Minggu, 13 Januari 2013

Indonesia krisis ahli di bidang bencana

JAKARTA (Setara News) - Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam Andi Arief merasa prihatin dengan minimnya ahli bencana yang dimiliki oleh Indonesia. Andi mengatakan, sampai saat ini Indonesia yang merupakan negara kepulauan hanya memiliki ahli di bidang bencana tidak lebih dari 10 orang.

"Persoalan mendasar yang terjadi adalah kita kekurangan banyak ahli di bidang gempa, vulkanologi dan kebumian. Orang yang meneliti gempa enggak lebih dari 10 orang," kata Andi saat menghadiri diskusi publik bulanan (Bentang Bahari Baharu) yang diselenggarakan oleh Indonesia Maritim Institute dengan tema Informasi Cuaca Buruk dan Antisipasi di Sektor Maritim di Gedung Wisdome, Jakarta, Minggu (13/1).

Dia juga menilai kesalahan yang dilakukan bangsa ini adalah tidak memprioritaskan bencana sebagai suatu hal yang sangat penting. Sehingga, lanjut dia, pada saat terjadi bencana, masyarakat tidak ada persiapan akhirnya menimbulkan banyak korban.

"Kesalahan kita, bencana tidak kita prioritaskan menjadi bidang ilmu yang penting, karena China saja geolog dan arkeolog sudah dipersiapkan sejak dulu. Kita juga terlambat bentuk pusat riset, Jepang sudah punya sejak tahun 1925," imbuhnya.

Oleh sebab itu, tambah Andi, saat ini pemerintah sedang fokus terhadap pendidikan di bidang kebumian. Hal ini dilakukan untuk mencetak para ahli kebencanaan sehingga dapat mengantisipasi bencana alam yang sulit diprediksi datangnya.

"Sebenarnya gempa 2004 itu sudah ada warning dari para ahli, tapi enggak didengar, sehingga kejadian. Tapi sekarang sudah mulai dipercaya, sudah mulai ada juga pendidikan S2 dan S3 dibidang kebumian di ITB," tandasnya.

Sumber: Merdeka.com

Redaktur : Kurniawan T Arief

Tidak ada komentar:

Posting Komentar