Senin, 16 Februari 2015

You Dont Know About Us : Scandal

[Chapter 1] Papparazi?


      Menjadi selebritis memang menjadi sorotan media. Headline, rumor sampai kebohonganpun adalah sesuatu yang mengelilingi kehidupan seorang selebritis. Mereka terkadang mengejar bahkan menunggu aktor atau aktris yang menjadi target untuk mengorek sebuah berita yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Terlebih mereka berlomba menjadikan headline di halaman depan media cetak sebagai topik utama.

“Steph. . .Steph. . .wake up Steph!” sang manajer mengguncang-guncang seorang wanita yang masih di alam mimpinya

Wait a minute ok! aku masih ingin tidur” geliatnya sambil menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya

“Hei! Kau ingin kita terlambat huh?”  sang manajer menyingkap selimutnya

“ok. . .ok aku bangun sekarang, apakah tidak bisa untuk memberikan waktu tidurku lebih banyak, benar-benar menyebalkan” gerutunya bergegas bangun dari alam mimpi

Stephanie Young adalah seorang penyanyi muda berbakat yang sedang digandrungi oleh masyarakat, nada aksen bicaranya menjadi ciri khas Stephanie, tentu saja Stephanie adalah gadis keturunan Amerika. Ketika berusia 16 tahun Stephanie bertekad ingin mengikuti audisi menjadi penyanyi di tanah kelahiran ibunya, keinginannaya sangat bertentangan dengan sang ayah karena ia ingin Stephanie menjadi seorang business woman yang memiliki masa depan menjanjikan. Tetapi dengan usaha kerasnya untuk menyakinkan sang ayah akhirnya Stephanie mendapat ijin dari ayahnya untuk pergi ke negeri asal ibunya dilahirkan, dengan bermodal penggunaan bahasa yang minim tidak menyurutkan tekadnya. Stephanie lolos menjalani tahap audisi, ia menjalani kerasnya masa-masa latihan dan menujukkan kemampuan vokalnya kepada juri untuk menilai apakah ia pantas menjadi penyanyi besar dimasa depan. Selama satu tahun penuh ia menjalani kerasnya masa latihan, Stephanie harus belajar mendalami bahasa dan kultur kebudayaan di Indonesia sedang barang tentu berbeda dengan kebudayaan tempatnya ia tinggal. Tetapi setelah debut menjadi penyanyi gaya California Stephanie masih melekat sehingga tak jarang teman-teman selebriti menjulukinya california girl, Stephanie terkenal memiliki mata yang indah iapun dijuluki sebagai ratu eyes smile. Di tahun pertama debutnya menjadi penyanyi Stephanie mengeluarkan single perdananya tetapi kurang mendapatkan respon dari masyarakat luas, di tahun kedua Stephanie merilis album pertamanya yang bertajuk Born To Be a Lady dimana menjadi single utama dalam albumnya dan tidak terduga respon masyarakat sangat antusias alhasil Stephanie menjadi satu-satunya penyanyi dengan lagunya yang bertahan 10 minggu berturut-turut menduduki chart di acara-acara musik televisi sehingga ia pun berwara-wiri menghiasi layar kaca.

“Steph setelah kau membersihkan tubuhmu bersiap-siaplah terlebih dahulu, karena aku akan terlambat, mungkin 20 menit lagi aku akan kembali” cecar sang manajer

“ Dan Nin akan datang sekitar 10 menit lagi” lanjutnya.

“Uh. . . apakah kau akan berkencan di pagi buta ini?” selidik Stephani

“Tentu saja Steph, sarapan dengannya menjadi ritual wajib untukku” dengan nada menggoda Stephanie.

“Simpan wajah imutmu, jangan tunjukkan kepadaku”  dengan rasa jijik

“oho. . . baby stephi kau iri denganku uh?” lagi-lagi sang manajer menggoda Stephanie.

“Tentu saja tidak. Cepat bergegaslah pangeranmu mungkin sudah menunggumu” Stephanie menampiknya.

“Kau benar. Aku terlalu senang jika membulimu Steph, baiklah aku akan pergi untuk sarapan. Apa kau ingin menitip sesuatu?” tawar sang manajer.

“Ah. . . tidak. Aku ingin mandi sekarang” sergah Stephanie dan iapun bergegas masuk ke kamar mandi

“Baiklah. Aku sudah membuat sarapan untukmu Steph, aku simpan di atas penghangat” teriak sang manajer kepada Stephanie yang sudah masuk ke dalam kamar mandi

“Ok thank you sister” sahut Stephanie sebagai balasan bahwa ia mendengar teriakannya. Mendengar Stephanie akhirnya sang manajer bergegas keluar dari apartemen sambil berbalas pesan untuk menemui sang kekasih di depan taman apartemen sesuai permintaan sang kekasih untuk menunggunya.

“Uh. . . Stephi kau sudah selesai rupanya” sahut stylist Stephanie yang sedang membuka-buka majalah yang dibelinya hari ini

“Oh gosh kau mengagetkanku Nin, sejak kapan kau berdiam disitu?” Stephi keluar dari kamarnya dengan pakaian yang santai sambil menggosok-gosok rambutnya dengan handuk

“hanya 10 menit” timpal Nin

“ Sudah sarapan?” tanya Stephi menghampirinya

“tentu saja sudah” jelasnya yang masih fokus terhadap majalahnya

“Ah begitu” lirih Stephi dengan kecewa

“Baiklah. Temani aku sarapan kalau begitu, aku benci jika harus makan sendirian” Stephanie melenggang menuju meja makan dan membuka makanan ditempat penghangat sebagaimana sang manajernya berpesan

Satu hal yang tidak disukai oleh Stephanie adalah duduk dimeja makan dengan menyantap makanan seorang diri, karena situasi seperti itu membuatnya merindukan Ayah dan kedua kakanya di Amerika sana. Stephanie hanya seorang diri disini tidak ada sanak family, ia sangat berterima kasih kepada sang manajer dan stylistnya yang selalu menemaninya disini, seminggu sekali manajernya pulang menemui kedua orang tuanya, berbeda dengan stylistnya yang lebih memilih pulang pergi. Menurutnya ketika sedang bersantap makanan jika ada yang menemani bisa mengobati rasa rindunya terhadap Ayah dan kedua kakanya, rasa hangat akan tercipta dengan sendirinya seperti kebiasaan yang dilakukannya ketika di amerika dengan bersantap makanan bersama bisa berbagi cerita dan pengalaman yang dilaluinya hari ini.

“Bagaimana kabar ibumu, sudah sembuh? Maaf aku belum bisa menemuinya” celetuk Stephanie dengan menarik kursi .

“Ibuku sudah sehat kembali, ia sudah beraktivitas kembali Steph” jawabnya.

“Oh iya ibuku menitipkan salam untukmu kapan kau akan datang dan menginap kerumah lagi dan ia bilang kau sangat cantik dan ia iri dengan matamu” lanjutnya.

“Hahahaha. . . aku ingin bertemu dengan ibumu lagi sepertinya” timpal Stephanie dengan menampilkan mata sipitnya yang membentuk senyuman.

“Ya. Kau tahu Steph ibuku adalah penggemar beratmu, ia juga mengatakan jangan pedulikan gosip, rumor ataupun skandal akan yang menerpamu menurutnya mereka tidak mengenalmu dengan baik tentunya mereka tidak tahu tentangmu karena kau adalah orang yang hangat” cecarnya.

“Aku benar-benar ingin pergi menemui ibumu dan memeluknya aku sangat berterimakasih tentunya” timpal Stephanie dengan perasaan bersyukur

“Aku yakin ibuku akan pamer lagi kepada teman-temanya setelah itu” ingatnya

“Ah aku ingat bagaimana ibumu memintaku untuk tanda tangan di album baruku sebanyak sepuluh album milik teman-temanya” Terawang Stephanie

“Uh. . . tentang rumor dan skandal, apa ada skandal di pagi hari ini? Siapa yang menjadi mangsa papparazi?” lanjutnya sambil menyuapi nasi goreng ke mulutnya

“Dimana kau simpan majalah? Bukankah kau tadi sedang membaca sebuah majalah apakah ada berita tentangku juga?” tanyanya dan ia pun bangkit untuk mencari sebuah majalah yang di baca oleh stylistnya

“Uh. . . Uh. . .tidak ada Steph, lanjutkan sarapanmu dan aku akan segera menyiapkan segala keperluanmu hari ini Steph” ucap Nin dengan cemas

Stephanie tidak menggubris perkataan stylistnya, Ia melenggang ke ruang tengah untuk mencari sebuah majalah yang dibaca stylistnya dengan rasa penasaran akhirnya Stephanie berhasil menemukan majalah dan betapa kagetnya Stephanie melihat halaman depan majalah terpampang gambar dirinya dengan seorang wanita disampingnya.

[HOT NEWS]

Acara bazar yang berlangsung kemarin malam dua penyanyi cantik Stephanie Young dan Aluna Putri menghadiri acara bazar tersebut, mereka melakukan kolaborasi bersama yang disambut meriah oleh pengunjung. Dalam kesempatan, kami mewancarai dua penyanyi ini yang memiliki ciri vokal yang khas. Stephanie Young pemilik lagu Born To Be a Lady memberikan komentar tentang kolaborasinya dengan Aluna Putri, bahwa suara Luna yang disapanya terdengar seperti suara kambing. Beberapa hari sebelum acara bazar seorang papparazi berhasil memotret Stephanie yang terlihat sedang minum berjenis alkohol dengan seorang pria yang tidak diketahui identitasnya. Dalam hal ini, pihak agensi Aluna Putri memberikan tanggapan bahwa artisnya baik-baik saja dan Ia akan menunggu permintaan  maaf dari Stephanie. Terkait hal ini agensi Stephanie belum memberikan tanggapan apapun.

 

“Oh god sungguh menggelikan” komentar Stephanie setelah membaca berita di majalah hari ini

“Aku yakin haters ku semakin banyak saat ini” lanjutnya dengan lirih

“Kau masih ingat betul bukan pesan ibuku Steph? Aku yakin skandal seperti ini hanya akan bertahan tiga hari saja, jangan hiraukan mereka yang membencimu pikirkanlah fans-fans yang mencintaimu steph” nasihat Nin sambil merebut majalahnya

“Wow. . . kau teramat bijak dari mana kau mendapatkan kata-kata seperti itu huh?” canda Stephanie menutupi rasa kekesalannya

“Apakah kau tertular manajerku itu huh?” lanjutnya

“Tentu saja tidak, ia hanya seperti bunglon bagiku” ia berusaha menghibur Stephanie

“Kau benar, manajerku terkadang bersikap layaknya orang tua, terkadang seperti idiot, terkadang seperti bocah lima tahun yang kehilangan makanannya” Stephanie memberikan analisisnya.

“Uh. . . kenapa ia belum juga datang sampai sekarang, aku tahu sekarang ia menyuruhku bangun di pagi buta pasti untuk bersiap-siap ke agensi dan mendiskusikan skandalku dengan para petinggi agensi” Stephanie mencoba menebak.

“Sepertinya begitu, tetapi jangan khawatir Steph” timpal sang stylist dan beberapa menit berlalu, akhirnya sang manajer yang sedang dibicarakan oleh keduanya menunjukkan batang hidungnya tanpa ragu ia menyapa keduanya.

“Baiklah, kita akan pergi sekarang” perintah sang manajer.

“Ya, dan sepertinya aku harus banyak minum red bull hari ini untuk menghadapi mereka” Stephanie mencoba menyindir manajernya karena ia yakin bahwa sang manajernya mengetahui hal ini tetapi tidak memberitahunya.

“Uh?” sahut sang manajer menatap Stephanie tanda tak mengerti apa yang dikatakan oleh Stephanie.

“Tidak, ayo kita pergi” Stephanie menarik tangannya sementara stylistnya sudah keluar terlebih dahulu  menuju basement.

Di dalam perjalanan menuju gedung agensi, Stephanie fokus menatap layar touch screen-nya dengan jarinya yang sesekali menggeser layar tersebut. Berbagai ekspresi ditunjukkan oleh Stephani dan sesekali manajernya melirik Stephanie melaui kaca kemudi  tentu saja membuatnya yang sedang mengemudi melihat kelakuan Stephanie yang duduk di bangku belakang merasa sedikit khawatir dan heran. Sementara Nin, sang stylist yang duduk di bangku depan kemudi sebelahnya sedang asyik dengan majalah fashion.

“Stephi apa yang sedang kau lakukan?” tanyanya dengan penuh sarkatik.

“Tidak. Aku tidak melakukan apa-apa” timpal Stephanie yang masih fokus pada layar touch screen-nya.

“Kau terlihat seperti idiot Steph” sergahnya

“Aku hanya melihat komentar-komentar para netizen saja” Stephanie akhirnya mengaku apa yang sedang dilakukannya

“Uh? Apa kau sudah tahu Steph?” Tanyanya dengan rasa penuh khawatir.

Yes I know” singkatnya

“Wow. . . mereka menyuruhku untuk pulang ke Amerika, oh. . .oh. . .mereka mengatakan bahwa suaraku lebih buruk dari suara bebek” Stephanie membaca salah satu komentar netizen.

“Menurutmu aku harus membalas komentar ini seperti apa? Apakah aku harus berterima kasih uh?” Stephanie mencoba meminta pendapat.

“Steph, simpan ponselmu simpan tenagamu untuk hari ini kau mempunyai jadwal yang sungguh padat” cecar sang manajer dengan tegas.

“Benarkah? Bisakah kau memberitahu jadwal apa saja yang akan aku lakukan hari ini?” tanyanya sambil menyimpan ponsel dengan case tokoh disneyland minnie mouse favoritnya

“Pertama kita ke gedung agensi terlebih dahulu, lalu kau mempunyai shooting iklan, acara fansign dan terakhir acara talk show” ucap manajernya yang tetap fokus mengemudi.

Talk show?” ulang Stephanie

“Yes Steph” jelas sang manajer

“Siapa saja yang hadir dalam acara itu?” tanya Stephanie dengan dahinya yang berkerut menandakan bahwa Stephanie penasaran siapa yang menjadi tamu dalam acara tersebut

“Luna Steph” jawab sang manajer dengan hati-hati

“Aluna Putri? my bestfriend?” tanya ulang Stephanie

“Ah. . . apakah mereka sengaja mengundangku dan Luna hanya untuk menaikkan rating acara itu dengan adanya skandal ini?”  lanjutnya

“Uh apakah aku lebih baik membatalkan acara itu Steph?” usul sang manajer

“Aku rasa tidak perlu, sudah terlambat bukan untuk membatalkan” tolak Stephanie dengan yakin.

“Kau benar. Apakah kau yakin?” tanya sang manajer memastikan.

“Tentu saja aku yakin, aku tidak perlu menghindar bukan? skandalku masih terbilang hanya sepele ” ucap Stephanie dengan percaya diri.

“Tetapi Steph bagaimana jika m. . .”

I am ok, bukankah kau tahu aku dan Luna berteman baik sebelum kami melakukan debut? Kau tidak perlu cemas tentang hal itu” Stephanie menyakinkan manajernya.

“Huh Nin dimana kau simpan red bull, aku harus mempunyai energi untuk menghadapi skandal perdanaku ini” Nin memberikan minuman energi kepada Stephanie dan meminumnya penuh semangat.

“Red bull is my bestie yang sesungguhnya, uh apakah aku perlu menguploadnya ke instagram?” Stephanie mengusap mulutnya dengan tissue

“Oh Steph hentikan kekonyolanmu” Sang manajer menginterupsinya.

Mobil berwarna hitam memasuki gedung agensi, didepan gedung terlihat banyak wartawan yang tentunya sedang menunggu Stephanie untuk mengorek langsung terkait skandal yang menerpa Stephanie saat ini.

“Steph, kau dan Nin lewat pintu belakang dan aku akan lewat pintu depan” perintah sang manajer.

“Kenapa aku harus menghindar?” tegas Stephanie

“Biarkan aku menemui mereka sekarang” lanjutnya sambil membuka pintu mobil tetapi pintu mobil ternyata sudah terkunci.

“Kau jangan gegabah Steph, bukan sekarang waktunya ikuti saja apa yang akan dilakukan oleh agensi” nasihatnya.

“Baiklah, lets go Nin” Stephanie dan Nin keluar dari mobil dengan berhati-hati sementara sang manajer berjalan menuju pintu depan gedung agensi untuk mengelabuhi para awak media. Sang manajer di cecar banyak pertanyaan khususnya menanyakan dimana Stephanie dan apakah Ia datang bersama. Sang manajer memberikan pernyataan bahwa ia datang ke agensi hanya seorang diri dengan tujuan untuk membicarakan jadwal dan project yang akan dilakukan Stephanie di kemudian hari. Sementara salah satu wartawan yang mempunyai mata elang bahwa ia melihat Stephanie di dalam mobil, sang manajer pun dicerca kembali dengan berbagai pertanyaan tetapi dengan cerdik sang manajer beralibi bahwa seseorang yang dilihat oleh salah satu wartawan adalah stylist dari Stephanie dan ia sekarang pergi ke cafetaria untuk menungguinya. Setelah berhasil menyakinkan para awak media, ia melenggang masuk ke gedung agensi dengan santai seperti tidak terjadi apa-apa.

Di sebuah ruangan yang cukup besar dan tertata rapih, tampak Stephanie, Nin dan tentunya pemilik dari agensi hiburan yang menaungi Stephanie dan aktris-aktris berbakat lainnya yang sudah dianggap Ayah bagi seluruh staf, karyawan bahkan para aktrisnya yang bernaung di agensinya.

“Bagaimana kabarmu Steph?” membuka perbincangan.

“Seperti yang kau lihat hari ini, aku baik-baik saja” jawab Stephanie dengan ramah dan hanya dijawab anggukan olehnya. Suara ketukan pintu terdengar tanpa aba-aba dari penghuni ruangan ini, pintu terbuka menampakkan seseorang wanita muda dengan sepatu sneakers hitam, rambut di ikat kuda dan dengan gaya pakaian yang santai melekat di tubuhnya.

“Hai Joy si gadis kutub, kemarilah” sambutnya dengan nada bercanda. Joy adalah manajer dari Stephanie yang usianya tidak terlalu jauh dari Stephanie. Joy terkenal dengan sifat dinginnya oleh para staf di agensi walaupun dijuluki sebagai gadis kutub, Joy sebenarnya adalah orang yang hangat, ramah dan pekerja keras jika sudah mengenalnya.

“Ayah menyindirku uh?” Joy menimpalinya, di agensi seluruh staf dan aktris yang bernaung harus memanggilnya dengan sebutan Ayah yang merupakan permintaannya. Tetapi berbeda dengan Stephanie, Joy dan Nin mereka memanggilnya dengan sebutan Ayah ketika sedang didepannya saja jika tidak ada mereka memanggilnya dengan sebutan bos.

“Tidak. Kau adalah manajer pekerja keras tentunya berhati seperti malaikat” pujinya terhadap Joy yang disambut senyum sumringah oleh Joy.

“Dan ia juga seperti bunglon” celetuk Stephanie yang disambut tatapan death glare Joy

“ Ayah kami sudah disini, jadi apa yang akan kita bicarakan hari ini?” Joy memulai percakapan yang serius.

“Apakah tentang skandalku yang muncul dipermukaan?” lanjut Stephanie yang membenarkan posisi duduknya.

“Tidak, aku hanya ingin memberikan energi untuk kalian hari ini” sanggahnya.

“Aku sudah minum red bull hari ini ketika diperjalanan, tubuhku selalu merespon dengan baik” Stephanie mencoba mencari tahu apa maksudnya memanggil dirinya ke agensi.

“Uh. . . kau masih sering mengkonsumsi minuman itu rupanya” tanyanya dengan sarkatik.

“Tentu saja, aku rasa sangat tepat saat ini aku meminum minuman itu membuatku berenergi untuk menghadapi skandalku saat ini” sindir Stephanie karena ia merasa gusar terhadap bosnya.

“Baiklah, selesaikan jadwalmu dengan baik untuk hari ini” nasihatnya kepada Stephanie “kalian boleh pamit sekarang” lanjutnya.

“Baiklah, kami pamit” ujar Joy dengan ramah

Joy, Nin dan Stephanie melangkah keluar meninggalkan ruangan, tetapi berbeda dengan Stephanie, ketika di bibir pintu ia memutuskan kembali menemui bosnya.

“Apakah saham perusahaan turun karena skandalku?” tanya Stephanie dengan serius dan membuat pria yang sedang serius membaca sebuah file mendongak untuk melihat lawan bicaranya tetapi pria tersebut hanya tersenyum simpul.

“Apakah akan ada rapat dengan para petinggi agensi?” tanya Stephanie kembali dengan mimik wajah penuh selidik.

“Tidak. . .tidak Steph ini hanyalah skandal biasa tentunya agensi masih mempercayaimu” ucapnya dengan nada tenang

“Benarkah? Baiklah aku pamit sekarang, aku ucapkan rasa terima kasihku lagi kau masih mempercayaiku” ujar Stephanie

“Aku hanya meminta kau berhati-hati setiap apa yang akan kau lakukan Steph” ucapnya masih dengan nada tenang

“Aku mengerti” pria itu tersenyum dan Stephanie melangkah keluar meninggalkan ruangan menyusul Joy dan Nin.

Mereka meninggalkan gedung agensi mobil berwarna hitam melesat dengan sedikit cepat, Joy dan Nin sedang bergosip ria membicarakan penyanyi-penyanyi pria yang digandrungi oleh mereka. Berbeda dengan Stephanie yang duduk dibelakang sesekali memikirkan efek skandalnya terhadap perusahaan.

Jadwal shooting iklan dilakukan oleh Stephanie dengan baik dan lancar, acara fansign atau jumpa fansnya pun tidak ada kendala banyak fans-fansnya yang datang beberapa dari mereka memberi kekuatan dan skandal itu tidak membuat mereka membenci Stephanie. Jadwal terakhir yang akan dilakukan oleh Stephanie adalah acara talk show di sebuah stasiun televisi. Sekitar pukul 7 malam Stephanie tiba di gedung stasiun televisi yang akan dihadirinya acara akan di mulai pukul 8:15 malam. Stephanie mulai bersiap-siap di ruang tunggu yang telah disiapkan oleh kru dengan di bantu oleh Nin untuk merias dan menata rambutnya sementara Joy sedang keluar entah kemana mungkin bertelepon ria dengan kekasihnya atau berdiskusi dengan kru acara. Suara pintu terdengar di ketuk oleh seseorang tanpa menunggu aba-aba, seseorang masuk dengan senyum lebar ia menyapa Stephanie

“Stephi, im here girl” sapanya dengan melempar senyum terbaiknya.

Oleh :

Ratna Hayuningsih


Mahasiswa Fakultas  Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unswagati


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar