Rabu, 09 November 2016

Opini: (Jangan) Menyempitkan Arti Pahlawan

Opini, Setaranews.com - Surabaya, 71 tahun lalu menjadi saksi dari perjuangan 'Hidup atau Mati' yang dilakukan oleh rakyat dalam rangka membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda. Dengan semangat anti kolonialisme, rakyat berhasil mengusir penjajah dan membuat merah putih berkibar dengan gagah. Sejarah itu yang akhirnya mendasari ditetapkannya 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional. Tentunya hal tersebut dilakukan oleh pemerintah sebagai bentuk apresiasi terhadap jasa para pahlawan yang telah berjuang pada masa lampau. Sejarah itu pula yang pada akhirnya men-drive pikiran-pikiran kita semua dalam memaknai Hari Pahlawan Nasional. Ya, hal terdekat yang bisa kita lihat adalah ketika seseorang diminta menjawab pertanyaan tentang nama-nama pahlawan yang mereka ketahui, maka tokoh-tokoh tenar macam Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, Bung Tomo dan lainnya yang akan mereka sebut dalam jawabannya. Lantas siapa saja sebenarnya orang-orang yang layak disebut pahlawan?

Kata 'Pahlawan' sendiri berasal dari bahasa sanskerta. Secara sederhana dapat diartikan pahla-wan adalah orang yang banyak berbuat kebaikan (pahala). Dalam KBBI, definisi dari pahlawan yaitu orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Maka mari kita mulai bicara tentang pahlawan dalam konteks yang lebih luas, agar kita semua mendapatkan sebuah pemaknaan baru dalam merefleksi Hari Pahlawan Nasional.

Jika pada bagian awal dari tulisan ini penulis mengambil perspektif masa lampau dalam memaknai Hari Pahlawan Nasional, maka selanjutnya penulis mengajak pembaca semua untuk mau terlibat dalam pikiran menentukan siapa yang bisa disebut pahlawan pada masa kini? Semua orang bisa jadi pahlawan di era kekinian. Karena sekali lagi, pahlawan bukan hanya tentang pertempuran melawan kolonialisme, nama besar atau sumbangsihnya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pahlawan masa kini bisa lahir dari rumah-rumah, sekolah-sekolah bahkan di pinggiran jalan sekalipun. Kita sering lupa bahwa ada pahlawan yang bernama Ayah dalam keluarga, ada pahlawan yang bernama guru dalam sekolah, dan ada pahlawan yang bernama petugas kebersihan di pinggiran jalan. Layaknya super hero, dengan melaksanakan tugasnya masing-masing para pahlawan ini terus melakukan pekerjaan pahlawan yang tentunya berbeda dengan yang dilakukan oleh para pahlawan yang berjuang di masa lampau. Tanpa nama besar, tanpa penghormatan dan riuh gemuruh tepuk tangan yang mewarnai kisah-kisah perjalanan pahlawan pada umumnya. Mereka tidak menjadi kecil karena berbeda tugasnya dari pahlawan-pahlawan perjuangan, karena pada dasarnya cara kita memaknai arti kepahlawanan terkadang terlalu sempit sampai melupakan apa yang dilakukan oleh orang sekeliling kita memiliki nilai kepahlawanan.

Tentu maksud dari tulisan ini juga bukanlah mengecilkan peranan dari pahlawan masa lampau yang namanya telah tercatat sebagai sejarah perjalanan bangsa. Tapi, melihat arti pahlawan dalam konteks yang lebih luas. Seorang rekan pernah mengatakan kepada penulis, "Setiap orang ada zamannya dan setiap zaman ada orangnya". Setidaknya kalimat tersebut memberikan gambaran pula tentang pahlawan dan waktu. Lalu, setelah bicara tentang masa lampau dan masa kini, kita semua akan sampai pada sebuah pertanyaan tentang siapa pahlawan di masa depan?

Jawabannya masih sama! Semua orang bisa jadi pahlawan masa depan. Tapi dalam hal ini penulis ingin menyampaikan pandangannya tentang pahlawan yang dibutuhkan oleh Indonesia masa depan. Pahlawan yang mampu menjadi ide dan potret wajah masa depan Indonesia. Pahlawan yang bisa mewarisi semangat anti kolonialisme untuk menghadapi berbagai krisis yang terjadi di masa depan. Pahlawan yang mampu membuat sebuah peradaban hasil dari karya akumulatif antar generasi. Penulis coba memberikan opini bahwa harapan terbesar lahirnya pahlawan masa depan ada di pundak-pundak para MAHASISWA hari ini. Di tangan mahasiswa tergenggam arah bangsa. Karena sejatinya mahasiswa selalu menjadi aktor penting dalam setiap peralihan sejarah bangsa, pahlawan yang kadang tak terlihat. Semoga di masa yang akan datang para mahasiswa hari ini dapat berkontribusi secara nyata menjadi pahlawan dalam bidangnya masing-masing.

Selamat Hari Pahlawan Nasional 10 November 2016.

Hidup Mahasiswa!

Hidup Rakyat Indonesia!

Penulis: A. Ihsan Amala

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unswagati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar