Kurasakan kembali sakit pada jiwaku
Meronta ronta melenyapkan seluruh isi otak hilir mudik keluar
Demi kuraih kenikmatan Sang pemilik surga ditelapak kakinya
Harus kucium pula tangan lelaki itu
Seketika tangannya menempel dihidungku
Begitu pula ali-ali yang disematkan pada jarinya
Yang menebarkan wewangian tua
Menusuk
Lamat-lamat pikianku berebut kabur melarikan diri
Demi Tuhan
Berkali-kali aku benci lelaki itu
Kulompatkan badanku ini dari eternit kontrakan yang tak pernah sama
Awan-awan hitam
Langit jatuh bergugusan
Dan waktu berubah menjadi tengik
Kulewati malam jahanam
Aku mengoceh penuh keji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar