampuannya. Maka tercetuslah sebuah istilah industri kreatif.
Bicara tentang industri kreatif, Budi selaku pelaku dalam industri kreatif pun berbagi pengalamannya. Ia pernah mewujudkan sebuah ide dengan dana yang minim. Kuncinya, waktu itu, ia tidak berhenti di tempat. Tapi mencari orang-orang yang bisa membantu mewujudkan dan mematenkan idenya. “Buat anak-anak muda jangan berhenti membuat ide dan mengeksplor diri. Kalau punya ide dan bingung mulai dari mana, kuncinya ngobrol dan perbanyak koneksi.” Pesannya. Mematenkan ide pun menjadi hal yang penting bagi Budi agar tidak diclaim begitu saja oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Terakhir ia bertutur, China memimpin dalam pengembangan inovasi dan pemasaran global, serta sadar dan rutin mendaftarkan HAKI (Hak Kekayaan atas Intelektual).
Selasa, 09 Oktober 2018
Mahasiswa Gelar Aksi Tolak IMF-WB
Cirebon, Setaranews.com - Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat Sejahtera (AMPERA) menggelar aksi penolakan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) yang berlangsung di Bali pada pekan ini, Aksi tersebut dilakukan di depan kampus Utama Unswagati Cirebon.
Pada sejarahnya Indonesia sudah melangsungkan hubungan dengan IMF sejak tahun 1998 dimana pada saat itu terjadi kerisis moneter di Indonesia, yang mengharuskan pemerintahan melakukan peminjaman hutang luar negeri dalam hal ini kepada Bank Dunia.
Sementara pada pertemuan tahunan IMF DI bali tengah melakukan pembahasan strategis mengenai hubungan negara-negara yang tergabung dalam organisasi tersebut, dimana seperti yang diterangkan oleh Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan Indonesia, IMF terdiri dari 189 negara di dunia, dan sedang fokus kepada pembanguan merata.
Menurut Ginajar sebagai Juru Bicara AMPERA menegaskan, pertemuan IMF yang di gelar di Bali tidak berimbas kepada penguatan rupiah di Indonesia, dimana bentuk kerjasa yang dibangun hanya menggantungkan nasib bangsa Indonesia kepada asing.
" Aksi ini merupakan sikap kami dalam menyikapi pertemuan IMF-WB di Bali, dimana organisasi tersebut bertujuan untuk menyokong bantuan dana dalam berbagai sektor, namun kenyataanya Indonesia sampai hari ini hanya menggantungkan nasibnya kepada hutang luar negeri sementara kondisi perekonomian dalam negeri belum juga merata." tegasnya, Selasa (09/10).
selain itu menurutnya, karena Indonesia mempunyai hutang kepada WB (Word Bank) menyebabkan pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan yang pro asing, seperti privatisasi BUMN, pasar bebas dan intervensi untuk melakukan penerapan regulasi yang pro investor.
"Aksi ini juga untuk mengabarkan kepada publik, bahwasanya sedang ada pertemuan tahunan di Bali dimana kedua belah pihak sedang membahas hal strategis bagi nasib bangsa Indonesia yang digadang-gadangkan menjadi pasar global"tambahnya.
Pada sejarahnya Indonesia sudah melangsungkan hubungan dengan IMF sejak tahun 1998 dimana pada saat itu terjadi kerisis moneter di Indonesia, yang mengharuskan pemerintahan melakukan peminjaman hutang luar negeri dalam hal ini kepada Bank Dunia.
Sementara pada pertemuan tahunan IMF DI bali tengah melakukan pembahasan strategis mengenai hubungan negara-negara yang tergabung dalam organisasi tersebut, dimana seperti yang diterangkan oleh Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan Indonesia, IMF terdiri dari 189 negara di dunia, dan sedang fokus kepada pembanguan merata.
Menurut Ginajar sebagai Juru Bicara AMPERA menegaskan, pertemuan IMF yang di gelar di Bali tidak berimbas kepada penguatan rupiah di Indonesia, dimana bentuk kerjasa yang dibangun hanya menggantungkan nasib bangsa Indonesia kepada asing.
" Aksi ini merupakan sikap kami dalam menyikapi pertemuan IMF-WB di Bali, dimana organisasi tersebut bertujuan untuk menyokong bantuan dana dalam berbagai sektor, namun kenyataanya Indonesia sampai hari ini hanya menggantungkan nasibnya kepada hutang luar negeri sementara kondisi perekonomian dalam negeri belum juga merata." tegasnya, Selasa (09/10).
selain itu menurutnya, karena Indonesia mempunyai hutang kepada WB (Word Bank) menyebabkan pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan yang pro asing, seperti privatisasi BUMN, pasar bebas dan intervensi untuk melakukan penerapan regulasi yang pro investor.
"Aksi ini juga untuk mengabarkan kepada publik, bahwasanya sedang ada pertemuan tahunan di Bali dimana kedua belah pihak sedang membahas hal strategis bagi nasib bangsa Indonesia yang digadang-gadangkan menjadi pasar global"tambahnya.
Langganan:
Postingan (Atom)