Jumat, 06 November 2015

Inilah Sebab Terjadinya Kabut Asap

Setaranews.com – (05/11) Kabut asap yang melanda sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan sudah menjadi perbincangan serius sejak bulan Agustus lalu. Bencana asap di Kalimantan dan sumatera merupakan bencana alam namun bencana ini terjadi karena beberapa faktor seperti faktor iklim dan faktor manusia yang disebabkan oleh kekeringan yang berkepanjangan serta perusahaan-perusahaan  yang berkepentingan dengan cara membakar hutan agar lebih mudah membasmi gambut.

Lahan yang sudah gundul dijadikan perkebunan seperti perkebunan sawit dan perkebunan karet. Akibat penegakan hukum yang rendah maka pelaku-pelaku (red:pengusaha perkebunan) dengan sendirinya me-legal kan pembakaran hutan guna membasmi gambut karena dengan cara membakar lebih mudah dan lebih menekan biaya operasional. Namun, dampak yang terjadi adalah kabut asap yang tebal hingga mengganggu pernapasan warga sekitar. Banyak yang mengecam aksi pembakaran hutan ini salah satunya adalah Ahmad Faqih selaku dekan Fakultas Pertanian, “untuk perusahaan- perusahaan yang menjadi dalang diberi sanksi dicabut izin usaha dan oknum dipenjarakan karena sudah ada UUD tentang  perusakan lingkungan terlihat kebanyakan dari perusahaan asing dari perkebunan karet dan sawit" ujarnya.

Hal senada pun diungkapkan oleh salah satu mahasiswa pertanian yang mengatakan bahwa pelaku seharusnya mendapat sanksi. Bila pelaku adalah perusahaan maka sanksi yang diberikan adalah mencabut izin usahanya, sementara itu bila pelaku adalah perorangan maka sanksi yang diberikan yaitu mendapat hukuman pidana.

Untuk menanggulangi bencana  ini seharusnya setiap Negara berkontribusi dalam mengurangi dampak kabut asap bahkan mengurangi kebakaran hutan yang terjadi, “seharusnya ada kontribusi dari Negara penyumbang perusakan ozon, menurut hasil konverensi Negara Indonesia berkewajiban mengelola hutan tropis sebagai paru-paru dunia, maka jika sesuatu terjadi pada hutan di Indonesia maka Negara lain harus berkontribusi dalam menangani masalah ini” lanjut Ahmad Faqih selaku dekan Fakultas Pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar