Senin, 21 Januari 2013

Turki Ancam Adukan Indonesia ke WTO

Hal Tersebut Terkait Kebijakan Safeguards Terigu yang Diberlakukan Oleh Pemerintah RI

Jakarta, SETARANEWS.com - Turki akan mengadukan Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Hal tersebut terkait kebijakan Indonesia yang memberlakukan investigasi safeguard terigu ke semua negara, termasuk Turki yang dimulai sejak agustus 2012.

"Kami sudah membawa kasus ini ke WTO. Sejauh ini aturan safeguard yang diberlakukan Indonesia ini tidak mendasar dan bahkan tidak sesuai dengan aturan WTO. Ini akan diproses," kata Unlu seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (18/1/2013).

Buntut dari kebijakan ini, pihak turki mengancam akan menghentikan ekspor terigu apabila kebijakan investigasi safeguard ini tetap diberlakukan.

Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) telah memulai investigasi safeguard pada 24 Agustus 2012 atas impor tepung terigu berdasarkan permintaan Aptindo. Sementara Kementerian Keuangan telah menyetujui tindakan safeguard tersebut sebesar 20 persen pada Desember 2012.

Saat ini Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia telah menyelidiki dugaan dumping atas terigu impor, sehingga menyebabkan industri dalam negeri kolaps. Selama penyelidikan berlangsung, pemerintah telah menetapkan bea masuk tambahan pengamanan perdagangan sementara sebesar 20 persen.

Safeguard merupakan instrumen pengaman perdagangan melalui pengenaan bea masuk (BM) tambahan atau pembatasan impor dengan kuota. Kebijakan itu diambil jika terjadi importasi yang membanjiri pasar lokal pada periode tertentu. Kebijakan ini baik untuk perkembangan iklim usaha dalam negeri. Sebagai bentuk implementasi perlindungan usaha dalam negeri yang dilakukan oleh pemerintah.

Selama ini WTO dianggap sebagian orang sebagai lembaga dunia yang cenderung melindungi kepentingan Negara-negara maju dengan berbagai kebijakan perdagangan globalnya. Hal ini, semakin memuluskan skema liberalisasi perdagangan dunia yang dalam praktiknya seringkali memunculkan kerugian di pihak Negara-negara dunia ke tiga termasuk di Indonesia.

Contoh kasus seperti yang dialami oleh Indonesia ketika pertengahan 2012 lalu, hampir 60 persen pelaku usaha tempe dan tahu yang menggunakan bahan baku kedelai mengalami kolaps dan gulung tikar ketika pada saat yang sama harga kedelai melambung tinggi terkait anomali iklim yang terjadi.

Oleh : Kurniawan T Arief

Tidak ada komentar:

Posting Komentar