Selasa, 17 Januari 2017

LIDI Bersihkan Budaya Malas Diskusi

Profil, Setaranews.com – Dibekukannya Ormawa (Organisasi Mahasiswa) di Fakultas Hukum, tidak menghentikan langkah LIDI (Law Independet Discussion) untuk tetap menghidupkan kegiatan organisasi di lingkungan Fakultas Hukum. LIDI adalah sebuah organisasi yang mempunyai tujuan untuk menghidupkan kembali budaya diskusi.

LIDI pada awalnya berada dibawah naungan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Hukum, namun semenjak BEM Fakultas Hukum dibekukan, LIDI berdiri secara independen. “LIDI awal adalah naungannya BEM Hukum, namun saat ini BEM dibekukan jadi LIDI kini berdiri secara independen. Dari awal ketika ormawa hukum masih aktif, LIDI sudah ada tapi masih belum punya sekre sendiri,” tutur Dicky Candra Arifin selaku Ketua LIDI saat ditemui di sekretariat LIDI, Kamis (12/1).

Tahun terbentuknya LIDI sampai saat ini ternyata masih menjadi perdebatan. Dicky menjelaskan, jika ada dua pendapat yang mengatakan tentang tahun berdirinya LIDI yaitu tahun 2000-an dan ada pula yang mengatakan jika LIDI berdiri tiga tahun lalu. “Sampai saat ini masih menjadi perdebatan, ada yang bilang bahwasanya LIDI berdiri saat senior-senior tahun 2000an, tapi diulas lagi ternyata LIDI baru berdiri tiga tahun yang lalu," tambahnya.

Kata LIDI terinsiparasi dari sapu lidi, dengan harapan jika organisasi ini mampu untuk membersihkan mahasiswa-mahasiswa yang malas berdiskusi, mengajak mahasiswa untuk kembali membudayakan diskusi di lingkungan kampus.

Dalam satu bulan, LIDI minimal mengadakan diskusi satu kali, dengan target 10 diskusi setiap tahunnya. Menurut Dicky, pemilihan tempat diskusi di lingkungan kampus dikarenakan  fasilitas yang sudah tersedia, satu hal yang menjadi kekhawatiran Ketua LIDI jika diskusi diadakan di luar kampus adalah jumlah peserta diskusi yang akan semakin berkurang.

Ketua LIDI yang kini menempuh semester lima, menilai jika mahasiswa sekarang ini sangat malas untuk berdiskusi. Jika dilihat dari jumlah peserta diskusi yang hadir selama ini justru mengalami penurunan, bahkan langkah untuk mengajak diskusi dilakukan tidak hanya melalui media seperti pamflet ataupun postingan di media sosial, tetapi juga ajakan secara langsung, yaitu mendatangi kelas-kelas.

“Dari awal kami mengadakan diskusi tidak lebih dari 50 orang. sekarang malah menyusut, yang ikut diskusi hanya 20-30 orang. Dari banyaknya mahasiswa, hanya sekian persen yang ikut berarti dari situ mulai menyusut. Nah kami juga agak bingung nih, diadakannya suatu diskusi, mahasiswanya tidak datang, tidak diadakan diskusi bilangnya tidak ada kegiatan. Apalagi LIDI ini kan sistemnya gratis tapi tetap sulit untuk mengajak mahasiswa,” pungkasnya.

Vakumnya kegiatan organisasi di lingkungan Fakultas Hukum, membuat LIDI terus melakukan usaha untuk terus mengajak mahasiswa ikut terlibat dalam setiap kegiatan organisasi, yaitu salah satunya dengan agenda diskusi yang rutin dilaksanakan. “Kami akan terus berusaha untuk melakukan yang terbaik, soalnya kita fakultas hukum tidak punya lab hukum, tidak punya BEM, kami organisasi cuma satu di sini, kalau tidak melakukan tindakan-tindakan untuk mahasiswanya sendiri kami akan tenggelam,” tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar