Selasa, 09 Desember 2014

Mahasiswa Unswagati Kritisi Hari Anti Korupsi

Unswagati, Setaranews.com – Seperti yang telah kita tahu bahwa 9 Desember merupakan tanggal dimana diperingati sebagai “Hari Anti Korupsi Internasional” atau HAKI. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengesahkan HAKI sejak tahun 2003. Fokus HAKI sendiri yaitu mengkampanyekan nilai-nilai anti korupsi dan memberi informasi tentang peran serta masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasi korupsi.

“Hari anti korupsi bagus sekali, mengingatkan kita pada bahaya korupsi. Sebenarnya korupsi itu nggak selalu pejabat yang mengambil uang rakyat. Korupsi itu cakupannya luas. Misalnya kita sebagai mahasiswa mengambil jajan lebih dari orang tua itu juga termasuk tindakan korupsi. Korupsi tidak hanya uang tapi juga waktu, kita sering sebel sama dosen yang tidak datang tepat waktu, secara tidak langsung dosen juga mengambil hak belajar mahasiswa.” Ujar Nur Arofah salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi, yang ditemui SetaraNews pagi tadi.

Nur juga menilai hukuman para pelaku korupsi harus lebih tegas lagi agar korupsi tidak terulang lagi “Hukuman yang cocok bagi pelaku korupsi terutama untuk wakil rakyat yang sudah dipercaya namun melalaikan tugasnya. Jadi untuk para pejabat itu lebih dipertegas lagi undang-undangnya misalnya dihukum mati. Biar memberi efek jera untuk pejabat lainnya juga.” Tutup Nur Arofah.

Selain Nur Arofah tadi ada juga mahasiswa Unswagati lainnya yang memberikan tanggapannya, terutama pada kinerja KPK selaku pemberantas koruptor ditingkat pemerintahan.

“Sejauh ini secara pribadi cukup puas ya dengan kinerja KPK yang terus mengungkap kasus-kasus korupsi pejabat, wakil rakyat kita sehingga uang negara yang sudah dikorupsi itu dikembalikan dan para pelaku jera” Tutur Nisa sebagai mahasiswa FISIP, saat ditemui di kampus tiga.

“Korupsi itu juga bukan soal penggelapan uang tapi soal moral juga, kecewa dengan wakil rakyat namun mengkorupsi uang kita. Moral mereka juga tamak dengan mementingkan diri mereka sendiri, tidak cukup puas, tidak ada keinginan mensejahterakan rakyat”

“Sanksi tegas untuk pelaku korupsi katakanlah seperti di China korupsi itu mereka harus turun dari jabatannya, atau mereka potong tangan. Tapi itukan terlalu ngeri ya. Gaji untuk wakil rakyat itu sebaiknya diberikan ke pembangunan masyarakat untuk mensejahterakan rakyat.” Tambahnya.

Para mahasiswa berharap tidak hanya sekadar seremonial namun hari anti korupsi ini harus diperingati setiap saat dalam kehidupan sehari-hari.

“Hari anti korupsi sekarang harapannya apapun peringatannya bisa mengurangi korupsi yang terjadi disegala lapisan baik pemerintahan lapisan atas sampai birokrasi lapisan bawah. Pelan-pelan budaya korupsi itu hilang mulai dari masyarakat itu sendiri.” Tegas Nisa dalam penuturannya.

Alangkah baiknya jika mulai saat ini kita mulai berbenah diri untuk mencegah perilaku korupsi yang terlanjur membudaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar