Kamis, 30 Januari 2014

Masyarakat Khawatir dengan Proyek Chevron di Kuningan

Kuningan - SetaraNews.com,  Masyarakat di sekitar lokasi mega proyek Chevron yang berada di desa Palutungan dan Cisanta, mengkhawatirkan tentang dampak lingkungan di wilayahnya.

Menurut Oki, jika Chevron Corporation telah menguasai gunung Ciremai, maka dampaknya bukan hanya dirasakan oleh masyarakat desa Cisantana saja. Namun dampaknya akan menyebar luas di wilayah lain.

"Permasalahan ini harus dihadapi bersama. Sembilan kecamatan akan lenyap, bila chevron ada di desa kami" ujar Oki kepada SetaraNews (30/1).

Lebih lanjut Oki menuturkan, selain lenyapnya tempat tinggal masyarakat, dampak yang lainnya pasti akan menyusul. Seperti kerusakan alam dan kegiatan perekonomian masyarakat sekitar.

Kerusakan yang paling vital, yakni ditariknya fluida (cairan) dari bumi yang akan membawa campuran gas, diantaranya; karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), metana (CH4) dan amonia (NH3). Pencemaran-pencemara­n ini jika dilepas yang akan ikut memiliki andil pada pemanasan global.

Pembangunan gheotermal ini juga dapat merusak stabilitas tanah. Tanah untuk bercocok tanam masyarakat setempat pun akan amblas.

Kekhawatiran akan akibat dari mega proyek Chevron bukan hanya dari Oki, warga lain seperti Leo juga ikut mengkhawatirkan tentang dampak lingkungan tersebut.

"Jika tanah amblas, di mana kami akan bercocok tanam? Lalu jika air dan udara tercemari racun, maka kami berternak di mana? Bertanggung jawabkah mereka?" Ujar bapak Leo saat ditemui di rumahnya (29/1).

"Kami tidak tinggal diam, kami mencari informasi. Berkaca dari Freeport, untuk meminta 1,5% saja sangat sulit. Dan jangan lupa, gunung Ciremai adalah sumber air bersih di wil III Cirebon. Jadi kami tidak akan tinggal diam." pungkas Oki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar