Rabu, 04 Maret 2015

You Dont Know About Us : [Chapter 2] Meeting

Suara pintu terdengar di ketuk oleh seseorang. Tanpa menunggu aba-aba, seseorang masuk dengan senyum lebar ia menyapa Stephanie

“Stephi, im here girl” sapanya dengan melempar senyum terbaiknya

“Wah. . .kemarilah Nick” seru Stephanie menyuruh Nick untuk menghampirinya

Nick adalah satu-satunya teman pria terdekat Stephanie, mereka berteman sedari masa-masa audisi, ketika masa-masa sulit dalam tahap audisi dan latihan Nick lah yang membantu Stephanie karena pada waktu itu Stephanie mengalami kendala dalam bahasa. Nick yang fasih berbahasa inggris membuat mereka tak ada kendala dalam berkomunikasi, sehingga mereka menjadi teman. Nick memiliki tinggi badan sekitar 180 cm postur tubuh yang ideal, berkulit putih seperti bayi dan alis yang tebal. Nick terpaut jarak 1 tahun lebih tua dari Stephanie, ia debut lebih awal sebagai seorang penyanyi. Dua teman dekat ini jarang bertemu setelah debut bahkan hampir tidak pernah bertemu untuk sekedar saling sapa karena kesibukan Nick dan jadwal Stephanie yang padat setelah debut, tidak ada waktu untuk mengobrol ataupun berdiskusi tentang musik. Bagi keduanya hanya sekedar saling bertukar pesan tetapi dengan  intensitas yang sangat jarang. Tak sengaja untuk pertama kalinya mereka bertemu di stasiun televisi setelah debut mereka yang sama-sama menjadi seorang penyanyi.

“Long time no see boy” sapa Stephanie berbinar-binar

“Bagaimana hari-harimu Nick?”

“Uh. . .kau ada jadwal di acara talk show?” lanjutnya

“Kau seperti agen FBI Steph” sindir Nin yang mendapat tatapan maut dari Stephanie dan Nick tersenyum melihat keduanya

“Tidak Steph, aku baru saja menyelesaikan sebuah acara lain” sanggah Nick

“ Hari-hariku tentu saja menyenangkan bertemu penggemar, orang baru dan hari ini bertemu kau” terang Nick

“Yeah. . .kau benar sudah lama sekali kita tidak bertemu, kau terlalu sibuk berwara-wiri dilayar kaca Nick” ujar Stephanie diiringi dengan memukul Nick yang duduk di kursi sebelahnya

“Steph kau ingin aku merusak rambutmu ?” seru Nin yang sedang menata rambutnya dan Stephanie kembali diam

“Baiklah, aku tidak bisa berlama-lama disini sepertinya” ucap Nick dan bangkit dari duduknya

“Kau benar-benar sibuk rupanya” ucap Stephanie dengan sedikit kecewa

“Ya, aku memiliki jadwal latihan untuk konser perdanaku, aku harap kau bisa datang Steph” Nick menyerahkan selembar tiket konser untuk Stephanie

“Sabtu pukul 7 malam?” tanya Stephanie

“Ya, aku minta kau duduk  paling depan Steph” pinta Nick

“Aku pasti datang Nick” janji Stephanie kepada Nick

Setelah kepergian Nick dari ruang tunggu, Stephanie bersiap-siap on air dalam acara talk show, seorang kru mengiringnya pergi ke backstage disana terlihat Joy yang sedang berdiskusi dengan produser, mungkin sedang tawar menawar pertanyaan seperti apa yang akan diajukan kepada Stephanie terlepas dari skandal yang menimpanya. Stephanie terlihat tegang terkait pertanyaan seperti apa yang akan dilontarkan MC dan bagaimana ia akan menjawabnya, tetapi ia segera menepis keraguan yang terlintas di benaknya karena ia merasa tidak melakukan apa yang seperti diberitakan oleh media terkait masalah penghinaan terhadap Luna setidaknya ia mampu untuk megklarifikasinya saat nanti.

“Selamat malam pemirsa. . . hadir kembali dalam acara talk show di balik rahasia yang akan menemani waktu santai anda, malam ini saya kehadiran bintang tamu yang sangat special dan eksklusif tentunya” cerosos sang MC

“Huh bisakah diam aku benar-benar tegang saat ini” lirih Stephanie yang didengar oleh Luna yang berada tak jauh darinya di belakang panggung

“Tenanglah Steph aku akan membantumu” ujar Luna dengan tersenyum simpul

“Ya aku harap, aku bisa mengatasi masalahku sekarang” balas Stephanie dengan raut wajah yang sedikit tegang

“Langsung saja kita panggil penyanyi cantik nan berbakat Stephanie Young dan Aluna Putri” yang disambut tepuk tangan riuh penonton Stephanie berjalan lebih dulu ke panggung sementara Luna di belakang Stephanie dengan raut wajah yang susah untuk diartikan. Sang MC mengajukan beberapa pertanyaan untuk keduanya dan dijawab oleh mereka dengan santai di penghujung acara sang MC menyinggung tentang skandal yang menimpa Stephanie. Joy dan Nin terlihat tampak gugup di belakang panggung seperti apa jawaban yang akan di lontarkan olehnya sementara Luna tampak duduk dengan perasaan santai.

“Stephanie bagaimana kau bisa menyatakan suara Luna seperti suara kambing? Ini kedengaran sangat lucu bagiku” ujar sang MC

“Semua orang tahu bukan, aku sebelumnya hidup di california gaya bicaraku yang ceplas-ceplos menjadi kebiasaanku, bukankah itu natural? Aku sungguh tidak bermaksud menghina Luna, ia adalah teman dekatku sejak kami memulai debut menjadi seorang penyanyi, itulah gayaku ketika aku mengajak seseorang untuk bercanda dan akibat skandalku ini mungkin aku tidak akan menggunakan gaya seperti itu lagi, sepertinya aku harus mencari cara baru” jelas Stephanie yang diiringi dengan senyuman dan di sambut riuh oleh penonton

“Dan kau beruntung bertemu denganku Steph aku akan mengajarimu”  ujar sang MC yang di balas senyuman oleh Stephanie

“Lalu untuk Luna apakah merasa tersakiti dan terbebani dengan adanya skandal yang menimpa Stephanie” tanya MC kepada Luna

“Tidak. . .tidak aku tidak merasa sakit bukankah setiap hati seseorang tidak ada yang mengetahui bukan?” ucap Luna ambigu yang menimbulkan berbagai respon dari penonton. Stephanie hanya tersenyum mendengar jawaban dari sahabatnya. Acara talk show berakhir Stephanie dan Luna berjalan menuju backstage

“Luna terima kasih kau telah menyelamatkanku dan aku benar-benar minta maaf aku tidak bermaksud seperti itu” ujar Stephanie dengan menggenggam tangan Luna dan ia tersenyum membalas genggaman tangan Stephanie

“Aku lelah aku akan pulang Lun apakah kau masih memiliki jadwal?” lanjut Stephanie

“Tidak, aku akan pergi keluar sebentar dengan managerku” balas Luna

“Baiklah jangan terlalu larut malam, kau harus memiliki energi bukan untuk keesokan hari” nasihat Stephanie

“Tentu saja, kau cerewet sekali” ujar Luna

“Anggap saja aku ini kakak paling baik untukmu” balas Stephanie yang berlalu pergi meninggalkan Luna

“Haruskah seperti itu? Kau salah mengartikan sepertinya Steph” ujar Luna di dalam hatinya

Jam dinding menunjukkan pukul 10 malam beberapa kru masih sibuk mondar-mandir, di ruang tunggu sedikit tampak gaduh. Tampaknya Stephanie dan Joy sedang bercerita sesuatu dan sesekali tertawa sangat keras. Sementara, Nin fokus pada benda kotaknya dan sedang berkirim pesan dengan seseorang sehingga Stephanie tak sungkan untuk menggodanya.

Stephanie sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian santai dan tak lupa ia mengucapkan terima kasih pada kru dan produser acara talk show yang berjalan dengan baik. Stephanie sesekali melontarkan candaannya kepada para kru, Joy dan Nin bersiap untuk pulang.

“Stephi jadwalmu sudah selesai, hari ini kau bekerja sangat keras” ucap Joy sambil menepuk-nepuk pundak Stephanie

“Lets go home Steph” lanjut Joy

“Yeah”  jawab Stephanie dengan semangat

“Baiklah aku pulang sekarang jika begitu” seru Nin dengan berbinar-binar

“Uh. . . apakah seseorang menunggumu di luar?” celetuk Stephanie dengan wajah polosnya

“Ya aku akan pulang dengannya” ucap Nin dengan bersemu merah dan kembali melihat ponselnya ketika tanda pesan masuk

“Eeey. . .bergegaslah Nin, dia sudah menunggumu lama” seru Stephanie sambil berdehem

“Hei! Kau membaca pesanku?” seru Nin

“Tidak, hanya saja tidak sengaja terbaca olehku” elak Stephanie

“Kau terlalu serius berkirim pesan bahkan kau tidak menyadari kehadiranku”  terang Stephanie dan Nin bergegas untuk pulang bersama kekasihnya yang sudah menunggu.

“Hati-hati Nin, jadwal untuk besok aku akan kirim secepatnya” seru Joy dan di jawab acungan jempol oleh Nin yang sudah sedikit jauh dari pandangan

Stephanie dan Joy meninggalkan pelataran gedung stasiun televisi, mobil yang ditumpangi oleh keduanya pun melesat dengan cepat Joy fokus mengemudi dan mengobrol dengan Stephanie yang duduk di kursi depan yang biasa di tempati oleh Nin. Ketika mereka sudah sampai di apartemen, mereka di sambut hangat oleh penjaga apartemen yang sudah dikenalnya. Stephanie dan Joy berjalan beiringan menuju apartemen sesekali Stephanie bersenandung lagu-lagu miliknya dan orang lain.

“Joy kau ingin tidur sekarang ?” seru Stephanie yang sedang menuangkan air putih

“Kau ingin berbicara 5 menit?” tanya Joy yang dijawab anggukan oleh Stephanie jika ada masalah sangat penting atau hal mengganggu diantara mereka, mereka memberlakukan berbicara dalam waktu 5 menit.

“Masalah apa yang ingin kau bicarakan” ujar Joy menarik kursi meja makan

“Tentang skandalku” lirih Stephanie sembari menghampiri Joy

“Bukankah sudah selesai” jawab Joy dengan sarkastik

“Bukan dengan Luna tetapi dengan kekasihmu” balas Stephanie dengan nada serius

“Maafkan aku yang melibatkan kekasihmu tetapi kau tenang saja media tidak tahu bukan identitas kekasihmu” lanjut Stephanie dengan semangat

“Tenanglah Steph agensi akan menangani masalah ini” nasihat Joy

“Uh. . .apakah kau yang mengajukan saat acara talk show untuk tidak membicarakan skandal ini” tanya Stephanie penuh selidik

“Tentu saja, kau ingin kekasihku menjadi terkenal?” seru Joy

“Tidak masalah untukku” ucap Stephanie dengan enteng

“Yak!” seru Joy

“Padahal aku ingin membuat pernyataan bahwa sosok pria itu kekasihmu yang sedang menunggumu saat kau marah dengannya, sehingga aku terjebak oleh kalian. dan kami, bukan minum alkohol tetapi hanya teh hangat, mengapa mereka berasumsi seperti itu apakah tidak bisa membedakan warnanya? apakah karena ukuran gelas yang terlalu besar?” cerocos Stephanie

“Kenapa pula kau berdiri disana saat itu?” tanya Joy

“Aku tidak tega melihat pria setulus kekasihmu dan kau terlalu kekanakan” cercah Stephanie kepada Joy

“Yak!” sontak Joy

“Uh Joy apakah hari sabtu ada jadwal?” tanya Stephanie

“Hanya photoshoo majalah My Girls” jawab Joy dengan santai

“pukul berapa?” tanya Stephanie dengan mendetail

“Jam 10 mungkin, nanti aku akan cek lagi” ujar Joy “Kau ingin pergi?” lanjut Joy

“Tadaa. . .aku akan pergi ke konser perdana Nick “Love’s True” “ seru Stephanie dengan mengeluarkan selembar tiket konser yang bertuliskan first concert “Love’s True” kepada Joy

“Darimana kau mendapatkannya” ujar Joy yang berpura-pura acuh tak acuh karena sebenarnya ia adalah salah satu penggemar Nick

“Dari Nick, ia datang ke ruang tunggu untuk menemuiku” terang Stephanie dengan polos

“Benarkah? Kenapa bisa ia menemuimu untuk apa? Aah. . . aku lupa kau dan Nick berteman baik bukan? pikir Joy “ Ya! Kenapa kau tidak memberitahuku ?” seru Joy

“Ya he’s my bestfriend” singkat Stephanie “Uh. . .Joy aku sangat berterima kasih kepada Luna ia. . .” ucap Stephanie yang belum selesai

“Sebaiknya kau hati-hati dengannya” potong Joy dengan nada ketus

“Kenapa harus begitu?” serius Stephanie dengan kening yang berkerut

“Ia juga best friendku terkadang aku menganggap Luna sebagai adik yang menyenangkan” jelas Stephanie

“Kau jangan terlalu dekat dengannya” seru Joy sembari bangkit dari kursinya dan pergi melenggang ke kamarnya

“Ada apa dengannya? Aneh sekali apakah sedang datang bulan?” gerutu Stephanie bertanya sendiri

Hari sabtu Stephanie bangun lebih awal dan terlihat lebih bersemangat. Ia pun mendapat berbagai macam celotehan dari Joy dan Nin dengan nada menggodanya. Stephanie terlihat acuh karena ia sedang serius dengan ponselnya berkirim pesan dengan Nick untuk mengingatkan Stephanie agar tidak lupa untuk datang ke konsernya. Sekitar pukul 10 pagi Stephanie pergi untuk photoshoot di sebuah majalah My Girls, di dalam mobil Stephanie masih berkutat dengan ponselnya. Setiap menit ponsel Stephanie selalu berdering tanda adanya pesan masuk

From : Nick Silly


Jangan lupa untuk datang ke konserku dan cepat selesaikan jadwalmu dengan baik stephi =]


Stephanie pun lekas mengetik sebuah kalimat di layar ponselnya dengan berbinar-binar

To : Nick Silly


Tunggu aku (: tentu saja aku akan datang lebih awal jika itu maumu


Stephanie menyentuh tombol send dan beberapa menit ponselnya berdering ada pesan masuk untuknya

From Nick Silly


Benarkah?


Stephanie hanya tersenyum simpul dan memasukkan ponsel ke dalam tas kecilnya, ia tidak berniat untuk membalas pesan Nick. Ia ingin sedikit bermain-main dengan Nick dan tak berselang lama ponselnya kembali berdering, tetapi Stephanie mengacuhkan dan tersenyum. Namun, suara ponsel itu terdengar kembali sehingga membuat Joy sedikit risih dengan suara ponsel Stephanie

“Jika tak berniat membalas pesan matikan ponselmu mengganggu telingaku saja” seru Joy yang sedang mengemudi mobil

“Memang dari siapa?” tengok Nin yang duduk di kursi depan

“Nick” jawab Stephanie dan langsung mematikan ponselnya

“Hei! Kenapa tidak kau balas?” seru Joy lagi

“Aku hanya ingin bermain-main dengannya Joy tenanglah” jelas Stephanie dengan sumringah

“Yak! Kau benar-benar” seru Joy yang kesekian kalinya dan di sambut tersenyum santai oleh Stephanie, Nin hanya menggeleng-gelenggkan kepalanya

Pengambilan gambar untuk photoshoot di majalah My Girls, dilakukan di sebuah studio yang di sulap seperti kebun yang dihiasi oleh banyak bunga dengan beraneka macam warna. Nin beberapa kali membantu Stephanie untuk berganti pakaian sesuai tema yang diambil, kali ini baju yang ke empat Stephanie tampak cantik dengan mengenakan  dress selutut berwarna peach dan menggunakan lipstick berwarna baby pink yang terlihat natural dan tampak charming. Stephanie mulai bersiap untuk di potret lagi, ia pun mendengarkan arahan sang fotografi dengan baik, pose kali ini ia duduk di sebuah bangku panjang seperti beralaskan rumput dan ia memegang sebuah bunga berwarna pink. Stephanie tampak serius dan menikmati photoshoot, beberapa kali ia mengganti pose dan sesekali ia menghibur kru yang ada di studio seperti membuat lelucon. Setelah selesai pengambilan gambar Stephanie yang belum sempat mengganti pakaiannya  mendapat beberapa pertanyaan oleh kru majalah yang akan di muat pada awal bulan. Tentang,  bagaimana ia lolos audisi, masalah kekasih dan tentunya masalah skandal yang menerpanya beberapa waktu lalu Stephanie menjawab interview ini berjalan santai dan tenang. sesekali ia tersenyum, menampilkan mata indahnya yang seperti sedang tersenyum.

Stephanie mengganti pakaiannya dengan kaos dan jeans yang di padu padankan dengan sepatu berwarna merah dan rambutnya yang tergerai panjang ditutupi oleh sebuah topi sebagai bentuk penyamarannya karena tidak ingin membuat kegaduhan saat menunggu antrian nanti. Stephanie rupanya akan datang ke konser perdana Nick karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.30. Joy akan mengantarkan Stephanie sampai ke venue. Mobil yang di kendarai Joy mulai bergerak perlahan, di dalam mobil Stephanie tampak cemas alih-alih takut datang terlambat dan ia sesegera mungkin membuka ponselnya dan mengaktifkannya. Di venue Nick tampak mondar-mandir rasa cemas menghantuinya.

“Nick bisakah kau diam” ujar manager Nick

“Bagaimana ia tidak membalas pesanku bahkan ponselnya tidak aktif apakah ia melupakan janjinya untuk datang ke konser perdanaku” Nick mengoceh

“Profesionalisme Nick” celetuk sang manager “Coba sekali lagi kau hubungi” nasihatnya, Nick mulai mencoba menghubungi Stephanie dan tersambung ia pun merasa senang

Stephanie yang baru saja mengaktifkan ponselnya di kejutkan oleh banyaknya pesan dari Nick ia tertawa senang dan tak kunjung lama panggilan seseorang berdering di ponselnya Nick Silly yang tertera di layar ponselnya tidak menunggu lama Stephanie menggeser layar hijau

“Hallo” sapa Stephanie dengan logat amerikanya

“Yak Steph kau tidak membalas pesanku, ponselmu pun tak aktif? Kau dimana? apakah sedang menuju ke venue?” cerosos Nick dengan banyak pertanyaan yang di ajukan untuk Stephanie

“Hahahahaha” Stephanie tampak tersenyum puas

“Stephi” seru Nick

Calm down boy, aku sedang menuju ke venue pukul enam lebih kira-kira aku sampai” jelas Stephanie “Oho kau tampak cemas rupanya, kau bernyanyilah dengan baik Nick” sahutnya lagi

“Ya kau puas sekarang? Tentu saja aku akan bernyanyi dengan baik aku sudah berlatih keras Steph”  jelas Nick

“Aku yakin konsermu akan sukses, keluarkan energimu Nick buatlah semua terhibur” nasihat Stephanie

“Ya aku mengerti, baiklah aku harus berdiskusi dengan kru sekarang” sahut Nick masih dari sebrang telepon

“Tentu” singkat Stephanie tanda ia mengerti dan keduannya memutuskan sambungan telepon

Di luar venue terlihat penggemar Nick sedang menunggu antrian untuk masuk ke dalam venue sekitar setengah jam lagi konser akan di mulai, penggemar Nick sangat banyak. umumnya adalah para gadis remaja mereka membawa lighstick, banner dan pernak-pernik yang berbau Nick. Mulai dari baju hingga topi yang bertuliskan nama Nick. Stephanie menunggu antrian masuk dan teriakan para penggemar tak terhindar membuatnya harus menutup kedua telinganya ponsel Stephanie bergetar tanda ada seseorang memanggilnya dan seseorang tersebut adalah Nick.

“Hei! kau masih sempat-sempatnya untuk menelponku huh?” angkat Stephanie

“Apakah kau sudah datang?” tanya Nick

“You’re silly! Kau tidak mendengar disini sangat berisik para penggemarmu huh?” cercah Stephanie kepada Nick

“Aku sudah datang Nick menunggu antrian untuk masuk” bisik Stephanie karena ia takut seseorang mendengar ia menyebut Nick yang tentunya akan membuat gaduh.

“Steph, setelah selesai konserku bisakah untuk bertemu? kau tunggu saja di samping venue di sana ada sebuah taman kecil” ucap Nick penuh harap yang mendapat sebuah anggukan dari Stephanie dan ia menyadari Nick tidak melihatnya

“Stephi?” seru Nick “kau mendengarkanku?” lanjut Nick

“Aah tentu aku akan menunggumu disana” buru-buru Stephanie menjawab Nick

“Nick aku akan masuk sekarang, fighting!” tutup Stephanie dengan tak sabar Stephanie memasukkan ponselnya ke dalam tas kecil, ia menyerahkan sebuah tiket kepada staf yang bertugas di depan pintu masuk venue yang disambut tatapan curiga Stephanie bergegas masuk ke dalam venue sebelum staf mengetahui dirinya. Di dalam venue teriakan penggemar Nick tak terelakkan, mereka tidak sabar untuk melihat Nick bernyanyi semua penggemar berteriak memanggil Nick dimana konser akan di mulai sekitar 15 menit lagi. Stephanie duduk di area VIP bersama penggemar Nick lainnya. Seseorang penggemar memberikan lighstick kepada Stephanie, ia menerimanya dengan senang hati tetapi seseorang tersebut tidak menyadari bahwa orang yang menerima lighstick pemberiannya adalah Stephanie. Lampu mulai di matikan semua orang berteriak memanggil Nick dengan serempak tanpa disadari Stephanie terhipnotis memanggil Nick pula, seperti yang dilakukan oleh penggemar Nick, ponsel Stephanie bergetar, ia pun kesal dibuatnya ternyata Nick menghubunginya kembali

“Yak! Bagaimana bisa kau menghubungiku lagi? cepatlah muncul penggemarmu sangat histeris dan aku tidak mungkin mendengarmu, fighting!” Stephanie menutup sambungan dan kembali fokus ke depan dimana layar menampilkan Nick dan di sambut teriakan bermacam-macam dari penggemarnya. Seluruh lampu panggung dan area penonton dimatikan tirai putih di panggung perlahan bergulung ke atas dan menampilkan sosok pria dengan jas berwarna merah blossom lampu sorot hanya fokus kepada sosok pria tersebut alunan musik mulai menggema dan lampu-lampu mulai menghiasi panggung. Nick membawakan sebuah lagu yang bernuansa ceria dengan sukses sebagai lagu opening, semua penggemar sangat menikmati dan Stephanie sesekali melambaikan tangan ketika Nick melihatnya. Semua lagu yang di bawakan Nick sukses menghipnotis para penonton, area panggung kembali gelap dan penonton mengira konser telah selesai beberapa saat kemudian lampu sorot kembali kepada sosok Nick dengan Jas yang berbeda di awal ia menggunakan jas berwarna putih dan di temani oleh sebuah piano berwarna putih yang serasi, Nick mulai memainkan piano membawakan sebuah lagu love’s true sebagai lagu penutup. Nick bernyanyi dengan menghayati lagu ini Stephanie terhanyut bersama penonton lainnya untuk bernyanyi bersama. Acara konser telah berlalu, semua penonton satu persatu meninggalkan venue Stephanie duduk di sebuah bangku di taman. ia menuruti titah Nick untuk menungguinya disini, tak berselang lama sosok Nick datang menghampiri Stephanie  menggunakan kaos hitam dan menggunakan topi berwarna merah serta beralaskan sneakers berwarna hitam.

“Sudah lama?” sapa Nick menghampiri Stephanie yang sedang duduk ia pun duduk di sebelah Stephanie

“Tidak, hanya 10 menit” Stephanie melempar senyum kepada Nick

“Selamat Nick untuk konsermu kau berhasil membuat penonton terhipnotis oleh penampilanmu” lanjut Stephanie memberi selamat

“Kau pun terhipnotis olehku, apakah aku begitu mempesona?” goda Nick

“Hei! bagaimana bisa kau sangat percaya diri?” sergah Stephanie yang tidak ingin mengakuinya

“Eeey. . .tentu saja karena aku melihatmu saat aku bernyanyi kau bahkan melambaikan tangan kepadaku dan berteriak-teriak bukan” Nick menjelaskan

“Kau melihatku? Aku kira kau tidak melihatku?” lirih Stephanie dengan rasa malu

“Nick apa yang ingin kau bicarakan denganku?” ucap Stephanie dengan nada mengintrogasi Nick

“Tidak, mana ponselmu?” titah Nick dan Stephanie dengan polos memberikan ponselnya kepada Nick namun dengan kening berkerut ia merasa heran Nick tiba-tiba meminta ponselnya dan bukan membicarakan sesuatu, Nick masih berkutat dengan ponsel Stephanie

“haha, cantik bukan?” Nick memperlihatkan ponsel Stephanie yang sudah di pasang sebuah gantungan oleh Nick

“Kau masih menyukai minnie mouse bukan? dan di ponselku terpasang mickey mouse” lanjut Nick

“Steph terima kasih sudah datang ke konserku” celetuk Nick

Never mind Nick, jika aku tidak datang pun kau akan memaksaku bukan” celoteh Stephanie dengan nada bergurau mengingat bagaimana Nick mengiriminya banyak pesan dan terus menghubunginya, Nick tersenyum mendengarnya

“Baiklah, kau pulang di jemput oleh managermu?” tanya Nick dan di jawab anggukan oleh Stephanie

“Segeralah pulang tentu managermu sudah menunggu di depan” perintah Nick

“Baiklah, aku pulang sekarang see you Nick” Stephanie bangkit dari duduknya dan bergegas ke depan venue untuk menemui Joy yang sudah menunggunya

“Bagaimana bisa datang begitu saja” lirih Nick dan meninggalkan taman ia pun masuk ke venue untuk menemui staf dan mengucapkan rasa terima kasih

“Apakah itu Stephanie?” ujar seseorang

“Dimana?” ujar seseorang satunya lagi

“Yang sedang berjalan menuju mobil hitam memakai topi” bisiknya

“Aaah kau benar bukankah itu managernya? Apa ia datang ke konser untuk menemui Nick? Bisakah kau memotretnya?” pintanya

 

To Be Continued


Ratna Hayuningsih


Penulis adalah mahasiswa tingkat satu program study Ilmu Komunikasi Unswagati Cirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar