Malam masih terjaga gelisahku
Rupanya bola ini tak ingin menutup
Meski jarum jam menghujam dini pagi lagi
Diam-diam gumpalan sesak
Telah mencuri isi kepalaku
Untuk dijadikannya lapangan beradu
Suaranya menderu tak bertalu
Seusai itu entah mengapa butiran bening lahir dari kedua sudut
Siap untuk jatuh
Mengalir hingga terus mengalir deras
Sampai kurasakan perihnya saat matahari mrnyeretku pada kokokan ayam subuh
Yang kusambut dengan mata sayup
Dan aku terus bertanya
Apa dia juga menjaga gelisahku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar