Jumat, 22 Agustus 2014

Membangun Organisasi yang Progressif dan Revolusioner!

Organisasi Progressif dan Revolusioner


Oleh: Aji Nugraha


Enam puluh sembilan tahun kemerdekaan dan riwayat pergerakan Indonesia! Lamanya dunia pergerakan Indonesia mengalami turun naiknya gelombang perjuangan rakyatnya. Zaman berjalan terus dan melahirkan ‘zaman-zaman’ baru dalam pergaulan hidup. Sama halnya dengan keadaan semangat perjuangan rakyat jelata dan kedudukan politik pergerakan kemerdekaan kita.

Politik, yang berarti masa yang akan datang, merupakan ‘motor’ dari segala pekerjaan yang ditujukan pada suatu maksud. Dalam pengertian perjuangan kita, yakni menuntut kemerdekaan dan perbaikan nasib yang tidaklah sempurna dalam perjalanannya (di era reformasi). Jika tidak dibantu oleh ekonomi rakyat jelata, yakni perjuangan politik dan ekonomi yang sejalan.

Riwayat dan pergaulan hidup telah menyatakan dan membuktikan bahwa; dua soal tersebut yaitu politik dan ekonomi tidaklah dapat dipisah walaupun perubahan masyarakat itu berlalu dengan cepat; orde lama, orde baru, reformasi hingga saatnya tiba kepada revolusi kembali. Maka tiap-tiap perubahan itu mengartikan bahwa revolusi ekonomi berarti revolusi politik begitu pun sebaliknya.

Perubahan organisasi ekonomi baru pun tidak boleh tidak menimbulkan juga perubahan kedudukan politik. Kemerdekaan politik dapat ditujukan untuk merubuhkan kapitalisme dan imperalisme dunia, yang berarti juga selangkah maju dalam tingkat pergaulan dalam kalangan rakyat jelata.

Politik merupakan syarat yang terpenting melakukan perubahan

Pangkat dan kodrat dari segala perbuatan yang ditunjang oleh ekonomi, dapat sedikit membantu dalam menunjang keberhasilan perjuangan kita dalam mengubah masyarakat kapitalisme dan kolonial ini.

Masyarakat Indonesia dewasa ini dipengaruhi oleh kapitalisme dan imperalisme dunia dari masa ke masa. Seperti saat sekarang yang terjadi, yakni krisis politik dan ekonomi. Setiap zaman yang tengah berlangsung akan disadari oleh kaum pergerakan sosialis yang sejati, insyaf terhadap krisis kapitalisme dunia. Mereka menghukum dan menentang keras sketsel kapitalisme dan politik imperalistis dengan begitu hebatnya.

Sehingga yang seharusnya berusaha menyusun barisan kaum baru yang revolusioner dan melangsungkan perjuangannya secara pertempuran antara kaum proletar dan kaum kapitalistis dengan konco-konconya. Memberikan pencerdasan kepada rakyat jelata bahwa kapitalisme tidak mampu mensejahterakan rakyatnya sebagaimana yang dimaksudkan. Hingga menentang bahaya pergerakan fasistis yang hendak menyeburkan dirinya dalam pergulatan antara proletar dan kapitalis ini. Sehingga kembali ke dalam penghidupan sketsel-sketsel di bawah tirani sang raja absolute yang menimbulkan diktatur kaum bordjuis dan militer dan dengan topeng “sosialisme” mereka (kaum fasis). Mereka yang hendak mengambil keuntungan dalam kedua pertarungan di dalam rakyat jelata (proletar, buruh, rakyat miskin dan petani), berupaya menjalankan demokrasi palsu, mempunyai angan-angan imperalistis dan melangsungkan satu kontra-aksi terhadap perjuangan kaum proletar yang revolusioner.

Cita-cita Kerakyatan Kaum Sosialis

Bagi kaum sosialis mempunyai cita-cita kerakyatan yang seluas-luasnya, yang menurut pendapat mereka, satu alat perjuangan yang terpenting untuk memudahkan dan menghasilkan perjuangan mereka mengejar dunia sosialisme.

Alat perjuangan harus merupakan bentuk wadah yang tersusun, teratur dan dipahami oleh setiap anggota. Organisasi merupakan jalan untuk mengejar dunia sosialisme. Pekerjaan rumah sekarang ini ialah meneguhkan organisasi, bukan hanya menambah anggotanya, melainkan terutama harus menyempurnakan penyusunnya. Tiap-tiap mesin harus diperhatikan dan terus menerus diperbaiki. Hubungan antara satu dengan yang lainnya harus dirapihkan dan disempurnakan, agar mesin yang keseluruhannya dapat berjalan sesempurna-sempurnanya.

Jika kita telisik tentang kepahaman organisasi di masyarakat kita sekarang ini, maka nampaklah masih banyak kekurangannya. Orang Barat selalu mengatakan bahwa Orang Timur tidak mempunyai zin voor organisatie, kesanggupan untuk mengorganisir, untuk mengatur, menyusun menurut perhitungan. Jadi kekurangan pengertian Timur tentang organisasi boleh jadi karena belum cukup “dididik” oleh kapitalisme!

Dalam pergerakan untuk menyempurnakan tersebut perlu diperhatikan kelemahan-kelemahan organisasi, self-critic and out-to-critic. Dalam pergerakan organisasi semangat perang sabil, cara berfikir dengan panas, dengan nafsu, selalu menyebabkan susahnya pergerakan yang kadang-kadang menjalar menjadi semacam anarkisme. Maka dari itu, kepahaman organisasi itu harus ditanamkan sedalam-dalamnya dalam pergerakan diri kita sendiri.

Kita harus bekerja mendidik rakyat agar sanggup berjuang sesempurna mungkin dalam hubungan kepada rakyat jelata. Ini berarti bahwa tiap-tiap anggota dari susunannya tersebut tidak hanya mempunyai kepintaran sendiri-sendiri tetapi tiap anggota tersebut dapat dipergunakan untuk organisasi terutama dunia sosialisme.

Soal persatuan merupakan soal strategi dan taktik. Persatuan bukanlah menjadi tujuan, melainkan adalah satu alat dan cara untuk menyempurnakan dan memberikan pertanggungan yang baik tentang hasil perjuangan rakyat jelata menuju perubahan itu sendiri. Perubahan nasib di dalam pergaulan hidup merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh mereka.

Dibutuhkan semangat progressif dan revolusioner

Progressif dilakukan oleh kalangan akademisi, sedangkan revolusioner mampu bergerak dengan pergerakan yang dilandasi jiwa militansi yang kokoh dalam sosial masyarakat. Oleh karena itu, progressif dan revolusioner tak dapat terpisahkan dan dipisahkan, sama halnya dengan ekonomi dan politik.

Pada akhirnya benar apa yang disampaikan oleh Sutan Sjahrir bahwa “Tiap persatuan hanya akan bersifat taktis, temporer, dan kerena itu incidental. Usaha-usaha untuk menyatukan secara paksa, hanya menghasilkan anak banci. Persatuan semacam itu akan terasa sakit, tersesat dan merusak pergerakan.”

Penulis adalah Pengamat Sosial dan Politik Kota Cirebon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar