Minggu, 22 Desember 2013

Mahasiswa: Mengapa Petani & Nelayan Indonesia Miskin?

Unswagati - SetaraNews.com, Problematika pengentasan masalah kemiskinan, pengangguran, dan kurangnya sumber daya manusia yang kompeten semakin memperlambat upaya dalam memajukan bangsa tidak kunjung selesai. Masalah yang paling mendasar dalam mengangkat pendapatan warga miskin, terutama masyarakat nelayan dan petani yang dinilai sebagai penyumbang terbanyak dalam indeks kemiskinan di Indonesia.

Melalui forum kuliah umum perekonomian Indonesia yang diselenggarakan oleh Himapemi pada Sabtu (21/12) lalu, mahasiswa tingkat IV (Santosa) dari program studi Pendidikan Ekonomi - Universitas Swadaya Gunung Jati menanyakan perihal ketimpangan perekonomian di Indonesia. Salah satunya mengenai perbedaan pendapatan yang mencolok pada petani dan nelayan di Indonesia dengan di negara-negara maju di dunia.

"Mengapa petani dan nelayan di Indonesia miskin, sedangkan petani dan nelayan di negara Jepang kaya?" tanya Santosa pada pemateri utama dari Dekan Fakultas Ekonomi Unswagati; Dr. Ida Rosnidah, SE, MM, Ak.

Dekan menjawab, "Keadaan petani dan nelayan di Indonesia sangat jauh berbeda dengan di Jepang, kalau di Jepang nelayan mampu untuk membeli mobil mewah. Namun berbeda ketika di Indonesia, nelayan kita untuk makan saja pun susah. Ini dikarenakan kualitas SDMnya yang berbeda, jika di Jepang nelayannya lulusan sarjana semua rata-rata. Sedangkan di Indonesia, petani dan nelayannya masih banyak yang belum lulus SD (sekolag dasar). Ini yang menjadi faktor, SDM yang unggul akan menciptakan banyak inovasi dalam teknologi yang mereka gunakan saat bekerja." jelasnya.

Lebih lanjut dia mengajak kepada calon lulusan sarjana dari Unswagati untuk ikut membangun desanya, ketika lulus kelak. Karena dengan peran serta putra daerah akan turut membantu dalam pembangunan di daerah-daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar