Selasa, 05 Desember 2017
Diksar Klise Jadi Ajang Penguatan Emosional Anggota Muda
Diksar Klise angkatan ke-10 ini membawa 21 orang anggota muda, namun 1 diantaranya tidak bisa hadir karena sakit. Acara yang mengusung tema “Wild Life Photography” ini dianggap lebih santai dan tidak monoton di banding dengan Diksar yang sebelumnya. Acara ini diawali dengan pengalungan bunga dan mencoret-coret wajah. Ini bermaksud menjadi senjata utama Klise merekatkan emosional satu sama lain.
Adapun alasan dibalik pemilihan tema “Wild Life Photography” ini karena hasil jepretan tangan anggota muda Klise dianggap tidak biasa. "Ya, karena melihat hasil foto-foto sesuai dengan hasil jepretan anggota muda Klise yang terlihat lebih out of the box, dimana hasil-hasil jepretan mereka tidak biasa dengan menggunakan angel yang berbeda,” tutur Ayu Lestari sebagai Ketua Pelaksana acara.
Acara Diksar ini merupakan tahapan pertama yang harus ditempuh anggota muda Klise untuk menjadi anggota tetap Klise, dimana Pendidikan Lanjutan (Dikjut) akan digelar sebagai tahap akhir pengukuhan dengan penerimaan uniform klise sebagai bentuk penetapan anggota tetap Klise.
Penguatan emosional dan tidak meninggikan ego menjadi harapan Ayu untuk anggota muda. “Diksar kan ajang pengakraban antara anggota tetap dan anggota muda ya harapan nya sih tetap saling menguatkan emosional dan jangan sampai terpecahkan karena ego, karyanya harus terus di kembangkan jangan cepat puas dengan pujian 'waaah ini bagus' jangan cepet puas dan harus terus belajar,” tutupnya.
Senin, 01 Mei 2017
Klise Unswagati Gandeng KLJI Cirebon Adakan Workshop Pada Peringatan KLJ Sedunia
Workshop tersebut dilaksanakan guna untuk memperingati Hari Kamera Lubang Jarum Sedunia atau yang dikenal dengan sebutan Word Wide Pin Hole Photography Day 2017, Minggu (30/4).
Ketua Pelaksana (Ketuplak) acara tersebut, Wulan mengatakan tujuan diselenggarakan workshop ialah untuk mengungkap sejarah, "Tujuannya sih lebih diutamakan untuk masyarakat setempat agar bisa tahu sejarah dari kamera lubang jarum tersebut, berikut cara pembuatan dan pencucian kertas hasil jepretannya," ujarnya saat ditemui oleh Setaranews.com.
Wulan juga menambahkan, KLJ diperingati setiap akhir bulan April, "Pada akhir bulan april kami selalu peringati, dan kebetulan sekali di tahun ini peringatannya jatuh di hari minggu, maka dari itu kami gelar di CFD, Siliwangi. Selain itu juga kami melakukan hunting foto bersama, gelar karya, dan membuat kamera bareng."
Di sisi lain, Ramadhan, selaku Ketua KLJI Cirebon, mengungkapkan acara ini merupakan kampanye terkait KLJ kepada masyarakat.
"Secara, jaman sekarang benar-benar dimanjakan dengan dunia yang serba instan. Perayaan ini juga ingin mengkampanyekan, bahwa barang-barang bekas bisa digunakan dan bernilai bendanya menjadi kamera seperti kardus bekas dan kaleng bekas,” ungkapnya.
Kemudian, Ray Bachtiar, selaku pelopor KLJ yang turut menghadiri acara tersebut memberikan harapan kepada masyarakat sekitar untuk berinovasi terhadap barang-barang bekas yang dapat dimanfaatkan menjadi media.
"Mudah-mudahan, dengan adanya kegiatan ini, bisa lebih mengenalkan kepada masyarakat tentang kamera lubang jarum dan bisa memanfaatkan barang bekas sebagi media kamera," tutupnya.
Sabtu, 18 Maret 2017
KLISE Unswagati Adakan Workshop Bertajuk "Wajah Kotaku"
Unswagati, Setaranews.com - Kelompok Study Mahasiswa (KSM) Klise Unswagati Cirebon mengadakan Workshop Fotografi yang merupakan salah satu bagian dari kegiatan Pameran Fotografi Angkatan 9 Praptama Kaarya . Workshop bertemakan wajah kotaku ini dilaksanakan di Auditorium kampus 1 Unswagati Cirebon, Jumat 17 Maret 2017.
Acara yang digelar pukul 13:30 WIB hingga pukul 14:15 WIB tersebut, diikuti lebih dari 20 peserta. Dihadiri oleh siswa SMA wilayah Cirebon, komunitas fotografer, mahasiswa dari Unswagati, dan perwakilan mahasiswa dari universitas di Jakarta.
Apip Subarkah selaku Ketua Pelaksana acara Workshop Fotografi mengungkapkan, mengambil tema wajah kotaku dikarenakan dari KSM Klise ingin mempublikasikan dan mengenalkan budaya-budaya atau rutinitas yang ada di wilayah Ciayumajakuning.
Acara tersebut diisi dengan materi teknik-teknik mengambil foto secara on the spot, seperti cara mengambil gambar objek dari dekat, mengambil di waktu dan angle yang tepat, dan sebagainya.
"Untuk pembicara workshop itu kita mengundang Yuda Sanjaya, S.Sos. dari Redaktur Radar Cirebon, dikarenakan dia cukup profesional di bidang photographer," katanya pada setaranews disela-sela acara pameran.
Dirinya berharap, dengan adanya acara ini diharapkan peserta mampu mengembangkan karyanya jadi lebik baik, dan untuk masyarakat lebih bisa menjaga kelestarian alam agar lebih banyak lagi foto alam yang dapat dihasilkan dengan bagus.
Berita lainnya: Angkatan ke-9 KLISE Bingkai Wajah Kota Ciayumajakuning dalam Pameran Fotografi
Kamis, 16 Maret 2017
Angkatan ke-9 KLISE Bingkai Wajah Kota Ciayumajakuning dalam Pameran Fotografi
Pameran Fotografi yang diselenggarakan di Auditorium Kampus Utama Unswagati tersebut akan berlangsung sejak tanggal 16-18 Maret 2017. Foto-foto yang dipamerkan merupakan rutinitas masyarakat dari berbagai daerah se-wilayah III Cirebon yakni Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan.
“Disini kita mengambil rutinitas masyarakat yang mungkin sebagian masyarakat tidak tahu. Semisalnya, kita mencoba mempublikasikan lewat foto bahwa sebenarnya di Cirebon ada pabrik kerupuk, dan beginilah proses pembuatannya,” ujar Apip Subarkah selaku Ketua Pelaksana pada Setaranews.com di tengah-tengah acara, Kamis (16/3).
Untuk besok, pameran fotografi ini pun akan diisi dengan Workshop Fotografi bersama pemateri dari Redaktur Radar Cirebon yakni Yuda Sanjaya dan Lomba Foto. Sementara, untuk hari terakhir akan diisi dengan Sarasehan serta pengumuman pemenang lomba foto.
Meski acara pameran fotografi sempat bentrok dan digabung dengan acara Kuliah Umum dengan pembicara Walikota Bandung Ridwan Kamil, KSM KLISE merasa tidak keberatan dan malah diuntungkan karena seusai Kuliah Umum berlangsung para peserta bisa menikmati karya-karya dari anggota KLISE.
"Sebenarnya bentrok, tapi kita merasa diuntungkan, karena lebih banyak penonton yang bisa menikmati pameran fotografi ini," tutup Apip, yang juga mahasiswa Ilmu Komunikasi tersebut.
Jumat, 06 Januari 2017
Lestarikan Budaya Cirebon, Klise Adakan Seminar Fotografi
KLISE pun mendatangkan dua orang pemateri yang kompeten dibidangnya yakni seorang Fotografer Budaya, Aat Fathurozak dan adik dari Sultan Kanoman XII, Ratu Raja Arimbi Nurtina, ST., M.Hum.
Melalui tema tersebut, KLISE ingin menghadirkan bagaimana budaya dikemas dalam bingkai fotografi sebagai bentuk usaha melestarikan salah satu kebudayaan Cirebon, Pelal atau yang biasa dikenal oleh masyarakat Cirebon sebagai Panjang Jimat.
“Untuk melihat budaya dari sisi fotografi seperti apa, lalu fungsi fotografi dalam budaya kan bisa sebagai pelestarian juga, dan bisa berdampak ke pariwisatanya,” ungkap Syarif Hidayat selaku Ketua Pelaksana pada Setaranews.com seusai acara berlangsung, Jumat (6/1).
Seminar tersebut digelar secara gratis dan terbuka untuk umum, dihadiri oleh kalangan mahasiswa dari beberapa Universitas di Cirebon seperti Unswagati, UNTAG dan IAIN Syekh Nurjati.
“Menarik seminarnya, apalagi anak-anak sekarang kan jarang mau tahu budaya, banyak manfaat yang bisa diambil lah,” ujar Firda Nafiyah, mahasiswi IAIN Syekh Nurjati yang menjadi salah satu peserta dalam seminar.
Dalam seminar pun, KLISE memperlihatkan video behind the scene pemotretan rangkaian panjang sebelum dan saat acara Pelal berlangsung.
KLISE Unswagati Kenalkan Budaya Cirebon Lewat Pameran
Pameran tersebut diadakan dalam rangka kegiatan tahap pendidikan lanjutan atau pengukuhan anggota baru klise, dan dilaksanakan setiap kali angkatan.
Pameran yang bertajuk "PELAL Ing Dalem Keraton Kanoman Nagari Cirebon" tersebut menampilkan beragam foto kegiatan di Keraton Kanoman selama bulan mulud (Rabiul Awal), seperti mulai dari acara mipis, latihan gamelan, sampai gong sekati wangsul dan acara tumpengan.
Syarif Hidayat selaku ketua pelaksana, menyampaikan dipilihnya Keraton Kanoman dikarenakan acara di Keraton Kanoman banyak dan sesuai dengan yang sudah direncanakan yaitu foto story.
Selain acara pameran fotografi, ada berbagai acara lain diantaranya, seminar yang mengusung tema "fotografi dalam pendokumentasian dan pelestarian budaya" yang diisi oleh tiga Narasumber yaitu Aat Fathurozak (fotografer budaya), Drs. Dana Kartiman (Disporbudpar), dan Ratu Raja Arimbi Nurtina, ST., M.Hum. (narasumber Keraton Kanoman), serta ditutup dengan acara saresehan pada Sabtu (7/1).
"Tujuan dari pameran ini, kita pengen orang tau bahwa dibalik acara panjang jimat itu prosesnya panjang loh, banyak loh. Banyak orang yang belum tau yang dipake di acara panjang jimat itu kan banyak, prosesnya juga panjang kaya bikin nasi kuning itu kan ada prosesnya", ungkap Syarif Hidayat pada setaranews disela-sela acara, Kamis (5/1)
Pada kesempatan yang sama, salah satu pengunjung, Arur menganggap jika pameran ini memberikan pengetahuan lebih tentang budaya Cirebon "pamerannya bagus, yah dengan adanya pameran ini kita jadi tau gitu kalau di Cirebon itu ada adat panjang jimat. Memperkenalkan budaya yang ada di cirebon." ungkapnya. (Trusmiyanto)
Selasa, 15 November 2016
Pertahankan Eksistensi, Visi Klise Setahun Kedepan
Kepengurusan baru ini membawa Visi yaitu berusaha mempertahankan eksistensi Klise di tingkat nasional. Agar terwujudnya Visi tersebut maka langkah yang harus dilakukan adalah dengan mengadakan acara di tingkat nasional, serta memperkenalkan Klise ke berbagai kalangan agar semakin mengudara.
“Dari tahun ke tahun KLISE mengalami perubahan yang signifikan. Di tahun 2016 KLISE sudah berhasil membuat acara akbar se-Indonesia. Untuk mencapai itu bukanlah hal yang mudah. Harapan saya agar KLISE bisa mempertahankan itu semua, bagaimana caranya agar tetap eksis di tingkat nasioanal,” ujar Rusdina Adhani melalui pesan singkat blackberry messenger pada Selasa (15/11).
Lebih lanjut, dina menjelaskan bahwa dalam waktu dekat ini Klise sedang mempersiapkan dua agenda kegiatan yang pada rencananya akan dilaksanakan pada Januari mendatang. Pendidikan lanjut untuk angkatan ke-8 dan pendidikan dasar untuk angkatan ke-9, yang dalam hal ini merupakan anggota baru. Kedua agenda ini merupakan program kerja wajib yang dilakukan tiap tahun.
“Setelah diberi materi pendidikan dasar. Lalu ke pameran pendidikan dasar. Selanjutanya ada pemberian materi pendidikan lanjut. Untuk materinya sendiri itu lebih luas, seperti jurnalis, human interest, lighting, strobist, stilife, dan lain-lain,” tambahnya kepada setaranews.com.
Rabu, 19 Oktober 2016
JFMI ke-9 Digelar di Kota Cirebon
Pembukaan JFMI diisi oleh acara workshop fotografi yang bertema “Kolase Budaya Cirebon” dengan pemateri Ray Bachtiar Drajat dan Setiadi Dharmawan. Acara JFMI ke-9 ini, diisi dengan acara hunting foto di Keraton Kasepuhan dan pabrik genteng Edi Jaya Majalengka. Selain itu, ada juga pentas seni di Gua Sunyaragi dengan menampilkan Seni Tari khas Cirebon.
Peserta yang menghadiri acara JFMI ke-9 ini berasal dari klub fotografi mahasiswa di tiap-tiap Universitas dari berbagai daerah di Indonesia, seperti dari Lampung, Bangka Belitung dan Medan.
"Yang hadir baru 370 orang dan itu baru sementara, ada beberapa orang lagi 100 orang ada itu dari Jakarta sama Makasar. Iya di Univeristas yang ada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) fotografi," ujar M. Khasbie selaku Ketua Pelaksana kepada setaranews.com, Selasa (18/10).
Adanya acara JFMI ini, lanjut Khasbie, diharapkan dapat saling memperat antara fotografer mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia dan juga saling bertukar ilmu antara fotografer.
“Tambah deketlah persaudaraannya, tujuan dari jambore kan ya itu untuk meningkatkan silaturahmi lebih mempererat, saling berbagai ilmu setiap pesertanya,” tutup Khasbie.