Kamis, 06 November 2014
Sejumlah Mahasiswa dan Masyarakat Kecam Tindakan Represif Polisi
Dalam aksi tersebut mereka melakukan berbagai bentuk kritikan kepada kepolisian mulai dari menyanyikan lagu, orasi, pembacaan puisi, dan acara ini pun sempat menutup jalan perjuangan untuk menarik perhatian masyarakat.
Dalam acara tersebut mereka mengaku kecewa dan menilai perlakuan kekerasan yang dilakukan polisi terhadap mahasiswa merupakan perlakuan yang sangat tidak pantas sebagai pengayom masyarakat.
"Kami harap Kepolisian bisa bertindak lebih sopan dan kejadian seperti ini jangan terulang lagi" Ujar Bontot Mahasiswa UNTAG saat ditanya setaranews.
Beberapa dari mereka juga berorasi mengkritik pimpinan daerah baik di kota maupun kabupaten telah lalai dan tidak peka terhadap kejadian ini dan menuntuk agar kepolisisan meminta maaf secepatnya.
Rabu, 05 November 2014
Kodak Kenalkan Produk Baru Lensa 380 Derajat
Paul Meeks seorang analis teknologi dan permodalan perusahaan mengatakan masih siap bersaing di pasar, "Sebelumnya pada beberapa tahun yang lalu, kami diberitakan bangkrut. Tapi meskipun perusahaan sekarang berfokus pada layanan profesional, namun kita masih bersemangat untuk membuat gelombang di pasar kamera pribadi, salah satu penghalangnya adalah smartphone." katanya dalam beberapa waktu yang lalu.
Dalam penjajakan kerjasama "kemitraan global" dengan JK Imaging, kemunculannya sama sekali hampir tidak dikenal. Kodak telah menyambut beberapa perangkat fotografi yang tidak biasa ke dalam produk terbarunya seperti SP360 PIXPRO, yang menjanjikan untuk memberikan fitur premium berlensa portabel 360 derajat dan resolusi tinggi.
Kadar Oksigen Rendah Dapat Menghambat Perkembangan Hidup Hewan di Bumi
Sains, Setaranews.Com – Banyak perdebatan mengapa hewan butuh waktu yang lama untuk ber-evolusi di bumi. Para ilmuwan menyebutkan bahwa tingkat oksigen yang di bumi saat ini sangat rendah dibanding satu miliar tahun yang lalu. Sebuah tim menentukan komposisi kimia batuan kuno untuk menemukan sekitar 0,1% kadar oksigen dibandingkan dengan hari ini.
Para peneliti mempresentasikan hasil kerja mereka dijurnal sains, mengapa kehidupan yang kompleks butuh waktu lama untuk berkembang atau evolusi. Lebih dari 500 juta tahun lalu kehidupan di bumi mulai berkembang dalam periode dikenal sebagai ledakan kambrium. Satu miliar sebelum itu di era yang disebut pertengahan Proterozoikum, meskipun hidup namun terdiri dari organisme yang sangat sederhana. Makhluk ini mampu bertahan pada tingkat oksigen yang rendah, bila hidup lebih kompleks tidak bisa.
Gagasan bahwa oksigen terlalu rendah untuk hewan berevolusi sebelum periode ini telah sekitar untuk waktu yang lama, menjelaskan salah satu penulis utama studi tersebut, Noah Planavsky dari Departemen Geologi dan Geofisika Universitas Yale.
Seperti yang dikutip dari BBCNews.com pada penelitian saat ini menunjukkan bukti empiris untuk tingkat oksigen permukaan yang rendah akan menghambat evolusi hewan. Kondisi kehidupan berevolusi harus sempurna, seperti yang dikenal dengan burung Archaeopteryx.
Para peneliti menganalisa tingkat kromium - tanda tangan geokimia - sedimen batuan dari Australia, Kanada, Cina, dan Amerika Serikat. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengetahui berapa banyak oksigen akan telah ada.
“Apa yang kita tunjukan bahwa lingkungan yang dimana tingkat oksigen yang tinggi untuk hewan berkembang, inovasi genetik yang memungkinkan”. Ujar Plavavsky.
Selasa, 04 November 2014
Fakultas Ekonomi Rampungkan UTS, Mahasiswa Lega
Kegiatan UTS tersebut berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal yang di tentukan dan kegiatan tersebut di ikuti oleh mahasiswa tingkat satu sampai tingkat tiga Fakultas Ekonomi Unswagati Cirebon. Dimana dalam pelaksanaanya di mulai pada pukul 08.00 – 09.40 WIB untuk tingkat satu, kemudian di lanjut pada pukul 10.30 – 12.10 WIB untuk tingkat dua sedangkan untuk tingkat tiga sendiri di mulai pada pukul 13.00- 14.40 WIB. Jadi di dalam satu hari hanya ada satu mata kuliah yang di ujikan.
Menurut Jane salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen mengatakan “ Ya perasaan saat setelah ujian berakhir ini sangat lega, tidak pusing – pusing lagi belajar.” Ujarnya
“Alhamdulillah selesai juga UTSnya tinggal refreshing otak dulu biar tidak pusing”, ujar Faisal mahasiswa FE jurusan akutansi.
Senin, 03 November 2014
Kampus Tiga Unswagati Dirikan Kantin Diatas Lahan Parkir
Cirebon, Setaranews.com Kampus tiga Universitas Swadaya Gunungjati (Unswagati) mulai berbenah mengatasi lahan parkir. Setelah sebelumnya beredar kabar akan adanya relokasi tempat parkir dari kampus tiga ke kampus empat. Kini terlihat tiang-tiang penancang yang telah berdiri disebelah utara kampus tiga. Tempat yang sebelumnya dipakai sebagai kantin ramadahani kini tengah dipersiapkan sebagai lahan parkir baru.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Dr. H. Heriyani Agustina, Dra.,MM.,Msi membenarkan hal tersebut. Menurtnya hal itu diputuskan setelah adanya rapat. Namun, ketika ditanya apakah pembuatan lahan parkir baru terlaksana setelah dapat teguran dari Dinas Perhubungan (Dishub) dirinya tak menampik.
“Iya setelah ada instruksi dari Dishub kalau tidak boleh parkir dipinggir jalan. Setelah itu kita mulai mengadakan mengenai parkir ini, tapi ternyata bukan dikita aja sih, kalau kita liat tempat yang lain banyak yang parkir dipinggir-pinggir”. Urainya.
Akan tetapi, Dekan FISIP ini belum bisa memastikan kapan lahan parkir segera rampung. Dirinya hanya memastikan jika nantinya kantin akan tetap ada dan terletak diatas lahan parkir baru tersebut.
“Selesai? ya secepatnya sih ini kan udah dikerjakan terus, ini nanti kan dua lantai kantinya nanti diatas, jadi parkir dibawah kantin diatas.” Tambah Heriyani.
Minggu, 02 November 2014
Peringati Diesnatalies, UKM KSR-PMI Harapkan Para Relawan Muda Termotivasi
Kegiatan ini bertujuan agar para peserta bisa termotivasi sebagai relawan muda, sehingga mereka bisa mendapakan manfaat kedepannya dari acara ini.
“Tujuan buat bisa memotivasi relawan muda, buat jadi relawan tuh enggak gampang butuh prosesnya” tutur Roza Safitri selaku ketua pelaksana.
Lomba ini meliputi lomba pertolongan pertama, lomba perawatan keluarga, lomba tandu, lomba olimpiade palang merah,lomba Mading (majalah dinding) dan lomba Yel-yel.
Para peserta berasal dari wilayah III Cirebon yang meliputi daerah Kuningan, Majalengka, dan Indramayu. Sekitar 367 siswa-siswi dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 167 siswa-siswi dari Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Dari jumlah kemaren ada sekitar 22 sekolah yang daftar tapi sekarang ada ditambah lagi, belum didata lagi sih berapa-berapanya. Soalnya banyak yg daftar ulang lagi sekarang ” tambahnya.
Mapala Gunati Harapkan Warga Lebih Perhatikan Sungai
Kegiatan ini melibatkan warga dan anggota Mapalanya sendiri, mengenai ijin tempat bersih-bersih ini Mapala Gunati sendiri hanya menggunakan ijin warga saja dan respon warga pun positif menyambut kegiatan ini.
“Sebenarnya kegiatan bersih-bersih ini sangat diharapkan, bila perlu satu minggu sekali saja datang kesini membantu membersihkan sungai ini, tetapi memang warga disini kurang kompak dalam kegiatan ini harus di kasih tau saja, kalau tidak mereka pura-pura tidak tahu”. Ujar salah satu warga sekitar saat di wawancarai Setara.
Tidak hanya kegiatan bersih-bersih di sungai, Mapala Gunati juga mengadakan kegiatan bersih-bersih di keraton dan kampus. Kegiatan bersih-bersih di sungai, di keraton dan kampus pun dilaksakan setiap tahunnya. Untuk teknis bersih-bersih tersebut belum dijadwalkan secara terperinci.
Kegiatan bersih-bersih ini bukan merupakan program kerja Mapala Gunati, pasalnya kegiatan ini tidak membutuhkan dana dari kampus, hanya kegiatan ini merupakan kesadaran pribadi dari anggota Mapala saja. Tetapi kegiatan bersih-bersih ini akan terealisasikan setiap tahunnya mengingat lingkungan sekitar yang kurang diperhatikan oleh warga.
Melihat semakin banyaknya sungai yang tidak diperhatiakan warga, Mapala Gunati Unswagati merasa prihatin. Untuk itu kegiatan ini akan berkelanjutan terus menerus menjaga kelestarian sungai, agar terciptanya sungai yang bersih dan memunculkan rasa kepedulian warga setempat.
“Harapan kedepannya untuk sungai, sedikit demi sedikit kita bersihkan pinggirannya agar tidak menumpuk dan tidak berimbas juga ke kampus. Karena jika sungai ini banjir kampus kita pun akan ikut banjir. Dan untuk semua kalangan yang kurang memperhatikan sungai minimal tidak membuang sampah kesungai. Masih mending dibakar saja sampahnya daripada dibuang ke kali yang nantinya akan menumpuk” ujar Rangga Salah satu anggota Mapala Gunati Unswagati.