Minggu, 30 Agustus 2015

Hikayat Karsa

Setelah mata melebam

Kutarik  tanganmu menuju semak kata

Banyak kalimat-kalimat yang terjebak disana

Ada duka derai derita

Pun sebab ini bukan milikku saja

Dari tanah Jawa menuju tanah Sumatera

Ini milik perasa sang para kecewa

Bicara dari kabarnya yang tak kunjung jumpa hingga tak disangka

Aku masih disini sibuk dengan mengalihkan suara yang ku lempar menggelepar

Kabur memandang di depanku yang entah kan menjadi apa dan dengan siapa

Setiap ku tatap ketinggian

Amarah yang sekian lama memeram

Tetap membuncah

Melelahkan dan melegakan

 

Namun kita tetap menatap awan yang sama

Meski pada tempat yang tak sama

Mereka bergerak lambat untuk menyerupai bentuk tak berwarna

Setelah itu pecah tanpa kita tahu

Dan terlihat lagi

Jutaan pohon dan rumah hanya terlihat sebesar jari kuku

Bahkan sebatang biji korek

Yang tak pernah kita tahu banyaknya

Dan isi dari setiap kepala yang berbeda

 

Aku percaya takdir Tuhan

Bersama dengan yang ingin mau beranjak

Semoga kau pun begitu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar