Minggu, 10 Januari 2016

Mahalnya Biaya Pendidikan

Persoalan mengenai dunia pendidikan sudah menjadi topik yang tak asing lagi diperbincangkan oleh berbagai kalangan mulai dari kalangan atas, menengah, hingga bawah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang harus dimiliki oleh setiap manusia karena pendidikan akan menentukan status sosial dari seseorang, semakin tinggi jenjang pendidikan yang dilalui maka akan semakin dihormati pula orang tersebut dalam lingkungan masyarakatnya.

Tak sedikit kasus yang menerpa dunia pendidikan, diantaranya persoalan mengenai biaya pendidikan yang tidak bisa dijangkau oleh masyarakat miskin, kesenjangan mutu pendidikan di wilayah kota dan pedesaan, kekerasan yang dilakukan guru kepada siswa, rendahnya kualitas tenaga pendidik, kurangnya fasilitas yang menunjang pembelajaran dan masih banyak lagi kasus lainnya. Namun dari sekian banyak permasalahan yang ada, hal yang ingin disoroti dalam tulisan ini yaitu mahalnya biaya pendidikan khususnya di Indonesia.

Bukan suatu hal yang aneh bila masyarakat yang sejatinya dituntut untuk menyelesaikan pendidikan hingga bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) yang khususnya di Indonesia sendiri mencanangkan wajib belajar 12 tahun merasa sangat kesulitan untuk mencapainya, terlebih hal ini dirasakan oleh masyarakat miskin yang sekedar untuk makan saja pas-pasan, apalagi untuk biaya pendidikan yang mahal. Program pemerintah tersebut seharusnya tidak melulu memperhatikan kewajiban, tetapi juga hak dari masyarakatnya. Tidak semua masyarakat Indonesia memiliki perekonomian yang baik, bahkan di negara kita jumlah masyarakat miskin tidak sedikit, dapat ditengok pada wilayah kota-kota besar seperti Jakarta yang merupakan Ibukota negara kita, disana banyak terdapat pengangguran, pengemis maupun pengamen, bahkan pencopet. Hal ini menunjukkan bahwa bagi orang-orang menengah ke bawah, pendidikan merupakan hal yang sulit mereka dapatkan akibatnya banyak anak kecil yang putus sekolah dan memutuskan untuk mencari uang guna membantu perekonomian keluarganya dengan cara yang bervariasi, namun mayoritas bagi anak yang putus sekolah satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah mengemis atau mengamen. Ini merupakan kejadian yang miris, mahalnya biaya untuk dapat bersekolah merupakan suatu permasalahan yang harus segera ditangani dengan cepat dan tepat. Bagaimana tidak? Bila hal ini terus terjadi maka generasi penerus bangsa yang harusnya bisa meneruskan cita-cita negara akan sedikit demi sedikit hilang.

Pemerintah sudah memberikan sekolah gratis? Tapi nyatanya tetap saja masih banyak anak Indonesia yang tidak memperoleh pendidikan, masih banyak dari mereka hanya mampu menempuh hingga jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) bahkan ada yang berhenti sekolah setelah menyelesaikan studi pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Problematika biaya pendidikan bukan hanya soal biaya SPP yang harus dibayarkan setiap bulan yang katanya sudah mendapat label gratis dari pemerintah, namun juga mengenai buku tunjangan belajar seperti Lembar Kerja Siswa(LKS), seragam sekolah, peralatan sekolah, hingga administrasi lainnya yang berhubungan dengan sekolah tersebut. Selain itu mengingat semakin tinggi jenjang pendidikan yang ingin ditempuh maka semakin mahal biaya yang harus dibayarkan, sering terdengar kasus bahwa untuk dapat mengikuti ujian, seorang siswa harus sudah menyelesaikan administrasi terlebih dahulu, sehingga mau tidak mau untuk dapat mengikuti ujian dia harus melunasi administrasi yang belum dibayarnya. Ini berarti administrasi dijadikan alasan untuk memperdaya peserta didik dalam menerima haknya untuk mendapatkan ilmu.

Pemerintah sudah memberikan beasiswa? Tapi nyatanya masyarakat miskin tetap tidak dapat bersekolah. Hal ini bisa terjadi akibat pemberian beasiswa yang tidak tepat sasaran. Beasiswa yang seharusnya diberikan kepada siswa yang tidak mampu namun diberikan pada siswa yang mampu. Hal ini karena seleksi untuk mendapat beasiswa juga tidak begitu ketat, tidak ada survey secara langsung yang dilakukan pemerintah terhadap calon penerima beasiswa. Seharusnya pemerintah harus bisa lebih selektif lagi dalam menentukan calon penerima beasiswa agar beasiswa dapat tersalurkan dengan benar.

Beban biaya pendidikan yang menghantui generasi muda untuk memperoleh ilmu harus segera diselesaikan agar tidak ada lagi permasalahan yang menjadi hambatan bagi anak bangsa untuk memperoleh pendidikan sehingga setiap generasi muda dapat mencapai cita-citanya dan turut serta dalam pembangunan bangsa.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar