Jumat, 11 Mei 2018

Ormawa Unswagati Gelar Diskusi Film "Menolak Diam"

Unswagati, Setaranews.com- Organisasi mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati dan Komunitas yang ada di Kota Cirebon adakan Nonton bareng dan diskusi film yang berjudul "Menolak Diam" diauditorium kampus utama Unswagati malam tadi. (9/5)

Adapun beberapa ormawa Unswagati yang terlibat dalam panitia bersama yaitu Dari BEM Fakuktas Pertanian, DPM Ekonomi, HIPMAGRI, HIMAKOM, UKM Seni dan Budaya, dan LPM SETARA. Serta dari kalangan komunitas terdiri dari Kampus Kopi, Komunitas Literasi Sekar pustaka dan komunitas film cinemacirebon.

Acara yang dimulai pada pukul 15.00 WIB ini memiliki tujuan guna membangun kesadaran pentingnya transparansi yang menyangkut hajat hidup orang banyak, karena kesadaran ini sudah mulai terkikis dengan kemajuan zaman. “ya tujuannya jelas untuk memberikan penyadaran kepada mahasiswa dan masyarakat kota cirebon, bahwa pentingnya transparansi di segala bidang kehidupan." Ujar Felisa Dwi Pujianti selaku ketua pelaksana.

Diskusi yang mengusung tema " transparansi untuk membuka ruang demokrasi yang baik" itu mengundang dari pihak Transparency internasional Indonesia ( TII ) yang diwakili oleh Agus Sarwono dan juga dari cinemacirebon yang pada kesempatan kali ini dihadiri oleh Direktur utama cinemacirebon Kemala astika dan irfan.

Dari sudut pandang perfilman Kemala astika menyebutkan Film digunakan sebagai sarana untuk melakukan penyadaran dan kritis pemuda karna mudah di pahami. Kegiatan ini pun disambut baik oleh Rektor 3 yang diwakili oleh Komarudin selaku kepala biro Mahasiswa. “Transparansi dan akuntabilitas menjadi itikad baik rektor untuk Universitas menjadi lebih baik, kita tunggu saja itikad baik ini” ujar Komarudin (09 Mei 2018). Dia berharap supaya kegiatan ini bisa membuat sadar kaum muda khususnya di kota cirebon bisa membuka diri untuk konsolidasi di kota Cirebon guna membangun kota yang transparan dan akuntabel, supaya kota cirebon bisa menjadi kota yang maju.

Agus Sarwono yang memang menggeluti bidang transparansi sejak tahun 2000 juga menyebutkan “Untuk melawan korupsi itu harus kolektif action, kalau gerakannya masih terkotak - kotak akan sulit untuk bergerak. Model gerakannya harus lebih masif lagi dari berbagai elemen masuk kegerakan yang lebih terstruktur dan berkelanjutan, Berjejaring dengan gerkan yang lain untuk melawan korupsi” Agus sarwono TII (Transparansi Internasional Indonesia).

Korupsi bukanlah perbuatan yang baik dan sudah membudaya, dari segi apapun korupsi adalah tindakan yang salah. Ini tidak bisa di tolelir dari berbagai segi. Sebuah penyakit yang harus di lawan dan di cegah dari sejak kecil. “Untuk melawan korupsi kita harus bersama sama, dan untuk mencegah korupsi itu kesadaran dari kesadaran diri masing -masing. Film bisa dijadikan sarana penyadaran yang gampang di terima oleh semua masyarakat. Kemala Astika Cinema Cirebon. (Ramadhan/Magang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar