Selasa, 14 Mei 2013

Televisi Pengaruhi Tingkat Kelahiran Global

SetaraNews.com, Kepemilikan televisi dan liputan media secara besar-besaran menjadi faktor paling berpengaruh terhadap penurunan tingkat kelahiran di dunia.

Jumlah penduduk dunia saat ini kurang lebih berjumlah tujuh miliar jiwa. Di mana angka kelahiran terus meningkat di beberapa negara, khususnya negara berkembang seperti India.

Namun, sebuah penelitian baru justru mengungkapkan sebaliknya, tingkat kelahiran secara global telah mengalami penurunan secara signifikan di beberapa wilayah. Martin Lewis, ahli geografi di Stanford University mengungkapkan, penurunan tingkat kelahiran terutama terjadi di India yang mana setiap wanita memiliki rata-rata kelahiran 2,5 per tahun. Sementara di Amerika Serikat, setiap perempuan diperkirakan memiliki rata-rata kelahiran 2,1 per tahun, angka ini merupakan data tahun 2013.

Dari sini terlihat tingkat kelahiran India ternyata tidak terlalu menunjukkan perbedaan angka signifikan dibandingkan dengan AS yang merupakan negara maju, di mana biasanya memiliki angka kelahiran rendah. "Ini merupakan hal yang luar biasa, secara global terjadi penurunan tingkat kelahiran secara besar-besaran. Namun hal ini sepertinya kurang mendapat perhatian media," kata Lewis.

Penurunan angka kelahiran ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya pendapatan dan meningkatnya tingkat melek huruf pada wanita. Selain itu kepemilikan televisi dan liputan media secara besar-besaran menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap penurunan tingkat kelahiran di dunia.

Menurut Lewis studi mengungkapkan bahwa TV kabel berkaitan dengan penurunan laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Selain itu, juga meningkatkan kebebasan pada kaum perempuan dan menurunkan kesuburan. Mengapa menurunkan kesuburan?

Karena melalui televisi, masyarakat dapat melihat gambaran keluarga masa kini. Televisi banyak menyuguhkan model keluarga kelas menengah yang berhasil melawan dan melewati masa transisi dari tradisional menuju modernitas. Untuk membantu proses tersebut, faktanya model keluarga kelas menengah tersebut hanya memiliki sedikit anak.

Sumber: National Geographic Indonesia-Live Science

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar