Jumat, 26 Juni 2015

Demi Tuhan,Ku Benci

Kurasakan kembali sakit pada jiwaku


Meronta ronta melenyapkan seluruh isi otak hilir mudik keluar


Demi kuraih kenikmatan  Sang pemilik surga ditelapak kakinya


Harus kucium pula tangan lelaki itu


Seketika tangannya menempel dihidungku


Begitu pula ali-ali yang disematkan pada jarinya


Yang menebarkan wewangian tua


Menusuk


Lamat-lamat pikianku berebut kabur melarikan diri


 

Demi Tuhan

Berkali-kali aku benci lelaki itu

Kulompatkan badanku ini dari eternit  kontrakan yang tak pernah sama

Awan-awan hitam

Langit jatuh bergugusan

Dan waktu berubah menjadi tengik

Kulewati malam jahanam

Aku mengoceh penuh keji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar