Jumat, 12 Februari 2016

Opini : Mimpi Buruk, Mahasiswa Tak Kenal Baca!

Opini-setaranews.com Mimpi buruk ketika mahasiswa tak suka membaca! Mimpi buruk bagi saya sebab saya adalah bagian dari mahasiswa tapi ini juga adalah mimpi buruk bagi Negara.

Kasus pertama, Beberapa waktu lalu saya ditugaskan menyebarkan newslatter di kampus. Ketika saya bertanya kepada mahasiswa yang lewat “apa mau membaca newslatter ini atau tidak”, dia dengan yakin dan mantapnya menjawab TIDAK! Tanpa bertanya terlebih dahulu newslatter itu tentang apa atau sekedar basi-basi menghargai teman sendiri. Penulis dibuat geleng-geleng kepala ketika memikirkan nasib Negara yang akan berada ditangan mahasiswa seperti tadi.

Sering mendengar selentingan obrolan dari mahasiswa yang suka mengatakan “lebih suka baca novel daripada buku matakuliah” lalu penulis simpulkan seperti ini, mahasiswa hanya tahu materi dari slide powerpoint (PPT) dosen. PPT inilah satu-satunya yang menjadi sumber bacaan mereka dan itu pun dilakukan ketika menjelang ujian. Ini adalah kasus kedua yang sering penulis jumpai.

Kasus ketiga, kadang ada beberapa mahasiswa yang suka mengomel dan ngedumel tentang perihal tidak diberitahukannya jika ada pengumuman beasiswa. Kalau mahasiswa itu peka dan rajin ngecek pembaharuan tulisan di mading pastilah tidak akan ada kasus ngedumel seperti tadi. Apa salahnya ketika jalan tengokan sedikit kepalamu ke samping untuk melihat mading, atau yang jauh lebih baik berhenti sebentar untuk melihat informasi terbaru apa yang ada disana, jika malu untuk berdiri sendirian maka ajaklah temanmu, tapi jika temanmu tidak mau dikarenakan akan membuang-buang waktu maka penulis sudah tidak tahu harus berkata apalagi. Pekalah sedikit jangan hanya peka mengenai urusan cinta-cintaan.

Ini yang sering dijumpai tidak hanya mahasiswa tapi bisa jadi dikalangan seluruh pelajar. Makalah yang mereka buat tidak sedikit copy-paste dari internet, dan parahnya lagi apa yang mereka copas dari internet untuk bahan makalahnya tak dibaca terlebih dahulu. Hanya cukup mengetikan key word di kotak google setelah itu pilah pilih sebentar lalu langsung pindahkan ke word dan print dengan cover yang terpampang jelas namanya, menunjukan kepada dosen bahwa itulah hasil karyanya. Tapi saya ragu, ketika ada yang meminta menjelaskan isi makalah itu tentang apa maka dia akan diam seribu bahasa. Dalam hati akan berkata "saya kan belum baca, bagaiman saya bisa tahu" mungkin kurang lebih seperti itu.

Penulis, mengatakan ini semua bukan semata merasa sempurna karena tidak pernah melakukan salah satu dari hal-hal tersebut. Penulis memaparkan ini semua karena berkaca dari diri sendiri, dan memang dari fenomena yang sebenarnya terjadi dikalangan mahasiswa terutama di kampus tercinta kita Unswagati.

Mahasiswa adalah harapan masyarakat, atau bisa penulis katakan mahasiswa itu layaknya seorangpahlawan yang kedatangannya tengah ditunggu oleh masyarakat, jika mahasiswanya benar!

Mahasiswa begitu disanjung oleh masyarakat, karena masyarakat menganggap satu-satunya yang mereka percaya untuk membantu memecahkan masalah yang tengah dihadapi mereka adalah mahasiswa, masyarakat tak begitu bergantung kepada pemerintah. Jika seperti ini akankah kita selaku mahasiswa akan mengecewakan masyarakat, kalau untuk budayakan membaca saja masih enggan, dengan buku saja masih phobia bagaimana mungkin mahasiswa yang diagungkan ini akan mampu memecahkan permasalahan yang terjadi di masyarakat.Perpustakaan punmasih berupa bangunan simbolik yang ada dalam lembaga pendidikan.

Negara ini sudah mengoleksi begitu banyak pengangguran. Lalu apa yang akan kita ajukan ketika masuk dalam dunia kerja jika membaca dan diskusi masih belum menjadi budaya dikalangan mahasiswa. Negara ini sudah memiliki selusin permasalahan, jangan ditambah dengan kualitas mahasiswa yang abal-abal yang hanya berputar dalam lingkaran hedonisme.

Penulis : Tuti Andriyani

Mahasiswa Unswagati Semester 6

FISIP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar