Rabu, 15 Mei 2013

Stres Karena Pekerjaan & Gaya Hidup Tak Sehat Bisa Berujung Kematian

Jakarta - SetaraNews.com, Stres atau tekanan akibat pekerjaan sanggup memberikan risiko penyakit jantung bagi para pekerja. Apalagi kadang para pekerja ini tak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk mencegahnya disamping rutinitas kerja yang tidak ada hentinya. Sebuah studi baru pun menemukan jika hal ini dapat dikurangi dengan gaya hidup sehat.

Kesimpulan ini diperoleh setelah tim peneliti menganalisis data lebih dari 102.000 pria dan wanita berusia 17-70 tahun di (United Kingdom) UK, Perancis, Belgia, Swedia dan Finlandia. Gaya hidup setiap partisipan digolongkan dalam tiga kategori: sehat, cukup sehat atau tidak sehat, berdasarkan faktor-faktor risiko seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, aktif tidaknya melakukan aktivitas fisik dan tingkat obesitas.

Dalam hal ini partisipan yang dikatakan mempunyai gaya hidup sehat diketahui tidak memiliki faktor risiko apa pun, sedangkan partisipan yang gaya hidupnya cukup sehat hanya memiliki satu faktor risiko. Namun partisipan dengan dua faktor risiko atau lebih dikualifikasikan mempunyai gaya hidup yang tidak sehat.

Menurut studi yang baru saja dipublikasikan dalam Canadian Medical Association Journal, 16% partisipan dilaporkan mengalami stres akibat pekerjaan. 10 Tahun kemudian, peneliti menemukan angka kejadian penyakit arteri koroner mencapai 18,4% dari 1.000 orang yang mengalami stres karena pekerjaan dan 14,7% dari 1.000 orang yang tidak merasakan tekanan pekerjaan.

Sedangkan angka kejadian penyakit jantung pada orang yang memiliki gaya hidup tak sehat hampir mencapai 31% dari 1.000 orang dibandingkan pada orang yang gaya hidupnya sehat yang hanya 12% dari 1.000 orang. Tapi ketika gaya hidup dan pekerjaan digabungkan, angka kejadian penyakit jantungnya meningkat menjadi 31,2% dari 1.000 orang pada partisipan yang mengalami stres akibat pekerjaan dan memiliki gaya hidup tidak sehat, padahal pada partisipan yang mengaku stres karena pekerjaan namun mempunyai gaya hidup sehat jumlahnya hanya 15% dari 1.000 orang.

"Jelas jika risiko penyakit arteri koroner paling tinggi terlihat di antara partisipan yang dilaporkan mengalami tekanan pekerjaan dan gaya hidupnya tidak sehat, sedangkan partisipan yang tertekan dengan pekerjaannya tapi gaya hidupnya sehat hanya berisiko separuh" tandas Dr. Mika Kivimaki dari Departemen Epidemiologi dan Kesehatan Publik, University College London, Inggris.

"Dengan kata lain studi ini memperlihatkan bahwa gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko penyakit arteri koroner secara substansial pada orang-orang yang tertekan dengan pekerjaannya." tambahnya seperti dilansir Health.com, Selasa (14/5/2013). Peneliti pun menyimpulkan jika kondisi ini tak semata dapat diselesaikan dengan konseling untuk mengatasi stres.

Para dokter juga diminta untuk lebih memperhatikan faktor risiko dari gaya hidup pada pasien yang mengaku stres karena tekanan pekerjaan. Sepertinya apa yang dialami oleh para pekerja di Inggris, hal serupa juga terjadi di Indonesia. Biaya hidup yang semakin tinggi, serta makin tingginya tuntutan bisnis di perusahaan membuat mereka menghabiskan waktu sehari-hari dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya, dan pada akhirnya mengakibatkan stres.

 

Gambar : te2n.com

Sumber : Detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar