Sabtu, 07 September 2013

Berita Mendag RI Katakan Invasi AS Untungkan Indonesia, Mendadak Dihapus

Cirebon, SetaraNews.com – Pemberitaan yang mengutip pernyataan Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan yang mengatakan bahwa invasi AS ke Suriah (Syria) akan memberikan manfaat bagi Indonesia, telah dihapus.

Seperti dikutip dari InvestorDaily pada Kamis (5/9), Gita Wirjawan mengatakan hal itu pada acara briefing menjelang pertemuan puncak G-20 yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di St Petersburg, Rusia.

“Kita tidak menghendaki perang. Tapi, kalau AS akhirnya menyerang Suriah dan pihak mana pun, termasuk Indonesia, tidak bisa mencegah, kita justru mendapatkan manfaat,” kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, ditulis dalam berita Investor Daily yang kini sudah tidak ada lagi (dihapus).

Selain di InvestorDaily, berita tentang peryataan Gita Wiryawan tersebut dimuat juga di BeritaSatu, Suara Pembaruan, Suarapembaruan.com, dan Investor.co.id. Namun, di BeritaSatu(dot)com berita tersebut sudah menghilang. Justru berganti dan memuat berita ralat dan permintaan maaf dari Primus Dorimulu, pemimpin redaksi Investor Daily.

Berikut kutipan berita yang kami kutip dari Investor Daily  sebelum dihapus:

Gita Wirjawan : Serangan AS ke Suriah Bagus untuk Ekonomi RI

ST PETERSBURG – Serangan Amerika Serikat (AS) ke Suriah akan menurunkan yield treasury bills AS yang saat ini sekitar 3%. Kondisi ini akan mendorong dana investasi portofolio kembali ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Kita tidak menghendaki perang. Tapi, kalau AS akhirnya menyerang Suriah dan pihak mana pun, termasuk Indonesia, tidak bisa mencegah, kita justru mendapatkan manfaat,” kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan pada acara briefing menjelang pertemuan puncak G-20 yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di St Petersburg, Rusia, Kamis (5/9).

Gita memperkirakan, AS akan tetap menjalankan kebijakan yang sudah dipertimbangkannya. The Federal Reserve (The Fed) akan mengurangi (tapering) quantitative easing (QE) karena dua alasan. Pertama, ekonomi AS sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Laju pertumbuhan ekonomi di atas 2%. Kedua, penggelontoran dana oleh The Fed dikhawatirkan menimbulkan asset bubbles. Jika dana terus dipompakan, harga aset akan jatuh. Keputusan The Fed menghentikan QE menjadi topik pembahasan para menteri ekonomi pada sidang G-20 di St Petersburg.

Para menteri keuangan dari negara berkembang khawatir, penghentian QE mendorong dana investasi portofolio mengalir ke AS, mengejar yield yang terus membubung. “Yield surat utang di AS akan naik terus,” kata Gita. Namun, jika ada serangan AS ke Suriah, harga minyak akan melejit. Begitu pula harga komoditas pertambangan dan perkebunan.

“Tapi, pada saat yang sama, yield surat utang di AS akan turun, termasuk yield (imbal hasil) treasury bills,” ungkap Gita. (*)

***

Ini gambar tulisan dalam berita ralat tersebut setelah dihapus :



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar