Setelah mata melebam
Kutarik tanganmu menuju semak kata
Banyak kalimat-kalimat yang terjebak disana
Ada duka derai derita
Pun sebab ini bukan milikku saja
Dari tanah Jawa menuju tanah Sumatera
Ini milik perasa sang para kecewa
Bicara dari kabarnya yang tak kunjung jumpa hingga tak disangka
Aku masih disini sibuk dengan mengalihkan suara yang ku lempar menggelepar
Kabur memandang di depanku yang entah kan menjadi apa dan dengan siapa
Setiap ku tatap ketinggian
Amarah yang sekian lama memeram
Tetap membuncah
Melelahkan dan melegakan
Namun kita tetap menatap awan yang sama
Meski pada tempat yang tak sama
Mereka bergerak lambat untuk menyerupai bentuk tak berwarna
Setelah itu pecah tanpa kita tahu
Dan terlihat lagi
Jutaan pohon dan rumah hanya terlihat sebesar jari kuku
Bahkan sebatang biji korek
Yang tak pernah kita tahu banyaknya
Dan isi dari setiap kepala yang berbeda
Aku percaya takdir Tuhan
Bersama dengan yang ingin mau beranjak
Semoga kau pun begitu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar