Rabu, 14 Desember 2016

Ini Penjelasan Soal Adanya Lift Kampus

Unswagati, setaranews.com  Pengadaan lift di Kampus Utama Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon mengundang tanggapan dari beberapa mahasiswa sebab penggunaannya yang hampir tidak terlihat.

Seperti yang diungkapkan oleh Hanifatul Mala, salah satu mahasiswi Fakultas Ekonomi yang mengatakan jika keberadaan lift saat ini masih belum diperlukan baik untuk mahasiswa maupun dosen. Selain itu, dia pun menganggap jika keberadaan lift sebagai bentuk pemborosan anggaran.

“Ketika lift tersebut tidak digunakan setiap hari, tapi pasti lift tersebut membutuhkan perawatan. Secara otomatis kampus pun sudah menganggarkan dana khusus untuk perawatan lift, itu merupakan pemborosan anggaran,” ujarnya melalui BlackBerry Massenger, Selasa (13/12).

Mahasiswa lain pun yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan jika anggaran untuk pembuatan lift seharusnya untuk membangun fasilitas lain yang lebih penting, seperti penambahan ruang kelas.

“Adanya lift bisa dilihat dari keadaan kampus, jika lantainya banyak minimal lima lantai, boleh pakai lift. Tapi kampus kita hanya tiga lantai, jelas itu pemborosan. Harusnya bisa dimanfaatkan untuk penambahan ruang kelas atau fasilitas lain yang lebih penting,” ungkapnya saat ditemui oleh Setaranews.com, Selasa (13/12).

Lalu, penjelasan datang dari Acep Komara selaku Wakil Rektor II yang membawahi Bidang Keuangan dan Sarana Prasarana mengatakan jika adanya lift tersebut sudah dirancang oleh Pihak Konsultan. “Hal-hal yang bersangkutan dengan rencana pembuatan atau design dibuat oleh konsultan. Kalau pihak Universitas hanya bertugas untuk mengadakan pemeliharaan. Pengadaan lift pun dikhususkan untuk memfasilitasi orang-orang yang tidak sanggup menggunakan tangga seperti yang berusia lanjut atau yang berkebutuhan khusus,” ujarnya saat ditemui Setaranews.com di ruangannya, Sabtu (10/12).

Di lain kesempatan, Kepala Bagian Peralatan Uyat Suhayat mengatakan keberadaan lift digunakan untuk kegiatan fasilitas di Kampus, tetapi sampai sejauh ini pengoperasiannya baru dipakai ketika ada wisuda, tidak digunakan untuk kegiatan sehari-hari. “Bisa dipakai untuk siapa saja, tapi jika tidak sedang dipakai maka semua orang tidak bisa makai,” tuturnya, Senin (5/12).

Kemudian, lanjut Uyat, perawatan lift belum dilakukan secara berkala, dan untuk melakukan perawatannya harus mendatangkan pendor dari Jakarta. “Untuk perawatan masih pakai pendor, belum ada kerjasama. Pendor dari Jakarta, sebab di Cirebon tidak ada. Untuk perawatan hanya sekedar upah untuk transportasi saja,” tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar