Unswagati, Setaranews.com – Dalam acara diesnatalies yang ke 17 tahun, UKM KSR-PMI Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) mengadakan lomba kepalangmerahan pada 2 November 2014 yang bertempat di kampus 1 Unswagati, dengan tema Sweet moment life longer. Acara yang dimulai dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 17.00 sore ini meliputi pembukaan, persiapan, lomba, pengumuman pemenang hingga penutupan.
Kegiatan ini bertujuan agar para peserta bisa termotivasi sebagai relawan muda, sehingga mereka bisa mendapakan manfaat kedepannya dari acara ini.
“Tujuan buat bisa memotivasi relawan muda, buat jadi relawan tuh enggak gampang butuh prosesnya” tutur Roza Safitri selaku ketua pelaksana.
Lomba ini meliputi lomba pertolongan pertama, lomba perawatan keluarga, lomba tandu, lomba olimpiade palang merah,lomba Mading (majalah dinding) dan lomba Yel-yel.
Para peserta berasal dari wilayah III Cirebon yang meliputi daerah Kuningan, Majalengka, dan Indramayu. Sekitar 367 siswa-siswi dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 167 siswa-siswi dari Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Dari jumlah kemaren ada sekitar 22 sekolah yang daftar tapi sekarang ada ditambah lagi, belum didata lagi sih berapa-berapanya. Soalnya banyak yg daftar ulang lagi sekarang ” tambahnya.
Minggu, 02 November 2014
Mapala Gunati Harapkan Warga Lebih Perhatikan Sungai
Unswagati-Setaranews.com (2/11) Pagi ini Mapala Gunati Unswagati adakan bersih-bersih yang dilanjut dengan baksos di sungai pemuda tepatnnya di bagian belakang kampus satu Unswagati. Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan lingkungan sekitar agar nantinya tidak berimbas juga ke kampus, selain itu melihat sungai yang kurang bersih menjadikan motivasi Mapala Gunati untuk membantu masyarakat setempat untuk menjaga kelestarian sungai tersebut.
Kegiatan ini melibatkan warga dan anggota Mapalanya sendiri, mengenai ijin tempat bersih-bersih ini Mapala Gunati sendiri hanya menggunakan ijin warga saja dan respon warga pun positif menyambut kegiatan ini.
“Sebenarnya kegiatan bersih-bersih ini sangat diharapkan, bila perlu satu minggu sekali saja datang kesini membantu membersihkan sungai ini, tetapi memang warga disini kurang kompak dalam kegiatan ini harus di kasih tau saja, kalau tidak mereka pura-pura tidak tahu”. Ujar salah satu warga sekitar saat di wawancarai Setara.
Tidak hanya kegiatan bersih-bersih di sungai, Mapala Gunati juga mengadakan kegiatan bersih-bersih di keraton dan kampus. Kegiatan bersih-bersih di sungai, di keraton dan kampus pun dilaksakan setiap tahunnya. Untuk teknis bersih-bersih tersebut belum dijadwalkan secara terperinci.
Kegiatan bersih-bersih ini bukan merupakan program kerja Mapala Gunati, pasalnya kegiatan ini tidak membutuhkan dana dari kampus, hanya kegiatan ini merupakan kesadaran pribadi dari anggota Mapala saja. Tetapi kegiatan bersih-bersih ini akan terealisasikan setiap tahunnya mengingat lingkungan sekitar yang kurang diperhatikan oleh warga.
Melihat semakin banyaknya sungai yang tidak diperhatiakan warga, Mapala Gunati Unswagati merasa prihatin. Untuk itu kegiatan ini akan berkelanjutan terus menerus menjaga kelestarian sungai, agar terciptanya sungai yang bersih dan memunculkan rasa kepedulian warga setempat.
“Harapan kedepannya untuk sungai, sedikit demi sedikit kita bersihkan pinggirannya agar tidak menumpuk dan tidak berimbas juga ke kampus. Karena jika sungai ini banjir kampus kita pun akan ikut banjir. Dan untuk semua kalangan yang kurang memperhatikan sungai minimal tidak membuang sampah kesungai. Masih mending dibakar saja sampahnya daripada dibuang ke kali yang nantinya akan menumpuk” ujar Rangga Salah satu anggota Mapala Gunati Unswagati.
Kegiatan ini melibatkan warga dan anggota Mapalanya sendiri, mengenai ijin tempat bersih-bersih ini Mapala Gunati sendiri hanya menggunakan ijin warga saja dan respon warga pun positif menyambut kegiatan ini.
“Sebenarnya kegiatan bersih-bersih ini sangat diharapkan, bila perlu satu minggu sekali saja datang kesini membantu membersihkan sungai ini, tetapi memang warga disini kurang kompak dalam kegiatan ini harus di kasih tau saja, kalau tidak mereka pura-pura tidak tahu”. Ujar salah satu warga sekitar saat di wawancarai Setara.
Tidak hanya kegiatan bersih-bersih di sungai, Mapala Gunati juga mengadakan kegiatan bersih-bersih di keraton dan kampus. Kegiatan bersih-bersih di sungai, di keraton dan kampus pun dilaksakan setiap tahunnya. Untuk teknis bersih-bersih tersebut belum dijadwalkan secara terperinci.
Kegiatan bersih-bersih ini bukan merupakan program kerja Mapala Gunati, pasalnya kegiatan ini tidak membutuhkan dana dari kampus, hanya kegiatan ini merupakan kesadaran pribadi dari anggota Mapala saja. Tetapi kegiatan bersih-bersih ini akan terealisasikan setiap tahunnya mengingat lingkungan sekitar yang kurang diperhatikan oleh warga.
Melihat semakin banyaknya sungai yang tidak diperhatiakan warga, Mapala Gunati Unswagati merasa prihatin. Untuk itu kegiatan ini akan berkelanjutan terus menerus menjaga kelestarian sungai, agar terciptanya sungai yang bersih dan memunculkan rasa kepedulian warga setempat.
“Harapan kedepannya untuk sungai, sedikit demi sedikit kita bersihkan pinggirannya agar tidak menumpuk dan tidak berimbas juga ke kampus. Karena jika sungai ini banjir kampus kita pun akan ikut banjir. Dan untuk semua kalangan yang kurang memperhatikan sungai minimal tidak membuang sampah kesungai. Masih mending dibakar saja sampahnya daripada dibuang ke kali yang nantinya akan menumpuk” ujar Rangga Salah satu anggota Mapala Gunati Unswagati.
Jumat, 31 Oktober 2014
Tolak Tindakan Represif, Puluhan mahasiswa Berdemo di kantor Polisi
Cirebon - SetaraNews.com Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Mahasiswa Cirebon (AGMC), terdiri dari BEM Universitas Swadaya Gunung Jati, BEM Universitas Muhamadiyah Cirebon ,Gerakan Mahasiswa Sosialis (Gemsos) ,Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) ,Front Mahasiswa Demokrasi(FMD), dan Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) siang tadi (31/10) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Mapolresta Cirebon Kota (Ciko) .
Aksi ini disulut oleh tindakan represif yang di lakukan oleh aparat, ketika mahasiswa yang tergabung dalam AGMC melakukan aksi pada hari kamis (30/10) di depan Balai Kota, terkait kasus indikasi penyalahgunaan wewenang dan gratifikasi oleh pemkot karena melakukan pengadaan Mobil Dinas (Mobdin) untuk Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida).
Tumpas selaku korban dan masa aksi mengatakan " Kami menuntut agar Kapolres dan Wakapolres bertindak tegas untuk menindaklajuti kasus tindakan represif ini ,agar tidak terulang kembali dan kami juga minta rincian terkait pemberian mobil dinas yang diberikan kepada kapolres oleh Pemkot, apakah itu hadiah atau graifikasi? " Tuturnya.
Aksi sempat memanas saat salah satu pos polisi di Jl.Siliwangi dirusak, namun untuk menghindari keributan para mahasiswa memilih membubarkan diri setelah melakukan orasinya di depan kantor Malporesta Kota Cirebon.
Aksi ini disulut oleh tindakan represif yang di lakukan oleh aparat, ketika mahasiswa yang tergabung dalam AGMC melakukan aksi pada hari kamis (30/10) di depan Balai Kota, terkait kasus indikasi penyalahgunaan wewenang dan gratifikasi oleh pemkot karena melakukan pengadaan Mobil Dinas (Mobdin) untuk Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida).
Tumpas selaku korban dan masa aksi mengatakan " Kami menuntut agar Kapolres dan Wakapolres bertindak tegas untuk menindaklajuti kasus tindakan represif ini ,agar tidak terulang kembali dan kami juga minta rincian terkait pemberian mobil dinas yang diberikan kepada kapolres oleh Pemkot, apakah itu hadiah atau graifikasi? " Tuturnya.
Aksi sempat memanas saat salah satu pos polisi di Jl.Siliwangi dirusak, namun untuk menghindari keributan para mahasiswa memilih membubarkan diri setelah melakukan orasinya di depan kantor Malporesta Kota Cirebon.
GemSos Sayangkan Statemen Loyalis Ano - Azis
Cirebon - Setaranews.com Kasus permasalahan mobil dinas Muspida masih menjadi pembicaraan hangat di masyarakat, bahkan Kamis (30/10) sejumlah mahasiswa yang terdiri dari GemSos, FPPI, dan FMD yang mempertanyakan kasus mobil dinas ini ke pemerintah kota (pemkot), dan aksi tersebut sempat terjadi adu jotos antara mahasiswa dengan aparat kepolisisan.
Para mahasiswa menganggap pengadaan mobil dinas karena ada penyalahgunaan anggaran pengadaan bus pemkot yang dialihkan untuk mobdin muspida.
Setelah aksi kemarin Loyalis Ano azis, Umar Stanis Clau mengeluarkan statement yang dimuat di koran Radar Cirebon Jum’at 31 Oktober 2014 (hal- 1, 15). Beliau mempertanyakan kepada para mahasiswa yang turun aksi kemarin dimana unsur korupsi dalam pengadaan mobil dinas, dan ia menilai hal ini tidak menyalahi aturan.
Menanggapai Statement tersebut, Erlangga selaku Jubir Gerakan Mahasiswa Cirebon (GemSos) menyayangkan sikap dari loyalis Ano Azis tersebut dan tetap menilai tindakan pengadaan mobil dinas muspida itu sudah menyalahi aturan, Kebijakan Umum Anggaran (KUA) menjadi dasar dalam pembentukan APBD , bila dilihat di KUA, disitu tertera bahwa hanya ada rencana penganggaran untuk pembelian mobil bus pemkot dengan nominal satu milyar, tidak ada penganggaran untuk pembelian mobdin muspida begitupun di dalam APBD perubahan.
“Penganggaran dan pembelanjaan dalam APBD harus sesuai peraturan, hal ini berkaitan dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 Pasal 34 ayat 1 tentang Keuangan Negara. Dijelaskan pelaksanaan APBD baik murni maupun perubahan, tidak bisa dialokasikan sesuai keinginan eksekutif. Bila pembelian mobdin tersebut tidak terdapat dalam APBD perubahan kota Cirebon, dan terjadi pengalihan pos mata anggaran dalam APBD perubahan kota Cirebon, menurut kami itu sudah menyalahi aturan ,karena bagaimanapun juga bila tidak terdapat pos mata anggaran dalam APBD ya tidak usah di belanjakan, apalagi untuk pembelian mobil dinas yang diberikan kepada jajaran instansi vertikal ,yang sudah dianggarakan dalam APBN” Ujar Erlangga saat pers release.
“Selain itu juga kami menyayangkan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat, mengingat ada beberapa kawan kawan kami yang terluka memar terkena bogem mentah”. Tambahnya.
Para mahasiswa menganggap pengadaan mobil dinas karena ada penyalahgunaan anggaran pengadaan bus pemkot yang dialihkan untuk mobdin muspida.
Setelah aksi kemarin Loyalis Ano azis, Umar Stanis Clau mengeluarkan statement yang dimuat di koran Radar Cirebon Jum’at 31 Oktober 2014 (hal- 1, 15). Beliau mempertanyakan kepada para mahasiswa yang turun aksi kemarin dimana unsur korupsi dalam pengadaan mobil dinas, dan ia menilai hal ini tidak menyalahi aturan.
Menanggapai Statement tersebut, Erlangga selaku Jubir Gerakan Mahasiswa Cirebon (GemSos) menyayangkan sikap dari loyalis Ano Azis tersebut dan tetap menilai tindakan pengadaan mobil dinas muspida itu sudah menyalahi aturan, Kebijakan Umum Anggaran (KUA) menjadi dasar dalam pembentukan APBD , bila dilihat di KUA, disitu tertera bahwa hanya ada rencana penganggaran untuk pembelian mobil bus pemkot dengan nominal satu milyar, tidak ada penganggaran untuk pembelian mobdin muspida begitupun di dalam APBD perubahan.
“Penganggaran dan pembelanjaan dalam APBD harus sesuai peraturan, hal ini berkaitan dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 Pasal 34 ayat 1 tentang Keuangan Negara. Dijelaskan pelaksanaan APBD baik murni maupun perubahan, tidak bisa dialokasikan sesuai keinginan eksekutif. Bila pembelian mobdin tersebut tidak terdapat dalam APBD perubahan kota Cirebon, dan terjadi pengalihan pos mata anggaran dalam APBD perubahan kota Cirebon, menurut kami itu sudah menyalahi aturan ,karena bagaimanapun juga bila tidak terdapat pos mata anggaran dalam APBD ya tidak usah di belanjakan, apalagi untuk pembelian mobil dinas yang diberikan kepada jajaran instansi vertikal ,yang sudah dianggarakan dalam APBN” Ujar Erlangga saat pers release.
“Selain itu juga kami menyayangkan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat, mengingat ada beberapa kawan kawan kami yang terluka memar terkena bogem mentah”. Tambahnya.
Ulang Tahun Pertama Blogger Mangga: "Indramayu Ayo Ngeblog"
Indramayu - SetaraNews.com, Dalam rangka merayakan hari jadinya yang pertama, Komunitas Blogger asal Indramayu (Blogger Mangga) pada Kamis (30/10) kemarin mengadakan acara seminar Indramayu Ayo Ngeblog bersama 130 pelajar asal Indramayu di SMPN 1 Gabus Wetan.
Acara yang turut dihadiri para anggota Komunitas Blogger asal Cirebon (Rebon), dan Komunitas Sanggar Hanacaraka Indramayu penggiat budayawan yang berkonsentrasi dalam penelusuran naskah-naskah Jawa kuno ini menghadirkan master pembuat template dari AsistenTokodotcom Sofiyudin S. Kom yang berprofesi sebagai penyedia jasa pembuat template website.
Momen pertemuan antar Blogger Cirebon bersama Blogger Indramayu ini digunakan dengan baik oleh Didno guru SMPN 1 Gabus Wetan yang juga sebagai aktivis Blogger dengan turut menghadirkan para master, dengan saling berbagi cerita tentang pengalamannya dalam dunia blogger.
Beberapa dari mereka seperti Prasetio seorang pelajar yang sudah menghasilkan $100 dari blognya, Aditia Novit yang menjalankan bisnis ternak blog atau sering membuat blog kemudian dijual, Agustian yang dari awalnya nge-blogger hingga kemudian bisa menjadi penulis buku, dan Dedi Suparman yang penghasilannya sampai puluhan juta dari Google Adsense dan toko online miliknya.
Dalam kesempatannya tersebut Dido berharap agar generasi muda dapat menggunakan internet secara sehat dan kreatif. "Saya berharap mereka bisa menggunakan internet secara sehat. Sebagai generasi muda bisa berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk diri, keluarga dan negara." katanya.
Lebih lanjut ia menerangkan untuk saat ini terus mengajak para generasi muda untuk terus maju dan mendorong prestasi mereka, terutama di dunia blog.
"Memotivasi mereka biasa kita berikan contoh blogger-blogger yang sudah sukses." tutupnya.
Acara yang turut dihadiri para anggota Komunitas Blogger asal Cirebon (Rebon), dan Komunitas Sanggar Hanacaraka Indramayu penggiat budayawan yang berkonsentrasi dalam penelusuran naskah-naskah Jawa kuno ini menghadirkan master pembuat template dari AsistenTokodotcom Sofiyudin S. Kom yang berprofesi sebagai penyedia jasa pembuat template website.
Momen pertemuan antar Blogger Cirebon bersama Blogger Indramayu ini digunakan dengan baik oleh Didno guru SMPN 1 Gabus Wetan yang juga sebagai aktivis Blogger dengan turut menghadirkan para master, dengan saling berbagi cerita tentang pengalamannya dalam dunia blogger.
Beberapa dari mereka seperti Prasetio seorang pelajar yang sudah menghasilkan $100 dari blognya, Aditia Novit yang menjalankan bisnis ternak blog atau sering membuat blog kemudian dijual, Agustian yang dari awalnya nge-blogger hingga kemudian bisa menjadi penulis buku, dan Dedi Suparman yang penghasilannya sampai puluhan juta dari Google Adsense dan toko online miliknya.
Dalam kesempatannya tersebut Dido berharap agar generasi muda dapat menggunakan internet secara sehat dan kreatif. "Saya berharap mereka bisa menggunakan internet secara sehat. Sebagai generasi muda bisa berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk diri, keluarga dan negara." katanya.
Lebih lanjut ia menerangkan untuk saat ini terus mengajak para generasi muda untuk terus maju dan mendorong prestasi mereka, terutama di dunia blog.
"Memotivasi mereka biasa kita berikan contoh blogger-blogger yang sudah sukses." tutupnya.
Kamis, 30 Oktober 2014
Aliansi Mahasiswa Cirebon Minta Kejelasan Mengenai Mobil Dinas
Cirebon,Setaranews.com-Aliansi Gerakan Mahasiswa Cirebon melakukan aksi lanjutan mengenai masalah mobil dinas didepan Balai Kota Cirebon pada Kamis siang tepatnya tanggal 30 Oktober 2014.
“ Sebelumnya kami pernah melaporkan masalah mobil dinas ini kepada pihak Kepolisian dan Kejaksaan, namun tidak ada tanggapan dari pihak tersebut,” Ujar Erlangga selaku salah satu mahasiswa yang mengikuti aksi.
Aksi tersebut diikuti berbagai organisasi seperti Gemsos, FPPI, FMD dan lainnya. Mahasiswa yang mengikuti aksi Sebelumnya berkumpul di Kampus Utama Unswagati, kemudian mereka berjalan bersama menuju Balai Kota Cirebon.
Adapun tuntutan dari Aksi tersebut yaitu wali kota harus memberikan keterangan secara rinci mengenai pengadaan mobil dinas kepada unsur muspida dan menunjukkan bukti serta payung hukum atas pengadaan mobil dinas kepada unsur muspida.
Usai bentrokan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian, akhirnya Pihak pemerintah kota meminta lima mahasiswa masuk kedalam Balai kota untuk melakukan audiensi, namun mahasiswa menolak dan meminta semua mahasiswa masuk kedalam Balai Kota tanpa adanya perwakilan.
Akhirnya Walikota Cirebon yang saat itu diwakili oleh wakilnya keluar dan menemui mahasiswa untuk melakukan audiensi dipinggir jalan Raya depan Balai Kota Cirebon.
“ Sebelumnya kami pernah melaporkan masalah mobil dinas ini kepada pihak Kepolisian dan Kejaksaan, namun tidak ada tanggapan dari pihak tersebut,” Ujar Erlangga selaku salah satu mahasiswa yang mengikuti aksi.
Aksi tersebut diikuti berbagai organisasi seperti Gemsos, FPPI, FMD dan lainnya. Mahasiswa yang mengikuti aksi Sebelumnya berkumpul di Kampus Utama Unswagati, kemudian mereka berjalan bersama menuju Balai Kota Cirebon.
Adapun tuntutan dari Aksi tersebut yaitu wali kota harus memberikan keterangan secara rinci mengenai pengadaan mobil dinas kepada unsur muspida dan menunjukkan bukti serta payung hukum atas pengadaan mobil dinas kepada unsur muspida.
Usai bentrokan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian, akhirnya Pihak pemerintah kota meminta lima mahasiswa masuk kedalam Balai kota untuk melakukan audiensi, namun mahasiswa menolak dan meminta semua mahasiswa masuk kedalam Balai Kota tanpa adanya perwakilan.
Akhirnya Walikota Cirebon yang saat itu diwakili oleh wakilnya keluar dan menemui mahasiswa untuk melakukan audiensi dipinggir jalan Raya depan Balai Kota Cirebon.
Saat Alex 'X Factors' Bicara Soal Pemuda
Cirebon, Setaranews.com Pada perayaan sumpah pemuda kemarin, Setara berhasil mewawancarai secara ekslusif Alex ‘X-Factor’ Rudiant sesaat setelah dirinya mengisi acara yang digawangi oleh badan eksekutif mahasiswa (BEM) pada (28/10) lalu. Jebolan X-factor ini bercerita banyak soal pemuda dan pengalaman pertamanya berkunjung ke Cirebon
Ketika ditanya soal pemuda saat ini, lelaki asal Medan Sumatera Utara itu berujar soal perbedaan pemuda dulu dan sekarang. Ia menilai pemuda sekarang lebih bergantung pada teknologi
“Dinamika pemuda masa dulu dan sekarang tentu berbeda, barangkali dulu belum begitu banyak menggunakan teknologi, beda dengan pemuda sekarang yang mengikuti perkembangan teknologi. Tapi, ya suka tidak suka itu adalah perkembangan zaman” kata Alex.
Selain itu Alex juga juga berharap pemuda saat ini bisa tetap kritis namun kreatif dan tetap dapat berkarya.
“Ya aku suka dengan acara seperti ini. artinya ya pemuda itu harus kritis. Dan pemuda aku rasa harus kratif dan berkarya” urainya.
Kunjungan ke Cirebon ini pertama kali dilakukan oleh Alex Rudiant. Ia terkesan dengan banyaknya pilihan makanan khas Cirebon
“Ini pertama kali aku kesini, kesannya ya Cirebon itu seru. Aku juga coba nasi jamblang, dan pengen rasain kuliner cirebon yang katanya masih banyak lagi ya” kata Alex.
Ketika ditanya soal pemuda saat ini, lelaki asal Medan Sumatera Utara itu berujar soal perbedaan pemuda dulu dan sekarang. Ia menilai pemuda sekarang lebih bergantung pada teknologi
“Dinamika pemuda masa dulu dan sekarang tentu berbeda, barangkali dulu belum begitu banyak menggunakan teknologi, beda dengan pemuda sekarang yang mengikuti perkembangan teknologi. Tapi, ya suka tidak suka itu adalah perkembangan zaman” kata Alex.
Selain itu Alex juga juga berharap pemuda saat ini bisa tetap kritis namun kreatif dan tetap dapat berkarya.
“Ya aku suka dengan acara seperti ini. artinya ya pemuda itu harus kritis. Dan pemuda aku rasa harus kratif dan berkarya” urainya.
Kunjungan ke Cirebon ini pertama kali dilakukan oleh Alex Rudiant. Ia terkesan dengan banyaknya pilihan makanan khas Cirebon
“Ini pertama kali aku kesini, kesannya ya Cirebon itu seru. Aku juga coba nasi jamblang, dan pengen rasain kuliner cirebon yang katanya masih banyak lagi ya” kata Alex.
Langganan:
Postingan (Atom)