Kamis, 15 Agustus 2013

15 Agustus 1945, di Tugu itu Proklamasi Pertama Kali Dibacakan di Cirebon

SONY DSC

Cirebon, SetaraNews.com - Sekilas, bagi anda yang pertama kali berkunjung ke kota Cirebon dan apabila melewati tugu tersebut ada sesuatu yang tampak aneh. Betapa tidak terlihat aneh, ada sebuah tugu pensil yang tingginya tak kurang dari enam meter berdiri di tengah-tengah simpang jalan protokol yang merupakan arus padat lalu lintas.

Tapi, siapa yang menyangka kalau di tugu itu puluhan tahun silam pernah menjadi tempat lahir pertama kali Republik ini berdiri.

Saksi Republik Ini Berdiri

Tak banyak yang tahu, bahwa tugu berbentuk pensil yang terletak di alun-alun kejaksan Kota Cirebon dan setiap hari dilalui itu adalah sebuah monumen amat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Tugu itu dibuat untuk menandai bahwa proklamasi kemerdekaan pernah dikumandangkan di tempat itu, dua hari lebih awal dari proklamasi yang dikumandangkan oleh Sukarno dan Hatta di Jalan Pegangsaan Timur No 56.

68 tahun yang lalu, pada tanggal 15 Agustus 1945 teks proklamasi dibacakan di tempat itu. Sejak tahun 2010 silam, kami telah menelusuri ke pusat arsip daerah dan mendatangi beberapa orang saksi yang menyaksikan pembacaan proklamasi itu langsung.  Namun sayang, teks tersebut hilang dan tak diketahui keberadaannya sampai sekarang.

Saksi Hidup yang Telah Tiada

Suganda (82) -saat ini beliau sudah tiada-  salah seorang saksi hidup yang menghadiri proklamasi tersebut menuturkan bahwa ketika itu jumlah orang yang hadir sekitar 150 sampai 200 orang.

“Orang yang membacakan teks itu kepala Rumah Sakit Kesambi -nama Rumah Sakit Gunung Jati di jaman pra kemerdekaan-, (alm) Dokter Sudarsono -ayah Dr Juwono Sudarsono- namanya.” ujarnya kepada SetaraNews yang kami wawancarai di bulan Agustus tahun 2010 silam.

“Saya ketika itu hadir sebagai tentara pelajar. Saat itu, saya mendengar kabar dari senior bahwa Jepang telah kalah perang. Saat itu banyak warga yang keluar rumah dan berkumpul di jalanan sepanjang palimanan (rumahnya) menuju ke Kota (Cirebon). Merinding kalau ingat masa itu. Rakyat terlihat gembira sekaligus gelisah. Kelompok pemuda takut setelah Jepang kalah Belanda akan datang lagi.” Terangnya.

Proklamasi Cirebon Akibat Kecewa Dengan Sukarno

Proklamasi ini lebih cepat dua hari sebelum proklamasi yang dikumandangkan oleh sukarno dan Hatta. Menurut Soeganda, kala itu Sukarno baru datang dari Saigon

“Sebenarnya kalau tidak dipaksa oleh kelompok pemuda kita, ya enggak akan ada proklamasi. Sukarno masih menunggu janji Jepang memberikan kemerdekaan buat kita. Nah, kita (kelompok pemuda) di daerah enggak mau itu. Kita mau merdeka sendiri, bukan dikasih sama Jepang.” terangnya bersemangat sambil agak tersengal nafasnya.

“Seingat saya, sebenarnya yang diminta membacakan proklamasi di Jakarta itu adalah Bung Sjahrir, tapi dia menolak dan menganjurkan Sukarno yang membacakan. Tapi, ternyata Sukarno berbeda pendapat dengan kelompok muda. Nah, kelompok pemuda di Cirebon akhirnya memutuskan untuk lebih dulu merdeka dan membacakan teks proklamasi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar