Rabu, 23 Agustus 2017

Puisi: Orang-Orang Cemas

Pada malam-malam singkat sepanjang bulan Agustus
di tempat yang katanya religius
Tapi moral terus tergerus

Tiupan angin tetap terasa dingin
Orang-orang masih menggigil
dan cengkrama menjadi selimut tebal

Tidak ada yang salah dari sebatang rokok atau secangkir kopi, lagi dan lagi
Meski waktu terlanjur terlalu pagi
Biarkan orang-orang bebas berekspresi

Pada siang-siang panjang di bulan Agustus
Terang-terangan penindasan dipaksakan
Langkah para pejabat tidak lebih santun dari rombongan para Anjing

Tiupan angin meradang panas
Tanpa air mata orang-orang mulai menangis
Mungkinkah besok akan makan nasi bekas?

Tidak ada yang salah dari menyerukan keadilan
Meski melempar kursi ke persinggahan
Kurang ajar telah menjadi kepunyaan bandit-bandit serakah

Pada laki-laki yang mencintai manusia
Barangkali hatinya telah penuh oleh kesengsaraan
Bukankah, rakyat seharusnya menjadi Tuan Tanah atas Bumi?

Pada perempuan yang mencintaimu
Barangkali hatinya telah punah oleh ketabahan
Jari-jarinya sudah lama meraba kemanusiaan

Dan, apakah manusia telah menjadi berhala?
Memuja gedung-gedung tinggi berharap menghidupi
Tapi dilain sisi sanggup menjadikan orang-orang mati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar