Kamis, 17 September 2015

Mahakarya Ibu

Siapa yang melahirkan kamu? Siapa yang merawatmu sejak kecil? Siapa yang menolongmu ketika kamu menangis? Siapa yang selalu mendoakanmu di setiap helaian nafasnya? Semua orang tahu jawaban dari pertanyaan tersebut bukan? Ibu adalah jawabannya. Walaupun terlihat simple dari pertanyaan tersebut tetapi sangat bermakna dan merupakan sebuah pengorbanan luar biasa. Ketika kita berada di dalam rahimnya, betapa sabar dan tegarnya ibu melawan rasa gelisah ketika malam datang tetapi ibu tidak pernah mengeluh dalam hatinya ia akan berdoa kepada tuhan untuk menjaga kita di sepanjang malam. Ketika pagi datang ibu selalu membelai lembut perutnya dengan penuh kasih dan berdoa kepada Tuhan untuk menjaga kita di hari ini.


Dalam waktu kurang lebih 9 bulan ibu menjaga kita di dalam rahimnya dengan doa-doa yang ia panjatkan, saat tiba waktunya kita untuk melihat duniapun ia tak pernah lupa untuk berdoa kepada Tuhan supaya kita selamat tanpa pernah memikirkan keselamatannya terlebih dahulu, ia berjuang melawan rasa sakit yang luar biasa bahkan melawan maut demi kita. Ketika tangisan pertama kita terdengar betapa bahagianya seorang ibu mendengarnya, bahkan ia langsung mendekap kita memberi kehangatan dan kedamaian di kehidupan baru kita. Ibu adalah malaikat untuk kita ia menjaga dan merawat kita, ia tak pernah merasa lelah ketika tangisan nakal kita mengganggu tidurnya bahkan ia beranjak untuk memberi kehangatan dan membelai dengan penuh kasih sayang. Sungguh luar biasa karya seorang ibu walaupun tidak pernah di beri penghargaan tersendiri tetapi perjuangannya lebih dari apapun di dunia ini.


Di setiap waktu ibu selalu mendoakan yang terbaik untuk kita. Ibu memberi cinta yang tak tertandingi di dunia ini ibu mengajari kita untuk menjadi orang yang sabar dan kuat dalam menghadapi kesulitan, dalam lelahnya pun ia masih tersenyum untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja saat duka dan rasa kecewa datang menghampirinya ibu tak pernah marah, ia akan membelai dan mendekap hangat kita menyalurkan rasa kasih sayangnya. Ibu tak meminta lebih kepada kita, permintaannya hanya sederhana yaitu menjadi anak yang baik dan bertakwa kepada tuhan. Ibu selalu meminta kepada tuhan untuk menjadikan kita orang yang selalu beruntung di dunia dan tak lupa ibu meminta di berikan ridho-Nya di setiap langkah kita.


Lalu apa yang akan Ibu pinta dari anaknya? Mobil mewah? harta melimpah? Emas dua puluh empat karat? Tidak. hanya dengan menyelamatkan pikirannya Ibu merasa sudah merasa cukup dan bahagia.


Lalu sudahkah kita menyelamatkan pikiran Ibu? Pikirkan!.



Penulis adalah Ratna Hayuningsih Mahasiswa Fisip Program Studi Ilmu Komunikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar