Senin, 11 November 2013

Setelah Hantaman Badai, Bencana Kemanusiaan Landa Filipina


Internasional, SetaraNews.com - Setelah Filipina dihantam badai haiyan dua hari yang lalu, kini Filipina harus menghadapi bencana kelaparan dan penjarahan. Bencana kemanusiaan ini akibat dari dahsyatnya badai haiyan yang menelan korban jiwa hingga lebih dari 10.000  manusia. Sebagian besar wilayah yang terparah terkena amukan haiyan terletak di provinsi Leyte.


Seperti yang kami kutip dari laman www.dw.de hari ini (11/11), tercatat lebih dari 800.000 penduduk sempat dievakuasi, lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal. Menteri Dalam Negeri Mar Roxas menyebut bencana ini sebagai tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah Filipina.

Menurut laporan stasiun berita ANC, sebagian besar wilayah yang terkena badai haiyan kini terisolir, dan efeknya masyarakat melakukan aksi penjarahan terhadap pusat-pusat pertokoan juga terjadi di kota Tagliban. Sebagian besar aparat keamanan kehilangan harta bendanya dan mereka meninggalkan tugasnya, kata jurubicara kepolisian Reuben Sindac. Sebanyak 120 petugas diterbangkan dari Manila ke lokasi bencana untuk menjaga keamanan.

Hingga saat ini, "Pemerintah Filipina mengklaim, sembilan juta orang terkena dampak badai," kata David Carden, Koordinator bantuan darurat PBB (OCHA) yang sedang berada di Manila. Sejumlah anggota tim penyelamat melaporkan, kerusakan yang terjadi mengingatkan pada bencana Tsunami 2004 yang menelan 240.000 korban jiwa.

Sementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Minggu kemarin (10/11) telah memerintahkan Kepala BNPB Syamsul Maarif untuk mempersiapkan bantuan kemanusiaan korban badai siklon Haiyan di Filipina.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan mandat presiden tersebut, BNPB segera menindaklanjuti dengan menghubungi Duta Besar RI di Filipina. "Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC PB) akan dikirim ke lokasi bencana," kata Sutopo.

Lebih lanjut Sutopo mengatakan, Duta Besar RI di Filipina telah mengirim informasi kepada Menteri Luar Negeri RI dan Kepala BNPB bahwa saat ini kebutuhan yang paling mendesak adalah air minum, generator, obat-obatan khususnya antiobiotik, dan makanan siap saji.

Hingga berita ini diturunkan, proses pengiriman bantuan dari Indonesia ke Filipina masih terus berlangsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar