Sabtu, 24 Agustus 2013

Ada Pungutan Dadakan di Mabim Universitas

Unswagati - SetaraNews.com, Panitia Masa Mabim (masa awal bimbingan mahasiswa) tingkat Universitas yang dijadwalkan digelar pada hari Senin hingga Selasa (26-27/8) mendadak memungut uang kepada calon mahasiswa baru sebesar Rp60.000, dengan alasan untuk mengganti biaya konsumsi.

Beberapa calon mahasiswa baru terlihat merasa keberatan mengenai pemungutan ini, “Pemberitahuan soal pungutan ini dadakan, ya mungkin orang tuanya ada yang enggak percaya sama anaknya. Kalau bisa mah ada surat dan keperluan rincian, agar orang tua kami tahu.” ujar Faiz (calon mahasiswa baru) kepada SetaraNews pada Sabtu siang  (24/8).

“Saya baru tahu soal itu sekarang. Rp60.000,- bagi saya terlalu membebani, karena  anak-anak kebanyakan engga bawa uang lebih. Saya diberitahu bahwa uang itu nantinya sebanyak Rp20.000,- digunakan untuk catering makan konsumsi , sedangkan yang Rp40.000,-nya  buat kelompok pas hari terakhir.” menurut pengakuan Bambang  (calon mahasiswa baru).

Bukan saja calon mahasiswa baru. Bahkan, sebagian panitia  ketika dikonfirmasi belum mengetahui tentang kebijakan baru ini.

Padahal, pihak Universitas pada setiap penyelenggaraan Mabim di Kampusnya berkewajiban menyediakan fasilitas penunjang pelaksanaan kegiatan masa pengenalan kampus (termasuk konsumsi). Lagi ketika dikonfirmasi, bahkan dari panitia bagian kedisiplinan sendiri masih belum mengetahui adanya pungutan biaya Rp60.000,- ini.

Menurut dari pengakuan salah satu panitia anggota Mabim Universitas, M. Abdul Hakim “Saya baru tahu soal itu hari ini. mengetahuinya juga dari panitia lain. Hari kedua sebanyak Rp20.000,- itu akan digunakan untuk membeli barang dari koperasi mahasiswa (Kopma). Sedangkan paket makan hari ke dua itu totalnya Rp60.000,-”

Belajar dari pengalaman pelaksanaan Mabim Universitas tahun 2011, sempat terjadi kehebohan di kampus karena kedapatan fakta bahwa ada selisih antara uang yang diminta oleh panitia ke peserta Mabim dengan harga yang dijual oleh Koperasi Mahasiswa. Keganjilan ini, diperparah dengan tidak adanya transparansi panitia Mabim Universitas ketika itu dengan alasan sedang tidak adanya kepengurusan BEM yang aktif (ketika Mabim 2011 pemerintahan mahasiswa dipegang oleh presidium) sehingga laporan pertanggung jawaban kegiatan pun tak banyak yang mengetahui kemana alur rimbanya.

Situasi yang sama kembali terjadi di tahun ini. Pemilihan Presiden Mahasiswa yang terus menerus diundur dan molor sejak bulan April 2013, membuat pelaksanaan Mabim Universitas tahun ini dilaksanakan oleh presidium yang memakai DPM Universitas. "Padahal, fungsi DPMU itu bukan sebagai pelaksana Mabim ataupun sebagai inisiatornya. DPMU itu legislator, MPR/DPRnya mahasiswa. Pemahaman mereka salah kaprah. " ujar Kurniawan T Arief, ketua Umum LPM Setara.

"Jangan sampai seperti aji mumpung. Para mahasiswa juga harus menuntut transparansi anggaran Mabim agar penyalahgunaan wewenang oleh panitia Mabim tidak terjadi. Ini bentuk antisipasi terhadap perilaku-perilaku korup yang dilakukan oleh Mahasiswa di lingkungan Kampus. " ujarnya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar