Kamis, 19 April 2018

Opini : Matinya ETIKA dan MORAL di Dunia Pendidikan

Opini, setaranews.com - Ditengah usaha serius pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan cita-cita pendidikan yang baik untuk melahirkan anak bangsa yang cerdas dan berdaya saing tinggi, kini pendidikan di Indonesia tertampar dengan berbagai kasus yang memalukan khususnya di Kota Cirebon yang dilakukan oleh Ketua Yayasan Unswagati sangat disayangkan dimana mengeluarkan kata-kata kasar ketika menemui mahasiswa yang sedang melakukan aksi di kampus.

 

Aksi mahasiswa yang menuntut transparasi anggaran serta menuntut pembungkaman demokrasi dikampus yang dilakukan oleh rektorat dengan memberikan larangan melakukan penyampaian pendapat dimuka umum dan melakukan pemanggilan orangtua mahasiswa yang mengikuti aksi adalah tindakan intimidasi.

 

Dengan bertindak sebagai mediator sekaligus wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.  Aksi  mahasiswa dalam bentuk unjuk rasa ini adalah wajah demokrasi yang sesungguhnya, sebab berdasarkan konstitusi, unjuk rasa atau demonstrasi telah mendapatkan legalitas oleh negara. Berdasarkan perundangan tersebut, berbagai elemen khususnya mahasiswa menggunakan dasar itu sebagai dalih melakukan aksi unjuk rasa.

 

Sebagai ketua yayasan dilingkungan pendidikan seharusnya mempunyai etika dan sopan santun dalam berkomunikasi.  Berbahasa santun ini dipandang sangat penting dalam proses komunikasi. Komunikasi akan berjalan lancar apabila menggunakan bahasa santun yakni berbahasa dengan memperhatikan norma yang ada di lingkungan apa lagi di lingkungan pendidikan tinggi . Apabila bahasa santun ini ditinggalkan maka, akan banyak mahasiswa yang tidak menghargai kesantunan terutama dalam berbahasa.

 

Seorang ketua yayasan dengan strata pendidikan tinggi rasanya tidak pantas berbicara dengan gaya bahasa tukang becak yang terbiasa kasar. Tingkah pola seperti itu harus dikritisi tanpa melihat dia adalah ketua yayasan, rektor ataupun dosen. Ketika kita membiarkan seorang pejabat di lingkugan pendidikan mengunakan kata-kata kasar terhadap mahasiswanya berarti kita adalah bagian dari orang yang tidak beretika dan tidak bermoral.

 

Al Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunannya, dimana Rasulullāh shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda :

"Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu'min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allāh benci dengan orang yang lisānnya kotor dan kasar”.

 

Perkataan kasar yang dilontarkan Ketua Yayasan Unswagati membuat kampus Unswagati tidak kondusif.

 

Tolak ketua yayasan yang berkata kasar dan tidak beretika di lingkungan kampus!!!!

 

Penulis             : Sutarno

Mahasiswa Fakultas Hukum Unswagati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar