Rabu, 15 November 2017

Elektabilitas Menurun Drastis, Akbar Tandjung Minta Ganti Pucuk Pimpinan Golkar

Nasional, Setaranews.com - Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golongan Karya (Golkar) Akbar Tanjdung merasa perihatin akan keadaan partai nya yang semakin mengikis dan terancam gagal pada Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2019 mendatang. Hal tersebut dipicu karena pandangan publik terhadap tren negatif yang menimpa Ketua Umum Golkar Setya Novanto sebagai tersangka pada kasus korupsi E-KTP.

Akbar mengungkapkan hal tersebut dapat memperburuk kondisi partai, karena menurutnya (Akbar Tanjdung) sosok seorang pemimpin memiliki peran yang sangat penting atas keberhasilan yang diperoleh partai, "apabila pada kaca mata publik pemimpinnya tidak competeble, tentunya hal ini akan memunculkan tren negatif terhadap Golkar sendiri", ungkapnya, Selasa (14/11) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Lebih lanjut, akbar merasa khawatir dengan elektabilitas golkar yang kian mengalami penurunan yaitu 7 persen dan dapat diperkirakan akan menurun hingga dibawah 4 persen, yang artinya golkar tidak akan mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 2019 mendatang. Padahal meninjau tren kejayaan golkar dimulai dari masa orde baru selalu memiliki wakil legislatif hingga mencapai angka elektabilitas sebesar 60 persen.

"Bayangkan saja jikalau suara pemilih nya tidak mencapai target, maka dapat dipastikan golkar tidak memiliki kursi satu pun di legislatif,"pungkasnya.

Berdasarkan hal tersebut, Akbar menginginkan untuk menggati posisi Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar, karena menurutnya pergantian posisi pucuk pimpinan partai merupakan satu - satunya solusi untuk kembali memperbaiki citra partai dimata publik, "Karena elektabilitas golkar tengah menurun dan untuk menyelamatkan partai, maka pergantian Ketua Umum dianggap tepat". Katanya.

Berita dikutip melalui tempo.co dan tribunnews.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar